memiliki kehidupan yang kejam membuat sang yuzhing anak sang jendral menyerah dalam hidupnya, selalu di perlakukan buruh oleh ibu dan adik tirinya membuat dia semakin ingin meninggalkan kehidupan nya yang malang sampai terjadi pertukaran jiwa dalam tubuhnya yang disi oleh seorang wanita pada masa moderen
siapa wanita yang berkarnasi tersebut?
apa yang terjadi selanjutnya?
mari ikuti sampai akhir kisah yuzhing atau yuzi di masa lalu......
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon blacktwingky, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 6: pertemuan pertama
"Hentikan " teriak yuzhing sedikit keras karna jarak masih lumayan jauh
lalu mendekat ke arah mereka "apa yang kalian lakukan kepada pelayan ku?" Ucapnya datar
"fuzi kau tak apa apa ?, lepas kan dia "lanjut nya
Ibu selir dan shumai menatap heran ke arah shuzing mereka seperti melihat orang lain saja karna keberanian nya biasanya dia selalu diam saja saat di tindas tanpa melawan tapi kali ini
" apa kau sudah berani pada ku wanita bodoh?" ucap ibu selir
yuzhing tersenyum lalu berkata "salam ibu selir, ada apa kedatangan ibu selir ke sini"
"Bukanya menjawab dia malah balik bertanya dasar sampah" guma shumai dalam hati
"kau mulai tuli rupanya, Baik lah akan ku jawab kau sudah cukup bersantai santainya" ucap ibu selir
yuzhing menyengit kan keningnya saat ibu selir mengatakan itu
" wanita jelek seperti tidak pantas berada di pivaliun jendral ini bikin aib saja bagi keluarga " ucap shumai
"lalu yang pantas di sini siapa kau anak pelakor atau ibu mu wanita rubah?" ucap nya lantang dan menyala, yuzhing sangat tidak suka dengan perselingkuhan apalagi 2 istri dia masih membenci nya
" sungguh berani sekali kau sampah, dasar anak j*l*#g " ucap ibu selir sambil hendak manju untuk menampar nya
tapi tidak berhasil karna tangan yuzhing menangkap tangan ibu selir lalu dia berkata " mengapa aku tidak berani IBU SELIR , status mu saja lebih rendah dari ku PUTRI SAH JENDRAL" yuzhing tersenyum sinis
"Kurang aja kau , berani sekali akan ku adukan pada ayah jendral , dan kau bilang aku pelakor tadi apa itu pelakor ??" tanya shumai atau sering di panggil mai
"hahahah bukan apa apa hanya wanita perebut laki orang, kalian mau aku membersihkan pivaliun kalian kan , baiklah aku akan ke sana bersama fuzi , silahkan kalian pergi duluan bukannya kalian alergi dengan kemiskinan?" sengaja berucap agar mereka segera pergi
"kau tunggu saja nasib sial mu akan segera datang kembali, dasar anak sampah sialan" ucap ibu selir
mereka pun pergi dari sana dalam keadaan dongkol
"fuzi kita akan ke sana siapkan alatnya, kita akan sedikit bersenang" ucapnya sambil tersenyum sinis
fuzi melirik putri dan merasa ada yang aneh dengan sikapnya" baik pu.. putri"
" huff kalau bukan karena misi ku mencari kalung itu tidak akan aku ke pivaliun mak lampir, aku malah alergi dengan emas diding rasanya pengen aku jual saja atau ku jadikan perhiasan, gak lucu kan aku malah berbinar menatap Diding itu ntar di kira rayap emas lagi hihhihi gumamnya sendiri
.........
"fuzi apa kita di izinkan masuk ke pivaliun ibu selir?" ucap yuzhing
fuzi berbisik " tidak putri kita hanya di belakang saja , apa putri ingin ke sana?" tanpa curiga karna putri nya sangat bersemangat dari tadi membahas ruangan atau pivaliun ibu selir dia heran apa yang akan Putri nya lakukan
" iya ada sesuatu barang ku yang di tahan di sana aku ingin itu kembali , bisa kah kau membantuku agar aku masuk ke sana tanpa dicurigai?" ucap yuzhing
"putri sebenarnya saya bisa membuat putri masuk ke sana tapi " dia ragu hendak menyampaikan nya
"tapi putri kita harus menyamar menjadi pelayan bagian dapur yang mengantar makanan " ucapnya lagi
Yuzhing menatap fuzi datar lalu tersenyum sinis " pelayan dapur ya ? Baiklah tidak buruk yang penting bisa masuk dan untuk penyamaran sungguh aku ahlinya"
" baiklah putri besok pagi putri akan menyelinap karna saat malam nantik putri akan ke tempat tinggal mereka secara diam untuk menetap disana sampai pagi agar tidak ada yang curiga" ucap fuzi
Lalu dia mengangguk dan lanjut membersihkan halaman belakang
..........
Aiss bukan alergi kali itu tapi mata duitan masak alergi malah suka itu mah mata duitan hihihihi
semoga tulisannya bisa diperbaiki lgi
semangaat thor