Karya ini orisinal, bukan buatan AI sama sekali. Konten *** Kencana adalah sang kakak yang ingin menikah beberapa waktu lagi. Namun kejadian tak terduga malah membalikkan keadaan. Laut Bening Xhabiru, menggantikannya menjadi istri pria dingin berusia 30 tahun yang bahkan belum pernah berciuman dengan wanita lain sebelumnya. Akankah mereka bahagia dalam pernikahan tanpa cinta ini?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Putri Air Chery, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Pindah ke Mansion
Bening sempat bingung dengan kamar yang akan ditujunya. Ada dua kamar berdampingan dengan pintu yang hanya berjarak dua jengkal. Keduanya tertutup rapat tanpa ada penanda di salah satunya.
“Kanan, kiri atau kanan?” Bening membolak-balik kan telunjuknya. “Baiklah, sepertinya kanan,” kata Bening dengan yakin.
Bening membuka pintu kamar yang ternyata tidak terkunci, ia merasa lebih percaya diri sekarang. Itu pasti kamar yang memang diperuntukkan untuknya.
Ketika pintu terbuka lebar, ia melihat sekeliling kamar yang berwarna abu - abu berpadu dengan warna hitam. Lampu berwarna kuning menyelimuti ruangan itu membuat Bening ingin segera keluar dari sana.
Ia tidak terbiasa dengan suasana kamar bernuansa gelap. Membuatnya menjadi berpikiran horor saja. Satu hal lain yang Bening tangkap, di sana begitu tertata rapi, aroma wangi semerbak yang mengingatkan Bening pada kejadian tadi malam. Ya, ini aroma tubuh Segara. Bening langsung menyadari, ini pasti kamar Segara. Dengan cepat ia melangkah pergi meninggalkan ruangan itu.
Bening membuka pintu kamar di sebelah kiri, bertepatan dengan kamar sebelah kanan yang ia yakini tadi itu adalah kamar Segara. Ketika kamar terbuka, ia spontan tersenyum manis. Kamar itu bernuansa putih dengan sedikit corak berwarna krim. Segala perabotan di sana memiliki warna yang sama, putih bersih.
Semerbak bunga mawar berkombinasi dengan wangi cendana. Memberikan kesan klasik, hangat, elegan dan mewah. Bening merasa tenang di sana, beberapa kali ia menarik dan membuang nafas untuk sekedar ingin menikmati wewangian itu.
Ia menjelajah isi kamarnya. Menyentuh barang yang menurutnya menarik, mencoba pengering rambut, mengetes keempukan kasurnya, dan tidak ketinggalan ia menjamah satu ruangan yang ternyata di sana dikelilingi lemari kaca yang berisi baju - baju wanita, sepatu serta sendal, tas dan juga perhiasan. Bening berdecak kagum melihatnya. Ia belum pernah berada di kemewahan ini.
Bening bukan berada di kalangan bawah. Orang tuanya memiliki beberapa usaha walaupun ia juga tahu, keluarganya memang tidak sekaya suaminya. Namun, sedari kecil Bening dan Kencana selalu diajarkan untuk hidup tidak selalu sesuai keinginannya. Bening mengambil kebiasaan sang ibu yang selalu berhemat. Ia ingin mencapai kebebasan finansial di bawah umur 30 tahun. Bening berusaha mengumpul uangnya untuk memiliki aset, tabungan, dan juga investasi.
Kebiasaannya itu menjadikannya selalu menyusun rencana yang matang terlebih dahulu jika ingin memiliki sesuatu. Dan sekarang tentu saja fasilitas yang diberikan Segara membuatnya terpana dan sekaligus kagum.
Bening mulai memilah pakaian yang akan ia pakai hari ini. Semua baju di sana nyaris sesuai dengan karakternya yang feminim. Tentu membuat Bening begitu antusias. Ia akhirnya memilih dress berwarna biru pastel. Ia pun bergegas pergi ke kamar mandi lalu membersihkan dirinya di sana.
...🍋🟩🍋🟩🍋🟩...
Sudah 35 menit dari sejak Segara menanyakan makanan pada Bening. Namun Bening belum juga terlihat batang hidungnya. Segara sudah selesai menyelesaikan pekerjaannya 3 menit yang lalu. Makanan juga sudah tersusun di atas meja. Ia duduk di kursi dengan gelisah menunggu kedatangan Bening. Ia tidak tahu saja, Bening terlambat karena begitu asyik dengan isi kamarnya.
5 menit kemudian Bening akhirnya menuruni anak tangga dan ia mulai mencium aroma yang membuat perutnya bertambah keroncongan. Bening mempercepat langkahnya karena ingin cepat sampai pada tempat dimana aroma sedap ini berada.
Begitu sampai di dapur megah itu, Bening terkesima melihat makanan di atas meja yang sudah Segara siapkan. Steak daging dengan keindahan sajian composite garnish. Bening menatapnya dengan mata yang berbinar. Ia tidak sabar lagi ingin menyantapnya. Namun, seleranya terasa hilang ketika melihat Segara yang menatapnya dengan tatapan tidak ramah. Bening menarik kursi dan duduk dengan wajah cemberut juga.
“Kamu terlambat 8 menit. Apa yang kamu lakukan berlama - lama di sana? Ingin membuatku terpesona dengan penampilanmu sehingga kamu bersolek?” ungkap Segara membuat Bening ingin melemparnya dengan garpu saja.
“Maaf, Pak. Kamar di sini begitu bagus membuat Bening betah dan lalu nggak sadar dengan waktu,” ucap Bening beralasan agar tidak memperpanjang masalah lagi.
“Aku sudah memasaknya untukmu, Makanlah!” titah Segara.
Bening menurutinya, ia mulai mengambil garpu dan pisau steak. Bening memasukan potongan daging itu di mulutnya. Ketika daging itu berlabuh di lidahnya, Bening bagai merasa sedang makan di restoran termahal. Ia membelalakkan matanya tidak percaya kalau makanan yang sedang dimakannya adalah masakan Segara.
“Dua potong daging itu memiliki rasa yang berbeda, kamu boleh mencoba potongan lain,” kata Segara. Bening tentu percaya. Dan benar saja, rasanya sama - sama lezat namun memiliki cita rasa yang berbeda. ”menurutmu apa bedanya dua potong daging itu?” tanya Segara mengujinya.
“Daging pertama terasa sangat juicy dan rasanya intens, sedang daging kedua memiliki rasa yang kaya dan lembut, dagingnya sedikit padat namun tetap lezat.”
Segara tanpa sadar menarik bibirnya, membingkai senyuman manis di sana karena mendengar jawaban Bening yang tepat di telinganya.
“Tepat, daging pertama adalah daging Has Luar yang memiliki lemak yang cukup banyak sehingga daging ini mempunyai rasa yang khas. Sedang, daging kedua adalah bagian Loin yang memiliki lapisan lemak tipis jadi rasa keduanya tentu berbeda,” jelas Segara. Bening mengangguk - anggukan kepalanya tanda memahami penjelasan Segara.
“Bening nggak menyangka, Pak Segara memiliki bakat yang bagus pada masakan juga,” kata Bening memuji.
Segara tidak menghiraukan pujian Bening. Wajahnya masih sama, datar seperti biasanya. Bening melihat sesaat wajah laki - laki itu, tidak ada ekspresi lebih setelah ia mengungkapkan pujian.
Rasa ingin memakinya saja. Tapi entah kenapa sekarang ia malah mengikuti emosi Segara. Seharusnya ia marah atau minimal ia tidak bertegur sapa dengan laki - laki yang baru saja merendahkan itu.
“Soal tadi malam, aku minta maaf,” kata Segara.
Kata - kata itu membuat Bening berhenti mengunyah makanannya. Ia merasa salah tingkah, tidak ingin menatap wajah Segara.
”Aku hanya tidak ingin kamu menjadi pelampiasan nafsuku,” lanjut Segara.
Bening cukup kaget mendengarnya. Ia akhirnya meluruskan pandangannya, melihat wajah Segara yang tampak bersungguh - sungguh.
“Pak Segara, Bening nggak bermaksud menggoda Bapak, Bening hanya mencoba baju itu untuk …,” ucapan Bening terputus
“Aku adalah laki - laki normal, aku takut membuat kamu ternodai oleh aku sendiri. Kamu pasti sulit berada di pernikahan ini. Tapi kita tetap harus bersama, agar keluarga kita percaya akan pernikahan ini juga. Salah satu cara agar kita baik - baik saja, aku mohon jaga penampilanmu saja,” jelas Segara.
“Tapi aku tidak menggodamu, Pak. Aku …,”
“Tapi tubuhmu itu menggoda,” ungkap Segara membuat Bening tidak dapat lagi berdebat dengannya.
“Baiklah kalau begitu kita buat surat nikah kontrak saja,” sungut Bening akhirnya.
“Apa kamu terlalu banyak membaca novel percintaan? Itu terlalu kekanak - kanakan. Jalani saja kehidupanmu saat ini. Aku tidak akan mengganggumu dan aku hanya ingin kamu menjaga penampilanmu saat di depanku,” jelas Segara lagi.
“Baiklah, syarat yang sangat mudah,” balas Bening.
Ini memang kehidupan nyata, bukan seperti di drama atau novel cinta nikah paksa. Baguslah, itu artinya juga ia tidak akan seperti tokoh di suatu naskah yang membuatnya nanti akan jatuh cinta dengan laki - laki di depan itu. Itu tidak akan pernah terjadi!
“Habiskan makananmu, aku akan pergi ke kantor.”
“Tunggu!” Cepat - cepat Bening menghentikan Segara membuat pria itu duduk kembali di kursinya.
“Besok Bening akan bekerja di perusahaan Citra Media. Bening belum tahu alamat mansion ini untuk memberitahukan lokasi kepada ojek. Lagian mobil Bening juga di bawa oleh ayah, mau tidak mau harus pakai ojek,” kata Bening seraya memanyunkan bibirnya.
“Sini ponselmu!” pinta Segara seraya mengulurkan tangannya.
Bening memberikan ponselnya dan melihat Segara yang mengetik nomor di sana, Segara juga menelpon yang ternyata ia memasukkan kontak pribadinya di ponsel Bening.
”aku akan mengirim kontak supir pribadimu. Ia berada 300 meter di belakang mansion dan kamu bisa menyuruhnya pergi kemanapun bersamamu,” jelas Segara lagi.
“Baiklah,” balas Bening yang merasa tenang sekarang.
Segara beranjak dan melangkahkan kakinya meninggalkan Bening yang menatapnya dengan mata yang berbinar dengan kebencian.
Bening mendengus, kali ini kekesalannya bertambah. Ia juga kesal dengan dirinya yang tidak tegas dan malah terhipnotis begitu saja. Ia harusnya tidak memaafkan Segara, ia harusnya meneriaki laki - laki itu.
...🍊🍊🍊...