Pertemuan pertama Alana dengan Randy terjadi secara kebetulan, dimana Alana langsung terpesona dan jatuh cinta pada pandangan pertama. Tak disangka - sangka, ternyata Randy adalah pemuda yang dijodohkan dengannya oleh nenek mereka berdua karena persahabatan. Namun saat Randy mengajak Alana berbicara empat mata, pemuda itu mengakui bahwa ia telah memiliki seorang kekasih, dan ia bersedia menikahi Alana hanya karena tak ingin mengecewakan neneknya. Pada akhirnya Alana pun terjebak dalam pernikahan yang semu, yang membuatnya harus menyembunyikan cintanya di balik kisah asmara Randy dan kekasihnya.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Three Flowers, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BERPISAH
Pagi itu seluruh peserta dan panitia Kegiatan Penutupan Orientasi Mahasiswa Baru di kampus Alana kembali ke kampus. Randy mengikuti di belakang bus Alana karena tidak ingin mengganggu aktivitas Alana bersama teman - temannya. Setelah sampai di kampus, Alana berpamitan pada Meta untuk pulang bersama Randy. Sedangkan Eric sudah bergabung dengan sesama panitia, tidak kelihatan lagi batang hidungnya.
"Alana, mulai besok aku akan ke luar negeri lagi selama dua minggu," ujar Randy dalam perjalanan menuju ke rumah.
"Lama sekali, tapi itu tandanya bisnismu lancar. Aku ikut senang. Nanti aku bantu persiapkan baju dan perlengkapan lainnya, ya?" sahut Alana.
"Iya. Tapi bukan itu tujuanku mengatakan hal ini," tambah Randy, "aku ingin kamu pandai - pandai menjaga diri, karena aku tidak ada di sini. Kalau ada apa - apa, hubungi pak Tony. Beliau akan selalu mengawalmu selama di luar rumah."
"Baik, Randy. Jaga dirimu juga, ya ..., terutama jaga kesehatanmu. Nenek Ranita akan sedih kalau kamu sakit karena kecapekan," ujar Alana.
"Baik, nona Alana," sahut Randy sambil tersenyum.
Di dalam hati pemuda itu sebenarnya kasihan pada Alana yang akan ditinggalkannya dalam waktu yang cukup lama. Tapi mungkin inilah yang terbaik karena sudah seharusnya ia menjaga jarak dengan Alana. Karena terlalu sering bersama Alana dan semakin mengenalnya, ia semakin merasa Alana bagaikan magnet. Tidak bisa dipungkiri ia adalah seorang gadis yang cantik dan baik hati, sehingga siapa pun pria yang mengenalnya pasti akan tertarik padanya. Namun Randy sudah memiliki Delia, cinta pertamanya dari jaman sekolah yang kini telah berhasil ia miliki. Meski mereka belum berjodoh, tapi cinta mereka telah memiliki ikatan yang kuat. Kecantikan Delia dan obsesi masa lalu Randy merupakan alasan yang tepat untuk mempertahankan hubungan meski harus secara diam - diam.
Alana hanyalah bagian dari anggota keluarga baru yang sangat disayang oleh neneknya. Randy berniat akan menganggapnya sebagai seorang adik atau saudara, tetapi ia akan tetap memperlakukannya layaknya seorang istri di hadapan semua orang. Namun ternyata sangat sulit baginya untuk memposisikan Alana sebagai saudara. Setiap berdekatan dengannya, ia justru tenggelam dalam perasaan yang menganggap bahwa Alana adalah benar - benar istrinya. Seolah terbawa suasana dalam sandiwara yang ia buat sendiri.
"Maafkan aku, Alana," ujar Randy memecah keheningan dalam perjalanan itu.
Alana seketika menoleh padanya dan bertanya, "kenapa meminta maaf?"
"Aku tidak bisa menjadi suami yang baik bagimu," jawab Randy sedih.
"Karena kamu mencintai orang lain? Bukankah itu sudah kita sepakati dalam hubungan ini, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkan tentang hal itu," ujar Alana seolah menangkap maksud pembicaraan Randy itu.
"Aku menitipkan penjagaanku terhadapmu pada orang lain," Randy menjelaskan alasannya.
"Itu kan karena kamu memang sangat sibuk, Randy. Aku bisa memahaminya," potong Alana sambil tersenyum.
"Bila ada kesulitan, bilang saja padaku walau aku jauh darimu," ujar Randy.
"Siap, Bos Randy," sahut Alana dengan senyum ceria, seolah ingin memberitahu Randy untuk tidak perlu mengkhawatirkannya.
Keesokan harinya, Randy berangkat ke luar negeri untuk menjalankan bisnisnya. Alana mengantarnya ke bandara. Di hadapan semua pegawai yang ikut ke luar negeri, Randy mencium kening Alana sebagai tanda perpisahan seorang suami kepada istrinya. Meski terkejut, Alana membiarkannya karena ia harus membiasakan diri dengan permainan sandiwara ini. Tapi sebenarnya Randy tulus, meski berkali - kali harus menanamkan dalam hatinya bahwa Alana adalah adiknya, bukan istrinya. Ia hanya menyayanginya sebagai saudara. Alana memahaminya, mulai menepis pikiran - pikiran kotornya terhadap Randy, melupakan prasangka bahwa kemarin lusa Randy seperti akan menciumnya. Gadis itu menjadi malu sendiri bila mengingatnya. Aku sungguh tidak tahu diri, sesalnya dalam hati.
Sepulang dari bandara, Alana langsung menuju ke kampusnya. Ternyata di sana dilihatnya Meta sudah duduk santai bersama Eric menunggu jam masuk kelas. Alana senang melihat keduanya sudah sangat akrab. Alana segera bergabung dengan mereka.
"Meta, kemarilah!" tiba - tiba seorang teman memanggil Meta, "Coba lihat ini!"
Meta segera menghampiri teman tersebut, lalu berpamitan pada Alana dan Eric, "sebentar, ya. Aku urus ini dulu,"
Ia memang terpilih sebagai Ketua Angkatan mereka, sehingga cukup sibuk dengan tugas dan tanggung jawabnya.
"Meta keren, kan? Dia jadi Ketua Angkatan." ujar Alana pada Eric.
"Ya, dia anak yang cerdas dan tegas," sahut Eric.
"Oh ya, apakah kamu tidak ikut ke luar negeri?" tanya Alana.
"Tidak, minggu depan baru berangkat. Ada acara fashion show lagi," jawab Eric, lalu menambahkan, "tapi Delia nanti sudah akan menyusul ke sana, meski belum ada kegiatan fashion show. Ia pergi diam - diam, hanya aku dan suamimu yang tahu,"
Alana terdiam mendengar hal itu. Sudah sejauh mana Eric mengetahui hubungan keduanya, pertanyaan itu berkecamuk di benak gadis itu, tapi ia tidak mempunyai keberanian untuk bertanya.
"Apa kamu tidak apa - apa, Alana?" tanya Eric sambil menatap Alana dengan tatapan mata yang tampak penasaran.
"Maksud kamu?" Alana berpura - pura tidak mengerti.
"Maksudku, semua orang tahu bahwa mereka mempunyai hubungan di masa lalu," ujar Eric.
"Masa lalu biarlah tetap menjadi masa lalu. Aku percaya pada suamiku," sahut Alana tegas. Ia tidak mau terpancing ucapan Eric tadi.
"Bagus kalau kamu sangat mempercayai suamimu, seharusnya memang begitu. Tapi Delia pergi diam - diam, padahal belum ada job di sana." Eric kembali menambahkan.
"Mungkin ia mempunyai keperluan yang lain di sana," potong Alana lagi.
"Kamu terlalu positif thinking," ujar Eric.
Alana berdiri dan bersiap meninggalkan Eric, lalu berkata, "Bagaimanapun juga, aku tetap mempercayai suamiku. Sebaiknya kamu tidak usah berasumsi macam - macam, Eric. Aku masuk ke kelas dulu."
Kemudian Alana meninggalkan Eric dan berlari masuk ke kelasnya. Its okay, Alana ..., terserah Randy dan Delia mau apa di luar negeri, itu hak mereka, batin Alana sambil menenangkan diri. Randy tidak menceritakan apapun padanya tentang pertemuannya dengan kekasihnya padaku, karena aku memang tidak ada sangkut pautnya dengan mereka. Aku cuma orang lain yang menumpang hidup mewah di rumahnya, itu sudah lebih dari cukup, ucap Alana lagi dalam hatinya. Ia menarik nafas panjang, lalu menghembuskannya lagi. Sejurus kemudian, ia bergabung bersama Meta dan beberapa teman lainnya untuk membahas tentang tugas dari Dosen.