NovelToon NovelToon
Terjebak Di Pernikahan Kakakku

Terjebak Di Pernikahan Kakakku

Status: sedang berlangsung
Genre:Nikah Kontrak / Pengantin Pengganti Konglomerat
Popularitas:21.1k
Nilai: 5
Nama Author: Putri Air Chery

Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pindah ke Mansion

Bening sempat bingung dengan kamar yang akan ditujunya. Ada dua kamar berdampingan dengan pintu yang hanya berjarak dua jengkal. Keduanya tertutup rapat tanpa ada penanda di salah satunya.

“Kanan, kiri, atau kanan?” Bening membolak-balikkan telunjuknya. “Baiklah, sepertinya kanan,” kata Bening dengan yakin.

Bening membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci, ia merasa lebih percaya diri sekarang. Itu pasti kamar yang memang diperuntukkan untuknya.

Ketika pintu terbuka lebar, ia melihat sekeliling kamar yang berwarna abu-abu berpadu dengan warna hitam. Lampu berwarna kuning menyelimuti ruangan, membuat Bening ingin segera keluar dari sana.

Ia tidak terbiasa dengan suasana kamar bernuansa gelap, membuatnya berpikiran horor saja. Satu hal lain yang Bening tangkap, di sana begitu tertata rapi, aroma wangi semerbak yang mengingatkannya pada kejadian tadi malam. Ya, ini aroma tubuh Segara. Bening langsung menyadari, ini pasti kamar Segara. Dengan cepat ia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.

Bening membuka pintu kamar di sebelah kiri, bertepatan dengan kamar yang ia yakini tadi sebagai kamar Segara. Ketika kamar terbuka, ia spontan tersenyum manis. Kamar itu bernuansa putih dengan sedikit corak krim. Segala perabotan di sana memiliki warna yang sama, putih bersih.

Semerbak bunga mawar berkombinasi dengan wangi cendana memberikan kesan klasik, hangat, elegan, dan mewah. Bening merasa tenang di sana, beberapa kali ia menarik dan membuang napas sekadar untuk menikmati wewangian itu.

Ia menjelajah isi kamarnya. Menyentuh barang yang menarik, mencoba pengering rambut, mengetes keempukan kasur, dan tidak ketinggalan menjamah satu ruangan yang dikelilingi lemari kaca berisi baju-baju wanita, sepatu, sandal, tas, dan perhiasan. Bening berdecak kagum melihatnya. Ia belum pernah berada di kemewahan ini.

Bening bukan berada di kalangan bawah. Orang tuanya memiliki beberapa usaha, walaupun ia juga tahu keluarganya memang tidak sekaya suaminya. Namun, sejak kecil Bening dan Kencana selalu diajarkan hidup tidak selalu sesuai keinginan. Bening mengambil kebiasaan sang ibu yang selalu berhemat. Ia ingin mencapai kebebasan finansial sebelum umur 30 tahun. Bening berusaha mengumpulkan uang untuk memiliki aset, tabungan, dan investasi.

Kebiasaan itu menjadikannya selalu menyusun rencana matang terlebih dahulu jika ingin memiliki sesuatu. Sekarang tentu saja fasilitas yang diberikan Segara membuatnya terpana sekaligus kagum.

Bening mulai memilah pakaian yang akan dipakai hari ini. Semua baju di sana nyaris sesuai dengan karakternya yang feminin, membuatnya antusias. Ia akhirnya memilih dress berwarna biru pastel. Ia pun bergegas ke kamar mandi lalu membersihkan diri di sana.

...🍋🍋🍋...

Sudah 35 menit sejak Segara menanyakan makanan pada Bening. Namun Bening belum juga terlihat. Segara sudah selesai dengan pekerjaannya 3 menit lalu. Makanan juga sudah tersusun di atas meja. Ia duduk di kursi dengan gelisah menunggu kedatangan Bening. Ia tidak tahu Bening terlambat karena begitu asyik dengan isi kamarnya.

Lima menit kemudian, Bening akhirnya menuruni anak tangga. Ia mulai mencium aroma yang membuat perutnya keroncongan. Bening mempercepat langkah karena ingin cepat sampai di tempat aroma sedap itu berada.

Begitu sampai di dapur megah itu, Bening terkesima melihat makanan di atas meja yang sudah disiapkan Segara. Steak daging dengan keindahan sajian composite garnish. Bening menatapnya dengan mata berbinar. Ia tidak sabar menyantapnya. Namun seleranya terasa hilang ketika melihat Segara yang menatapnya dengan tatapan tidak ramah. Bening menarik kursi dan duduk dengan wajah cemberut.

“Kamu terlambat delapan menit. Apa yang kamu lakukan berlama-lama di sana? Ingin membuatku terpesona dengan penampilanmu sehingga bersolek?” ungkap Segara, membuat Bening ingin melemparnya dengan garpu.

“Maaf, Pak. Kamar di sini begitu bagus hingga membuat Bening betah dan tak sadar waktu,” ucap Bening beralasan agar tidak memperpanjang masalah.

“Aku sudah memasaknya untukmu. Makanlah!” titah Segara.

Bening menurutinya. Ia mulai mengambil garpu dan pisau steak. Saat potongan daging masuk ke mulut, Bening bagai sedang makan di restoran termahal. Ia membelalakkan mata tidak percaya makanan itu masakan Segara.

“Dua potong daging itu memiliki rasa berbeda, kamu boleh mencoba potongan lain,” kata Segara. Bening percaya, dan benar saja, rasanya sama-sama lezat namun memiliki cita rasa berbeda. “Menurutmu apa bedanya dua potong daging itu?” tanya Segara mengujinya.

“Daging pertama terasa sangat juicy dan rasanya intens, sedang daging kedua memiliki rasa kaya dan lembut, sedikit padat namun tetap lezat.”

Segara tanpa sadar menarik bibirnya, membingkai senyuman manis karena mendengar jawaban Bening tepat.

“Tepat, daging pertama adalah daging Has Luar yang memiliki lemak cukup banyak sehingga rasa khas. Daging kedua bagian Loin dengan lapisan lemak tipis, jadi rasa keduanya berbeda,” jelas Segara. Bening mengangguk tanda memahami.

“Bening nggak menyangka Pak Segara memiliki bakat bagus pada masakan juga,” kata Bening memuji.

Segara tidak menghiraukan pujian. Wajahnya tetap datar seperti biasa. Bening sesaat menatap wajahnya, tak ada ekspresi lebih setelah pujian.

Rasa ingin memakinya muncul. Tapi entah kenapa, sekarang ia malah mengikuti emosi Segara. Seharusnya marah atau minimal tidak bertegur sapa dengan laki-laki yang baru merendahkannya.

“Soal tadi malam, aku minta maaf,” kata Segara.

Kata-kata itu membuat Bening berhenti mengunyah. Ia merasa salah tingkah, tidak ingin menatap wajah Segara.

“Aku hanya tidak ingin kamu menjadi pelampiasan nafsuku,” lanjut Segara.

Bening cukup kaget. Ia meluruskan pandangan, melihat wajah Segara yang tampak bersungguh-sungguh.

“Pak Segara, Bening nggak bermaksud menggoda Bapak, Bening hanya mencoba baju itu untuk …,” ucapan Bening terputus.

“Aku laki-laki normal, takut membuat kamu ternodai oleh aku sendiri. Kamu pasti sulit berada di pernikahan ini. Tapi kita tetap harus bersama agar keluarga percaya pernikahan ini. Salah satu cara agar kita baik-baik saja, aku mohon jaga penampilanmu saja,” jelas Segara.

“Tapi aku tidak menggodamu, Pak. Aku …”

“Tapi tubuhmu itu menggoda,” ungkap Segara, membuat Bening tak dapat berdebat.

“Baiklah, kalau begitu kita buat surat nikah kontrak saja,” sungut Bening akhirnya.

“Apa kamu terlalu banyak membaca novel percintaan? Itu terlalu kekanak-kanakan. Jalani saja kehidupanmu saat ini. Aku tidak akan mengganggumu, aku hanya ingin kamu menjaga penampilan saat di depanku,” jelas Segara lagi.

“Baiklah, syarat yang sangat mudah,” balas Bening.

Ini memang kehidupan nyata, bukan drama atau novel cinta nikah paksa. Baguslah, itu artinya ia tidak akan seperti tokoh naskah yang membuatnya jatuh cinta dengan laki-laki di depan. Itu tidak akan terjadi!

“Habiskan makananmu, aku akan pergi ke kantor.”

“Tunggu!” Cepat-cepat Bening menghentikan Segara, membuat pria itu duduk kembali.

“Besok Bening bekerja di perusahaan Citra Media. Bening belum tahu alamat mansion ini untuk memberi lokasi pada ojek. Lagian, mobil Bening dibawa ayah, mau tidak mau harus pakai ojek,” kata Bening seraya memanyunkan bibir.

“Sini ponselmu!” pinta Segara, mengulurkan tangan.

Bening menyerahkan ponsel dan melihat Segara mengetik nomor, ternyata ia memasukkan kontak pribadinya di ponsel Bening.

“Aku akan mengirim kontak supir pribadimu. Ia berada 300 meter di belakang mansion, kamu bisa menyuruhnya pergi kemanapun bersamamu,” jelas Segara.

“Baiklah,” balas Bening, merasa tenang.

Segara beranjak meninggalkan Bening yang menatapnya dengan mata berbinar dan kebencian.

Bening mendengus. Kali ini kekesalannya bertambah. Ia kesal dengan dirinya yang tidak tegas dan malah terhipnotis begitu saja. Ia harusnya tidak memaafkan Segara, harusnya meneriaki laki-laki itu.

...🍊🍊🍊...

1
Mundri Astuti
next thor
Mundri Astuti
tetap semangat thor...bagus alur ceritanya 💪💪💪
Devi Novita
semangat Thor meskipun menuangkan pikiran dlm tulisan yg berbentuk cerita (novel) itu rumit karena mengasa imajinasi dan ditulis dgn bahasa yg baik itu super ribet saya menanti karya tulisan mu Thor💪🫶
Blu Lovfres
di tunggu update nya thor
bab ini sangat pendek sedikit😁
ok thax u🙏
karya mu sangat bagus thor,
ga gersang
Devi Novita
dobel up Thor LG seru serunya ini biar sadar itu bang segar
Cindy Apriani
beda selera, beda dunia
bening²😆
Cindy Apriani
bening jadi penurutt🤭
Cindy Apriani
shaka termasuk asisten yang berani sih,
berani negur segara langsung😅
Cindy Apriani
mulaii nih pak segara akhirnya sadar perkataanya selalu kasar🥲
Cindy Apriani
gemesss bening
tapi segara masih cuek guys😂
Mundri Astuti
next thor
Blu Lovfres
🤣🤣🤣duh bacanya makin ,terhibur
thx u thor 🙏
Blu Lovfres
🤣🤣🤣perut sampai sakit karena tertawa
Blu Lovfres
🤣🤣🤣parah
Devi Novita
buat bang segar uring uringan Ning buat dia tantrum plus cemburu 🤭😁
Devi Novita
selamat bersenang-senang ya Ning Uni awas byk kadal buaya dan tokek siap siap keluarin jurus🤭😁
Ibuk Oppo
mksh kakak uda di kasih dobel
🩷nining
bikin mereka berdua bucin dong thor😅
🩷nining
kak putri....di tunggu up berikut nya ya....semangat
Cindy Apriani
omaygott
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!