Suaminya ketahuan selingkuh dan anak yang dikandungnya meninggal adalah petaka yang paling menyedihkan sepanjang hidup Belcia. Namun, di saat yang bersamaan ada seorang bayi perempuan yang mengira dia adalah ibunya, karena mereka memiliki bentuk rambut yang sama.
Perjalanan hidup Belcia yang penuh ketegangan pun dimulai, di mana ia menjadi sasaran kebencian. Namun, Belcia tak memutuskan tekadnya, menjadi ibu susu bagi bayi perempuan yang membuatnya jatuh cinta pada pandangan pertama.
Penasaran dengan kisah Belcia? Ayo kita ikuti di novel ini🤗
Jangan lupa follow author💝
Ig @nitamelia05
FB @Nita Amelia
TT @Ratu Anu👑
Salam Anu 👑
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ntaamelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34. Ternyata Menyadari
Arsen yang sejak tadi menunggu merasa heran kenapa bosnya lama sekali di toilet. Tidak mungkin kan kalau Jasper sampai tersesat, atau memang terjadi sesuatu pada pria itu?
Arsen hendak berdiri untuk menyusul Jasper, tapi ternyata pria itu lebih dulu kembali.
"Apakah ada sesuatu yang terjadi pada Anda, Tuan?" tanya Arsen sambil menelisik wajah Jasper yang sedikit berbeda.
"Tidak ada, hanya antri," jawab Jasper dengan asal. Dia meletakkan iPad yang baru saja dia ambil di dalam mobil, lalu duduk untuk menikmati hidangan makan siang yang sudah tersedia di atas meja.
Arsen mengernyit, dia tidak tahu kalau bosnya mengambil benda pipih itu, padahal tadi pamitnya ke toilet.
"Mari makan," ujar Jasper mempersilahkan. Karena Arsen sudah cukup lama bekerja dengannya, di saat seperti ini dia menganggap pria itu seperti kawan. Jadi, mereka selalu makan satu meja, tanpa harus Arsen menunggunya selesai.
Arsen mengangguk dan mulai menyendokan makanan, karena dia memang sudah sangat lapar. Namun, belum suapannya hanya sampai ke depan mulut, karena tiba-tiba Jasper kembali bicara.
"Ar, aku ingin tanya sesuatu," ujar Jasper yang membuat Arsen gagal mengunyah. Pria itu mengangkat pandangan dan mencoba mendengarkan apa yang ingin bosnya sampaikan.
"Menurutmu ibu susu anakku itu orang yang bagaimana?" tanyanya dengan nada terbata-bata. Masih saja gengsi menyebut nama Belcia.
"Maksud Anda Nyonya Belcia?" Arsen balik bertanya hanya untuk memastikan.
"Ya iya, memangnya siapa lagi?" jawab Jasper sedikit ketus. Karena dia merasa butuh keberanian tersendiri untuk bertanya hal itu, dan dia tidak ingin Arsen berpikir macam-macam.
Arsen menghela napas panjang sambil menatap makanan lezat yang ada di atas piring. Ternyata masih ada saja cobaannya, padahal perutnya sudah keroncongan sejak tadi.
"Menurut saya, Nyonya Belcia adalah wanita yang baik. Meski baik itu memiliki arti yang luas, tapi saya melihatnya cukup berbeda. Dia seperti bintang kecil yang tetap terang, meski langit tertutup mendung. Dia adalah orang yang terlihat tulus menyayangi Nona Kecil. Dia juga berani terhadap sesuatu yang benar, tidak peduli siapa yang harus dia hadapi. Kalau cantik, sudah pasti, dia cukup mirip dengan Nyonya Maureen, tapi wajahnya lebih tegas," papar Arsen yang membuat Jasper gelagapan.
"Kenapa kamu malah menyamakan dia dengan istriku?" cetus Jasper, sementara Arsen tidak merasa bersalah, karena dia pikir Jasper bertanya seperti itu untuk menjadikan Belcia sebagai kandidat ibu Leticia. Toh sebentar lagi Belcia juga akan jadi janda.
"Saya tidak berniat seperti itu, Tuan, saya hanya ingin bilang kalau mereka sama-sama cantik," ujar Arsen mencoba meluruskan kata-katanya.
"Ck, cukup! Semakin kamu menjelaskan, kamu semakin terlihat sangat menyukainya," balas Jasper asal tuduh. Kini jadi Arsen yang gelagapan, karena sang bos sudah salah sangka.
"Tuan ...."
"Aku jadi tidak berselera makan," pungkas Jasper sambil melipat kedua tangan. Bibirnya pun sedikit mencebik sudah seperti bocah tantrum. Sementara Arsen hanya bisa memijat kepalanya.
'Dia ini kenapa sih? Lama-kelamaan dia yang aku makan!' batin Arsen menggerutu.
*
*
*
Seperti malam sebelumnya Belcia mulai membiasakan diri langsung keluar dari kamar Leticia setelah bayi itu tertidur. Karena dia tahu Jasper akan datang untuk menemani bayi cantik itu.
Namun, kurang dari 15 menit dia berbaring, tiba-tiba pintu kamarnya diketuk. Belcia pun langsung mendudukan diri dan mengernyit heran.
Tok ... Tok ... Tok ...
Samar-samar suara itu dibarengi dengan rengekan Leticia, lantas Belcia pun langsung mengambil langkah untuk membuka benda persegi panjang itu. Dan benar saja saat ini dia melihat Leticia dengan matanya yang sayu sedang digendong oleh Jasper.
"Ada apa?" tanya Belcia dengan kening berlipat sambil memperhatikan Leticia yang mengantuk, tapi merasa tidurnya terganggu.
"Dia bangun dan tidak mau tidur lagi, aku sudah memberinya susu dan mencoba menggendongnya," jelas Jasper, padahal dia bohong. Leticia adalah akal-akalannya saja, padahal tadi anaknya sudah nyenyak di box, tapi sengaja dia angkat supaya bangun sebentar.
Belcia yang tidak merasa curiga langsung mengambil alih Leticia. Dia masuk ke dalam kamar untuk mencoba menimang-nimang, tak disangka Jasper pun ikut masuk. Tapi wanita itu tidak sadar.
"Sttt ... Sttt ... Sttt ...."
Belcia berdesis sambil menepuk-nepuk bokong Leticia perlahan. Sementara Jasper diam dan memperhatikan bagaimana wanita ini mengurus putrinya.
Tak berapa lama kemudian Leticia kembali nyenyak tanpa harus disusui terlebih dahulu. Belcia pun tersenyum kecil, ada rasa bangga tersendiri saat dirinya berhasil menenangkan Leticia.
Belcia hendak mengembalikan Leticia ke dalam kamarnya, tapi tiba-tiba ada yang menarik ujung lengan dasternya. Dia pun melirik dengan ekor matanya.
'Dia masih di sini.'
"Saya akan mengembalikan Leticia ke tempat tidurnya dan memastikan dia nyenyak terlebih dahulu," ujar Belcia memberitahu tujuannya pada Jasper.
Jasper melepas capitan jarinya pada lengan daster Belcia.
"Sebelum itu ada yang ingin aku tanyakan," balas Jasper yang membuat Belcia mengerutkan dahinya dalam. Dia pun berbalik.
"Beberapa hari ini kamu tidak lagi tidur di kamar Leticia, padahal aku tidak pernah melarangmu!" ujar Jasper mengeluarkan rasa penasarannya. Apa yang membuat Belcia berubah?
'Ternyata dia menyadarinya juga.'
"Saya tahu, tapi saya memang sengaja melakukan itu. Karena saya pikir, pemikiran saya selama ini telah keliru. Mengikuti semua kemauannya tanpa penjelasan, padahal mau seperti apapun, saya bukanlah ibu Leticia, jadi sebelum semakin jauh, sementara semakin hari Leticia semakin besar, baiknya saya beri pengertian padanya. Di sini saya hanyalah ibu susu!" terang Belcia mulai membuka pikirannya, kemarin karena luka kehilangan, dia bergemelut dan berpikir bahwa Leticia adalah pengganti anaknya yang telah meninggal.
Namun, kini dia harus sadar, yang hilang tidak akan pernah bisa tergantikan. Dia akan selalu memiliki ruang tersendiri, sementara Leticia tetaplah anak orang lain. Dia tidak punya hak sedikit pun.
"Lalu setelah itu?" tanya Jasper lagi, pembahasan mereka yang serius membuat pria itu menekan egonya. Suaranya pun tetap stabil seperti tadi.
"Saya akan keluar dari rumah ini setelah Maria kembali, saya sudah menghubunginya dan dia bilang setelah ibunya benar-benar pulih, dia akan bekerja lagi untuk menjaga Leticia. Tapi ... Saya tidak akan lupa dengan apa yang sudah saya ucapkan, saya akan penuhi kebutuhan ASI Leticia sampai dia dua tahun," jawab Belcia dengan lugas.
Jasper menelan salivanya, dia merasa ada getaran kecil di sudut hatinya. Seakan berkata jangan! Tapi gengsinya yang setinggi langit membungkam.
Karena tak ada tanggapan langsung dari Jasper, Belcia merasa penjelasannya sudah dimengerti. Dia pun hendak melanjutkan langkah, tapi baru dua langkah pria itu bersuara lagi.
"Kalau begitu minggu ini kamu ikut denganku dan Leticia ke acara kantor!" tandasnya, seakan tak menerima penolakan.
selalu di tunggu updatenya....