NovelToon NovelToon
Cinta Dalam Dua Ikrar

Cinta Dalam Dua Ikrar

Status: sedang berlangsung
Genre:Selingkuh / Pelakor / Ibu Mertua Kejam / Pelakor jahat
Popularitas:8k
Nilai: 5
Nama Author: viaeonni

⛔: Ini hanya fiksi, jika terdapat kesamaan nama, tempat atau kejadian, itu hanyalah kejadian yang tidak disengaja.

Wilona percaya ia memiliki segalanya—cinta, rumah tangga yang hangat, dan suami yang setia. Tapi semua runtuh saat seorang wanita datang membawa kenyataan pahit: ia bukan satu-satunya istri. Lebih menyakitkan lagi, wanita itu telah memberinya sesuatu yang tak bisa Wilona berikan—seorang anak.

Dikhianati oleh orang yang paling ia percaya, Wilona harus memilih: terpuruk dalam luka, atau berdiri dan merebut kembali hidupnya.


"Ketika cinta tak cukup untuk setia… akan kau pilih bertahan atau pergi?"

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon viaeonni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 6

Pukul satu dini hari, suasana kamar yang tenang mendadak terusik oleh suara dering ponsel. Wilona mengerjap pelan, bangun dari tidurnya yang semula nyenyak. Di sampingnya, Aryan masih pulas, memeluk tubuhnya dengan erat seperti biasanya.

Wilona menoleh pelan, menatap wajah suaminya yang terlihat begitu damai dalam tidurnya. Ia ragu, apakah harus membangunkannya atau tidak. Tapi melihat betapa lelapnya Aryan, ia memilih untuk tidak mengganggu. Tangannya perlahan meraih ponsel yang bergetar di nakas.

Matanya menyipit membaca nama di layar.

"Mama Willy?"

Alis Wilona langsung bertaut. Siapa itu? Ia tak pernah mendengar nama itu sebelumnya. Tidak ada keluarga Aryan yang bernama Willy. Dan siapa yang sampai dipanggil Mama Willy?

Dering berhenti.

Namun, sebelum sempat Wilona berpikir lebih jauh, notifikasi pesan masuk muncul.

“Mas… kamu sudah tidur? Willy dari tadi nangis terus, sepertinya dia cariin Papanya. Suhu tubuhnya juga hangat kembali. Aku takut Mas… Mas Aryan besok kesini ya…”

Jantung Wilona berdetak kencang. Apa maksud semua ini, ada hubungan apa dengan suaminya, kenapa pesan ini seolah-olah menunjukkan kedekatan diantara mereka.

Papanya?

Willy cari Papanya?

Mas Aryan?

Tangan Wilona mulai gemetar saat membaca pesan itu. Siapa Willy? Dan mengapa anak itu mencari suaminya? Siapa perempuan yang mengirim pesan itu dan mengapa memanggil Aryan dengan begitu mesra dan cemas?

Dengan jari yang tak lagi stabil, Wilona membuka riwayat chat dari pengirim itu. Tapi tidak ada apa-apa. Semuanya bersih. Bahkan riwayat panggilan juga hanya tersisa panggilan saat ini.

Mungkin sudah dihapus.

Notifikasi berbunyi lagi.

“Mas, pokoknya besok harus kesini. Kasihan Willy, sepertinya dia nggak mau jauh dari kamu.”

Seolah tak kuat lagi, Wilona meletakkan ponsel itu perlahan ke tempat semula. Air mata jatuh tanpa bisa dibendung. Semua pertanyaan berputar di kepalanya, membuat pikirannya kacau.

Ia menarik selimut hingga menutupi seluruh tubuhnya, membelakangi Aryan yang masih tertidur pulas. Tangisnya pecah dalam diam. Ia tidak mengerti… dan belum siap memahami. Tapi pesan-pesan itu jelas menunjukkan ada sesuatu yang disembunyikan suaminya.

Pagi harinya, Aryan terbangun dan tidak mendapati istrinya disamping nya. Setelah mandi dan bersiap untuk berangkat kerja, ia membuka ponselnya dan menemukan beberapa pesan dari Amanda. Dahi Aryan langsung mengernyit.

Semua pesan itu sudah terbaca. Bahkan riwayat panggilan yang tadi malam pun tampak sudah dibuka. Dadanya mendadak sesak. Ia sangat yakin jika Wilona yang melihatnya.

Dan yang lebih membuatnya khawatir, Amanda memberitahu bahwa Willy demam lagi. Jika saja ia tahu sejak tadi malam, pasti ia akan langsung datang. Tapi kini, semuanya sudah terlanjur.

Ia sangat khawatir pada keadaan putranya yang sering sakit tiba-tiba. Jika terjadi sesuatu pada putranya itu ia tidak akan pernah bisa memanfaatkan dirinya sendiri. Ia tidak ingin lagi kehilangan anak untuk yang kedua kalinya, cukup dengan bayinya dengan Wilona yang pergi sebelum lahir ke dunia.

Bisa dibilang Aryan sedikit trauma jika menyangkut anak.

Tanpa pikir panjang, Aryan langsung melangkah cepat keluar kamar, mencari Wilona.

Ia menemukannya di dapur, tengah menata sarapan di atas meja. Tanpa berkata-kata, Aryan menarik tangan Wilona agak kasar.

"Mas! Ada apa?" Wilona sedikit terkejut, tak mengerti kenapa suaminya bersikap seperti itu.

"Kamu dengar ponsel Mas berbunyi tadi malam, kan?" Aryan menatap tajam, nadanya terdengar penuh tekanan. Mengabaikan wajah pucat dan sembab istrinya, yang tidak bisa tidur setelah melihat pesan di ponsel pria itu.

Wilona mengangguk pelan. "Iya... tapi Mas tidur pulas banget, aku nggak tega bangunin..."

"Kenapa kamu diam saja?! seharusnya kamu membangunkan aku, Itu panggilan penting! Sangat penting!" bentaknya.

Deg.

Jantung Wilona seperti diremas. Aryan… membentaknya?

Ini untuk kedua kalinya selama mereka menikah, Aryan membentaknya. Dan semua hanya karena sebuah telepon? Sepenting itukah pesan itu, hingga suaminya tega membentak dan menarik kasar tangannya.

"Memangnya siapa yang nelpon? Kenapa Mas sampai segini marahnya hanya karena telepon?" Wilona mulai menangis, tak bisa menahan perasaannya. Belum lagi ia masih kepikiran dengan pesan semalam.

"Itu bukan urusanmu!" tukas Aryan ketus. "Dan mulai sekarang, jangan pernah buka-buka isi ponsel orang lain lagi. Itu nggak sopan!"

“Orang lain?” Wilona tercekat. “Aku ini istrimu, Mas! Bukan orang lain!”

"Tetap saja, itu adalah priv-"

Aryan hendak membalas, namun suaranya terhenti saat melihat layar ponselnya kembali menyala, Mama Willy.

Wilona juga melihatnya. Dan kali ini, ia tahu, semua firasat buruknya bukan sekadar rasa cemas semalam.

Tanpa menjawab apa pun, Aryan langsung melangkah keluar rumah sambil mengangkat telepon itu.

"Mas Aryan mau ke mana?! Jelasin dulu ke aku, Mas!!!" teriak Wilona, namun kakinya seolah tidak sanggup untuk mengejarnya. Bibirnya terkatup saat suaminya tetap melenggang pergi, tanpa menjelaskan apapun.

Aryan tetap pergi. Tak menoleh. Tak menjawab. Ia terus berjalan cepat ke mobil dan meninggalkan rumah, seolah semua teriakan Wilona tak pernah ada.

Wilona jatuh terduduk di kursi makan. Tangisnya pecah begitu saja.

"Kenapa, Mas? Siapa dia? Kenapa Mas tega bentak aku, padahal aku cuma ingin tahu…"

Pelayan rumah yang sempat melihat semuanya hanya bisa menunduk prihatin. Belum pernah ia melihat Nyonya Wilona menangis seperti ini. Dan Tuan Aryan begitu dingin hari ini.

Sementara itu, di dalam mobil, Aryan berbicara dengan Amanda. Terdengar nafas lega saat mendengar suara Amanda yang mengatakan bahwa putra mereka baik-baik saja.

Sudah terlalu sering Amanda meminta Aryan datang dengan alasan anaknya. Aryan tidak menyadari kejanggalan itu, bukan pertama kalinya hal ini terjadi dan saat ia benar-benar datang kondisi putranya baik-baik saja. Justru pertemuan itu selalu berakhir dengan adegan ranjang yang semakin mempererat hubungan mereka.

"Aku akan segera ke sana, Amanda. Makasih sudah jaga Willy semalaman. Maaf, aku nggak tahu kamu nelpon semalam… Kamu mau nitip apa? Aku beliin dulu sebelum ke sana."

Suara Aryan terdengar lembut, berbeda jauh dari nada kasarnya pada Wilona tadi. Sungguh kontras. Pria itu juga menawarkan membeli sesuatu pada Amanda, ia memang lebih sedikit perhatian setelah wanita itu mengandung dan melahirkan seorang putra untuknya.

"Wilona… aku kecewa padamu. Seandainya kamu bangunin aku tadi malam, Willy nggak akan nangis semalaman. Kamu egois," ucap Aryan, tak sadar bahwa rasa bersalahnya telah berubah menjadi kemarahan yang salah arah.

Ia melajukan mobil dengan kecepatan sedikit tinggi. Hatinya gelisah, pikirannya kacau. Tapi yang terlintas di benaknya saat ini hanya Willy, anak yang ia sembunyikan, dari istri kedua yang ia tutupi, dan kebohongan yang ia rawat terlalu lama.

Penyesalan yang terlontar dari bibir Aryan pun hanya menjadi angin lalu. Ingin mengakhiri hubungan dengan Amanda nyatanya hanya menjadi omong kosong. Seolah pria itu tidak konsisten dengan tujuannya, ia masih terombang-ambing antara jujur dan takut kehilangan sesuatu yang telah membuatnya nyaman.

JANGAN LUPA BERI LIKE, KOMEN DAN VOTE

DUKUNGAN TEMAN-TEMAN SEMUA SANGAT BERHARGA.....LOVE YOU ALL.....

TBC.

1
Kasih Bonda
next Thor semangat
Arbaati
udah tak kasih vote Thor....Hayuk lanjuuut....
Linda Liddia
Semangat thor lanjut donk up ato crazy up..
Kostum Unik
Up lg kak
Lee Mbaa Young
semangat wilona,,
Kasih Bonda
next Thor semangat
Arbaati
nyesek Thor /Sob/
Kostum Unik
Up lagi kak
Kasih Bonda
next Thor semangat
3sna
ttp ada wc umum
Retno Harningsih
lanjut
Kostum Unik
Banyakin kisah Wilona dong kak.. Jgn Aryan terus. Pengen bgt Aryan ktm Wilona dg wajah baru biar makin nyesek nyesel /Panic/
Lee Mbaa Young
pezina oleh pelacur. Wes cocok. terusno smpe kenek penyakit
Lee Mbaa Young
Wes cocok iku, pezina oleh pezina.
Wes to gae duso seng okeh bar iku garek entuk karmane.
ko lek wes miskin po knek penyakit br tau rasa.
Lee Mbaa Young
waowww kali ini Amanda dpt lawan yg sepadan.
bagus bagus biar tmbh hancur nnti.
dah bner si anak dpt wanita baik hidup tertata mlh di hancurkan.
Sekarang balik lagi Aryan suka mabuk dan free sex. sakit kau nnti Amanda kl tau Aryan bgitu 🤣
Kostum Unik
Up lagi kapan kk author
Retno Harningsih
lanjut
Daulat Pasaribu
taik kelen semua nya.klo bisa kena karma kalian sekeluarga.biar tau kalian penyesalan karna uda nyakitin hati istri yg begitu tulus
Daulat Pasaribu
kasian juga jadi wilona,uda setia,penurut sampai rela ninggalin keluarganya malah diselingkuhi.tapi pelajaran juga buat wilona
Kasih Bonda
next Thor semangat
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!