Melahirkan Anak Untuk Wanita Lain

Setelah tidur siang bersama Aimee di bangsal rumah sakit, Mason diam-diam meninggalkan ruangan tersebut.

Dia mengemudikan mobilnya kembali ke mansion keluarga Stalder.

Mansion keluarga Stalder adalah sebuah manor mewah yang mencakup area seluas 40 hektar. Dibutuhkan waktu lebih dari sepuluh menit untuk mengemudi masuk ke dalam mansion dari gerbang yang megah dan anggun.

Garasi parkir mansion keluarga Stalder bisa disebut sebagai pameran mobil mewah.

Di ruang tamu mansion Stalder, kedua ipar Mason sedang menikmati teh sore.

Mason bersiap untuk naik ke lantai atas seolah-olah tidak melihat mereka.

"Ah, Mason, kau sudah pulang. Sangat jarang melihatmu di rumah. Pasti melelahkan ya menemani pacarmu setiap hari?" ipar Mason yang bernama Tamara Bigler berkata kepada Mason dengan senyum menggoda.

Mason hanya meliriknya dengan acuh tak acuh, naik ke lantai atas dengan wajah dingin tanpa merespons.

Menyadari bahwa Mason sama sekali tidak ingin berbicara dengannya, dengan wajah panas bertemu pantat dingin, ekspresi wajah Tamara jelas menjadi sedikit buruk.

Ipar kedua bernama Miriam Mettler berkata sambil tersenyum, "Kau tahu Mason tidak suka berbasa-basi, jadi jangan provokasi dia!"

Keluarga Stalder adalah keluarga besar. Kakek memiliki tiga putra dan dua putri. Salah satu putranya lebih tua dari ayah Mason, tetapi dialah satu-satunya pewaris keluarga Stalder.

Karena tidak seperti yang lain, ayah Mason lahir dari kakek dan istrinya yang sah, sementara yang lain adalah anak-anak dari kekasihnya.

Salah satu paman Mason dan salah satu pamannya memiliki putra, yaitu sepupu pertama Mason bernama Jerome dan sepupu kedua bernama Fabio.

Semua orang mengawasi posisi pewaris keluarga Stalder.

Ayah Mason meninggal dalam kecelakaan saat mengemudikan yacht di masa mudanya, dan ibunya melarikan diri setelah melahirkannya.

Dia bahkan tidak tahu seperti apa wajah ibunya sendiri.

Sejak kecil, dia tumbuh sendirian dalam lingkungan seperti itu di mana setiap orang memiliki niat tersembunyi dan bertarung secara terbuka maupun diam-diam.

"Tok tok", pintu kayu solid mengeluarkan suara yang jernih, dan suara tua terdengar dari dalam ruangan.

"Masuk."

Mason membuka pintu dan masuk. Di dalam ruangan, seorang pria tua berambut abu-abu yang duduk di kursi roda berbalik dan menghadapnya.

"Mason, kau sudah pulang."

"Kakek, aku punya sesuatu untuk diberitahu."

"Apa itu?"

"Aku berencana pindah." kata Mason tanpa ekspresi.

"Kau tidak tinggal di rumah selama sepuluh hari atau setengah bulan. Apa bedanya antara pindah dan tinggal? Kau hanya tinggal di rumah sakit setiap hari dengan wanita yang tidak akan hidup lama itu? Mason, kau harus tahu bahwa kau adalah satu-satunya pewaris keluarga Stalder, dan mustahil untuk bersama dengan wanita itu. Kau akan melahirkan generasi pewaris keluarga Stalder berikutnya, bisakah wanita itu melakukannya untukmu?" Darius tidak setuju ketika Aimee didiagnosis dengan penyakit terminal dan mungkin tidak akan hidup lama, bahwa Mason akan bersamanya.

"Tubuh Aimee baik-baik saja sekarang. Aku meminta dokter untuk melakukan inseminasi buatan pada Aimee di rumah sakit kemarin. Jika berjalan lancar, bayinya akan laki-laki. Bagaimanapun, aku hanya memberitahu kakek bahwa aku akan pindah, apakah kau setuju atau tidak setuju, aku akan tetap pada keputusanku." Setelah Mason selesai berbicara, dia membungkuk ringan kepada Darius dan meninggalkan ruang kerja.

Kembali ke kamar, Mason mengemas beberapa barang penting, kemudian menyeret koper dan berjalan turun.

Tepat ketika Mason keluar dari kamar, dia kebetulan bertemu dengan kakak sepupunya Jerome.

"Mason, aku baru saja mendengar dari kakek bahwa kau akan pindah? Kakek tampak sangat marah. Apakah kau benar-benar berencana pindah?"