NovelToon NovelToon
Possesif BADBOY

Possesif BADBOY

Status: sedang berlangsung
Genre:Kehidupan di Sekolah/Kampus / Bad Boy / Romansa
Popularitas:8.2k
Nilai: 5
Nama Author: Abil Rahma

Pertemuan pertama yang tak disangka, ternyata membawa pada pertemuan kedua, ketiga dan seterusnya. Membuat rasa yang dulu tak pernah ada pun kini tumbuh tanpa mereka sadari.

kehidupan seorang gadis bernama Luna yang berantakan, membuat seorang Arken pelan-pelan masuk ke dalamnya. Bahkan tanpa Luna sadari, setiap dia tertimpa masalah, Ken selalu datang membantunya. Cowok itu selalu dia abaikan, tapi Ken tak pernah menyerah atau menjauh meski sikap Luna tidak bersahabat.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Abil Rahma, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Part 29 Fakta Baru

"Kenapa ikut turun?" Luna mengernyitkan dahi saat Ken juga ikut turun dari motornya.

"Mau ikut masuk lah," jawab enteng pemuda itu.

"Gak perlu, ini udah larut banget, yang ada entar kena masalah, Lo langsung balik aja, makasih udah nganterin," sahut Luna, memang saat dia sampai di depan rumahnya sudah cukup larut.

Ken berfikir sejenak sampai akhirnya menganggukkan kepala, "Yaudah Lo masuk dulu, setelah itu gue balik, tapi jangan lupa ngabarin gue ya!" pesan Ken membuat Luna mengangguk dan langsung masuk ke dalam rumahnya.

Setelah Luna menutup masuk ke dalam, Ken segera meninggalkan halaman rumah gadis itu. Sedangkan Luna langsung masuk ke dalam kamar, sebab penghuni rumah sudah berada di dalam mimpi.

Luna baru saja naik ke atas kasur setelah membersihkan dirinya, tepat saat itu ponselnya berdering. Menghela napas saat mengetahui siapa yang meneleponnya, meski begitu dia tetap menerima panggilan video call itu.

"Gue udah mau tidur, ada apa lagi sih?" tanyanya sebal.

"Cuma mastiin Lo baik-baik aja kan?" tanya Ken dari seberang sana. Pemuda itu menatap Luna lewat layar ponsel.

"Hm, seperti yang Lo lihat. Udah ya, gue dah ngantuk." Setelah mengatakan itu Luna pun langsung memutus panggilan tersebut, tanpa mau mendengarkan jawaban Ken diseberang sana. Tapi beberapa saat kemudian sebuah pesan masuk ke ponselnya.

Ken

Good night cantik.

Luna menggelengkan kepala membaca pesan dari Ken tanpa mau membalas pesan tersebut. Dia pun langsung terlelap setelahnya.

Pagi hari setelah mandi dan membersihkan diri, Luna segera turun. Tak sabar ingin bertanya banyak hal pada Mamanya. Dia bergegas sebelum sang mama berangkat kerja.

"Bi, Mama mana?" tanyanya saat tak mendapati mamanya di ruang makan.

"Ibu belum keluar kamar Non, mungkin sebentar lagi," jawab asisten rumah tangga itu.

Setelah mendapatkan jawaban tersebut, bukannya menunggu Luna justru kembali ke lantai dua menuju kamar mamanya. Mengetuk pintu dan memanggil sang mama. Tak lama setelah itu pintu pun terbuka.

"Loh, kenapa Ma? Mama sakit?" tanya gadis itu khawatir saat melihat wajah pucat mamanya.

"Masuk, kamu mau tanya soal yang kemarin, kan?" enggan menjawab pertanyaan putrinya dan langsung menyuruh gadis itu masuk ke dalam kamarnya.

"Ma, apa Mama sakit karena orang itu? Bener, kan Ma? Aku tahu orang itu punya kelainan seks, pasti itu efeknya, jawab Ma!" tebaknya. Meski sering mendapatkan perlakuan tak baik dari orang tuanya, Luna tetap mengkhawatirkan mamanya.

"Kamu sok tahu," jawab sang mama tak mau jujur.

"Apa Mama serius mau nikah sama dia? Mama pikir dulu deh, Mama bisa mati konyol di tangan orang itu," ucap Luna, meski mamanya tak mau berkata jujur.

"Itu urusan Mama, kamu gak perlu ikut campur," jawabnya membuat Luna menghela napas. Keras kepala sekali mamanya itu.

"Yaudah terserah Mama aja, semoga kedepannya Mama sellau baik-baik aja," sahut Luna, melupakan tujuan awalnya menemui mamanya.

"Apa yang mau kamu tanyakan?" tanya Dania mengalihkan pembicaraan.

Luna menatap mamanya sebentar sebelum menjawab, "Apa yang Papa katakan malam itu benar, Ma?" tanyanya.

Dania mengangguk mantap, "Iya, Papamu benar. Kamu memang bukan anaknya. Mama nikah sama dia setelah ada kamu di perut Mama, usia kandungan Mama saat itu sudah dua bulan, tapi emang Mama ngakunya itu anak papamu," jawabnya jujur.

Tiba-tiba Luna merasa dadanya sangat sesak, kamar orang tuanya itu terasa lebih sempit dari lorong paling sempit. Tembok di kamar itu seakan menghimpit tubuhnya hingga tak bisa bergerak. Kenyataan itu bukanlah hal yang ingin dia dengar, meski papanya bukan sosok ayah yang baik, tapi tetap saja lelaki itu menjadi cinta pertamanya. Apalagi saat kecil dia begitu di sayang oleh papanya.

"Kenapa Mama ngelakuin itu? Lalu siapa Papa ku Ma?" air mata Luna sudah membanjiri wajahnya. Dia yang terlihat tegar kemarin saat di depan Papanya, kini tidak lagi. Dia menumpahkan segala sesak di dadanya.

"Mama dijodohkan sama dia sejak dulu, kita terpaksa nikah. Terpaksa juga Mama ngaku kalau kamu anaknya, karena sebelumnya kita emang pernah melakukan hubungan terlarang itu," jelas Mamanya lagi, tanpa mau menjawab siapa sebenarnya ayah gadis itu.

Luna menggelengkan kepala tak habis pikir akan kelakuan Mamanya. Bisa-bisanya seperti itu, seperti wanita murahan saja. "Lalu siapa Papa ku Ma?" tanyanya lagi. Dia hanya ingin tahu siapa ayahnya yang sebenarnya, tidak lebih.

"Dia bos Mama dulu, tapi dia gak tahu kalau Mama hamil anaknya. Sekarang Mama juga gak tahu dia dimana, soalnya dia udah pindah ke luar negeri," jawab Mamanya tak menjelaskan secara rinci.

Luna menggelengkan kepala, "Siapa namanya Ma? Kalaupun dia ke luar negeri setidaknya akan kembali ke negaranya entah itu kapan, aku pengen ketemu sama dia," ucapnya.

"Gak perlu, dia gak tahu kamu anaknya. Gak usah cari dia, kalau kamu gak mau menambah masalah," cegah Dania. Entahlah dia tidak akan membiarkan Luna bertemu dengan Papa kandungan.

"Ma! Tolong kasih tahu aku siapa nama Papa ku? Aku pengen ketemu Ma!" pinta Luna memohon.

"Keluar sana! Mama mau istirahat!" Dania mendorong tubuh Luna meski tidak begitu kuat, setelah itu dia memilih membaringkan dirinya di atas tempat tidur.

Melihat Mamanya berbaring, Luna menyerah, memilih keluar kamar orang tuanya itu. Dia akan mencari tahu sendiri, meski dia yakin akan sangat sulit nantinya.

Setelah itu, dia memilih masuk ke dalam kamar, mengambil ponsel dan tas miliknya. Rencananya dia akan mencari kosan hari ini, supaya bisa terbebas dari rumah yang penuh dengan kisah kelam itu.

Saat menuruni anak tangga, dia berpapasan dengan seseorang yang tak lain adalah Herdi.

"Dimana Mama kamu? Katanya sakit?" tanya lelaki itu.

"Kamar." Jawab Luna datar, tanpa menatap lelaki itu dan langsung berlalu begitu saja.

Luna masih mendengar langkah Herdi yang tergesa, tapi dia memilih mengabaikannya dan langsung keluar rumah. Berjalan kaki meninggalkan komplek perumahannya.

Sambil berjalan, Luna mengirim pesan pada teman-temannya tapi tak ada satu pun diantaranya mereka yang menjawab pesannya, bahkan saat dia menelpon mereka pun tidak menerima panggilan itu. Akhirnya Luna menghubungi Bella, tahu jika gadis itu yang siap membantunya.

"Bell, hari ini sibuk gak?" tanyanya.

"Kenapa Luna? Butuh sesuatu?" tanya Bella dari seberang sana.

"Hm, mau minta bantuan buat nemenin cari kosan, gimana, bisa gak?" tanya Luna, sebenarnya tak enak hati dengan Bella yang baru dia kenal. Tapi dia juga tidak yakin jika pergi sendiri, apalagi kondisinya saat ini sedang kacau.

"Duh Lun, kayaknya gak bisa deh. Kebetulan gue lagi di rumah Raka, bantu Mamanya Raka, ada arisan hari ini di rumahnya, maaf ya. Atau besok aja, gue bakalan anter kalau besok, gimana?" suara Bella terdengar penuh sesal karena tak bisa membantu Luna.

"Yaudah gak apa-apa Bell, gue cari dulu sendiri sekarang, kalau sampai nanti gak nemu, besok bantuin cari ya," sahut Luna.

"Siap Luna, hati-hati ya." Setelah mengatakan itu, telepon tersebut pun terputus.

Luna menghela napas masih berjalan di area komplek perumahannya. Sesekali menghela napas lelah. Sebenarnya dia bisa saja memacari kosan sendiri, tapi sulit karena dia tidak punya kendaraan. Kalau saja punya sudah pasti dia tidak akan meminta bantuan siapapun. Selain itu dia juga sedang dalam keadaan kacau karena banyak masalah yang menimpanya.

Ah menyebalkan sekali, kenapa Papanya harus menjual mobil yang biasanya dia gunakan? Andai saja mobil itu masih ada, dia pasti tidak akan kesulitan.

"Udah gue bilang kalau ada apa-apa hubungi gue, kenapa keras kepala banget sih? Katanya kita teman," Luna terkejut mendengar suara itu. Suara Ken yang entah sejak kapan pemuda itu sudah berdiri di hadapannya, tepat di sebelah post satpam.

"Lo kok di sini, ngapain?" tanya Luna terkejut mendapati Ken di sana.

"Ngapel pak satpam," jawab Ken asal.

"Yaudah lanjutkan kalau gitu," ternyata Luna menaggapi serius.

"Ck, becanda Rel. Gue nungguin Lo. Tadinya mau ke rumah Lo, tapi pas liat Herdi gak jadi," jawabnya.

Luna menganggukkan kepala.

"Mau cari kosan kan? Gue anter!"

ˏ⸉ˋ‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩͙‿̩̩̽‿̩͙‿̩̥̩‿̩̩̽‿̩͙‘⸊ˎ

Maaf ya gaes, kalau alurnya lambat, emang begini alurnya. Doakan Luna supaya kuat ngadepin kenyataan yang kadang gak sesuai ekspektasi ini ya.

makasih untuk yang selalu jadi pembaca setia, semoga rejeki kalian dilancarkan, dan sehat selalu buat kalian semuanya...

1
dewi
sakit apa thoor smg cepat pulih d sehat kembali aamin
Felycia R. Fernandez
ntar mantan gak hadir lagi kan?
Felycia R. Fernandez
😆😆😆😆😆
Felycia R. Fernandez
si jutek perlahan bucin
❤️⃟Wᵃfѕ⍣⃝✰🥑⃟𝙉AƁίĻԼልˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©
Ken kok bisa tahu Luna ya, tapi Luna gak kenal Ken 🤔🤔🤔
❤️⃟Wᵃfѕ⍣⃝✰🥑⃟𝙉AƁίĻԼልˢ⍣⃟ₛ§𝆺𝅥⃝©: novel yg sebelumnya judulnya apa kak
total 2 replies
Felycia R. Fernandez
sepemikiran kita Ken...
gak bener nih teman teman nya Luna
Felycia R. Fernandez
akhirnya diterima juga
Siti Nina
Wahhh,,,akhir nya jadian juga 🤗
Felycia R. Fernandez
dukung jugaaaa💃
Siti Nina
Lanjut thor tetap semangat ya 💪
Kim Rahma💜: makasih kak😍
total 1 replies
Felycia R. Fernandez
Luna dapat mama yang Gila dan murahan... kesian banget nasib mu Lun
Felycia R. Fernandez
tanya aja dimana mama mu kerja ,selidiki siapa pemilik perusahaan nya
Felycia R. Fernandez
naaah kan bener tebakan ku,
Felycia R. Fernandez
mungkin berubah setelah tau kalau Kamu bukan anak kandungnya
Siti Nina
Si Luna blagu amat sih padahal udh sering di tolong sama si ken
Tasmiyati Yati
bantuan apa yg di minta Ken pada Luna ya
Tasmiyati Yati
siapa ni yg nheroyok raka
Tasmiyati Yati
gadis bukan teman yg baik berarti
Tasmiyati Yati
biasanya yg suka berantem malah jodoh😍
Tasmiyati Yati
ini anak di tolong bukannya terimakasih malah nyolot
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!