NovelToon NovelToon
JANGAN KE SANA!

JANGAN KE SANA!

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Kutukan / Tumbal
Popularitas:1.3k
Nilai: 5
Nama Author: DENI TINT

DILARANG KERAS PLAGIARISME!

Aruni adalah seorang mahasiswi di sebuah universitas ternama. Dia berencana untuk berlibur bersama kawan-kawan baik ke kampung halamannya di sebuah desa yang bahkan dirinya sendiri tak pernah tau. Karena ada rahasia besar yang dijaga rapat-rapat oleh ke dua orang tua Aruni. Akankah rahasia besar itu terungkap?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon DENI TINT, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

BAB 35 - LUKISAN

Bella menaiki tangga untuk segera menuju kamarnya. Ketika ia sampai di ujung tangga lantai atas, ia sempat menghampiri kamar Caca. Walau pun sebelumnya ia sempat dibuat kesal oleh Caca yang sudah bertingkah aneh, membangunkan dirinya dengan paksa, namun nalurinya tetap peduli dan menyayangi Caca.

Tok tok tok... Bella mengetuk pintu kamar Caca.

"Caca... Lo di dalem?" tanyanya dari depan pintu. Tapi ia tak mendengar jawaban apapun dari Caca.

"Ca? Caca?" panggilnya lagi. Tapi tetap saja tak ada jawaban. Bella akhirnya membuka perlahan pintu kamar Caca yang ternyata tak dikunci. Bella pun masuk. Ia mendapati Caca terbaring di kasur sambil berselimut.

"Caca? Lo gak apa-apa?" tanya Bella yang mulai mendekati sahabatnya itu.

Caca hanya terdiam sambil memegangi selimut yang menutupi seluruh tubuhnya. Terlihat jelas oleh Bella wajah sahabatnya itu agak pucat, keringat keluar di seluruh wajahnya. Caca sedang tak baik-baik saja.

"Ca? Ya ampun, lo kenapa?" tanya Bella yang langsung mengkhawatirkan kondisi Caca. Dipegangnya dahi Caca, terasa panas.

"Ca, lo demam?!" ucap Bella dengan ekspresi khawatir. Caca akhirnya menoleh ke Bella.

"Bella... Aruni... Hati-hati Bell..." ucap Caca sambil menggigil.

"Udah-udah, lo istirahat dulu ya, gue ambilin obat dulu." sejurus kemudian Bella pergi ke kamarnya untuk mengambilkan obat generik demam yang memang sudah ia persiapkan sejak sebelum berangkat liburan. Bella memang seorang gadis yang selalu siap sedia obat-obatan di rumahnya.

Sebelum ia kembali ke kamar Caca, ia sempatkan untuk turun ke lantai bawah dengan agak tergesa, bermaksud mengambilkan beberapa makanan dan minum. Lalu ia sempat melihat Aruni yang masih duduk di teras.

"Aruni, Caca sakit Ar..." teriaknya dari dapur. Tapi Aruni hanya diam tak menoleh, tak juga menjawab. Bella yang tak terlalu fokus pada Aruni, kembali naik menuju kamar Caca. Ia segera duduk di kasur, sebelah Caca. Mencoba memposisikan sahabatnya untuk duduk.

"Ca, ini makan dulu, baru minum obat ya." ucap Bella sambil membantu Caca untuk makan.

Tak lama, Caca pun akhirnya mulai makan terlebih dahulu. Bella memperhatikan sahabatnya itu sambil sesekali mengelap keringat di wajah Caca.

"Makasih ya Bell..." ucap Caca ketika makanannya hampir habis.

"Iya Ca, ayo buruan diabisin, terus minum obatnya ya." jawab Bella penuh perhatian.

Ketika makanan sudah habis, Caca segera meminum obat yang dibawa oleh Bella. Lalu segera ia dibaringkan kembali, diselimuti lagi oleh Bella.

"Ca... Kenapa lo bisa demam sih? Tiba-tiba banget?" tanya Bella.

"Bell... Hati-hati... Aruni..." ucap Caca masih dengan suara menggigilnya.

"Udah Ca, istirahat dulu pokoknya. Lo harus sembuh dulu ya. Jangan pikirin Aruni, dia baik-baik aja ko, lagi santai juga di teras." Bella mencoba menenangkan Caca. Dan berharap segera sehat lagi sahabatnya itu. Sesaat sebelum Bella beranjak hendak membereskan piring dan gelas, Caca memanggilnya.

"Bell... Gue... Mau ngomong dulu sama lo. Tolong, dengerin gue." pinta Caca. Akhirnya Bella menaruh piring dan gelas di atas meja, dan duduk di samping Caca.

"Mau ngomong apa Ca?" tanyanya.

"Bell, gue ngerasa, Aruni udah beda. Firasat gue gak enak Bell." ucap Caca.

"Maksud lo apaan Ca?" tanya Bella yang kali ini mulai serius mendengarkan.

"Gue ngerasa Aruni beda dari yang kita kenal. Firasat gue, apa yang diceritain sama si Nenek tukang sayur itu, ada benernya. Dan... Huuuhhh..." jelas Caca sambil menahan badannya yang sedikit gemetar karena demam.

"Terus?" tanya Bella lagi, sambil mengusap rambut Caca.

"Kayaknya, desa ini juga ada rahasia besar buat Aruni. Dan firasat gue, Aruni kayak terhubung sama Neneknya." jelas Caca mengungkapkan semua perasaan anehnya tentang Aruni yang sekarang. Bella yang mendengarkan perasaan Caca, mulai sedikit menghubungkan itu semua dengan ucapan Pak Nardi saat di rumah Sekar.

Bella pun kembali teringat jelas dengan ucapan Pak Nardi, 'Saya cuma pesan sama kamu, tolong jaga sahabatmu itu ya. Soalnya setau saya, roh Anjani masih belum mati, dan dia masih ada di desa ini, mencari penerus ilmunya.' Mulai tampak keseriusan dan kegelisahan di wajah Bella saat ingat ucapan itu, ditambah dengan penjelasan perasaan Caca.

"Hufffttt..." Bella menarik nafas agak berat dan berkata, " Semoga semua perasaan lo itu gak bener ya Ca, dan semoga Aruni juga baik-baik aja. Dan inget, kita dateng ke desa ini tujuannya buat seneng-seneng bareng, buat liburan bareng."

"Iya Bell, gue tau, tapi..." Caca belum selesai ucapannya segera dipotong oleh Bella, "Udah Ca, udah... Yang penting lo sekarang istirahat dulu, jangan mikir aneh-aneh ya. Mungkin juga, lo agak kecapean tadi habis keliling hutan kan."

Caca akhirnya menuruti perkataan Bella, dan ia melihat Bella beranjak keluar kamarnya untuk membereskan piring dan gelas.

Setelah Bella menaruh peralatan makan Caca di dapur, ia pun segera menuju kamarnya untuk mandi. Dirinya terlalu fokus dengan pikiran yang mulai tak nyaman setelah mendengarkan penuturan Caca. Bella tak lagi memperhatikan apakah Aruni masih ada di teras, atau sudah masuk kamar.

Bella yang segera masuk kamar, melepas jaketnya, dan mengambil handuk dalam lemari. Selama ia mandi, pikirannya masih saja tak nyaman. Setiap guyuran air di tubuhnya tak lagi terasa dingin, bahkan yang biasanya ia sesekali bernyanyi sambil mandi kini hanya diam.

Setelah selesai mandi, ia segera memakai baju, dan lumayan terasa lelah tubuhnya. Bella merebahkan tubuhnya di kasur, berniat segera tidur siang.

"Apa bener hal gaib semacam itu beneran ada ya?" gumamnya sambil melihat langit-langit kamar.

"Aduh... Kenapa otak gue gak pernah bisa nerima hal-hal kayak gitu ya? Apa gue terlalu skeptis ya?" tanyanya pada diri sendiri.

Ia memiringkan tubuhnya sambil memeluk guling, "Tapi... Kalo emang hal gaib itu ada, kenapa gue gak pernah ngalamin sendiri selama hidup gue?"

Pikiran Bella terus saja mencoba mencerna, mencoba menghubungkan semua kejadian yang menurut Caca terasa aneh, dari awal keberangkatan sampai detik ini.

"Aaahhh... Gue paling sebel kalo mikirin hal gak masuk akal kayak gini. Tapi mau gimana lagi? Gue udah terlanjur dateng ke sini, buat liburan juga!" ucapnya sendirian.

"Hey, kamu! Coba bantu gue jelasin semuanya!" Bella malah mengobrol dengan guling yang ia peluk sekarang. Sekadar untuk menenangkan pikirannya sendiri.

***************

Di sisi lain, Aruni yang sudah masuk ke dalam kamarnya saat Bella sedang menemani Caca makan dan minum obat, berdiri diam, terpaku. Ia berdiri menatap ke arah luar jendela, melihat pemandangan Desa Lanjani siang ini. Tatapannya sedikit kosong, dengan ekspresi wajah datar.

Sesaat kemudian dalam kekosongan tatapannya itu, terdengar suara halus berbisik di telinga Aruni.

"Sebentar lagi... Kau akan menjadi diriku Aruni..."

Aruni tak menjawab, ia tetap diam. Lalu suara itu terdengar lagi di telinganya.

"Kau akan hidup abadi sepertiku..."

Kali ini, Aruni menjawab pelan, "Bagaimana caranya Nek?"

Dan suara halus itu menjawabnya...

"DARAH... KAU HARUS MEMBERIKANKU BANYAK DARAH, CUCUKU..."

Lalu, Aruni menoleh perlahan, melihat ke arah lukisan Anjani dan makhluk menyeramkan itu yang ada di sudut kamarnya.

Namun...

Wajah perempuan dalam lukisan itu bukanlah wajah Anjani...

Itu adalah wajah Aruni...

1
Marta Quispe
Suka banget!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih Kak... Dukung terus ya... ☺️☺️☺️
total 1 replies
Gusti Raihan
Ditunggu kelanjutannya!
Deni Komarullah: Wah... Terima kasih sudah kasih komentar ya Kak... Oh iya, BAB 3 sudah rilis Kak... Selamat membaca ya...
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!