NovelToon NovelToon
My Introvert Husband

My Introvert Husband

Status: tamat
Genre:Romantis / Sudah Terbit / Pengantin Pengganti / Tamat
Popularitas:68.4M
Nilai: 4.9
Nama Author: nona lancaster

“Aku tak menyukainya. Dia sangat dingin.”
Kikan adalah wanita pendiam dan sangat tidak mudah beradaptasi terhadap laki-laki.
Namun, ibunya yang sakit-sakitan ingin sekali melihat putri semata wayangnya itu agar segera menikah.
lalu kikan mendengar kabar bahwa ia akan dijodohkan dengan teman masa kecilnya yang bernama Alka yang kini menjadi pembisnis sukses.
sudah 15 tahun mereka sama sekali tidak pernah bertemu.

Kikan dan Alka saling menyetujuhi perjodohan itu
Namun, waktu akan melakukan pertemuan antar keluarga, Alka justru malah kabur dari rumah hingga kakak kandung Alka yang sangat dingin terpaksa menggantikan pernikahan tersebut.
bagaimanakah kisah pernikahan yang akan Kikan lalui dengan laki-laki yang tak seharusnya ia nikahi?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nona lancaster, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Gemercik air

Seusai melangsungkan acara pernikahan. Kikan pergi ke kamar mandi yang letaknya ada di dapur, untuk membersihkan tubuhnya dari sisa - sisa make up dan keringat yang seharian menempel di sana. Kikan tidak mandi di dalam kamarnya, karna, kebetulan Rey sedang memakai kamar mandi itu.

setelah itu, Kikan memakai baju piyama miliknya  ia mengambil handuk berwarna putih dan di balutkan handuk itu di kepalanya yang masih basah.

bukan hal yang lazim memang, mandi dan berkeramas di tengah malam seperti ini. Namun, apa daya. Kikan merasa risih jika  tubuhnya terasa lengket semua.

Kikan berjalan ke arah kamarnya dan ia memutar gagang pintu kamar yang terlihat tertutup itu. dan saat Kikan masuk ke dalam kamarnya, kedua matanya terkesiap saat melihat Rey keluar dari dalam kamar mandi dengan  telanjang dada. hingga terlihat jelas di kedua mata Kikan. otot - otot yang melapisi tubuh kekar suaminya itu. hingga membuat Kikan seketika membalikan badannya agar tidak melihat pemandangan itu semua.

Rey mengernyitkan dahinya saat melihat seseorang masuk tanpa mengetuk pintu kamar itu.

"Lain kali, sebelum masuk ketuk pintunya terlebih dahulu," tegur Rey. “Sungguh tidak punya sopan santun," mulut Rey tak henti - hentinya menggerutu kesal sambil mengenakan baju yang baru saja ia ambil dari dalam lemari. Namun, Kikan tak menghiraukan celotehan Suaminya itu.

saat di rasa, Rey sudah membaluti tubuhnya dengan seutas kain miliknya. Kikan berbalik badan dan kembali menuju ke meja rias yang terletak di sudut kamarnya itu.

Kikan mendudukan tubuhnya di atas bangku kecil yang ada di depan kaca rias, ia mulai mengeringkan rambutnya yang basah dengan menggunakan handuk yang sempat ia lilitkan di kepalanya. dan kemudian ia menyisir rambut panjang miliknya itu. sesekali kedua mata Kikan melihat pantulan suaminya dari balik cermin yang terlihat baru saja membaringkan tubuhnya di atas tempat tidur.

Kikan masih tak bergemming akan posisinya. sekalipun rambutnya sudah kering, ia sama sekali tak beranjak dari meja rias itu hingga ia menguap dan  matanya terlihat ber-air.

"Ya Tuhan, aku sungguh lelah, dan rasanya mengantuk sekali, tapi-- " Kikan bergumam, lagi - lagi kedua mata Kikan melirik ke arah cermin yang  terlihat akan pantulan suaminya yang sudah tertidur dengan begitu pulasnya.

"Bagaimana aku bisa satu tempat tidur dengannya. atau-- " Kikan seketika langsung beranjak dari duduknya, ia menggantungkan handuk miliknya yang basah dengan mengunakan hanger. kemudian ia melangkahkan kakinya untuk keluar dari kamar. namun, saat Kikan membuka pintu kamarnya, tiba - tiba sudah terlihat Lilis berdiri di depan pintu kamar itu.

"Tante," Kikan memanggil nama itu.

"Mama ... bukan Tante! kan Kikan sekarang sudah menjadi menantu Mama," tutur Lilis seraya menyentuh lembut dagu runcing menantunya itu.

"Ehm i-iya, Mama." Kikan memanggil sebutan itu dengan canggung, rasanya ia benar - benar tak biasa  memanggil nama Lilis dengan sebutan itu.

"Rey dimana sayang? dan kamu ... kamu mau kemana, Nak. " Lilis bertanya dengan menyipitkan kedua matanya.

"Dia sudah tidur, Ma. dan Kikan mau pergi ke kamar ba-- "

"Kamu mau pergi ke kamar siapa?  Jangan bilang kamu tidak mau tidur satu kamar dengan Rey," tukas Lilis.

"E-ehm ti-tidak kok Tante, Eh ... maksud Kikan, tidak kok, Ma. Kikan hanya mau pergi ke kamar Ibu untuk memastikan apa Ibu sudah meminum obat atau belum," kata Kikan, ia sengaja terpaksa berbohong.

"Jangan terlalu mengkhawatirkan Ibumu, Ibumu sudah tidur dan Tante sudah membantu meminumkan obatnya. sekarang ayo kamu cepat tidur," perintah Lilis dengan mendorong pelan tubuh Kikan menuju ke tempat tidur. Lilis membantu menantunya itu untuk merebahkan tubuhnay dan menarikan selimut hingga ke atas dada Kikan. hingga membuat Kikan tak bisa membantah akan perinta mertuanya itu.

"Sekarang kamu tidur, ya. suamimu saja sudah tidur. Mama tinggal dulu ya, Nak," pamit Lilis, sebelum itu. Lilis terlebih dulu mencium kening Kikan. dan sesegera mungkin berlalu meninggalkan kamar itu.

Kikan menghela napas dan melirik takut ke arah suaminya yang terlihat sudah tertidur, Kikan benar - benar canggung  akan situasi yang saat ini ia rasakan, benar saja, Kikan harus berbagi tempat tidur dengan laki - laki sesuatu yang belum pernah ia lakukan sebelumnya.

tubuh Kikan merasa lelah, ia begitu tak leluasa menempati tempat tidur itu hingga Kikan berulang kali berguling kesana kemari untuk menentukan posisi yang nyaman untuk dirinya tidur. hingga membuat gelombang dan gerakan pada tempat tidur itu di rasakan oleh Rey.

"Apa kamu bisa diam? kenapa dari tadi bergerak? Sungguh mengganggu," suara Rey benar - benar membuat jantung Kikan hendak terlepas dari tempatnya. Kikan menggigit bibir bawahnya dn melihat ke arah suaminya yang sedang melototkan kedua matanya itu.

"Ma-maaf, aku tidak terbiasa berbagi tempat tidur sebelumnya," kata Kikan.

"Itu urusanmu bukan urusanku! cepat tidur! kalau kau masih terlalu banyak bergerak, lebih baik tidurlah di lantai. jangan mengganggu kenyamanan tidurku." Rey setengah berteriak, ia membelakangi Kikan dan kembali memejamkan kedua matanya.

"Dia berbicara seperti itu  seolah - olah kamar ini adalah miliknya, padahal ini kan kamarku. "Bibir itu tak henti menggerutu akan kekesalan yang tengah di rasakan Kikan terhadap ucapan Rey.

"Kau bicara apa baru saja," teriakan Rey terdengar kembali di telinga Kikan.

"Ti-tidak," saut Kikan.

"Kau bicara lagi akan ku pastikan kau tidur di bawah lantai," kata Rey dengan posisi semulanya. Kikan tak bisa berkata, ia menarik selimutnya hingga menutupi kepalanya dan mencoba memejamkan matanya. bahkan ia sesekali ia rela menahan nafasnya agar tidak di engar dengan laki - laki yang ada di sampingnya itu. sungguh konyol.

1
Nur Hasanah
Luar biasa
Nurul Hermanto
/Sob/
Fetnayeti Winarko
Luar biasa
Nurul Hermanto
./Sob/
Nurul Hermanto
/Grin/
Nike Raswanto
kembali baca nih /Bye-Bye/
⋆.˚mytha🦋
hmmmm... awas lunye bucin rey
dhedoy wahyudi
Luar biasa
Melizz
seketika ada sebongkah rasa penyesalan di hati Alka yang sudah menolak perjodohan dengan Kikan... /Sweat/
Melizz
terus Ray masa Kikan harus berubah dulu jadi indomie biar jadi selera mu... /Curse/
Rifa Lisa
di kira pampers ya😂😂😭
wkwkwkwkw jalu
ini latar belakangnya kehidupan di luar negeri ya bukan di Indonesia
Endah Hartati
Luar biasa
Kristin Hluvart
alurnya bagus. ceritanya ringan
Lidya
Luar biasa
Dede Esih
kembali baca kangen ❤️
Masriah Masriah
bagus ceritanya sampai terharu aku bacanya dan ber akhir bahagia.. semangat ya thor terus berkarya..
Kholimah Sry Nanda
Kecewa
Kholimah Sry Nanda
Buruk
Tika Wibisono
Epilognya terlalu panjang, seharusnya dibagi-bagi jadi beberapa episode.. btw aku sangat menikmati ceritanya..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!