NovelToon NovelToon
Ibu Pengganti Sang Pewaris

Ibu Pengganti Sang Pewaris

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Anak Genius / Ibu Pengganti / Hamil di luar nikah / Dark Romance / Mafia / Tamat
Popularitas:17.5k
Nilai: 5
Nama Author: Melon Milk

Cerita ini untuk pembaca dewasa. Baca dengan bijak❗


Cherry Gabriella mengambil satu keputusan nekat yang mengubah seluruh hidupnya, menjadi ibu pengganti bagi pewaris berhati dingin, Trevor Spencer.

Namun, ketika bayi mungilnya lahir, Cherry tak sanggup menyerahkan darah dagingnya, meski harus diburu oleh pria yang bisa membeli segalanya… bahkan nyawanya sendiri.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melon Milk, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34

“Cherry!” Trevor memanggil sambil melangkah mendekat.

“Trevor!” Cherry menjawab dengan khawatir, menatap luka-luka di tubuhnya.

“Kamu luka. Siapa yang melakukan ini padamu?” tanya Trevor dengan nada terdengar gelap, matanya menyapu dua orang yang sedang menahan sakit di sudut ruangan.

“Aku tergores tadi, tapi tidak ada security yang datang. Mereka ke mana?” tanya Cherry.

“Mereka semua mati,” jawab Trevor singkat.

“Banyak sekali yang jaga di luar. Mustahil mereka semua kalah hanya oleh empat orang,” ujar Cherry tidak percaya.

“Bukan empat. Dua puluh orang,” kata Trevor, membuat Cherry terkejut.

“Kamu melawan delapan belas orang sendirian?” Cherry tidak menyangka.

“Seperti biasa, si binatang petarung,” sindir seorang wanita, membuat Cherry mengernyit.

“Kalian saling kenal?” tanya Cherry pada Trevor.

“Tentu. Aku salah satu wanita yang pernah bersamanya. Yang pertama, tepatnya,” balas wanita itu.

“Diam!” Trevor membentak, nada kesal terdengar.

“Oh sayang, kamu makin tampan dan berotot,” wanita itu menggoda sambil tersenyum genit.

Cherry merasa kesal pada wanita itu, entah kenapa sikapnya mengganggu.

Cherry mengambil pistol dari punggungnya dan mengarahkannya ke perempuan itu. Ia nyaris menarik pelatuk ketika Trevor menahan tangannya.

“Cukup. Aku akan membawa mereka ke ruang bawah tanah,” kata Trevor.

Cherry menelan ludah, merasakan sakit yang bukan berasal dari lukanya sendiri.

Wanita itu sempat tersenyum lebar pada Cherry sebelum Trevor mengikatnya dan menurunkannya ke ruang bawah tanah bersama lelaki yang tadi ditembak Cherry.

“Mama, sudah selesai?” suara Arnold terdengar mengintip dari pintu.

“Iya, sayang. Semua sudah aman,” jawab Cherry sambil memeluk Arnold.

“Mama terluka banyak,” kata Arnold cemas.

“Mama tidak apa-apa, sayang. Nanti Mama obati biar tidak kena infeksi. Kamu tidur dulu di kamar sama Papa, ya? Takutnya ada orang jahat datang lagi,” Cherry menjelaskan lembut.

“Oke, Mama,” jawab Arnold patuh.

Cherry mengantar Arnold ke kamar mereka bersama Trevor, menidurkannya dan menutup selimutnya.

“Selamat malam, sayang,” suara Cherry lembut.

Setelah Arnold tertidur, Cherry mengambil kotak P3K dan mulai merawat lukanya dengan hati-hati. Karena riwayat penyakit darahnya, luka-luka itu mudah terinfeksi; ia harus membersihkannya dengan teliti.

Ia melirik ke arah Trevor yang masuk terburu-buru. Trevor menghampiri dan memeriksa luka-lukanya.

“Kenapa lama sekali?” tanya Cherry.

“Aku membersihkan luka mereka,” jawab Trevor, membuat Cherry mengernyit.

“Kamu membersihkan luka mereka, tapi lukamu sendiri belum dibersihkan,” kata Cherry sambil menatap luka Trevor.

“Tidak apa-apa,” jawab Trevor singkat.

“Sini, biar aku bersihkan lukamu,” tawar Cherry.

“Kamu sudah selesai membersihkan lukamu?” Trevor bertanya.

“Sudah. Sekarang giliran aku yang merawatmu,” jawab Cherry.

Cherry mulai merawat luka-luka Trevor. Ada bekas luka di tangannya, seperti akibat memukul banyak orang. Cherry tidak kaget mengingat Trevor baru saja mengalahkan delapan belas orang, wajar bila tubuhnya sangat lelah.

Saat mereka lama berhenti, Cherry menyadari Trevor menatapnya. Ia merasakan tangan Trevor menyentuh lehernya dan mengusapnya lembut. Cherry menoleh ke cermin di belakang Trevor, terlihat bekas ciuman.

Wajah Cherry memerah. Ia langsung menutup lehernya karena malu. Rasa malu itu bertambah ketika terbayang apa yang nyaris terjadi tadi; mereka hampir hilang kendali, lagi.

“Kamu mau istirahat? Biar Arnold tidur di sini sampai semuanya aman,” tawar Cherry.

“Aku belum lelah. Kamu yang istirahat saja. Aku tahu kamu capek,” kata Trevor.

Cherry mengangguk, lalu berbaring di samping Arnold.

“Oke, aku tidur dulu. Selamat malam,” ucap Cherry.

“Selamat malam,” jawab Trevor.

Keesokan harinya Edwin datang dan langsung menanyakan keadaan mereka. Ia dan Trevor berbincang tentang prosedur keamanan baru, sementara Cherry turun ke ruang bawah tanah.

Di sana ia melihat ada makanan diletakkan di lantai, tampaknya Trevor memberi mereka makan juga.

“Oh, lihat siapa yang datang, si wanita lemah,” ujar salah satu wanita yang terikat di pojok.

“Dan kamu siapa? Yang paling lemah?” balas Cherry.

“Aku tidak lemah,” sang wanita membantah.

“Lalu apa sebutannya bagi orang yang kalah dari si lemah?” tanya Cherry, membuat wanita itu mengatupkan rahang kesal.

“Hanya karena kamu sedang hamil anak Evo, kamu jadi berani bicara begitu?” tuding wanita itu, membuat Cherry bingung.

“Evo?” tanya Cherry.

“Iya. Evo itu panggilan untuknya sejak dulu. Dan hanya aku yang memanggilnya begitu,” jawab wanita itu.

“Apa yang kamu lakukan di sini?” Trevor tiba-tiba menanyakan pada Cherry.

“Aku cuma melihatnya,” jawab Cherry.

“Kamu tidak seharusnya datang sendirian ke sini,” Trevor menegur.

“Tidak apa-apa. Aku yang mengalahkan mereka berdua, jadi aku bisa melakukan lagi,” ujar Cherry yakin.

“Tetap saja,” Trevor bersikeras.

“Sudah selesai bicara dengan Edwin? Dia mau pergi?” tanya Cherry.

“Iya,” jawab Trevor.

“Bagus, supaya dua orang ini juga bisa ikut,” Cherry berharap.

“Mereka tidak ikut dengannya,” jawab Trevor, membuat Cherry kembali mengernyit.

“Bukankah itu lebih berbahaya? Lebih baik biar Edwin yang urus mereka,” saran Cherry.

“Aku masih harus mengumpulkan informasi tentang mereka dan bosnya,” jelas Trevor.

“Kita sudah tahu siapa bosnya, kan? Itu belum cukup?” tanya Cherry.

“Aku yang akan urus ini. Kamu tak perlu khawatir,” kata Trevor menenangkan.

“Kalau kamu tidak serahkan mereka pada Edwin, kenapa tidak langsung dibunuh saja? Lagipula mereka juga akan mati nantinya,” ujar Cherry.

“Seperti kukatakan, aku masih butuh informasi,” Trevor menjelaskan tenang.

“Oke, tapi kalau mereka berani naik ke atas, aku yang akan habisi mereka,” peringatan Cherry.

“Mereka tidak akan naik,” jawab Trevor, dan Cherry tersenyum kecil.

“Ayo naik. Kita makan siang,” ajak Cherry sambil bangkit.

**

“Cherry, kenapa wajahmu begitu?” tanya Edwin ketika mereka kebetulan bertemu.

“Kamu tahu sesuatu tentang wanita itu? Apa hubungannya dengan Trevor?” Cherry bertanya.

“Sebenarnya aku tidak banyak tahu tentang wanita itu, kecuali namanya Monica. Soal hubungan mereka, setahuku dia mantan pacar pertama Trevor,” jawab Edwin.

“Pacar? Kapan?” tanya Cherry.

“Waktu Trevor masih latihan jadi pewaris, mungkin zaman SMA,” Edwin menjelaskan.

“Kamu tidak yakin?” Cherry memastikan.

“Kami bukan teman masa kecil, jadi aku tidak tahu banyak. Aku cuma dengar dari gosip,” Edwin mengaku.

“Apa lagi yang kamu dengar?” Cherry mendesak.

“Kata orang, mereka kenal dari tempat latihan yang sama dan lalu mulai suka. Tapi mereka putus karena wanita itu berpihak pada musuh Trevor. Ada yang bilang dia mendekati Trevor sebagai mata-mata keluarga lawan,” Edwin menceritakan.

“Berapa banyak pacar Trevor dulu?” tanya Cherry selidik.

“Tunggu, biar kuhitung... Oh, ternyata cuma satubwanita itu saja. Wah, jadi itulah alasan Trevor menyewa ibu pengganti, karena dia tidak pernah mencintai wanita lain setelah putus dengan Monica? Mungkin dia benar-benar cinta sampai tak ingin mencoba lagi,” Edwin bergurau nakal, menatap Cherry.

“Atau mungkin Trevor takut dimanfaatkan lagi, bukan karena masih cinta,” sanggah Cherry.

“Kamu galak kalau cemburu. Kamu malah makin cantik kalau cemberut, eh maksudku kalau wajahmu galak,” Edwin meralat cepat.

“Di mana Arnold?” Cherry mengalihkan pembicaraan.

“Di ruang makan, sedang makan,” jawab Edwin.

“Kenapa Trevor belum naik juga? Ayo kita makan,” ajak Cherry.

“Pas sekali, aku juga lapar,” Edwin mengiyakan dan mengikuti.

“Mama, ayo makan,” ajak Arnold ceria.

“Iya, sayang,” Cherry membalas.

“Papa mana?” tanya Arnold ketika menyadari ayahnya tidak di meja.

“Papa masih ada urusan,” jawab Cherry singkat.

“Urusan apa?” Arnold penasaran.

“Papa lagi urus orang jahat tadi malam,” jelas Cherry.

“Papa!” panggil Arnold saat ayahnya datang.

“Kamu sudah selesai makan?” Trevor menanyakan pada Arnold.

“Iya, maaf aku tidak tunggu Papa,” jawab Arnold polos.

“Tidak apa-apa, sayang. Trevor, ayo duduk. Kita makan,” ajak Cherry.

Trevor duduk, dan mereka mulai menyantap makanan.

Tak lama kemudian Edwin pamit pulang. Cherry kembali turun ke ruang bawah tanah dan menemukan Trevor sedang membersihkan luka wanita itu.

“Kenapa kamu masih melakukan itu? Bukankah mereka akan dibunuh?” tanya Cherry.

“Kami masih membutuhkannya,” jawab Trevor.

“Yang satunya mana?” tanya Cherry.

“Dia sudah mati,” kata Trevor singkat.

“Terima kasih, sayangku,” ujar wanita itu lemah pada Trevor.

Trevor menghampiri Cherry sambil membawa kotak P3K. “Ayo naik, Arnold pasti cari kita,” ajaknya.

Cherry mengangguk. Mereka berjalan naik bersama.

Cherry berhenti ketika telepon tiba-tiba berdering, dari Edwin. sepertinya ada yang terlupa disampaikan tadi.

“Halo Edwin, kenapa?” tanya Cherry lewat telepon.

“Oh, hai lagi, Cherry,” sapaan Edwin di seberang telepon.

“Ada yang lupa kamu bilang?” Cherry bertanya.

“Tidak. Aku hanya mau bilang kalau kami sudah sampai Jakarta dengan selamat,” jawab Edwin.

“Kami?” Cherry terdengar bingung.

“Iya. Aku dan lelaki yang kamu tembak tadi malam,” jawab Edwin, membuat mata Cherry membelalak.

Kata Trevor dia sudah mati? Dan kenapa hanya dia yang ikut Edwin pulang ke Jakarta, sementara wanita itu ditinggal di sini? Cherry berpikir.

Ia menatap Trevor yang disambut Arnold dengan pelukan dan tampak mengajak bermain lagi.

1
Miu Miu 🍄🐰
menarik
Miu Miu 🍄🐰
lanjut thor😍
Mia Camelia
mama papa lgi bikin adik🤣🤣🤣
Rohana Omar
sapa monica.....
Anonymous
.
Anonymous
/Joyful/
Lauren Florin Lesusien
thur buat ini si cerry badas dikit trs peka dan ditak naik bin oon umur udh 24 trs udh punya anak udh tinggal bareng ama bapak dari anaknya trs tinggal diindonesia masak ga ngerti terlalu naif thur dari awal baca sampai ini episode hubungan nya dngan bapak anaknya ga ada kemajuan 🤬🤬
Mia Camelia
lanjut thor🥰
Anonymous
/Shame//Joyful//Shame//Joyful/
Anonymous
/Joyful//Shame//Toasted/
Anonymous
/Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool//Drool/
Anonymous
🩷🩷🩷
Anonymous
oke
Anjani
/Casual//Casual/
halizerena
/Drool//Drool//Drool/
indhpermatas
/Facepalm//Facepalm/
Ayu Lestari
/Smirk//Smirk//Smirk/
azaliannya
/Smile//Smile//Smile//Smile/
DindaStory
oke sih
RaniBaca
ok
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!