NovelToon NovelToon
Ratu Bar-Bar Milik Pilot Tampan

Ratu Bar-Bar Milik Pilot Tampan

Status: sedang berlangsung
Genre:Romantis / Fantasi / Nikahmuda / CEO / Romansa / Idola sekolah
Popularitas:11.1k
Nilai: 5
Nama Author: riniasyifa

Ratu Maharani, gadis 17 tahun yang terkenal bandel di sekolahnya, dengan keempat sahabatnya menghabiskan waktu bolos sekolah dengan bermain "Truth or Dare" di sebuah kafe. Saat giliran Ratu, ia memilih Dare sebuah ide jahil muncul dari salah satu sahabatnya membuat Ratu mau tidak mau harus melakukan tantangan tersebut.

Mau tahu kisah Ratu selanjutnya? langsung baca aja ya kak!

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon riniasyifa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 14 Balapan

Malam harinya suasana di mansion Eyang Rita begitu tenang. Setelah siang tadi Eyang Rita memutuskan pulang dari rumah sakit karena sudah merasa lebih baik. Dokter pun mengizinkan dengan catatan Eyang Rita harus banyak istirahat dan rutin minum obat yang sudah di resepkan oleh dokter.

Ratu berdiri di balkon kamar menatap pemandangan malam di kota Bandung, ia merasa bosan. Karena memang Ratu orangnya sulit untuk diam, apalagi kalau gak ada kegiatan. Akhirnya, ia mengenakan jaket kulit hitam favoritnya dan celana jeans yang pas, lalu meraih kunci motor sport merah kesayangannya yang terletak di atas nakas.

Dengan langkah pelan dan hati-hati agar tidak membangunkan siapa pun, Ratu menutup pintu kamarnya dengan sangat hati-hati. Lalu Ratu menuruni tangga sambil berlari kecil. Mansion sudah sepi, para maid sudah beristirahat sejak lama, memang sudah lewat jam 10 malam.

Ratu melangkah dengan waspada melewati koridor menuju garasi. Sesampainya di sana, ia memeriksa motornya. Sudah lama ia tidak mengendarai motor itu sejak pindah ke Jakarta, tapi kondisinya masih prima karena selalu dirawat oleh pak Udin sopir Eyangnya.

Setelah memastikan semuanya aman, Ratu mendorong motor pelan-pelan menjauh dari garasi agar suara tidak mengganggu penghuni mansion. Dengan napas tertahan, begitu ia sampai di luar gerbang mansion, Ratu segera naik ke atas motor dan menyalakan mesin dengan cepat.

Tak membuang waktu ia langsung tancap gas! Motor sport itu melesat cepat menembus malam, membelah jalanan dengan kecepatan di atas rata-rata tubuhnya meliuk-liuk gesit saat menyelip beberapa pengendara lain. Ratu sangat menikmatinya kebebasannya.

Tak berapa lama kemudian, Ratu tiba di arena balap yang sudah lama ia rindukan. Dulu saat masih tinggal di Bandung, tempat itu menjadi ajang pelarian dan tempatnya menyalurkan hobi balapnya.

“Hy, apa kabar? Akhirnya lo datang juga, udah lama banget lo gak turun ke lintasan,” sapa seorang pemuda bernama joe yang sudah menunggunya, Joe adalah salah satu panitia dalam acara balap ini.

“Gue baik, seperti yang lo liat, Bang Joe,” jawab Ratu santai.

“So, malam ini lawan gue siapa?”

“Abiyan, juara bertahan dua tahun terakhir. Lo yakin mau tanding sama dia?” tanya Joe dengan nada setengah ragu, karena tahu Ratu sudah lama vakum dari hobinya itu.

Ratu mengangguk santai dan tersenyum di balik masker hitamnya. “Kita lihat saja siapa yang lebih cepat sampai garis finis.”

Joe tersenyum mengangguk, “ Ha ha gue suka sikap percaya diri lo. Dan gue percaya sama lo.”

Suara mesin motor mulai meraung mengisi udara malam. Ratu sudah siap di atas motor sport merahnya dengan sikap tenang penuh percaya diri, sementara di sebelahnya Abiyan memancarkan aura sombong, menatap tajam lawannya.

Seorang gadis seksi melangkah maju, mengangkat bendera perlahan, “Satu ... dua ... tiga ... go!”

Brumm!

Motor-motor itu melesat secepat kilat menuju garis start, menembus sunyinya malam dengan deru suara mesin yang menggetarkan.

Di sisi lain, Nathan dan Erland mengamati dengan seksama dari tengah kerumunan penonton yang tak jauh dari arena balap.

Nathan sudah kembali ke hotel setelah Eyang Rita di perbolehkan untuk pulang dari rumah sakit. Malamnya ia dan Erland keluar niat mau cari udara sambil nongkrong di cafe, tapi tiba-tiba Erland malah mengajaknya untuk menonton balapan setelah mendapat telpon dari seseorang.

Dan di sinilah Nathan dan Erland sekarang berada di tengah-tengah kerumunan para penonton. Saat dua motor melintas di hadapannya, pandangannya tak lepas dari sosok pembalap yang memakai jaket hitam dengan motor sport warna merah.

“Lo lihat gak? Pembalap motor merah itu cewek, bukan sih?” tanya Nathan dengan penasarannya.

“Iya, siapa ya kira-kira?” balas Erland juga sama penasarannya dengan Nathan.

Nathan hanya mengangkat bahunya tanda iapun tidak tahu, tapi ia merasa sedikit familiar dengan jaket kulit yang di kenakan pembalap yang menunggangi motor sport merah itu. Ia sempat teringat sesuatu tentang jaket itu, tapi dengan cepat ia mengalihkan pikirannya.

“Kayaknya jaket itu pernah gue lihat sebelumnya.” gumamnya dalam hati.

“Malam ini siapa menurut captain siapa yang bakal menang?” tanya Erland antusias.

“Em, aku dukung yang motor merah aja,” jawab Nathan dengan yakin tanpa ragu sedikitpun di matanya.

Erland tersenyum, "Kalau aku pilih Abiyan, juara bertahan dua tahun ini.”

Balapan semakin memanas ketika mereka memasuki putaran terakhir. Abiyan masih memimpin dengan jarak tipis dari Ratu yang tetap tampil tenang.

Dengan perhitungan yang matang, Ratu menunggu momen yang tepat untuk menyalip. Saat Abiyan lengah, Ratu melesat cepat menyalip dari sisi dalam lintasan. Suara mesin yang meraung keras dan sorakan penonton yang menggema mengiringi aksinya.

Detik-detik berikutnya, Ratu berhasil melaju melewati garis finis lebih dulu, meninggalkan Abiyan yang hanya bisa menatap dengan ternganga.

Nathan segera berdiri, bertepuk tangan penuh kagum. “Lo kalah, Erland,” ucapnya dengan senyum lebar sambil menatap ke arah Ratu yang masih tersengal namun penuh kebanggaan.

Erland hanya bisa mengangkat bahu dengan ekspresi kecewa. “Gila, dia keren banget. Gak nyangka jagoan gue bisa kalah,”

Di sisi Ratu, Ratu melepaskan helmnya dengan gerakan lambat, seperti adegan slow motion dalam film. Rambut panjang hitamnya tegerai indah di bawah cahaya lampu jalan. Namun ia tidak membuka maskernya.

Sebagian penonton berteriak histeris saat tahu ternya pemenang balapan malam ini adalah seorang wanita.

Ratu dengan sikap percaya dirinya duduk dengan tenang di atas motonya sambil memangku helmnya.

Lalu Joe datang menghampiri dengan senyum bangganya.

"Keren bangat adik gue satu ini emang," puji Joe penuh rasa kagum.

"Udah gak usah lebay Joe, gue meskipun dah lama gak ikut balapan tapi tiap hari gue juga naik motor sekolah, jadi dah terbiasa aja sih," Ratu merendah.

"Ya tapi tetap aja skill seorang Ratu memang tak main-main, luar biasa," ujar Joe dengan senyum sumringahnya.

Ratu tersenyum puas. “Gue gak pernah lupa skill gue,” katanya singkat.

Abyan yang memperhatikan Ratu dan Joe merasa tertarik untuk bergabung dengan susah payah ia berusaha membuang ego yang bisanya selalu bersikap arogan dan sombong. Tapi entah kenapa ia merasa tertarik sama Ratu meskipun Ratu sudah melukai harga dirinya malam ini.

"Selamat ya, gue gak nyangka bisa di kalahkan sama seorang cewek," ujar Abyan masih tak percaya bahwa dirinya akan kalah.

"Hm, terima kasih, lain kali jangan menganggap remeh lawan, karena belum tentu yang terlihat lemah akan mudah di kalahkan," jawab Ratu menatap sekilas Abyan yang berdiri di samping motor sportnya.

"Ya kau benar. Kenalin gue Abyan," ucapnya sambil memperkenalkan dirinya.

Ratu menatap tangan Abyan yang sudah terulur di hadapannya namun ... dengan cepat seseorang menegurnya.

"Ratu!" panggil Nathan dengan tegas di belakangnya Erland menatap bingung pada aksi captain nya itu.

Ratu langsung menoleh dengan mata melebar tak percaya melihat Nathan kini berdiri di belakangnya.

"Nathan? lo di sini juga?" tanya Ratu yang masih terkejut.

Nathan langsung tersenyum hangat saat ia sudah tahu ternyata itu memang Ratu sesuai dugaannya dari tadi.

Semua orang yang ada di sekitar mereka menatap dengan wajah ingin tahunya.

Nathan melangkah pasti mendekat kearah Ratu, Ratu akhirnya membuka maskernya, membuat semua yang melihat berdecak kagum akan kecantikan sang pembalap.

Bisikan-bisikan kagum terdengar samar-samar namun Ratu dan Nathan bersikap masa bodoh mereka sudah terbiasa dengan pandangan memuja dari para lawan jenis.

Abyan dan Joe juga terlihat terkesima pada kecantikan Ratu. Joe meskipun sudah lama mengenal sosok Ratu tapi ia belum pernah melihat wajah Ratu secara langsung karena Ratu selalu memakai masker saat akan turun ke lintasan.

Erland akhirnya mengangguk paham, kenapa Nathan tiba-tiba ikut nyamperin Ratu saat ia membuka helmnya.

"Sepertinya captain Nathan benar-benar sudah jatuh cinta pada tuh cewek, tapi pantes sih ceweknya aja spek bidadari lagi, jago balap pula," batin Erland sambil tersenyum.

"Kenapa gak bilang-bilang kalau kamu akan kesini?" tanya Nathan lembut ketika sudah berada di sisi Ratu.

“Gue ... gue gak ada rencana sebelumnya. Tiba-tiba aja gue rindu tempat ini, jadi gue ke sini,” jawab Ratu sedikit kikuk menanggapi tatapan Nathan.

Sedangkan Abyan perlahan menarik kembali uluran tangannya dengan wajah kecewa.

"Ya sudah, ayo kita pulang ini udah tegah malam gak baik cewek malam-malam keluyuran, pasti kamu kesini diam-diam kan biar gak ketahuan sama Eyang?" tebak Nathan tepat sasaran.

Ratu hanya mengangguk pelan seperti anak kecil yang ketahuan bohong sama orang tuanya. Entah kemana sikap bar-barnyq itu.

Nathan sangat gemas melihat ekspresi Ratu, Nathan yang tak tahan mengacak pelan rambut Ratu.

"Kamu ini ya, nakal sekali," tambah Nathan lalu dengan cepat mengambil helm di tangan ratu dan memakainya di kepala Ratu dengan lembut.

Ratu hanya diam mematung tanpa membantah,"Mundur aku akan antar kamu pulang," titah Nathan tegas membuat Ratu lagi-lagi menurut.

Tanpa menunggu persetujuan Nathan langsung naik ke atas motor dan menghidupkan mesinnya.

"Eh, tunggu hadiahnya?" ujar Joe cepat.

Seketika Ratu kembali tersadar, "bagikan saja seperti biasa, setengahnya jangan lupa kasih ke panti Bunda Asih," jawab Ratu.

"Ok, thanks," ucap Joe tulus, ya Ratu tidak pernah mengambil hadiahnya ketika ia menang karena ia tanding bukan untuk uang tapi hanya sekedar menyalurkan hobinya saja.

"Kau memang luar biasa Ratu, aku semakin yakin untuk mendapatkan mu," ucap Nathan dalam hati senyuman hangat tersungging di balik helmnya.

“Apa sudah selesai?” tanyanya lembut.

Ratu mengangguk pelan. Nathan lalu menatap Erland yang masih terpaku di tempat.

“Erland, kau ikut aku ya. Kita antar Ratu dulu,” ujar Nathan sambil menyalakan mesin motor. Lalu langsung tancap gas membelah jalanan yang sepi dengan kecepatan sedang menuju mansion Eyang Rita.

1
Rita
biar lulus Ratu buat kebaikan kmu
Rita
sok2an mikirin perasaan lu nah lu nya lht ada yg lbh dr angkasa otak dah mulai mikir licik lg
Rita
krn lu licik
mawar 🌹
cie cie ada yang malu-malu mau
Bu Kus
nathan udah dapat lampu hijau dari ratu tu ratu udah mulai cemburu tu
azela
cemburu ni he/Grin//Grin/
Rita
syirik aja jadi orang
Rita
😜🤣🤣🤣🤣🤣🤣pocecif
Bu Kus
lanjut lg dong kak thro
merry
kerjaaan nathan jgn pilot lgg knn gk bs jagain ratu krn terbang trss,, klo pengusaha kn bs antar jmput ratu dan bs ngurusi klo ratu buat mslhh 😄😄😄😄😄
Rita
semoga dilancarkan ya Nathan Ratu
Rita
g mempan Ratu
azela
sangat cocok ratu yang bar-bar Nathan yang pengertian dan sabar
Elsa
Mama Nadia sepertinya sangat suka sama Ratu
mawar 🌹
akhirnya /Facepalm/
Bu Kus
aku setuju enyang nikahkan saja mereka
Lisa Halik
yeah nikah terus
Rita
waah Nathan semangat nih
Rita
good idea
Rita
ciee yg lg kesel plus cemburu
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!