NovelToon NovelToon
Sang Bunga Kekaisaran

Sang Bunga Kekaisaran

Status: sedang berlangsung
Genre:Reinkarnasi / Mengubah Takdir / Kelahiran kembali menjadi kuat / Fantasi Wanita
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Celestyola

Lady Seraphine Valmont adalah gadis paling mempesona di Kekaisaran, tapi di kehidupan pertamanya, kecantikannya justru menjadi kutukan. Ia dijodohkan dengan Pangeran Pertama, hanya untuk dikhianati oleh orang terdekatnya, dituduh berkhianat pada Kekaisaran, keluarganya dihancurkan sampai ke akar, dan ia dieksekusi di hadapan seluruh rakyat.

Namun, ketika membuka mata, ia terbangun ke 5 tahun sebelum kematiannya, tepat sehari sebelum pesta debutnya sebagai bangsawan akan digelar. Saat dirinya diberikan kesempatan hidup kembali oleh Tuhan, mampukah Seraphine mengubah masa depannya yang kelam?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Celestyola, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Kembali ke Istana

...**✿❀♛❀✿**...

Kereta berhias lambang kerajaan itu berderak pelan di jalan berbatu, roda-roda besi memecah keheningan pagi yang masih diselimuti kabut tipis. Kuda-kuda yang menariknya berderap mantap, hembusan napas hangat mereka mengepul putih dalam udara dingin. Dari dalam, Pangeran Frederick bersandar dengan tenang, meski wajahnya terlihat sedikit murung.

Jendela kecil di sisinya menampilkan deretan pepohonan tua, berdiri seperti pasukan bisu yang menjaga jalan pulang menuju istana. Frederick menatap kosong ke arah mereka, seolah pepohonan itu membawa bisikan yang tak ingin ia dengar.

Sesekali bayangan Seraphine melintas di benaknya, tatapannya yang berani, ucapannya yang penuh perhitungan, dan senyumnya yang tak pernah bisa dirinya abaikan.

Kalimat itu kembali terngiang. Ia tahu gadis itu serius. Ia juga tahu bahwa Seraphine bukan gadis biasa yang hanya tahu tersenyum manis di balik gaun. Kini gadis itu adalah seseorang yang mampu menciptakan badai hanya dengan mengucapkan beberapa patah kata.

Frederick menutup mata, tangannya yang bersarung kulit mengepal. “Bahaya,” gumamnya lirih. Ia menghela napas dalam, Seraphine sungguh berbahaya bagi jantungnya yang tidak terbiasa berdebar.

Kereta akhirnya memasuki gerbang istana. Trompet berbunyi dengan lantang menyambut kedatangan sang pangeran. Barisan penjaga berdiri tegak, derap sepatu mereka menghentak serempak saat Frederick turun.

Sekejap, wajahnya berubah, dari seorang pria yang tenggelam dalam renungan, menjadi pangeran dengan raut datar yang penuh wibawa.

“Selamat datang kembali, Yang Mulia,” sambut salah satu komandan penjaga dengan membungkuk dalam.

Frederick mengangguk singkat. Lalu bertanya "Di mana Yang Mulia Kaisar berada sekarang?"

"Hamba mendengar, Yang Mulia Kaisar berada di kamarnya hari ini, Yang Mulia," jawab komandan itu.

"Di kamar? Bukankah pada jam-jam sekarang Yang Mulia seharusnya berada di aula rapat?" tanyanya dengan agak heran.

"Benar Yang Mulia. Namun, hari ini Yang Mulia Kaisar merasa kurang enak badan, jadi beliau beristirahat di kamarnya," jelas Komandan.

Frederick akhirnya mengangguk mengerti, ia melangkahkan kakinya menuju kamar sang Ayah. Selain untuk memberi salam dan melaporkan kembalinya ia dari wilayah Valmont, ia juga ingin melihat keadaan Ayahnya yang dikabarkan sakit.

Kamar pribadi Kaisar diterangi cahaya lilin yang temaram. Tidak ada kemegahan berlebihan di sini. Hanya ada rak penuh buku, meja kayu tua, dan kursi berlapis beludru yang sudah lama menemaninya.

Kaisar, dengan pakaian istirahatnya, tampak jauh lebih manusiawi dibanding sosok agung yang dilihat rakyat di balairung.

Frederick masuk dengan langkah tenang, lalu membungkuk dalam.

“Hamba menghadap Paduka.”

Kaisar mengangkat tangannya sambil tersenyum tipis.

“Sudahlah, Frederick. Di sini kau bukan seorang bawahan, melainkan anakku sendiri. Duduklah,” perintahnya.

Pria muda itu mengangguk, ia lekas duduk di hadapan Ayahnya. Lalu, netranya memandang khawatir pada sang Ayah.

"Saya dengar Ayah sedang sakit, bagaimana kondisi Ayah?" tanyanya.

Pria baya itu terkekeh, ia senang melihat anaknya tampak begitu khawatir pada kondisi kesehatannya. "Ayah baik-baik saja. Hanya perlu istirahat sejenak."

"Lalu, bagaimana dengan prosesi lamaranmu?Lady itu menerimanya, kan?" tanyanya kemudian.

Frederick tersenyum tipis, ia mengangguk mantap. "Semuanya berjalan lancar, Ayahanda."

"Sebenarnya Ayah sempat heran kenapa Kau lebih memilih menjadikan Lady Valmont yang baru debut sebulan yang lalu sebagai calon istrimu dibanding Lady dari keluarga yang lain, tapi karena melihatmu begitu mantap untuk melamarnya, Ayah pun memberikan izin." Kaisar menatap dalam mata putranya.

"Sekarang bisakah Kau ceritakan alasanmu?" tanyanya kemudian.

"Lady Seraphine itu memiliki potensi, Ayahanda. Ia bisa menjadi tiang penopang yang luar biasa, jika diarahkan dengan benar.” Frederick menjawab dengan tenang. Tapi, matanya menampilkan binar yang dapat disadari oleh Kaisar dengan cepat.

"Banyak yang meremehkannya karena dia baru memulai debutnya di kalangan bangsawan, tapi dia punya kepala dingin dan lidah yang tajam, dia bahkan berani menilai diri Saya, Ayah,” jelasnya lagi sembari terkekeh singkat.

Kaisar hanya tersenyum, ia menyadari, tampaknya Putranya telah menemukan seseorang yang dia kasihi.

Setelah itu mereka tak lama berbincang, selain karena ia mempunyai urusan lain, Kaisar pun juga butuh istirahat.

..........

Malam turun perlahan, membawa kesunyian ke seluruh sudut istana. Angin dingin berembus lewat jendela besar kamar Frederick, menggoyang tirai beludru gelap yang tergantung menjuntai. Api perapian berderak, memberi cahaya yang hangat di tengah ruangan yang sepi.

Frederick duduk di kursi dekat meja tulisnya, sebuah gelas anggur merah berada di tangannya. Matanya menatap cairan merah itu lama, seolah mencari jawaban di dalamnya.

Bayangan Seraphine kembali hadir. Senyuman itu—senyum yang memadukan keberanian, kecerdikan, dan sedikit keangkuhan. Senyum yang membuatnya tertegun lebih lama dari yang seharusnya.

Gadis itu selalu luar biasa, bahkan di dalam ingatannya yang bertumpuk tak beraturan, tampilan Seraphine selalu mempesona. Ia mengingat sorot matanya yang tajam, kalimat-kalimatnya yang seringkali terdengar seperti pedang tipis yang menusuk sasaran tanpa ampun. Namun justru itulah yang membuatnya berbeda dari gadis bangsawan lain yang pernah ia temui.

Frederick meneguk anggurnya perlahan, membiarkan rasa getir dan manisnya bercampur di lidah. “Apakah dengan cara seperti ini kau berhasil membunuhku?” bisiknya pada dirinya sendiri.

Ia menutup mata, membiarkan kilasan mimpi buruk yang akhir-akhir ini kerap menghantui datang kembali. Dalam mimpi itu, Seraphine berdiri di atasnya, mata gadis itu basah oleh air mata, namun tangannya berlumur darah.

Darahnya, dan meski itu hanya mimpi, rasa sakit yang menusuk di dadanya terasa begitu nyata.

...**✿❀♛❀✿**...

...TBC...

1
Ita Xiaomi
Apakah Frederick jg mengalami hal yg sama hidup kembali setelah kematiannya?
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 4 replies
Ita Xiaomi
Jgn nak mengarang bebas Virrel😁.
Ita Xiaomi
Setuju.
Ita Xiaomi
Keren ceritanya. Mulai adu kecerdikan dan strategi. Semangat berkarya kk. Berkah&Sukses selalu.
Ita Xiaomi: Sama-sama kk.
total 2 replies
celestyola
aciyeeee
kleponn
Kata² keramat ini
celestyola: Real haha
total 1 replies
kleponn
typo kah?
celestyola: iyaaa ih typoo rupanyaa, aku nggak sadar klo typo😭
total 1 replies
Ateya Fikri
seraphine ini hobi bgt di taman🗿
Ateya Fikri
tiba-tiba banget ngajak nikah sdh kaya ngakak makan bakso
Ateya Fikri
ada benih-benih cinta ni yeee
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!