NovelToon NovelToon
Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Pelacur Ini Adalah Ibu Terbaik

Status: sedang berlangsung
Genre:Cintapertama / Duda / CEO / Ibu Pengganti / Anak Kembar / Cinta Seiring Waktu
Popularitas:5.4k
Nilai: 5
Nama Author: NiSeeRINA

Lucianna Forger adalah seorang pelacur di sebuah klub malam. Walaupun hidup sebagai pelacur, Luci tetap memiliki impian untuk mempunyai suami dan anak.

Malam itu ia bertemu dengan Daniel Radcliffe, orang yang dia target menjadi pelanggan selanjutnya. Setelah melalui malam yang panas di rumah Daniel. Ia malah bertemu dengan tiga anak kembar.

Luci baru saja berpikir kalau dia bermalam dengan suami orang lain. Namun nyatanya Daniel adalah seorang duda. Ini memberikan kesempatan Luci untuk mendekati Daniel.

Sulit untuk mendekati Daniel, Luci pun memilih untuk mendekati anak-anaknya terlebih dahulu.

Apakah Daniel bisa menerima Luci dengan latar belakang seorang pelacur?

__________________________________________
Yang penasaran sama ceritanya silahkan baca🙌

[Warning!! konten dewasa]
[Karya ini hanya fantasi authornya, tidak membawa hal apapun yang berkaitan agama dalam novel ini🙌]

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon NiSeeRINA, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[PIAIT] Bab 21 : Akhirnya berlibur bersama

Lusa yang dinanti akhirnya tiba, saatnya si kembar menikmati waktu liburan bersama Papa tercinta. Lucianna tampak sibuk menyiapkan pakaian ganti mereka, memastikan segala kebutuhan telah terpenuhi. Sementara itu, anak-anak berlarian dengan riang, tak sabar menanti Papa mereka yang tengah bersiap.

"Papa lama sekali!" keluh Devan, bibirnya mengerucut dengan gemas.

"Iya, Papa sangat lama, kami sudah tidak sabar!" timpal Revan, menambahkan nada protes dalam suaranya.

Tepat saat celotehan mereka menggema, Daniel menuruni tangga. Ia terkekeh mendengar gerutu si kembar, merasa gemas dengan tingkah polah mereka. Lucianna pun muncul, menenteng tas berisi pakaian ganti dan segala kebutuhan si kembar nanti.

Daniel terpana sejenak. Lucianna mengenakan pakaian renang berwarna susu stroberi, dipadu dengan jubah renang yang anggun. Pakaian renang itu tampak sederhana, namun dilengkapi rok mini yang menutupi area sensitif Lucianna. Walaupun tidak terbuka, pakaian itu terlihat ketat, mencetak sempurna lekuk tubuh Lucianna yang indah.

Lelaki manapun yang melihatnya pasti akan tergoyahkan imannya. Daniel segera memalingkan wajahnya, tidak ingin menatap hal itu terlalu lama, berusaha menjaga akal sehatnya.

"Waw! Luci sangat cantik!" seru Revan, matanya berbinar kagum.

"Terima kasih!" balas Lucianna dengan senyum manis, pipinya merona karena pujian itu.

"Oke, semua sudah siap! Ayo berangkat!" ajak Devan dengan semangat membara.

Saat mereka keluar, mobil telah disiapkan. Namun, ada yang aneh, kelima pembantu dan tiga satpam yang bekerja dirumah mereka juga mengenakan pakaian santai, seolah siap untuk berlibur.

"Kalian juga ikut?" tanya Rehan dengan nada heran.

"Iya, Tuan besar yang mengajak," jawab Diah, menjelaskan singkat bahwa Daniel-lah yang mengajak mereka untuk ikut serta dalam liburan ini.

Lucianna merasakan sedikit kekecewaan menghinggapi hatinya. Ia membayangkan liburan ini akan menjadi momen intim bagi mereka, sebuah potret keluarga bahagia yang terpancar di mata orang lain. Namun, kini ia sadar, pandangan yang mungkin muncul justru sebaliknya, sebuah employee outing yang jauh dari kesan hangat dan personal.

Namun, apapun itu, liburan ini harus tetap berjalan, pikirnya. Mereka tiba di waterboom terbesar di kota, sebuah surga air yang memukau. Lucianna merasa kagum melihat tempat yang dipenuhi kolam renang dan seluncuran tinggi menjulang. Ia merasa seperti orang udik, padahal selama menjadi pelacur, hidupnya bergelimang harta. Anehnya, Luci tak pernah terlintas untuk mengunjungi tempat-tempat yang belum pernah ia jamah saat kecil, seolah masa lalunya telah merenggut kesempatan untuk menikmati kesederhanaan.

Setelah membayar tiket dan memasuki area waterboom, mereka menempati gazebo yang telah dipesan oleh Daniel. Daniel mengajak anak-anak untuk melakukan pemanasan terlebih dahulu, mempersiapkan tubuh mereka untuk berenang. Para satpam tak tertarik dengan aktivitas air, memilih untuk menghabiskan waktu di warung kopi, menikmati obrolan santai. Begitu pula dengan para pembantu, mereka hanya duduk-duduk di gazebo menjaga tas majikan mereka sambil menyantap makanan dan bergosip ria. Lucianna juga ikut dalam pemanasan bersama si kembar tetapi Lucianna tidak ikut mereka bermain air walaupun itu di kolam yang dangkal.

Mentari menaburkan keemasan di permukaan kolam renang, tempat Lucianna menyaksikan Daniel dan si kembar berenang dengan riang. Tawa mereka seperti lagu pop, mengisi udara dengan kebahagiaan yang kontras. Lucianna duduk di gazebo, jemarinya lincah memotret momen-momen berharga itu, namun pikirannya berkelana. Sesekali, tanpa sadar, lensa kameranya menangkap siluet tubuh atletis Daniel yang tercetak jelas di balik kaus putih basahnya.

Daniel, di tengah keceriaan bersama anak-anaknya, menyadari kehadiran Lucianna yang asik sendiri dengan ponselnya. Terlintas dalam benaknya alasan kedua mengapa ia membawa mereka ke tempat ini: membantu Lucianna mengatasi trauma masa lalunya dengan mengajarkannya berenang.

"Anak-anak," sapa Daniel, mengalihkan perhatian si kembar, "Papa ingin menemani Luci belajar berenang. Apakah kalian keberatan bermain sendiri sebentar? Kolamnya tepat di seberang kolam inj."

Revan, dengan polosnya, bertanya, "Luci tidak bisa berenang, Pa?"

"Benar, sayang. Dia memiliki trauma dengan air," jawab Daniel, yang disambut tatapan terkejut dari si kembar. Mereka mengangguk setuju, memberikan izin kepada papa mereka untuk mendampingi Lucianna.

Daniel menghampiri Lucianna, menawarkan uluran tangan, "Mari, akan kuajari kau berenang."

Lucianna tersentak kaget. "Tidak perlu, Daniel. Ini adalah waktu kebersamaanmu dengan anak-anak. Nikmatilah saja," jawabnya, mencoba mengelak.

"Ayolah, Luci! Masa hingga saat ini kau belum bisa berenang," timpal Revan, menyuarakan keinginan si kembar. Desakan si kembar membuat Lucianna tak berdaya, dan ia menerima tawaran Daniel dengan pasrah.

Mereka beranjak menuju kolam yang lebih dalam, sementara si kembar memilih untuk menyaksikan dari tepi kolam. Saat Daniel melangkah turun ke dalam air, Lucianna merasakan dinginnya merayapi kulitnya. Air itu mencapai pinggang Daniel, dan seketika itu juga, tubuh Lucianna bergidik. Ia menarik napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Namun, bayangan masa lalu menghantuinya, seolah ada kekuatan tak kasat mata yang siap mendorongnya ke dalam tumpukan air yang menakutkan.

"Ayo, Luci, jangan ragu. Turunlah," ucap Daniel dengan lembut, memberikan semangat.

Dengan segenap keberanian yang tersisa, Lucianna menuruni tangga kolam dengan perlahan. Sensasi dingin air mulai menjalar dari ujung kakinya, membuatnya menggigil. Telapak tangannya terasa basah oleh keringat, menyebabkan cengkeramannya pada tangga menjadi lemah.

"Tenanglah, Luci. Jika terjadi sesuatu, Papa akan segera menyelamatkanmu," seru Devan, memberikan dukungan moral.

Ucapan-ucapan penyemangat si kembar menyuntikkan keyakinan ke dalam diri Lucianna. Kini, ia telah sepenuhnya berada di dalam air, yang mencapai pundaknya. Namun, pikirannya tak henti-hentinya membayangkan air kolam yang naik dengan sendirinya, menenggelamkannya dalam kegelapan.

Daniel tidak langsung mendekat. Ia menjaga jarak sekitar lima langkah dari Lucianna. Ia ingin Lucianna mencoba menghampirinya, entah dengan berenang atau sekadar berjalan di dalam air. Tujuannya adalah agar Lucianna dapat mengatasi rasa takut yang membuatnya membeku saat pertama kali menyentuh air.

"Da-Daniel, mengapa kau berada di sana? Se-seharusnya kita belajar berenang di tepi saja, b-bukan?" tanya Lucianna dengan gugup, suaranya bergetar.

"Benar, tetapi kau harus mencoba berjalan sedikit ke sini agar tubuhmu tidak kaku," jawab Daniel dengan tenang, memberikan dorongan.

Lucianna menghela napas dalam-dalam, mencoba menenangkan diri. Dari tepi kolam, si kembar tak henti-hentinya memberikan semangat. Dengan langkah ragu, ia memberanikan diri untuk melangkah maju. Air di sekitarnya bergerak, menciptakan riak-riak kecil yang terasa begitu besar di mata Lucianna, seolah ombak raksasa akan menghantam dan menenggelamkannya.

Pada langkah kedua, pikirannya mulai berkecamuk. Orang-orang di sekitarnya berenang dan menciptakan gelombang air di dekatnya. Ia merasa seperti terombang-ambing di tengah lautan lepas yang ganas. Napasnya tersengal-sengal, kakinya kembali terasa kaku. Lututnya seolah akan menekuk karena tak mampu menahan rasa takut yang melandanya.

Tiba-tiba, Lucianna merasa pusing, tubuhnya limbung dan hampir jatuh ke dalam air. Dengan sigap, Daniel menghampirinya dan menangkapnya. Ia menjaga kepala Lucianna agar tetap berada di atas permukaan air dengan menyandarkannya pada pundaknya. Tangannya memeluk erat tubuh Lucianna, mencegahnya tenggelam.

"Luci? Luci!" panggil Daniel dengan cemas, mengguncang tubuh Lucianna pelan.

...ΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩΩ...

...Bersambung...

1
Cut syifa
biarlah soal profesi, yg penting hatinya baik
Cut syifa
dasar lucianna benar benar 😄😄, meresahkan sekali kmyyuuuu🤭
mama Al
jangan bilang Luci nekat bawa anak anak ke kebun binatang. 😁
mama Al
berasa ibunya anak-anak 🤭
mama Al
si Daniel antisipasi takut para emak emak smake down lagi
Dewi Ink
Daniel kuat bgt imannya 😂😂
Dewi Ink
wadduuuww di tepi kolam loh itu 😭
Dewi Ink
di rumah kan ada kolam renang
Istri Zhiguang!: anggap aja liburan bersama kak😭
total 1 replies
Cut syifa
untung bukan ramadhan dasar kamu lucianna 🤣🤣🤣
Drezzlle
ayo ajak ke Zoo Lucianaa kasihan mereka
Drezzlle
ya pasti anak-anak pilih kamu lah Lucianaa
Nurika Hikmawati
mantaaaap... kamu masih kuat iman aja Niel. padahal Luci udh mengerahkan semua skillnya tuh /Facepalm/
Nurika Hikmawati
Beda tenaga ya Luc... kalau utk yg gini mah tenaganya gak akan prnh habis
Rosse Roo
aah dasar bocahhh🤣🤦‍♀️
Rosse Roo
yeeeey aku juga ikutt senang.... 😌😄
Rosse Roo
tidak akan ada waktu untuk mengulang kebersamaan dengan anak-anak pak Daniel... nanti kalau mereka udah dewasa. menyesal lah kau, tak pernah menyenangkan mereka.
mama Al
wkwkwkwk kalah telak
mama Al
tetap saja harus berusaha keras, Luci.
mama Al
Daniel ini gengsinya gede ya.
padahal dalam hati 🤭
Cut syifa
gak semua pelacur benar2 niat jadi pelacur🥺😫
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!