"ah...Aku tidak akan memaafkanmu Alaska!! " ucap wanita itu dalam hati setelah melihat tunangannya bermesraan di mansion milik ayahnya dengan seorang wanita yang tidak lain adalah sepupunya sendiri.
Hubungan yang awalnya terjalin manis dan menyenangkan itu, kini mulai goyah karna hadirnya seorang wanita berhati licik bermuka dua itu, didepan baik di belakang diam diam menusuk.
Tiba tiba ada yang memperhatikan wanita itu dari lama, dan kini ingin mencuri kesempatan untuk menaklukkan hati si wanita itu.
Apakah wanita itu akan takluk oleh nya? ayok ikuti kisahnya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hanna Lovina, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
14.Ttm
"Terimakasih sudah menepati janjimu! " Ucap Jeslin sambil memegang kedua tangan itu.
Jefan hanya tersenyum lega setelah melihat adanya sedikit semangat hidup di wajah itu.
"Senyum doang? " tanya Jeslin bingung.
"hmm.... aku sudah menepati janji ku sekarang giliranmu nona. Aku tunggu! " ucapnya berdiri hendak pergi.
"Satu lagi, you look so beautifull today! " menghentikan langkahnya dan mengedipkan mata tanda tertarik dengan wanita itu.
Ditengah rasa kecewanya, dia hanya membalas dengan senyuman.
Sudah beberapa hari setelah kejadian itu, suasana di kediaman Purnama hening seperti tidak terjadi apa apa.
Walaupun Jeslin harus terus menutup telinga menanggung malu akibat batal menikah.
Tapi hidup harus terus berjalan bukan? Hal itu tidak akan membuat Jeslin jatuh dan hilang semangat.
Belum ada lagi berita terbaru tentang kelanjutan hubungannya dengan Alaska hanya isu kalau mereka akan segera menikah secara sah. Ditambah perut Karolin yang sudah mulai menunjukkan tanda tanda kehamilannya.
Ditengah keterpurukannya dia memutuskan untuk sementara pergi keluar kota untuk menenangkan pikiran. Setidaknya dia bisa melupakan sedikit kenangannya dengan Alaska di kota itu. Tentu bukan hal yang mudah untuk meminta restu dari pak Purnama apalagi dia cuman anak satu satunya, perempuan lagi.
Jeslin masuk ke ruang kerja ayahnya dengan secangkir kopi di tangannya berniat untuk merayunya.
"Pah.... ini Jes buatin kopi untuk menemani hari papa yang sepertinya sibuk banget. " ucapnya sambil menaruh kopi itu di meja kerja ayahnya.
"wah... tumben putri papa se rajin ini ? " Tanyanya mengerti jika sudah begini Jeslin pasti sedang ada maunya.
"hmm... gapapa kok pah. ayok di minum dulu pasti papa lumayan capek kan dengan kerjaan? " jawabnya lagi sambil memijat pelan bahu ayahnya.
Pak Purnama mulai menyeruput kopi itu dan terlihat sangat menikmatinya.
"ah... kamu pintar meraciknya nak.... Jadi ingat kopi buatan mama kamu dulu yang selalu tersedia di meja papa setiap akan bekerja di pagi hari! " pujinya untuk membuat hati putrinya senang.
"aa... papa terlalu memuji! " ucapnya sedikit malu.
Untuk beberapa menit suasana ruangan sempat hening.
"hm... pah" panggilnya sedikit ragu untuk menyampaikan tujuannya.
"iya kenapa Jes? katakanlah papa tau kamu pasti ingin bilang sesuatu kan? " jawabnya lembut agar putrinya tidak merasa takut.
"pah... papa pasti ngerti kan perasaan Jes saat ini setelah batal nikah? Jes hancur pah.... hati ini seperti di tusuk berkali kali setiap mengingat semuanya. " ucapnya sedih.
"Papa ngerti Jes sangat mengerti! Itu pasti sakit sekali tidak bisa bersama orang yang sangat sangat kita cintai. Tapi papa tau kamu putri papa. Yah... Putri cantik papa yang sangat kuat! " jawabnya menguatkan putrinya.
"Terimakasih pah... masih selalu ada buat Jes. Tapi boleh ga Jes minta sesuatu? "
"katakan sayang"
"Jes pengen refreshing ke luar kota untuk menghilangkan stres dan setidaknya bisa menyembuhkan luka ini pah. " ucapnya sambil mengusap dadanya.
"Tidak Jes... papa tidak mau kamu pergi terlalu jauh. Papa cuman punya kamu setelah ibumu pergi. "
"ayolah pa.... Jes pasti kembali setelah dua minggu... please... ini terlalu berat pa aku udah sangat malu dengan semua gosip orang orang. " memohon sambil menangis.
"Tidak! kecuali ada yang menemani mu pergi! "
Jeslin terdiam seribu kata tidak tau lagi gimana cara membujuk pria itu.
"tuan... bagaimana dengan pria itu, Jef... Jef.... siapalah namanya dokter pribadi non Jes yang ikut menemaninya. Dia kan udah berapa kali menyelamatkan nona jadi saya pikir dia tidak akan berani berbuat macam macam. " usul bi Ainun yang tidak sengaja lewat mencoba membela Jeslin karna merasa sangat kasihan.
Pria itu diam tidak menjawab untuk beberapa menit hingga dia berbicara.
"hmmm.... boleh papa yakin sama orang itu! " menyetujui dan langsung mencoba menghubungi Jefan.
"apa? Pah.... Jeslin cuman butuh diri sendiri tanpa orang lain. " teriaknya masih teguh dengan pendiriannya.
Sayangnya pak Purnama sudah terlanjur mengatakannya dan Jefan sudah mengiyakannya.
"oke Jes, kalian berangkat besok pagi dan papa sudah meminta agar pria itu tidak berbuat macam macam terhadapmu. Dan.... dia sudah berjanji akan menjagamu sampai kalian kembali lagi ke kota ini! Dengan begini papa bisa dengan tenang membiarkanmu pergi. Nikmati liburanmu sayang, papa dan bi Ainun menunggu versi mu yang lebih baik saat sudah kembali. " ucapnya mencium kening Jeslin lalu meninggalkan nya yang masih belum sempat menjawab apapun.
"ahh..... dasar pria aneh!! emangnya dia gak punya kerjaan yah sampai mengiyakan segala. Dua minggu kan bukan waktu yang singkat!!" teriaknya tidak bisa membayangkan bagaimana dirinya akan selalu di kawal pria itu kemanapun dia melangkahkan kakinya.
Dari pada pikirannya semakin rumit dengan tinggal di rumahnya mengenang segala kenangan dia lebih memilih untuk pergi bersamanya.
Soal dia mau kemana atau mau ngapain, itu bisa di bicarakan lagi dengan Jefan.
Sambil menunggu malam datang dan pagi menjelang, Jeslin menyibukkan dirinya dengan mencari cara bagaimana perusahaan yang kini hampir bangkrut agar bisa di pertahankan dan bangkit lagi.
*tring* sering telponnya berbunyi dan melihat pesan yang sudah lama tidak muncul disana.
"Jes....
Istirahat yang cukup yah, jangan lupa besok kita berangkat! "
Pesan singkat dari Jefan yang selalu mengarah langsung ke intinya.
"Lo kenapa sih mau mau aja di suruh papah?
Padahalkan lo bisa nolak! "
"hmm.... aku cuman ga mau biarin cewe yang lagi patah hati bepergian jauh sendirian. kalo kamu kenapa napa disana gimana? "
"uh... awas aja yah kalo lo macam macam? "
"Ga akan..... santai.... "
"Dasar pria aneh..... tapi... yaudah deh untung juga ada dia jadi gua bisa pergi tanpa harus memaksa papa. " ucapnya mematikan layar ponselnya.
Dia melanjutkan aktivitasnya yang sempat terjeda tidak sabar menikmati liburannya nanti. Hilang dari radar tempat tinggalnya tanpa harus mendengarkan gosip atau berita apapun.
Dan dia tidak perlu memikirkan apapun tentang Alaska dan selingkuhannya itu.