NovelToon NovelToon
Cek Khodam Online

Cek Khodam Online

Status: sedang berlangsung
Genre:Horor / Misteri / Mata Batin / Hantu
Popularitas:862
Nilai: 5
Nama Author: ef f

gara-gara nonton cek khodam online yang lagi viral membuat Deni tertarik untuk mengikutinya. Ia melakukan segala macam ritual untuk mendapatkan khodam nya. Bukannya berhasil Deni justru diikuti setan berdaster, tapi sayang wujudnya kurang keren

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ef f, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 5

Beberapa saat kemudian, setelah bungkus sana bungkus sini, ikat sana ikat sini, Deni berubah jadi pocong, kemudian Dimas dan Tegar membopong Deni menuju tempat Wewe gombel itu menampakkan diri.

"Gar, bisa kendorin gak sih ikatannya? Aku mual ini". Keluh Deni tak nyaman dengan kostumnya

"Gak bisa lah Den, kalo sampek lepas ritual nya bisa gagal".

"Kamu belajar ritual dari mana sih?"

"Dari yusube, chanelnya bernama Eksistensi".

"Ck! Benar kan dugaanku, kamu cuma ikut-ikutan yang lagi viral". Deni mendengus kesal, ia menyesal mengikuti saran Tegar

"Ini viral bukan sembarang viral. Menurutku chanel ini yang paling real, gak pakek setingan. Udah berdoa aja semoga berhasil".

Deni hanya diam bia sudah jengah menghadapi perangai sahabatnya. Tegar adalah salah satu yang gemar mengikuti konten yang berbau mistis di medsos.

Dupa kemenyan udah dinyalakan, bunga tujuh rupa udah disiapkan dengan sebatang lilin yang jadi cahaya utama. Tak lama Dimas dan Tegar meninggalkan Deni sendirian.

"E-eh, kalian mau kemana, katanya gak ninggalin aku?"

"Siapa juga yang mau ninggalin kamu? Kita mau sembunyi disana". Ujar Tegar sambil menunjuk sudut tempat yang masih bisa dilihat Deni.

Tanpa lama, keduanya langsung menuju tempat sembunyi meninggalkan Deni dalam kondisi terikat sendirian yang hanya mampu memindai asap dupa yang membumbung tinggi sambil membaca mantra yang diberikan Tegar.

"Jailangkung jailangsek, disini ada pesta, pestanya kecil-kecilan, datang tak diundang, pulangnya naik gojek". Begitu seterusnya sampai setan tobrut itu menampakkan diri.

Sementara Tegar dan Dimas masih memperhatikan dari kejauhan. Dimas yang penakut justru menghawatirkan keadaan Deni, berbanding terbalik dengan Tegar.

"Gar, kalo ritual mu gak berhasil gimana, lama-lama aku kasihan sama anak itu".

"Lebih kasihan lagi kalo Deni dibawa Wewe gombel itu, gak bahaya ta? Kalo sewaktu waktu sahabat kita dibawa pergi makhluk itu?" Dimas hanya mengangguk membenarkan ucapan Tegar.

Sepuluh menit menunggu tapi masih belum menunjukkan hasil apapun. Deni terduduk lesu sambil menghalangi nyamuk yang mengintari wajahnya. Tanpa diduga, Dimas yang masih sembunyi mengeluh ingin buang hajat.

"Gar! Anterin ke toilet ya, aku kebelet nih".

"Ck! Gak tau sikon banget perutmu, nih bawa batu".

"Gak bisa kalo cuma batu. Ini udah di pucuk. Aku janji gak sampe sepuluh menit". Keluh Dimas hingga terpaksa Tegar harus menemaninya.

Mantra aneh itu masih dirapal Deni. Namun nyatanya sampai sekarang tak ada tanda-tanda. Deni yang duduk aendiri akhirnya memanggil dua sahabatnya

"Gar! Dim! Udahan ya, aku ngantuk nih. Setannya gak mau keluar. Mana banyak nyamuk lagi". Keluh Deni

Dua pemuda yang dipanggil Deni tak menyahut sama sekali. Bahkan saat memanggilnya berkali kali

"Tegar? Dimas? Cepetan lepasin ikatannya".

Suasana mendadak hening dan sepi, bahkan suara hewan kecil pun tidak terdengar. tak berselang lama, sebuah lili yang jadi penerangan satu-satunya itu bergerak tertiup angin, namun anehnya Deni tak merasakan kehadiran angin itu sendiri.

Deni hanya terdiam. Tatapan matanya mencoba mencari di kegelapan malam. Ia mulai merasa takut sebab sahabatnya tak kunjung datang.

Di waktu bersamaan, kabut tebal tiba-tiba turun dan menampakkan siluet hitam yang semakin nyata, menampakkan wujud seorang wanita.

Klek! Klek!

Suara gemeletuk tulang-tulang saat wanita itu berjalan membuat Deni semakin ketakutan. Ia yakin setan tobrut yang ia tunggu sudah memenuhi undangannya.

"Gar! Dim! Tolong!". Teriak Deni lantang, tapi sayangnya masih tak ada jawaban

"T-tolong jangan ganggu saya mbak. Saya minta maaf kalo punya salah sama sampean". Deni memohon ampun, tapi bukannya pergi, setan itu justru semakin mendekat.

Sontak saja Deni sekuat tenaga berusaha bangkit berdiri, ia melompat dengan cepat meninggalkan ritual menuju gerbang. Disaat yang sama dia merasa janggal, kondisi tempat itu benar-benar sangat sepi. Deni tak menemukan kedua sahabatnya

"C\*k! Aku dikerjain mereka". Umpat Deni kesal.

Susah payah ia mencoba melepaskan tali yang mengikat tubuhnya hingga tanpa sengaja berpapasan dengan seorang pria yang tengah melintas.

"Pak". Panggil Deni kemudian.

Pria itu menoleh namun saat itu pula tersentak usai bertatapan dengan Deni yang ia kira pocong sungguhan.

"Astaghfirullahaladzim!!". Tanpa ba-bi-bu, peia itupun seketika lari tunggang langgang tanpa menoleh ke belakang.

"Lah kok malah ngacir?" Deni kebingungan saat melihatnya, dan sedetik kemudian ia sadar jika masih menggunakan kostum pocong.

"Gara-gara si Tegar sialan ini! Nasibku jadi apes kan". Deni terus saja mengumpat. Ia bersumpah tidak akan memaafkan Tegar. Karena masih kesal ia duduk dan menunggu di gerbang sebab masih bingung mau ngapain.

Belum selesai kemarahannya mereda, Deni kembali mendapati asap putih tebal yang membumbung tinggi hingga kembali membentuk sesosok wanita.

Uhuk uhuk uhuk.

Dani Deni mengkerut, baru kali ini dia melihat demit batuk karena asap yang dibawa sendiri.

"Lama-lama paru-paru gak aman kalo pake mode asap begini". Celetuk si hantu yang muncul seperti jin-jin di iklan rokok.

"S-setan tobrut!!" Deni berusaha bangkit dan melompat pergi tapi kostumnya membuat ia kesulitan berdiri.

"Setan tobrut setan tobrut, enak aja main ganti nama. Gausah lari mas, saya capek ngejarnya." ucap makhluk itu dengan santai tanpa meninggalkan kengeriannya.

Wajahnya yang penuh darah, serta luka borok yang mengundang aroma tidak sedap membuat siapapun akan bergidik ketakutan.

"K-kamu gak bakal nyulik aku kan?

"Idih! Ngapain saya nyulik situ?"

"Terus ngapain kamu ngikutin aku?

"Saya ngikutin sampean karena mau ngasih ini". Setan itu berujar sembari mengulurkan sebuah benda kepadanya.

"Dari mana kamu bisa dapet semvak saya" Tanya Deni saat memastikan itu memang miliknya.

"Pakek nanya lagi, yang ninggalin di kuburan saya siapa? Mana bau asem lagi".

1
Ikhsan Adriansya
lanjut kk
Ikhsan Adriansya
astoge/Joyful/
Ikhsan Adriansya
bagus
Slemkleseman
semoga menghibur
Slemkleseman: update tiap hari ya
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!