NovelToon NovelToon
Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Dari Putri Terbuang Jadi Permaisuri

Status: sedang berlangsung
Genre:Balas Dendam / Konflik etika / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Fantasi Wanita / Ruang Ajaib / Chicklit
Popularitas:7.1k
Nilai: 5
Nama Author: zenun smith

Ketika Ling Xi menjadi putri yang tak dianggap di keluarga, lalu tersakiti dengan laki-laki yang dicintai, apalagi yang harus dia perbuat kalau bukan bangkit? Terlebih Ling mendapatkan ruang ajaib sebagai balas budi dari seekor ular yang pernah dia tolong sewaktu kecil. Dia pergunakan itu untuk membalas dan juga melindungi dirinya.

Pada suatu moment dimana Ling sudah bisa membuang rasa cintanya pada Jian Li, Ling Xi terpaksa mengikuti sayembara menikahi Kaisar kejam tidak kenal ampun. Salah sedikit, habislah nyawa. Dan ketika Ling Xi mengambil sayembara itu, justru Jian Li datang lagi kepadanya membawa segenap penyesalan.

Apakah Ling akan terus bersama Kaisar, atau malah kembali ke pelukan laki-laki yang sudah banyak menyakitinya?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon zenun smith, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pesta

Hari pesta rakyat yang dinanti akhirnya tiba. Ling Xi bersiap untuk pergi bersama keluarganya. Mereka berangkat bersama dari rumah, menaiki kereta kuda masing-masing, namun sebuah kejutan datang saat mereka baru saja hendak berangkat.

Jian Li muncul. Ia memberi hormat kepada Tuan Ling Yuan (ayah Ling Xi) dan Nyonya Luo.

"Kebetulan sekali kau datang. Kami hendak pergi ke pesta rakyat untuk melihat pameran dan juga mencari beberapa barang. Ada beragam jenis dagangan di sana. Apakah kau mau ikut bersama kami?" tanya Tuan Ling Yuan.

"Saya akan ikut, Tuan. Ling Xi sudah memberi tahu saya sebelumnya."

"Baiklah kalau begitu. Sebaiknya kau naik kereta bersama Xi'er," perintah Tuan Ling Yuan, karena di keretanya sudah ada Nyonya Luo dan Xiu Ying, sedangkan di kereta Ling Xi hanya ada dia dan A Mei, pelayannya.

Jian Li mengangguk hormat, lalu bergegas masuk ke dalam kereta Ling Xi. Wanita itu terkejut. "Kenapa kau di sini? Bukankah kau punya kereta sendiri?" tanyanya heran.

"Untuk menjagamu." jawab Jian Li singkat. Ling Xi terdiam, mengalihkan pandangannya dari Jian Li. Ia memilih menikmati pemandangan di sepanjang perjalanan, tidak lagi heboh atau tersipu malu seperti dulu setiap kali Jian Li melontarkan kata-kata manis. Jian Li melirik Ling Xi, merasa ada yang sedikit berbeda.

"Kau sedang tidak enak badan?"

Ling Xi menoleh. "Aku baik-baik saja." Hanya itu jawabannya. Ekspresinya datar, tidak menunjukkan amarah atau pun kebahagiaan. Semua tampak biasa-biasa saja.

"Ling Xi, sebenarnya ada yang ingin kubicarakan padamu. Tapi nanti saja, akan kuatur agar kita bisa bicara berdua."

"Bicaralah di sini saja. Sepertinya untuk beberapa hari ke depan aku akan sangat sibuk belajar."

"Kau belajar?"

"Ya. Kurasa aku perlu banyak belajar untuk diriku sendiri. Jadi, katakan saja apa yang ingin kau bicarakan?"

Jian Li melirik A Mei, merasa tidak nyaman berbicara jika ada orang lain. Ling Xi yang mengerti kecanggungan Jian Li segera bersuara, "Katakan saja, A Mei tidak akan mendengarnya. Bukankah begitu, A Mei?" Ia beralih menatap pelayannya.

"Benar, Nona."

Jian Li tidak punya pilihan lain. Ia langsung berbicara. "Baiklah. Ling Xi, maafkan aku--"

Tiba-tiba saja kereta berhenti. Ternyata mereka sudah sampai di tempat tujuan. Jarak alun-alun istana Nanshu dengan kediaman Ling tidak terlalu jauh.

Tertundalah apa yang ingin disampaikan Jian Li kepada Ling Xi karena Ling Xi sudah tidak sabar mengarungi pesta rakyat ini. Ada beberapa yang sedang ia buru. Sangking terburu-burunya, keluar dari kereta pun Ling Xi sampai hampir terjungkal.

Nasib baik masih berpihak.

Saat Ling Xi hampir terjatuh, tangan Jian Li dengan sigap menangkap tubuhnya yang kehilangan keseimbangan. Ling Xi tidak jadi tersungkur ke tanah.

Ling Xi merasa lega karena terhindar dari rasa malu. Tangannya bertumpu pada bahu Jian Li, sementara Jian Li memegangi pinggangnya. Posisi mereka begitu intens, mata ketemu mata. Dalam hati, Jian Li menduga ini adalah trik murahan Ling Xi untuk menarik perhatiannya kembali. Dimulai dari sikap dinginnya di dalam kereta tadi, Jian Li mengira ini semua hanya siasat agar ia merasa penasaran kepada Ling Xi.

Ling Xi segera membenahi diri, berdiri tegak lalu berpamitan pergi bersama A Mei. Setelah Ling Xi menjauh dan menghilang di tengah keramaian, Jian Li mencari keberadaan Xiu Ying.

Ia menemukan Xiu Ying sedang bersama orang tuanya. Rupanya mereka baru saja bertemu dengan Ling Xi, membicarakan sesuatu sebelum akhirnya berpisah.

"Ayah dan Ibu ingin pergi ke arah utara, Xi'er. Apakah kau mau ikut bersama kami? Ying'er, kau juga?" tanya Nyonya Luo.

Ling Xi menjawab lebih dulu, "Aku tidak ikut, Ibu. Aku ingin pergi ke pernak-pernik di arah selatan."

"Bagaimana denganmu, Ying'er?"

"Aku sebenarnya ingin ikut dengan adik, apakah boleh?" tanya Xiu Ying.

Semua mata menatap Ling Xi.

"Tentu, Kak. Ikut saja," jawab Ling Xi.

"Kalau begitu, Jian Li tidak punya pilihan lain selain mengikuti dua putri ini," seru Tuan Ling Yuan. "Untukmu, Xi'er, kau harus hati-hati. Jangan membuat kegaduhan, dan jangan sampai menyusahkan kakakmu serta Jian Li. Mengerti?"

"Iya, Ayah. Aku mengerti."

...****...

Di antara riuhnya kerumunan, Ling Xi, Jian Li, dan Xiu Ying menyusuri jalanan yang dipenuhi pedagang. Ling Xi sesekali berhenti untuk mengamati ukiran kayu atau kain-kain berwarna cerah. Tiba-tiba, matanya berbinar melihat sebuah lapak permainan yang dikerumuni banyak orang.

"Aku mau kesana."

"Itu hanya permainan biasa, Ling Xi," kata Jian Li.

"Aku juga mau kesana." Xiu Ying ikutan bicara, membuat Jian Li mau tak mau turut ikut apa yang ditunjuk Ling Xi.

Ling Xi menunjuk ke sebuah meja yang dipenuhi berbagai macam barang. Matanya terpaku pada sebuah patung kelinci giok. "Patung Kelinci Giok yang cantik sekali." gumamnya.

Di dekat lapak permainan, berdiri A Mei, pelayan setia Ling Xi yang selalu mengikuti ke mana pun nonanya pergi. Ia tersenyum melihat Ling Xi tertarik pada permainan Panah Naga, di mana para pemain berusaha memanah target berbentuk naga emas.

"Siapa yang berani mencoba keberuntungannya?" seru pemilik lapak. "Hadiah utama kita adalah Patung Kelinci Giok langka."

"Aku ingin mencoba!" kata Ling Xi antusias, meskipun sebenarnya ia lebih mahir memegang kuas lukis daripada busur panah. Ia lebih suka menghabiskan waktu melukis pemandangan alam, bermain di sekitar wilayah kediaman mereka, atau bercengkerama dengan hewan-hewan liar yang seolah mengerti bahasanya.

A Mei mendekat pada Ling Xi. "Nona yakin ingin bermain ini? Ini bukan keahlian Nona."

"Tidak apa-apa, A Mei. Siapa tahu aku beruntung," jawab Ling Xi sambil mengambil beberapa anak panah.

Ling Xi mencoba membidik, tetapi anak panahnya meleset jauh dari sasaran. Jian Li tertawa kecil, sementara Xiu Ying hanya tersenyum tipis. Ling Xi mencoba lagi dan lagi, namun hasilnya tetap sama. Ia tampak sedikit frustrasi.

"Indahnya patung kelinci giok itu." Xiu Ying bergumam.

Jian Li yang mendengar gumaman Xiu Ying, langsung ikut permainan. Hal memanah seperti ini Jian Li sudah jago, maka dalam satu kali percobaan, panah tepat sasaran.

Hadiah di dapat Jian Li, dan laki-laki itu berikan kepada Xiu Ying di depan mata Ling Xi.

Bahkan di lapak pernak-pernik pun, kebahagiaan Ling Xi tidak berpihak padanya. Sebuah barang yang menarik hatinya dan hampir dalam genggamannya, tiba-tiba lenyap terjual. Kabarnya ada seseorang yang menebusnya dengan harga tidak masuk akal.

Ternyata dalang di balik semua itu adalah Jian Li karena ia mendengar Xiu Ying suka dengan kalung tersebut. Namun pria itu tidak langsung memberikannya pada Xiu Ying. Ia berniat memberikan benda itu nanti, saat mereka tiba di kediaman. Di dalam hati, Xiu Ying merasakan kepuasan yang luar biasa melihat Ling Xi terluka oleh cintanya sendiri.

A Mei yang berbisik-bisik membocorkan siasat licik Jian Li pada Ling Xi. Amarah Ling Xi memuncak, ia segera menghadapi Jian Li. "Apa maksudmu, Jian Li? Kau sengaja tidak membiarkanku mendapatkan apapun yang kuinginkan!"

"Jian Li, berikan saja kalung itu pada Xi'er. Bagaimanapun, ia adalah adikku. Aku tidak tega melihatnya bersedih."

Atas permintaan Xiu Ying, Jian Li menyerahkan kalung itu pada Ling Xi. Namun Ling Xi justru melemparkannya jauh-jauh. Ia tidak sudi lagi. Akan dia catat baik-baik kelakuan Jian Li saat ini dalam memori menyakitkan.

Saat Ling Xi melintas hendak pergi meninggalkan tempat itu, tepat saat ia melewati presisi Xiu Ying, tiba-tiba... "Argh!"

Byur!

Xiu Ying jatuh ke dalam kolam.

.

.

Bersambung.

1
〈⎳ FT. Zira
berani gak ngambil sendiri paduka/Joyful//Joyful//Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
negosiasi dulu ya Ling/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar kalah telak/Facepalm//Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
kaisar model gini sulitnya melebihi kode cewe gak sih/Facepalm/
〈⎳ FT. Zira
siap siap cingta dateng yaa/Proud/
Muliana
walaupun gemetar, tapi masih saja mau /Grin//Grin/
Muliana
Kepala pelayan aja, takut /Proud/
Muliana
Beruntung kamu bisa mendengar isi hati orang, jadi sedikit banyak bisa menolong mereka
Biduri 🎖️
jadi nau ngobrak ngabrik dada gtu 😂
nowitsrain
/Facepalm//Facepalm/
aleena
hahaha walaupun gemetar.ttep menjawab
keselamatan rakyat dan pengawal
juga penting
pilihan bijak
/Determined//Determined//Determined/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
Dewi Payang
jadi ingat nontin ikln film, rajanya dikit² bunuh owrempuan yg di suruh masuk ke tempatnya, ada satu cewe dari jaman modern yg trnamjgrasi ke jaman Kuno, dia bisa dengar apa yg ada dalan fikiran tu raja, jadi selamtlah dia swperti Ling Xi ini, juga dua perempuan yg masuk bersama dg dia.
Dewi Payang: Ya donk kak, siapa dulu authornya...❤️
Muliana: hihi, iya ...
kayak gak asing gitu, tapi author hebat, bisa mengambil celah, untuk dimasukkan ke novelnya /Heart/
total 9 replies
Dewi Payang
Wajah bertopengnya oasti tampan....
Zenun: yuhuuuu
total 1 replies
Dewi Payang
Kaisarnya Beda memang, biasanya sayembara mencari suami.....🤭
Zenun: ehehehe
total 1 replies
nowitsrain
Hayo, apa hayoo. Ada apa dengan nama Ling Xi
Zenun: hayolooo
total 1 replies
Biduri 🎖️
berani jg kau main-main sm kaisar 🤣
Zenun: beraninya dia ngumpetin pedang Kaisar 😁
total 1 replies
Biduri 🎖️
Oalah kirain berani buka wkkw
Biduri 🎖️
apa tuh
aleena
heemm
Luka api
pasti panas dan sakit
Zenun: pastinya
total 1 replies
〈⎳ FT. Zira
ini namanya kode wanita/Facepalm//Facepalm//Facepalm/
Zenun: ehehehe
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!