"aahh teriak Mila, ampun jin penunggu kebun teh, saya tidak sengaja.
Biarkan saya pergi jin, saya gadis biasa tidak pantas jin jadikan istri.
"kata-kata Mila membuat Andrean ingin tertawa, lelaki tampan itu sekuat tenaga menahan tawa nya.
"Jan jin, Jan jin" sembarangan saja kalau ngomong.
ini saya guru kamu, ngapain kamu masih gelap lari-lari di jalan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Hafizah salsabila, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Mau Melamar Kamu
Di vila Marsel melihat mantan kekasih sahabat nya murung entah apa yang di pikirkan Sonia.
Marsel mencoba mendekati Sonia sahabat nya di masa sekolah dulu.
"Nia kamu kenapa, "kamu ada masalah." tanya Marsel.
"Tidak ada apa-apa sel, "enggak usah kawatir." jawab Sonia.
"Aku rasa sih, kamu sedang menyimpan masalah, "cerita sama aku Nia." siapa tau aku bisa membantu kamu."
"Papah menyuruh aku menikahi, "lelaki yang tidak aku suka sel."
"Padahal lelaki itu sudah punya istri, "tapi papah bersikeras memaksa aku untuk menikahi nya."
"Alasan nya, "lelaki itu akan memberikan satu perusahaan nya sama papah, "asal aku mau menikah dengan dia."
"Kamu jadi tumbal papah mu sendiri Nia." tanya Marsel.
Ervina sam Azizah ikut prihatin mendengar curhatan Sonia.
"Ka Sonia sabar ya ka." ucap Azizah.
"Terimakasih ya zi."
Ervina mendekati Sonia dan memeluk nya.
"Kaka kalau mau curhat jangan segan ka." ucap Ervina.
"Iya dek terimakasih perhatian nya." jawab Sonia.
Tidak lama mobil Radit sudah berada di depan vila.
"Dit biar gue yang bawa." ucap Excel.
Excel membawa barang belanjaan nya kedalam vila.
Radit mengekor di belakang sahabat nya.
Malam pengantin bukan nya tidur bareng istri, tapi Radit malah kumpul bersama sahabat-sahabat nya.
Radit takut membuat Safira tidak nyaman dengan ke hadiran nya di rumah pak hasan
Ke inginan Radit biar semua berjalan tanpa ada nya paksaan.
Excel sudah berada di dalam vila.
"Sayang ini jagung bakar nya." ucap Excel.
"Terimakasih mas suami." Azizah meraih jagung yang di berikan suami nya.
"Ini buat kalian." Excel meletakan satu kantong plastik cemilan.
Sonia mengambil satu bungkus makanan dari plastik.
Tidak lama Radit masuk kedalam vila.
"Dit kok kamu baru masuk." tanya Sonia.
"Oh iya tadi aku, duduk dulu di depan." jawab Radit.
Setelah semua selesai makan dan bercerita.
Excel sudah pulang ke vila sewaan nya, sekarang tinggal Radit sama asisten pribadi nya berdua.
"Dit, loe yakin enggak ngantuk." tanya Marsel.
"Loe kalau ngantuk tidur saja sel, "enggak usah nanya gue sudah ngantuk atau enggak."
"Ya sudah gue ke kamar ya, "gue enggak kuat ngantuk." ucap Marsel.
Marsel berjalan ke arah kamar vila di tempat Radit, karna sudah ngantuk banget Marsel tidak tahan lagi membuka mata nya lebih lama.
Radit duduk berselonjor di atas sofa sendirian, tidak lama Radit pun tertidur di atas sofa.
......................
Di tempat pak Hasan, Safira terkejut suami nya tidak ada di kamar padahal masih jam 5 subuh.
"Ah mungkin om Radit lagi ke kamar mandi." ucap Safira pelan.
Safira turun dari tempat tidur nya, berjalan ke kamar mandi yang berada di dalam kamar Safira.
"Kok pintu kamar mandi nya tidak di kunci, "om Radit juga tidak ada di dalam."
"Om Radit kemana." bisik Safira.
Safira keluar dari kamar nya, berharap sang suami ada di luar.
Di dapur terlihat ada ibu Miranti yang lagi sibuk menyiapkan sarapan.
Safira berjalan mendekati ibu Miranti di dapur.
"Bu kok om Radit enggak ada kemana." tanya Safira.
"Lah kok nanya ibu, "bukan nya semalam di kamar sama kamu." Jawab ibu Miranti.
"Di kamar enggak ada Bu."
"Ibu juga enggak tau Fira."
"Coba nanti tanya sama ayah saja, "siapa tau nak Radit ikut ke mesjid."
Tidak lama pak Hasan masuk kedalam rumah nya.
"Assalamualaikum." ucap pak Hasan sambil melangkah memasuki rumah nya.
"Waalaikumsalam." Ayah dari mesjid." tanya Safira.
"Iya ayah dari mesjid, "ada apa kok tegang begitu." tanya pak Hasan.
"Itu yah, nak Radit hilang." ucap ibu Miranti.
"Hilang di kira barang hilang, "ibu ada-ada saja." "Nak Radit, semalam pamit sama ayah, "mau ke vila."
"Kirain ayah sudah pulang kesini."
"Kamu kenapa nanyain nak Radit." tanya pak Hasan.
"Ya enggak papa sih yah, "cuma aneh saja tiba-tiba menghilang." jawab safira.
"Jangan kawatir Fira, "suami kamu mungkin belum terbiasa tinggal sama kita, "jadi pulang dulu ke vila."
"Kamu masak sekarang, "terus antar ke vila makanan nya."
"Baik ayah." jawab safira.
"Kasian suami kamu Safira, "dia mungkin orang mampu bisa beli di mana saja, "tapi kamu sebagai istri juga harus mengurus nya." ucap pak Hasan.
Mau tidak mau Safira, harus belajar jadi istri yang baik untuk suami nya.
Safira membantu ibu Miranti, memotong bahan masakan.
Kali ini masaknya lebih banyak dari sebelum nya.
Di tengah kegiatan nya, ibu Miranti menasehati anak gadis nya.
"Nak coba kamu buka hati kamu, "untuk menerima pernikahan ini."
"Kasian nak Radit, "baru kemarin mengucapkan ijab Qobul, "tapi kalian sudah tidur terpisah."
Safira diam tidak bisa menjawab ucapan ibu nya.
"Ayah mendidik kamu, "untuk menjadi anak yang shaleh, "jangan permalukan ayah sama ibu nak."
"Apa kata ibu mertua mu, "kalau dia mendengar anak nya yang baru menikah pisah rumah." ucap ibu Miranti.
Safira mencerna semua ucapan ibu nya.
"Iya ibu, "Safira butuh waktu, "untuk menerima semua ini."
"Coba ibu bayangkan, "Safira menikah dengan orang yang lebih tua dari Fira, "terus kami belum saling mengenal, "tapi Safira di paksa untuk hidup bersama lelaki yang belum Safira kenal."
"Semua butuh proses Bu, "Safira masih malu, Safira belum tau juga apa yang harus di lakukan seorang istri." jawab safira sedikit kesal.
"Ibu mengerti, "kamu cukup menuruti kemauan suami kamu saja nak."
"Maafkan ibu sudah memaksa kamu, "menikah secepat ini."
"Semua salah ibu." tidak terasa air mata ibu Miranti menetes di pipinya.
Safira melihat ibu Miranti, meneteskan air mata nya membuat Safira merasa bersalah.
Gadis cantik itu memeluk ibu nya.
"Maafkan Safira juga ya Bu, "belum bisa menjadi anak yang baik untuk ayah dan ibu." ucap Safira sedih.
"Sudah tidak apa-apa, "jadikan ini pengalaman pertama kamu, "jangan di ulangi lagi suami minggat dari rumah."
"Iya ibu." jawab safira.
Satu jam sudah Safira selesai memasak, gadis cantik itu mengisi rantang kosong, dengan makanan yang Safira masak sendiri.
"Bu Safira mandi dulu ya." ucap Safira.
"Iya sayang, "dandan yang cantik Fira." ucap ibu Miranti.
Safira masuk kedalam kamar, untuk melakukan ritual mandi nya.
Selesai mandi Safira mengenakan pakaian muslim nya.
Safira memakai gamis berwarna putih bunga-bunga di padukan dengan pasmina berwarna mocca yang di ikat ke belakang.
Tidak lupa Safira memoles wajah nya tipis-tipis.
Terlihat Safira lebih cantik dan sangat anggun, Safira memancarkan kecantikan yang penuh pesona.
Selesai dengan kegiatan nya, Safira keluar dari kamar.
Gadis cantik nan anggun itu melangkah ke dalam dapur, untuk mengambil rantang yang sudah di isi makanan.
Tidak butuh waktu lama Safira sudah menenteng rantang, berjalan menyusuri jalanan yang sejuk di penuhi dengan tanaman daun teh hijau.
Mila melihat teman nya yang sudah cantik merasa heran, pagi-pagi begini Safira sudah rapih mau kemana.
"Eh pengantin baru mau kemana." tanya Mila.
"Mau nganter makanan." jawab safira.
"Fira bagai mana malam pertama nya, "seperti yang aku katakan kemaren enggak." tanya Mila ingin tau.
"Enggak tau." jawab safira sambil melangkah meninggalkan sahabat nya.
"Eh di tanya kok malah pergi, "dasar aneh." ucap Mila pelan.
Ponsel Mila berdering, ada panggilan masuk dari pak guru tampan nya.
"Aduh pagi buta begini, "sudah ganggu orang saja." ucap Mila sama diri nya sendiri.
"Selamat pagi pak guru." tanya Mila sambil mendayu di balik telepon.
"Selamat pagi juga calon istri pak guru." jawab Andrean sambil senyum-senyum di balik ponsel nya.
"Pak sadar enggak, "bapa tuh sudah mengganggu saya." ucap Mila sambil menekan suara nya.
"Jangan galak-galak dong, "calon istri ku."
"Sudah pak jangan berbasa-basi, "bapak mau apa nelepon saya jam segini." ucap Mila ketus.
"Saya mau melamar kamu." ucap pak guru.
Perkataan pak guru membuat Mila menelan ludah nya susah payah.
"Eh gila apa ya." ucap Mila dalam hati.
"Eh pak guru, "sudah jangan ganggu saya." ucap Mila.
"Persiapkan diri kamu, "sore nanti saya mau kerumah ibu kamu."
Lagi-lagi Mila di buat syok dengan ucapan pak Andrean.
"Bapak jangan bercanda pak, "ini masih pagi." ucap Mila kesal.
"Saya serius Milana, "saya tidak banyak waktu untuk bercanda sama kamu."
Mila mematikan sambungan telepon nya, gadis cantik itu berlari kedalam rumah nya, dengan perasaan yang susah di artikan.
Mila menganggap pak guru tampan, hanya sekedar menggoda nya saja.
Gadis cantik itu mengira ucapan pak guru hanya bercandaan.