- Jati diri ? -
"Lex,rose kalian adik -kaka !"
"Apa dia sungguh rose?"
"Yap dia rose!"
"Bukan ...aku bukan rose ..aku zenny!"
"Dek kamu kenal pak jaya?"
"Tidak bang aku tak kenal !"
-Cinta atau berbelas kasih?-
"Kenapa Abang menginginkan ku ,menikah dengan Abang?"
"Karna Abang cinta kamu!"
"Aku tak percaya !"
"Abang akan membuat mu percaya akan cinta Abang!"
"Aku butuh bukti!"
"Abang akan tunjukkan!"
"Aku tunggu!"
"Abang siap membuktikan!"
_Cinta karang samudra _
"Kalau cinta itu tak seindah karang
Di samudra! "
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon bidadari, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bagian 24 "Bercerai!"
Zenny memandang sang suami, berkaca-kaca hatinya seperti teremas. sakit sekali harus mematahkan hati nya dan juga hati sang suami yang baru saja tumbuh.
"ngga, ngga boleh pisah! " Irsyad menggengam erat tangan sang gadis. Lalu pandangannya. Bertemu oleh sang gadis mata mereka terkunci saling diam. mata mereka seolah berbicara kalau sudah tidak sanggup lagi, menerjang perbedaan dan melawan restu tersebut,
"AKU, BERSUMPAH NGGA AKAN PERNAH. MAU BERCERAI DENGAN ZENNY! " Tegas irsyad dengan suara penuh penekanan membuat. Wira naik pitam ia menatap zenny seolah ingin membunuh sang gadis, yang berada di hadapannya
"ANAK, BAJINGAN MALAH PILIH WANITA JAL#NG INI KETIMBANG, KELUARGA MU! " teriak wira tidak terima
Irsyad menatap bapaknya lalu, pandangannya beralih ke aris "aku, sudah berjanji ! Bukan pada zenny tapi juga pada Tuhan di--hari aku mengucapkan namanya!.. Janji suci itu harus aku jaga! .." Irsyad tersenyum manis ke zenny,
"aku, tidak ingin diriku sama sepertimu!... Yang melanggar janji di depan tuhan! . ." Tegas irsyad dengan penuh penekanan.
Mata Wira memanas. Menahan gejolak hatinya yang meletup-letup karena perkataan sang anak yang berani berontak,
"MULAI, DETIK INI KAU BUKAN ANAKKU!... BARA WIRATA MENCABUT.. NAMA KAU SEBAGAI BAGIAN KELUARGA KU! " Ucapnya penuh penekanan "Silakan, ambil ibumu yang tidak bermutu. " Imbuh nya lalu mengayun langkah menjauh dari irsyad. sebelum pergi meninggalkan ruang keluarga. ia berbalik sejenak matanya memancarkan sinar kebencian
"SAYA --TIDAK PERNAH, MERESTUKKAN HUBUNGAN PERNIKAHAN KALIAN. SAYA HARAP PERNIKAHAN KALIAN AKAN . .. PUNUH DENGAN KESIALAN KE BLANGSATAN! " Sumpah serapah itu melayang. di udara lalu ia pergi dari sana
Aris menatap sang abang, dengan tatapan kecewa ia menggengam erat tangan. Sang istri "bang, bagaimana pun bapak.. Orangtua kita. Aris masih ngga sangka demi wanita itu, abang rela memutuskan tali silaturahmi! " Ucapnya dengan suara penuh kekecewaan lalu, pergi dari ruang keluarga.
Irsyad hanya membeku di tempat matanya. Menatap lantai marmer ia menghela napas, rasa sakit di dadanya kini tambah tinggi bahkan terluka dan berdarah, mungkin saat ini sudah bernanah zenny menoleh ke irsyad.
"Bang! " Panggil zenny suaranya pelan. menggetarkan hati sang suami lalu menoleh, wajahnya lesu seperti tidak bersemangat. Zenny menarik sang suami dalam dekapan nya, membuat irsyad merasakan kehangatan yang menjalar di tubuhnya.
Zenny membantu Irsyad duduk, di sofa ketiga temannya langsung pergi ke kamar mereka tahu. Ini saatnya zenny dan irsyad bicara empat mata, tentang rumah tangga mereka. Zenny memandang ke dua cangkir teh hijau hangat yang berada di meja tengah-tengah mereka. ia melirik ke irsyad yang berulang kali menghembuskan napas panjang.
"Bang, apakah keputusan. Abang benar? Dan abang tidakkan menyesal seumur hidup? " Tanya zenny dengan suara penuh penyesalan. ia Benar-benar menyesal telah, menjadikan keluarga irsyad hancur.
Irsyad menoleh ke sang istri.yang menundukkan kepalanya. Ia menguatkan diri sebelum berbicara kepada sang istri.
"Apa, yang abang katakan semuanya ke benaran dek!... Abang, kecewa sama mereka yang terlalu memandang rendah orang kalangan bawah! Rakyat jelata, padahal kami dulu pun begitu!.. " Irsyad meluruhkan punggung nya ke sandaran sofa. lalu matanya menatap ke langit-langit, ruang keluarga
"maaf, terlalu banyak melukai hatimu! " Ucap irsyad tetiba zenny menggeleng dan ia menatap sang suami "maaf, telah merusak segalanya bang!.. Maafkan aku! " Tutur zenny suaranya bergetar irsyad menatap sang gadis. Ada sebuah buliran -buliran bening. yang berjatuhan dari pelupuk matanya.
"Jangan menangis, keluarga abang hancur karena kitanya yang menghancurkan sendiri!.. Maafkan keluarga abang yang, selalu jahat kepadamu dek! " Irsyad bersuara dengan penuh getar namun terdengar lantang , raut wajahnya menampakkan sebuah. Penyesalan dan kekecewaan
"Bang, bisakah abang bertahan untuk ibu? " Zenny mengigit bibir dalamnya. Saat perkataan itu lolos dari bibir kecilnya, Irsyad menghela napas ia mengeluarkan rokok filter nya dari saku celana lalu, menyalakannya Rokok tersebut zenny meremas jemarinya, sekitarnya sudah di penuhi asap yang veradal dari rokok filter yang. Terselip di jemari telunjuk dan tengah irsyad.
"Bang, apakah ibu tidak akan kecewa? Bila tahu sebenarnya? " Tanya zenny ragu sebenarnya ia bisa saja tidak. bertanya tapi apa boleh buat sudah letih ia menyimpan perasaan ingin tahunya, "ibu, akan mengerti sayang berpisah dengan bapak. akan membuat ibu bahagia, " Ia menghela napas lalu menegakkan punggung nya kembali,
"Melihat, bapak yang berkata seperti itu, membuat abang kepikiran sesuatu hal" Ucap irsyad membuat atensi zenny ke arahnya ia berkerut kening, perasaan penasaran menyelimuti dadanya " Apa bang? "Tanya zenny penasaran menunggu jawaban dari sang suami tercinta.
"Abang, mau mengajukan surat perceraian! " Perkataan irsyad, Sukses Membuat mata zenny terbelalak. hingga ingin copot dari pelupuk matanya tatapannya kini fokus. Kepada sang suami, "Maksud abang? Surat perceraian kita? " Tanya zenny ragu
Takk!
Zenny mengusap dahinya, yang sakit karna jitakkan dari sang suami membuat ia menatap irsyad jengkel.
"Abang, KDRT! " Cebiknya sembari mengusap dahinya yang sakit.
"Lagian, ngomong di jaga ya! Abang ngga suka kamu kaya gitu! " Peringat irsyad
"Abang, yang harusnya jaga omongan katanya mau mengajukan surat perceraian, surat perceraian siapa? "Tanya zenny ngegas, ia bergerutu kesal karena sang suami nya--adalah sebuah makhluk yang sulit di tebak ngomong setengah-setengah,
" Maksud abang, surat perceraian. ibu dan bapak. Hari senin abang bakal mendaftarkan perceraian mereka di pengadilan negeri " Jelas irsyad membuat, zenny terdiam maklum otaknya minim "abang, apakah ibu tidak kecewa? Abang terlalu cepat bertindak" Cecar gadis tersebut membuat irsyad terdiam. Ia menghela napas sebelum berbicara, " Bapak, sudah keterlaluan sayang! ... Membiarkan ibu bersama bapak! Sama saja, kita membuat ibu menderita biarkan lah ibu bersama kita"
Zenny mangut-mangut, tapi jujur di dalam hatinya ada rasa bersalah. yang luar biasa alhamdulillah, Allahu akbar! , Eh maksudnya -- Yang luar biasa. Pertama ia sudah menghancurkan hubungan keluarga irsyad, yang kedua persaudaraan irsyad dan aris sekarang sudah hancur. ia benar-benar merasa paling jahat di antara mereka,
"Bang, maafin aku yang selalu. Menghancurkan keluarga abang aku minta maaf bang, karna aku! " Ucapnya dengan suara penuh penyesalan terlihat. Jelas di maniknya ada sebuah sinar penyesalan.
"Bukan salah, kamu! " Tegasnya lalu mematikkan rokoknya yang sudah setengah, ia menyalakan lagi rokoknya lalu mengisap nya. dengan perasaan yang Tercampur aduk seperti --nasi campur, ia menghela napas panjang nya ada sebuah. Hal yang menganjal di dalam dadanya. seperti sebuah batu besar yang menimpah dadanya pikiran nya, kalut dengan masalah tersebut sekarang ia hanya fokus mencari solusi--dari permasalahan tersebut,
"Bang, aku takut " Ucap zenny tetiba membuat irsyad. Berkerut kening menatap gadis tersebut "takut, kenapa? " Tanya irsyad
Zenny mengambil napas panjang, sebelum dia berkata kepada Irsyad entah. Mengapa dengan wira berkata seperti tadi membuatnya terlintas sebuah pikiran--tidak logis, ia takut kalau jujur dengan Irsyad. Terkesan menuduh wira apalagi wira adalah bapak Irsyad, dan ia tidak. Mau jadi kompor di tengah-tengah, hubungan panas keduanya.
"Kenapa dek? Kenapa .. Takut kenapa? " Desak irsyad dengan suara di tekan. Ia tahu sekali ada sebuah hal yang ingin, di katakan kepadanya, entah mengapa di hati zenny sekarang terasa ada sebuah yang bergetar hebat. Ketika mendengar penekanan dari sang suami ia meremas jemari nya dengan kencang, wajahnya pucat pasi.
Bayang-bayang wira, yang mengambil jalan pintas untuk memisahkan mereka. Menari-nari di akal sehatnya membuat, dirinya menepis semuanya " Bang, aku takut.. Bapak pisahkan kita dengan cara yang ngga wajar! " Perkataan itu lolos begitu saja dari. mulut sang gadis membuat Irsyad memincingkan matanya,
"Maksud kamu? " Tanya irsyad berkerut dahi matanya. fokus menatap sang gadis yang terdiam atas perkataan nya sendiri.
"Eng--lupakan, maaf kalau terkesan menuduh bang! .... Anggap aku tidak pernah Berkata - apa pun! " Sahutnya dengan suara penuh penyesalan karena telah menuduh sang mertua, irsyad menghela napas panjang.
"Kamu, tenang aja abang tidak akan. Biarkan bapak memisahkan kita hanya maut yang memisahkan kita" Ucap irsyad mengerti apa yang di sampai kan sang istri. ia mengelus puncak kepala sang gadis. Agar istri nya tidak kepikiran sebuah permasalahan itu,
"Kamu, ke kamar sana abang mau ke kamar ibu dulu! " Titah irsyad langsung diangguki oleh sang gadis. zenny sebelum beranjak ia mencuri satu ciuman. di pipi kanan irsyad
"Aish, manisnya! " Gumam irsyad seraya memandang punggung istri nya, yang lambat laun menghilang dari pandangannya.
*... *
Krek!
Suara knop, pintu terdengar membuat yuyun berusaha menoleh ke arah pintu tersebut. Irsyad memencet Sklar lampu. yang berada tepat di samping pintu, kamar tersebut di bajiiri oleh sinar terang dari bohlam tersebut.
Irsyad mengayunkan langkah, ke arah sang ibu yang berbaring lemah wajahnya lebih, cerah dari hari sebelum nya irsyad menaruh bobot tubuh nya di tepi ranjang, ia memberikan seulas senyuman hangat untuk sang ibu tercinta.
"Nak! " Gumaman itu membuat irsyad. Tersenyum saat bisa. Mendengar suara ibunya lagi berarti terapi yang di jalani. Ibunya menghasilkan perubahan bahkan ibu nya sekarang bisa menggerakkan tangannya.
"Ibu, gimana sehat? Apa yang ibu rasakan? " Tanya irsyad dengan suara lembut penuh kasih sayang. di setiap katanya,
"Ib--uu mwu bangun! " Pinta yuyun irsyad menaruh bantal di kepala ranjang untuk ibunya bersandar. Lalu membantu ibunya dengan penuh kasih sayang, untuk duduk di kasur tersebut. Irsyad menatap kedua manik ibunya yang berbinar, sial! Membuat jantungnya seolah berdetak takaruan. Perasaan sesal menyelimuti dadanya,
Tenggorokan nya terasa. Sakit lidahnya kelu untuk berkata jujur kepada sang ibu kalau bapaknya. Tidak mau melanjutkan rumah tangga mereka lagi, irsyad tersenyum pahit
"Bu--.. Irsyad mau tanya, dimana buku nikah ibu sama bapak? "Tanya irsyad membuat yuyun berkerut kening " Kenapa, kamu tanya itu nduk?.. Kenapa? "Tanya ibu dengan suara parau irsyad menggenggam tangan ringkih sang ibu ia menatap ibunya penuh cinta.
" Bu, maafin irsyad... Tapi irsyad janji, bakal bahagiakan ibu kalau ibu -- lepas sama bapak!.. Irsyad janji bakal membahagiakan ibu! "Cakap irsyad dengan suara berat wanita paruh baya itu menggeleng cepat ia tahu apa yang di katakan sang anak, " Tapi, hanya bapakmu yang ingin---menriwa ibu"
Deg! Kenapa ibu berpikir seperti itu?.. Kenapa ibu berpikir hanya bapaknya yang mau nerima, sang ibu? Pikiran itu melayang di akal irsyad ia menghela napas kalau bapaknya yang, mau menerima sang ibu pasti tidak akan seperti ini tidak akan main sama, PSK tidak menjadi kasar.
"Bu, irsyad mau ibu bahagia. Besok Irsyad Urus semuanya ibu harus bahagia. Ini satu-satunya jalan untuk, ibu bahagia! " Tegas irsyad dengan suara berat
Rintik-rintik, air mata keluar dari pelupuk mata wanita paruh baya tersebut. Membuat hati irsyad semakin di landa ke sedihan, kekesal kekecewaan. Ia menghela napas berpikir mengapa dulu ibunya harus menikah dengan lelaki brengsek itu?.. Mengapa tidak lanjut saja dengan radit?
Egois bukan?. Irsyad sadar akan hal tersebut menepis pikiran kotornya ia harus menyerahkan seluruh hidupnya pada yang diatas karna tuhan tlah menciptakan skenario terbaik bagi hidupnya,
Irsyad mengusap, pungung sang ibu ia membawanya dalam dekapannya. Matanya memanas seolah tudak sanggup melihat wanita yang sudah. Melahirkannya tersebut menangis, gagal dirinya sebagai anak!
"Bu, irsyad ngga mau lihat ibu di sakiti bapak lagi.. Ibu sudah banyak menderita demi kami! Bu, irsyad benci liat tangan bapak yang sering kasar sama ibu--bahkan saat ibu hamil aris" Ucapnya dengan suara penuh kesedihan,
Bayangan masa lalu, itu terungkap jelas dalam benaknya prilaku kasar bapak. Yang tidak pantas untuk di tiru. membuat kebencian irsyad mendarah daging, kepada satu sosok yaitu"wira "
"Ibu, selalu bilang kalau irsyad bahagia. Ibu akan bahagia! Irsyad sekarang bahagia.. Tapi kenapa ibu ngga bahagia?.. "
"Bu, irsyad mau lihat ibu bahagia!. Liat senyuman ibu yang cantik!. Dengar suara ibu yang buat irsyad semangat berkerja lagi, semangat untuk membuat ibu bahagia. Ibu alasan kenapa irsyad kerja mati-matian, karena juga ibu yang selalu ada buat irsyad; kata orang cinta pertama seorang lelaki adalah pada ibunya,.... biarkan irsyad buat cinta pertama irsyad bahagia! " Rintikkan air mata jatuh dari pelupuk mata sang irsyad
"Ibu, yang aku punya saat ini" Ucapnya lirih begitu lirih yuyun, membelai sang anak lelakinya yang sungguh tangguh tersebut, begitu banyak beban yang ia pikul sendirian selama ini. Banyak sekali "maafkan ibu ya nduk"
"Ibu, ngga salah irsyad yang, minta maaf belum bisa jadi anak yang berbakti belum. Bisa jadi anak yang balas jasa ibu--ibu yang sakit-sakitan, berjualan untuk irsyad sana aris makan. Ibu rela banting tulang pagi malam buat aku dan aris -- sekolah tinggi makasih bu"
Bayangan masa lalu yang buruk, kini terlintas di benak irsyad dulu keluarga nya itu miskin sekali bapaknya tukang mabuk dan judi remi istrinya. ada banyak dimana-mana, bapak pulang satu minggu sekali, hanya untuk meniduri sang istri tanpa cinta. Dan memukulnya dan menyakiti anak sulung nya,
Puncaknya ketika yuyun mengandung aris. Bapak naik pitam karena ibu tidak berkerja sebagai buruh tani di ladang. bapak nya nabila ia bahkan pernah hampir membunuh sang istrinya yang setia-kepada dirinya, selama ini walau tahu kebejatan nya,
Irsyad masih ingat, dulu setiap hari irsyad. Menunggu di rumah sudah jam sembilan malam tapi ibunya tidak kunjung pulang, ia meremas bajunya sembari menunggu sang ibu. Lelaki berusia tujuh tahun tersebut menunggu ibunya yang katanya kerja di desa sebelah sebagai, buruh tani.
"Ibu pulang! " Irsyad syok berat saat. Melihat ibunya yang berlumur darah membuatnya, berkerut kening saat wanita itu, bajunya berlumur darah wanita itu masuk ke dalam lalu memeluk sang anak nya yang tampak khawatir,
"Ibu, kenapa.. Berlumur darah? Ibu ngga apa-apa? Ibu? " tanya irsyad dengan raut serius yuyun tersenyum "ngga, ibu tadi cuman di suruh sama bos ibu motong ayam biasa lah nduk. Kamu belum makan ya? Ibu buat kan makan ya bos ibu baik mengasih kita makanan! " Cakap ibu lalu berjalan menuju dapur.
"Bu, ibu selalu pulang dengan. Penampilan yang kotor, dengan kaki yang letih, demi aku dan aris makan! " Irsyad menyadarkan pikirannya ke masa sekarang. yuyun menangis mengingat tersebut "apa, pun yang akan kamu lakukan ibu setuju nduk! " Sahut yuyun membuat irsyad mengangguk lalu mengeratkan pelukkan nya ke sang ibu,
Gimana lanjut?
Komen oh ya lupa! Tunggu kejab
Ciri-ciri/ para karakter!
Nama : Irsyad altha rivano barawirata,
Ciri-ciri fisik: kulit putih bersih
: tinggi 187cm
:berat badan 50kg
:badan atletis, gigi bawah berantakkan
penampilan : Suka pake jas
:selalu pakai celana bahan
:suka kaos hitam/ putih
Sifat : dewasa, bijaksana, perkerja keras
Sisi buruk : keras kepala
: pemaksa!
: pinter ngomong
: dingin, pelit senyum
:pemarah,
Kelemahan : alergi kacang
: Takut sapi
Happy reading gusy!
🙏