NovelToon NovelToon
Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Terjerat Cinta Pewaris Tahta

Status: tamat
Genre:Action / Romantis / Fantasi / Mafia / Konflik etika / Masalah Pertumbuhan / Tamat
Popularitas:15.5M
Nilai: 5
Nama Author: Shan Syeera

Sebuah tragedi penyekapan membuat Maharaya bertemu dengan seseorang yang berhasil merenggut kesuciannya.
Seorang pria dingin dan kejam, pimpinan mafia bawah tanah yang sangat ditakuti.

Dia juga dibawa masuk ke dalam kehidupan pria itu yang ternyata bukanlah orang biasa, laki-laki kejam itu adalah seorang putra mahkota dan calon raja masa depan.

Sejak itulah perjalanan hidup Maharaya berubah drastis. Dia dipaksa masuk ke dalam kehidupan yang diluar bayangannya, dipenuhi oleh kekerasan, ketakutan, kesedihan sekaligus kesakitan, sampai akhirnya dia mengenali dirinya sendiri.

Mampukah Maharaya bertahan dengan kehidupan kerasnya dan mendapatkan cinta sejati dari pria dingin itu yang nyata-nyatanya masih dibayangi oleh cinta masa lalunya?

Yuuk... kita ikuti saja kisah selengkapnya di sini..!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Shan Syeera, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

3. Terkurung

❤️❤️❤️

Kini keduanya berada pada posisi yang cukup

intim, saling menatap kuat dengan debaran

jantung yang tidak menentu. Aaron membawa

tubuh Raya untuk berdiri. Wajah gadis itu kini memerah. Dia mundur, menatap ke sekeliling

ruangan asing itu.

"Tuan..ada dimana saya.?"

Suara Raya terdengar gemetar, ketakutan kini

kembali menguasai dirinya. Ada dimana dirinya

sekarang.? apa yang akan terjadi dengannya.?

Tubuh nya semakin mundur hingga akhirnya

kakinya terantuk pinggiran ranjang membuat

dia jatuh terlentang di atas tempat tidur. Wajah

Aaron sedikit bereaksi melihat gadis itu tampak

ketakutan sendiri.

Raya segera bangkit, wajahnya saat ini sudah

tidak tahu mengeluarkan ekspresi seperti apa.

Antara takut, tegang dan juga salah tingkah.

Dia mendudukkan dirinya di pinggir tempat

tidur dengan wajah tertunduk sambil meremas

ujung mantel yang membungkus tubuhnya

mencapai lutut. Perlahan Aaron maju mendekat membuat Raya kembali menegang, menatap

waspada pada pergerakan laki-laki itu. Rasa

takut kini semakin menguasai dirinya karena

dia tidak bisa menebak isi pikiran pria yang

ada di hadapannya itu. Wajah pria itu terlihat

datar, dingin dan tidak mengeluarkan ekspresi

atau reaksi apapun. Sangat sulit di fahami.

Aaron menatap Raya, mengamati kondisi gadis

itu, apakah dia perlu mendapat perawatan

medis atau tidak. Padahal keadaan nya sendiri

saat ini tidak lah baik, bahunya yang terluka

semakin mengeluarkan darah.

"Tu-Tuan..apa yang ingin anda lakukan.?"

Raya menatap Aaron sambil mundur saat

melihat pria itu kembali melangkah maju.

Aaron mendengus, memalingkan wajahnya,

kemudian melangkah kearah meja rias.

Pria itu duduk di kursi meja rias. Raya masih

mencoba mengamati gerakkan nya. Dengan

sedikit kesulitan Aaron membuka kemeja yang

di pakainya membuat Raya terkejut seketika.

Dia menggeser posisi duduknya dengan mata

tetap waspada pada pergerakan Aaron. Namun

matanya kini melebar saat melihat luka di bahu

pria itu yang terus mengeluarkan darah. Rasa

empati bercampur cemas kini mulai memenuhi

dada nya membuat dia bangkit dari duduknya.

Namun sedetik kemudian dia terkesiap saat

melihat Aaron mengeluarkan pisau lipat dari

balik sepatunya.

"Tuan..apa yang akan kau lakukan?"

Raya bergerak maju mendekat saat melihat

Aaron bersiap untuk mengeluarkan peluru

yang bersarang di bahunya. Aaron bergeming,

dia mulai menggerakan pisaunya menusuk

ke dalam luka di bahunya.

"Apa anda butuh bantuan.? Biarkan aku yang

mengeluarkan benda itu."

Raya mencoba menawarkan bantuan sambil

bergidik ngeri, tangannya sampai bergetar

kuat saat melihat Aaron memejamkan mata

menahan rasa sakit. Tapi pria itu tetap diam

dengan ekspresi tidak pedulinya. Raya pasrah,

ini manusia sebenarnya terbuat dari apa.?

"Aarrghh...!"

Aaron menggeram kuat saat dia berhasil mengeluarkan peluru dari bahunya itu. Dia

mengatur napas nya, darah kini semakin

deras keluar membuat Raya sedikit panik.

Dia segera menyobek bagian bawah dress

nya kemudian maju mendekat, tidak peduli

lagi pada reaksi pria aneh ini.

"Biarkan aku membantu mu."

Lirih Raya sambil maju ke hadapan Aaron

yang sedang menunduk mengatur napas.

Pria itu terdiam, menatap sobekan kain di

tangan Raya. Dia melihat saat ini kondisi

pakaian gadis itu sudah tidak berbentuk

lagi. Bagian dada dan pahanya robek, dan

hal itu membuat sebagian tubuhnya terbuka.

Ada desiran aneh yang kini mulai menjalar

ke seluruh aliran darah Aaron. Dia membeku

di tempat saat tangan halus gadis itu mulai

membalut luka di bahunya. Gerakan gadis

itu lembut namun cukup kuat.

"Ini hanya untuk sementara saja. Kau harus

segera pergi ke Dokter agar tidak terjadi

infeksi."

Raya berkata dengan wajah lurus ke luka di

bahu Aaron. Sedang pria itu masih terdiam

seolah tersihir dengan apa yang di lakukan

oleh gadis itu. Dia mendongak, menatap wajah

Raya yang kini berada tepat di hadapannya.

Mata mereka kembali bersitatap sebentar.

Raya segera menjauhkan diri begitu selesai

membalut luka Aaron. Pria itu berdiri, meraih

kemeja yang sudah tidak berbentuk itu, lalu

memakainya kembali. Raya berdiri mematung

melihat apa yang di lakukan oleh pria itu. Mata

mereka kembali bertemu untuk beberapa saat

hingga akhirnya tanpa sepatah katapun Aaron membalikan badannya kemudian melangkah

kearah pintu.

"Tuan.. tolong biarkan aku pergi dari sini."

Raya akhirnya mengucapkan permohonannya

membuat Aaron menghentikan langkahnya.

Suara wanita itu terdengar sangat rapuh, penuh dengan permohonan. Dia terdiam beberapa

saat sampai akhirnya kembali melangkah

keluar dari ruangan itu meninggalkan Raya

yang mematung ditempat. Dasar pria aneh !!

Sebenarnya apa yang di inginkan oleh pria

itu.? kenapa dia tidak melepaskan dirinya.?

Raya menjatuhkan dirinya di atas tempat

tidur sambil menutup wajahnya. Berbagai

prasangka dan kecurigaan kini semakin

menguasai dirinya.

Ya Tuhan..apa yang harus dilakukannya

sekarang? Dia bagaikan mangsa yang keluar

dari satu sarang tapi kembali terperangkap

di sarang yang lain. Tapi dia tidak boleh putus

asa, apapun harus di cobanya sekarang.

Tidak lama setelah kepergian Aaron ada

petugas hotel yang datang bersama dengan

4 orang anak buah Aaron yang langsung

berjaga di depan pintu.

"Nona.. Tuan memerintahkan kami untuk

membawakan semua ini untuk anda."

Ujar pelayan hotel seraya meletakkan nampan

berisi makanan lengkap serta sebuah paper

bag di atas meja yang ada di ruang depan.

Raya hanya bisa menatap diam pelayan itu,

tapi matanya mencoba mencari celah apakah

dirinya punya kesempatan untuk lari. Namun

nampaknya percuma saja, 4 orang manusia

aneh terlihat bersiaga penuh di luar pintu.

"Terimakasih, kau boleh keluar sekarang."

"Baik Nona, saya permisi."

Pelayan hotel itu menundukkan kepala

kemudian berlalu keluar dari dalam kamar.

Raya menghembuskan nafas berat. Akhirnya

dia meraih paper bag lalu melangkah kearah

kamar mandi. Saat ini yang harus dia lakukan

adalah membersihkan dirinya kemudian

merebahkan tubuhnya di atas tempat tidur

mencoba untuk mengistirahatkan raganya.

Keesokan harinya Raya terbangun saat sinar

matahari sudah begitu terang benderang.

Mungkin karena kelelahan dia tertidur dengan

sangat pulas. Raya merutuki diri sendiri, ini

benar-benar gila.! bisa-bisanya dia tertidur

nyenyak dalam keadaan terkurung seperti ini.

Bagaimana kalau orang-orang aneh itu masuk

ke kamarnya dan melakukan sesuatu pada

dirinya saat tertidur.?

Dia tertegun saat melihat kearah meja sofa,

di sana sudah tersedia hidangan sarapan pagi

yang sangat lengkap. Dan ada paper bag baru

yang tergeletak di atas sofa. Kapan pelayan

hotel masuk ke dalam kamar, kenapa mereka

selalu masuk tanpa izin.? Ketakutan kembali

merayapi jiwa Raya, dia benar-benar berada

pada kondisi tidak aman sekarang.

Dia melangkah kearah pintu, mencoba untuk

membuka handel pintu yang sangat kokoh itu.

Tapi rasanya semua itu percuma saja. Pintu

itu bahkan tidak bergetar sedikitpun. Akhirnya

karena lelah dia menyerah. Masuk ke dalam

kamar mandi, setelah itu dia kembali, mulai

menikmati sarapan pagi yang tersedia. Dia

harus tetap kuat dan sehat agar bisa berpikir

jernih untuk menyusun rencana pelarian nya

dari tempat ini.

***

Waktu terus berputar tanpa terasa...

Malam ini Aaron janjian dengan Rayen di

sebuah club malam yang biasa di datanginya

untuk mendapatkan perawatan atas luka di

bahunya. Saat ini mereka berdua sudah ada

di dalam ruangan. Rayen langsung melakukan

perawatan pada luka tembak di bahu Aaron.

Setumpuk botol minuman terlihat memenuhi

meja lebar yang ada di hadapan mereka.

"Kenapa anda selalu membiarkan terluka

seperti ini hanya untuk seorang wanita

yang sudah jelas milik orang lain Tuan.?"

Rayen selesai membersihkan luka di bahu

Aaron, kemudian memberinya obat khusus

agar luka itu cepat mengering. Untung saja

yang terkena tembakan adalah seorang pria

bernama Aaron, kalau manusia biasa pasti

sudah mengalami infeksi dan komplikasi

karena penanganan yang terlambat.

"Setidaknya inilah caraku mengekspresikan

semua perasaanku padanya.!"

Desis Aaron sambil kembali menuang

minuman ke dalam gelas lalu meneguknya.

"Kau harus menghentikan semuanya mulai

sekarang.! Karena itu tidak akan memberikan

keuntungan apapun yang untukmu Tuan."

Rayen mulai membebat luka itu memakai

kain putih. Aaron terdiam, kembali menuang

minuman, meneguk, lagi dan lagi.

Setelah selesai dengan tugasnya Rayen kini

menemani pria itu menikmati minuman yang

bisa membuat seseorang melupakan segala

masalah atau pun kemelut hidup yang sedang

di alami untuk sesaat. Laki-laki yang memilki

rupa terlampau tampan namun minim ekspresi

itu tiada henti meneguk minuman di dalam

gelas kecilnya seakan ingin melampiaskan

segala keresahan dan kesakitan yang sedang

di rasakannya kini.

"Tuan yang Mulya.. sudahlah, hentikan.! Kau

sudah minum terlalu banyak.! lama-lama

dirimu bisa kehilangan kendali.!"

Rayen merebut botol minuman dari tangan

Aaron yang terlihat akan di teguknya secara

langsung. Aaron mendengus, dia melempar

gelasnya ke sembarang arah menimbulkan

bunyi prang yang sangat keras hingga gelas

itu hancur berkeping-keping. Matanya tampak

sudah memerah dan dia kelihatan mulai

kehilangan kontrol.

"Cinta..membuat hidupku kacau..!! Itulah

sebabnya aku tidak ingin mengenalnya.

Tapi wanita ini telah memaksaku untuk merasakannya..! Dia sudah membuat

jiwaku menderita..!!"

Aaron mendesis seraya memijat pelipisnya.

Dia menyandarkan kepalanya di ujung sofa.

"Dia baik-baik saja. Seharusnya sekarang kau

bisa tenang, bahaya itu sudah tidak ada lagi.!"

"Ya..kau benar.! Aku bisa pergi dengan tenang.

Aku tidak akan pernah lagi mengingatnya..!!"

"Kau sudah banyak membuang waktumu hanya

untuk mengejar sesuatu yang sudah menjadi hak

orang lain..! Kau harus move on Tuan Marvell..!"

"Aku tidak ingin melakukannya, tapi dia selalu

saja memaksaku untuk berada di jalannya..!"

Aaron berdiri dengan tubuh sedikit sempoyongan.

Rayen tampak sedikit khawatir. Dia melangkah

dengan perlahan.

"Hei..kau mau kemana.?"

"Aku ingin mendinginkan kepalaku.!"

"Apa aku perlu mengantarmu.?"

Aaron mengibaskan tangannya sambil

kemudian melangkah pergi meninggalkan

Rayen yang hanya menatapnya dengan

senyum tipis. Ya cinta kadang membuat hidup seseorang ada di ambang ketidakpastian.

Sementara itu di dalam kamar hotel..

Raya tiada henti mencoba untuk membuka

pintu kamar hotel yang terkunci dari luar.

Sudah sehari semalam dia di sekap dalam

kamar hotel berukuran besar ini oleh pria yang

sudah menyelamatkan nya dari tangan Jayden.

Namun pria itu belum pernah kembali ke kamar

ini sejak menempatkan dirinya di sini. Hanya

para petugas hotel dan beberapa pria berpakaian

serba hitam lah yang selalu datang mengantar makanan dan pakaian ke kamarnya.

Dia lelah, benar-benar lelah dengan usahanya

yang tidak membuahkan hasil sama sekali.

Kini dia menyerah dan tidak peduli lagi, dia

akan menunggu kemunculan pria itu ke kamar

ini dan akan mencoba memohon padanya

untuk membiarkan dirinya pergi ..

***

Happy Reading....

1
Merlani Hidayat
baca ulang ke 3x nya
Anonymous
Buat authornya 💗💗😭😭makasih udah bikin cerita sebagus ini plisss pengin jadi raya aron bener bener keren bgt karakternya jatuh cinta arghhhhh😭😭😭😭
Putu: Aku juga dari th 2025. Untung ketemu judulnya. Udah dari SMA love bgt sama ini😭
total 1 replies
Anonymous
Baper banget plis udah 5 tahun baca ini ga bosenin 😭😭
soso
Luar biasa
Momy Haikal
dari semua novel author aku suka cerita Agra kiran Devan Sherin dan raya aron sisanya aku kurang srek sm pemeran laki lakinya
Lismawati Salam
Luar biasa
☘️⃟🆑🍾⃝🎐⃟ͧC͠ʜᴀᷫғͧɪᷠɪ̽ɴⷡᴛᷧ͜ᴀͤ
dibaca berapa x pun tetap nyangkut dan serasa terhanyut dlm cerita ini
Teh Lis Putri
woooo kerean
Naila fikri sho Fiya
luar biasa karyamu thor
Sri Suhartati
Biasa
Sri Suhartati
Buruk
Naila fikri sho Fiya
Kecewa
Naila fikri sho Fiya
Buruk
Ita Setiana
Luar biasa
Sur Tini
sebener nya kenapa yah..ap aroon susah punya anak sampe terkejut begitu
Serevina Simanjuntak
Luar biasa
𝓛𝖊𝖊𝖈𝖍𝖞𝖗𝖆
cerita menarik klo bisa ada lanjutan nya donggg
Naila Azmi
kk mau kelanjutan kisahnya keanu donk kk
pasti lebih seru
Heti Supriyati Laela
luar biasa bikin yang baca ketagihan
Naila Azmi
gk bisa ngebayangin thor gmna tampannya seorang marvel de enzo 😍😍
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!