Reva Maharani kabur dari rumahnya karena di paksa menikah dengan pak Renggo ,ketika di kota Reva di tuduh berbuat asusila dengan Serang pria yang tidak di kenalnya ,bernama RAka Wijaya ,dan warga menikahkan mereka ,mereka tidak ada pilihan selain menerima pernikahan itu ,bagaimana perjalan rumah tangga mereka yang berawal tidak saling mengenal ?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Anjay22, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Reva dan Dafa
Pagi ini Reva berangkat kekampus ,seperti biasa diantar oleh Raka ,karena kampus dimana Reva menempuh pendidikan satu arah dengan kantor Raka .pagi ini kampus dipenuhi suara tawa oleh para penghuninya ,Reva berjalan santai menuju ruang kelas, tas selempang di bahunya, rambut diikat cepol asal-asalan—gaya andalannya sejak resmi jadi “Sayang”-nya Raka. Ia tersenyum sendiri mengingat pesan Raka tadi pagi: *“Jangan lupa minum air. Aku nggak mau Sayangku dehidrasi.”*
Belum sempat ia duduk, seseorang sudah melompat dari bangku belakang dan mendarat di sebelahnya dengan gaya dramatis.
“Reva! Akhirnya ketemu! Aku cari kamu dari tadi!” seru suara riang.
Reva menoleh—dan langsung tersenyum lebar. Di sampingnya duduk **Dafa**, teman barunya di kelas Metodologi Penelitian. Cowok itu tinggi, kulit sawo matang, rambut keriting alami yang selalu acak-acakan, dan senyumnya selalu lebar seperti baru saja dengar lelucon terbaik sepanjang masa.
Dan Reva tahu kalau selama ini Dafa naksir padanya ,tapi Reva tidak pernah menanggapinya ,dia menganggap Dafa hanya sebagai temannya sama seperti Nisa sahabatnya di kampus .
“Kamu kayak hantu—tiba-tiba muncul,” kata Reva sambil tertawa.
“Bukan hantu, tapi *bestie* baru!” balas Dafa, lalu mencomot keripik dari tas Reva tanpa izin. “Aku dengar kamu bawa camilan enak tiap hari. Jadi, aku putuskan jadi teman dekatmu.”
Reva menggeleng, tapi tak keberatan. Dafa memang orangnya asik—ceplas-ceplos, lucu, dan punya insting bercanda yang selalu pas. Sejak pertama kali diajak duduk bareng seminggu lalu, mereka langsung nyambung. Bahkan Raka pun pernah bilang, “Cowok itu kayak versi laki-laki kamu—banyak omong, tapi nggak nyebelin.”
“Ngomong-ngomong,” kata Dafa sambil mengunyah, “kamu kemarin nggak masuk, ya? Aku kira kamu sakit. Hampir aja aku kirim doa lewat grup kelas.”
“Aku cuma izin. Urusan keluarga,” jawab Reva santai.
“Oh, gitu? Keluarga penting. Apalagi kalau kamu mau nikah sama aku ,” seloroh Dafa.
Reva nyaris tersedak keripik. “Nikah? Sama kamu ?”
"Iya ,Reva selama ini aku menyukai kamu ,kalau kamu mau menerima aku menjadi pacar kamu ,aku akan serius sama kamu ,dan aku siap menikah sama kamu ,kapanpun kamu mau ." Dafa berkata dengan nada serius ,mendengar ucapannya ,Reva nampak terkejut ,namun ia kembali tersenyum dan menggelengkan kepalanya .
"Kamu memang gila Dafa ! gimana kamu mau menikah denganku ,kita ini hanya berteman ,lagi pula ,aku juga sudah menikah ."
"HAH ! APA ? KAMU SUDAH MENIKAH ?” seru Dafa, matanya membelalak dan suaranya agak meninggi sehingga membuat orang sekitarnya mengalihkan pandangan pada mereka berdua .
"Dafa !! bisa tidak kamu nggak teriak ! malu tahu ,lihat orang -orang melihat kearah kita ."Reva memberi kode pada Dafa dengan jari telunjuknya yang ia letakkan di bibirnya .
"Maaf - maaf ,Reflek ! ,kamu nggak bercanda kan ?"
"Nggak Aku memang sudah menikah ,sudah hampir setahun."
"Beneran ? Nisa tahu kalau kamu sudah menikah ?"
"Iya ,Dia sudah tahu ." jawab Reva dengan santainya ,
"Jadi Raka yang sering mengantar kamu itu bukan pacar kamu,melainkan suami kamu ?"
"Dia pacar aku ,pacar halalku ." ucap Reva dengan tersenyum ,dia tidak mau kalau Dafa terlalu berharap banyak padanya ,
"Selamat ya ,semoga pernikahan kalian sakinah mawadah warahmah ." Doa Dafa tulus walaupun ada raut kekecewaan di wajahnya .
"Aamiin ,Terimakasih ."
"Walaupun kamu sudah menikah ,kita masih bisa bertemankan ?"
"Berteman ? kita kan selama ini memang berteman ,dan tidak lebih ."jawab Reva ,mendengar jawaban Reva ,Dafa nampak merasa lega ,walupun ada kekecewaan di hatinya ,tapi dia berusaha berlapang dada ,dia akan berusaha menjadi teman yang baik untuk Reva .
“Terimakasih ,pantesan selama ini kamu kelihatan kayak istri-istri banget, sama Raka ! Dan …kamu akan marah kalau ada lelaki yang akan mendekati dan menggoda kamu ,dan kalau kamu lagi marah dan mengomel sudah mirip nenek nenek ” Dafa tertawa dan menirukan gaya bicara Reva dengan ekspresi lebay.
“Dafa! Aku bukan nenek-nenek galak!”
“Tapi kamu galak pas aku pinjam pulpen terus lupa balikin,” balas Dafa sambil pura-pura ketakutan.
Reva mendorong bahunya. “Itu karena pulpen itu adalah pulpen khusus pemberian dari Raka!”
“Ohhh…” Dafa mengangguk-angguk sok tahu. “Jadi itu *pulpen cinta*. Maaf, Sayang—eh, maksudku, Reva!”
Reva tertawa. “Jangan panggil aku Sayang! Itu panggilan khusus Raka.”
“Oke, oke. Tapi boleh aku panggil kamu ‘Kak Reva yang galak tapi baik hati’?” tanya Dafa dengan senyum nakal.
“Terserah kamu , asal kamu nggak cerita ke orang kalau aku menikah,aku lebih nyaman begini ,” jawab Reva tegas.
“Janji! Aku bakal bilang, ‘Reva itu belum nikah, tapi udah punya suami bayangan yang jaga dia kayak harta karun!’” Dafa tertawa.
“Dafa!”
Tapi sebelum Reva sempat membalas, dosen masuk kelas. Mereka buru-buru duduk rapi—meski Dafa masih nyengir
Kemudian keduanya mengikuti kelasnya ,kebetulan hari ini Nisa ,sahabat Reva yang biasa duduk disampingnya tidak masuk karena lagi sakit .
Beberapa jam kemudian ,Jam kuliah selesai .
Reva segera bergegas menuju parkiran di ikuti Dafa di belakangnya .
"Reva ! kita keluar bareng !" Dafa segera bergegas mengejar Reva ,dan Reva berhenti sejenak ,dan mereka keluar bersamaan.
"Nisa kok nggak masuk ,kemana ?" Tanya Dafa yang berjalan di samping Reva .
"O..tadi dia telpon aku ,dia minta aku mengizinkan pada dosen kalau dia nggak masuk ,karena dia sedang sakit ."
"Sakit ? Tumben cewek seperti itu bisa sakit ?" celetuk Dafa
"Nisa ,juga manusia seperti kita ,jadi wajar dong kalau dia sakit ?"
"Kalau untuk dia nggak wajar ! Masak cewek galak seperti dia bisa sakit ."
"Kenapa sih kamu kalau sama Nisa ,seperti tidak suka ?" tanya Reva ,karena selama dia berkuliah di tempat itu dan berteman dengan Nisa ,Dafa terlihat tidak menyukai Nisa ,dan Nisa juga sebaliknya ,dan mereka berdua seperti musuh bebuyutan kalau bertemu .
"Siapa juga cowok yang suka sama dia ,Sudah penampilannya nggak banget ,galaknya minta ampun,Apalagi kalau aku ingin mendekati kami ,dia sudah seperti algojo ,yang akan memenggal kepalaku saja !" Jawab Dafa dengan bergidik ngeri .
Nisa memang tomboy ,dia juga galak ,apalagi kalau ada orang yang mengganggunya ,dia tidak segan - segan menghajar orang itu ,apalagi Nisa pandai bela diri .
Tapi bagi Reva ,dia merasa nyaman didekat Nisa ,karena selama dengan dia tidak ada lelaki yang menggodanya dan juga mendekatinya ,kecuali Dafa ,karena Dafa orangnya nekat
"Awas lho,jangan terlalu benci sama Nisa ,nanti bisa bisa kamu jatuh cinta sama dia lho ?"
"Apa jatuh cinta sama Nisa ?" tanya Dafa dengan membulatkan matanya .Reva hanya tersenyum dan menganggukan kepalanya .
"Ih ,amit - amit aku sampai jatuh cinta sama dia ,kayak nggak ada cewek lain saja ." gumam Dafa .
melihat sikap Dafa seperti itu ,Reva hanya menggelengkan kepalanya ,mereka keluar dari kelasnya dengan bercanda dan terlihat sangat akrab ,Raka yang sedang menunggu Reva di tempat parkir wajahnya memerah ,dan tangannya Mengepal .