Iin gadis asal Indonesia memutuskan untuk pindah ke jepang untuk menempati rumah warisan dari neneknya yang asli orang jepang.Rumah itu tampak sepi karena sudah tidak ditempati siapa pun lagi.satu tahun lalu nenek Iin sudah meninggal dan ia mewariskannya pada Iin cucu kesayangannya.Tanoa Iin ketahui bahwa rumah itu pernah di sewa seorang pemuda jepang yang bernama Taka.Dia telah meninggal dunia namun arwahnya sering muncul seperti layaknya orang normal.Namun Iin belum menyadarinya hingga mereka terjerat cinta yang begitu dalam.Sanggupkah Iin bertahan dengan cinta yang berbeda dunia? apakah kisah cintanya akan membuatnya lebih hancur ataukah Iin bisa membuat membuat arwah Taka tenang?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Iin Nur, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 35
Berbekal dari informasi yang di berikan min yoongi lewat chat.Iin menuju Mansion mewah di miliknya di daerah Gangnam.Iin menaiki taxi yang tersisa dibandara.Tak lama ia pun sampai pada bangunan megah itu.Beberapa maid dan security menyambutnya dengan sopan dan ramah.Mereka tahu Iin adalah istri tuannya.Iin dengan langkah ragu masuk ke dalam rumah.Salah satu maid membawanya ke lantai dua.Menuntun nya hingga masuk ke dalam satu ruangan kamar yang ukurannya besar sekali.Kamar itu biasa di pakai yoongi sebelumnya.Di dalamnya sangat rapih,mencerminkan min yoongi yang dingin dan maskulin.
Iin mulai duduk di tepi ranjang,membuka tirai lebar yang menutupi kaca kamar tersebut.Perjalananya yang panjang membuatnya lelah.Iin berpikir kembali,kenapa dia bisa Samapi di Korea saat ini.Padahal beberapa hari yang lalu,dia tertawa bersama teman temannya,melihat tingkah konyol mereka yang mengocok perut.Iin terkekeh getir ketika mengingat semua itu.Makanan dan minuman di bawa dengan hati hati ke hadapannya.Iin bahkan berpikir ini lucu sekali.Ia pengantin baru,tapi bahkan suaminya tak datang bersamanya menyambut kamar pengantin.
Ia mengambil segelas air putih itu,lalu meneguknya,terasa dingin percis hatinya saat ini.Pesan dari ryota,Toru dan Hiro juga Krist terus berdatangan.Iin bahkan tak mau membalasnya untuk sekarang ini.Beberapa panggilan tak terjawab dari mereka pun Iin abaikan.Bukan ingin membuat mereka lebih khawatir.Taoi justru Iin ingin menenangkan hatinya untuk saat ini.
Ia berjalan ke arah balkon dan membuka pintunya.Di ujung balkon terdapat sebuah kursi single,mungkin itu biasa yoongi gunakan.Iin duduk disana.memeluk tubuhnya sendiri.Cuaca di Korea terasa lebih dingin.Kardigan di tubuhnya tak mampu menghangatkannya.Memandang ke atas langit adalah satu satunya yang Iin lakukan ketika air matanya tak bisa terbendung lagi.Rasanya hampa seperti biasa.Bukan karena Iin terluka oleh sifat yoongi,Iin sudah tahu betul sikapnya yoongi yang semena mena padanya jauh sebelumnya,Iin tahu itu.
Tapi yang membuat dia sesak adalah ia merasa bersalah telah mengkhianati Taka,Iin tak berpikir sejauh itu saat menerima lamaran yoongi yang mendadak itu.Tangan nya menggenggam lebih erat pagar pembatas balkon.Hatinya seolah meremas,perih dan gelisah.
"Takaa ....maafkan aku,aku salah.aku sudah meninggalkan kamu.Bahkan saat hatiku juga belum bisa mencintai siapa pun." gumam Iin lirih,pundaknya naik turun mengikuti irama isakan yang semakin pilu.
Hari sudah semakin malam,Tapi yoongi belum kembali.Mungkin dia tengah bersenang senang dengan kekasih lamanya,pikir Iin.
Disisi lain di jepang,Mori terduduk lemas,melihat semua perusahaan yang kakaknya wariskan kini telah di bongkar ulang untuk di buat bangunan yang lebih megah oleh pemilik barunya tuan Takahiro.Mori berusaha berbicara dengan baik baik,namun dengan kekeh tuan Takahiro bilang dia sudah melunasi semua bayarannya dan tempat itu kini menjadi miliknya sepenuhnya.Mori di usir paksa dan tuan Takahiro tidak menerima mendapat mori sama sekali.
Dia berjalan sempoyongan,tubuhnya seolah tak punya tenaga lagi,kemana dia harus mencari Iin.Teman temannya yang lain juga sudah tidak ada disini.Dia memandang pilu,batu besar itu dimana ia hobi sekali bersandar di tubuh Iin yang menggerutu karena kesal.Mori sangat merindukannya.
" iiinnnnnnn......" teriaknya sambil melemparkan jaket yang tersampir di pundaknya.
" Arrrrgghhhhh.....brengsekkk....semuanya brengsekkk....!!!" teriak mori tersedu sedu dan memukul mukul pasir sambil terduduk lirih.
Ryota,Toru dan Hiro kini berhenti di tengah jalan yang sepi.Mereka menaiki mobil Hiro saat kembali setelah di usir min yoongi.Mereka berhenti mendadak dan keluar dari mobil.Mereka khawatir dengan Iin.Bahakan salah satu pesan dari mereka pun tak ada yang di balas Iin.
" Gue curiga,apa si yoongi itu jual Iin ya,kenapa dia mencurigakan sekali orangnya?" ucap ryota memijat pelipisnya yang mulai nyut nyutan.
" Dia orangnya jahat banget deh,gue kira dia bakal respect banget sama mori,eh ternyata dia perompak." sahut Toru yang duduk di atas kap mobil.
Hiro hanya diam dan melipat tangan di dada,dia memandang lurus ke depan Dia bingung harus melanjutkan hidup.Apakah dia harus membuka kembali toko bukunya atau kembali ke rumah tua di atas bukit.Sekarang tambah lagi dua orang temannya yang sama sama lontang Lantung sengsara.
Krist bahkan hanya bisa diam membeku,air matanya sudah kering,dari tadi mulutnya hanya mengatup.Dia lelah menggerutu selama di pesawat.Tapi dia bahkan tidak bisa menemani Iin lebih lama.dia sangat mengkhawatirkan keadaan adiknya.Pesan beberapa jam yang lalu tidak pernah Iin balas walau sudah di baca,telponnya juga tidak ia angkat.Apa dia baik baik saja? Pikir Krist.
Kembali ke Korea selatan,Iin mulai merasakan sentuhan angin yang tak biasa.Anginnya terlalu kencang.Dia lebih mengeratkan kardigan nya,menahan rasa dingin yang menusuk.Iin baru ingat ini malam gerhana bulan.Di atas langit bulan bersinar penuh.Bahkan dari tadi Iin malas menyalakan lampu.Tapi Iin bisa melihat dari sinar rembulan yang temaram.
Sebuah kabut tipis mendekat dan perlahan menjadi bentuk manusia yang nyata.Iin kaget,seolah dia sedang kepergok selingkuh.Iin hanya menunduk mengawasi pergerakan raga kekasihnya yang melayang penasaran.
" Iin ,,," bisiknya lembut,suaranya bagaikan busur panah yang siap meremukan dan menghancurkan sisi kebohongannya.Iin menjawab dengan lirih.
" Maaf...." hanya maaf yang terucap dari mulut manisnya.Dia menggeleng cepat,
" aku tidak bermaksud menyakitimu Taka.." Iin mulai menggenggam tangannya laki laki itu yang dingin.
Laki laki itu hanya diam,matanya memerah dan bibirnya pucat.Iin tercekat.Bukan takut tapi malah merasa lebih empati dan iba.
" Mau menikah dengan siapa pun kamu,kamu tetap pengantinku Iin." ucap Taka lirih menangkup wajahnya dengan kedua tangnya yang gemetar.
Iin membalas tatapannya." apa maksudmu Taka?" tanya Iin penasaran.
" aku ingin menikah bukan,sama seperti yang selayaknya orang dewasa inginkan.Aku bisa menjadi melakukan itu.Aku juga ingin menikah denganmu.Aku akan membawamu ke sebuah tempat.Kita menikah disana.Dan kamu akan menjadi pengantinku." jelas Taka membuat Iin menyerngit penasaran.
" untuk malam ini,tolong tinggalkan kamar pengantinku yang sunyi ini,kita akan menikah sekarang.Ini malam gerhana bulan.Hanya malam ini aku bisa melakukannya." Taka mulai meyakinkannya,dia menggenggam erat tangan iin.dan siap membawa arwah Iin melayang hanya untuk beberapa saat.Mereka berdua menuju tempat yang indah.Tubuh Iin ambruk saat itu juga,tanpa ada yang tahu.karena pemilik raga itu sedang mencari cinta sejatinya,Walau sudah berbeda alam.