NovelToon NovelToon
Cinta Terakhir Setelah Kamu

Cinta Terakhir Setelah Kamu

Status: sedang berlangsung
Genre:Playboy / Kehidupan Manis Setelah Patah Hati / Percintaan Konglomerat / Diam-Diam Cinta / Cinta Seiring Waktu / Cinta Murni
Popularitas:2.1k
Nilai: 5
Nama Author: Melisa satya

Tristan Bagaskara kisah cintanya tidak terukir di masa kini, melainkan terperangkap beku di masa lalu, tepatnya pada sosok cinta pertamanya yang gagal dia dapatkan.

Bagi Tristan, cinta bukanlah janji-janji baru, melainkan sebuah arsip sempurna yang hanya dimiliki oleh satu nama. Kegagalannya mendapatkan gadis itu 13 tahun silam tidak memicu dirinya untuk 'pindah ke lain hati. Tristan justru memilih untuk tidak memiliki hati lain sama sekali.

Hingga sosok bernama Dinda Kanya Putri datang ke kehidupannya.

Dia membawa hawa baru, keceriaan yang berbeda dan senyum yang menawan.
Mungkinkah pondasi cinta yang di kukung lama terburai karena kehadirannya?

Apakah Dinda mampu menggoyahkan hati Tristan?

#fiksiremaja #fiksiwanita

Halo Guys.

Ini karya pertama saya di Noveltoon.
Salam kenal semuanya, mohon dukungannya dengan memberi komentar dan ulasannya ya. Ini kisah cinta yang manis. Terimakasih ❤️❤️

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Melisa satya, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bonus 3 juta

Saat tiba di rumah sakit.

Dinda langsung menyerahkan paperbag dan proposal yang di pesan Tristan sebelumnya, gadis itu jadi pendiam dan Tristan melirik Daren yang tampak biasa saja mengambil sebuah apel dan menikmatinya.

"Kalian nggak habis berantem, kan?"

Daren dan Dinda kompak menggelengkan kepala. Tristan merasa aneh melihat aura mereka dan masuk ke kamar mandi untuk mengganti pakaiannya.

"Dinda, lo udah sarapan belum? Kalau belum, ambil gih makanan. Gua keburu beli banyak tadi."

Dinda melihat sekantung buah dan nasi bungkus.

"Pak Daren ngga makan?"

"Ini gua ambil satu, Bos lu kayaknya susah di nasehatin. Makanan ini akan percuma kalau dia pulang."

Tristan keluar dengan luka perban di kepala.

"Panggil Suster, singkirkan perban ini. Luka gua cuman secuil, di plaster juga udah tertutupi."

"Biar saya saja, Bos." Dinda mengajukan diri.

Tristan meraih kursi dan duduk, Dinda menghampirinya untuk menangani luka itu.

"Eh, lu mau ngapain? Bentar gua panggil suster, lu beresin aja makanan di atas meja."

Dinda yang sudah menyentuh kepala Tristan pun mundur, Bosnya hanya diam saat Daren pergi lalu kembali membawa suster.

"Selamat siang, Pak Tristan. Lukanya sudah mau di buka?"

"Iya, lagian hanya goresan saja, berikan plaster saya ada pertemuan penting."

"Tapi, Pak. Luka anda cukup dalam karena membentur siku meja."

Mendengar itu, Dinda pun mendekat.

"Saya bilang, buka! Saya nggak mau terlihat seperti orang sekarat."

Suster pun mengikuti kemauannya, saat perban itu di buka Dinda seketika membeku.

"Stop!" Gadis itu tak setuju jika luka Tristan dibuka.

"Ada apa?" tanya Tristan menatapnya lekat.

"Bos, ini bukan luka ringan. Jangan sampai infeksi."

"Nggak apa-apa, aku tahu kondisiku sendiri."

Suster akhirnya memakai kain kasa dan menahan pendarahan. Dinda ngilu melihatnya dan spontan membalikkan badan. Tristan melihat itu tapi dia tak mau terlihat lemah.

"Pak Tristan, kami membuka perban anda karena keinginan anda pribadi, jangan sampai nanti terjadi sesuatu dan meminta pertanggungjawaban."

"Tidak akan! Terimakasih."

Suster itupun pergi.

Daren menatap Lingga sekali lagi.

"Lo benar-benar keras kepala."

Tristan melenggang pergi.

"Dinda, ponselmu dari tadi berbunyi terus."

"Hah?" Dinda segera mengecek tasnya. Panggilan dari Siska dan Dinda meraih kantungan berisi makanan keluar dari ruangan.

"Terimakasih untuk makanannya Pak Daren."

Gadis itu melangkah tergesa-gesa sambil menghubungi Siska. Dia melewati Bosnya dan masuk ke dalam lift. Tristan menatapnya santai dan menekan lantai dasar sedangkan Dinda menekan lantai dua.

"Ngapain di lantai dua?"

"Ini, Pak." Di saat yang sama panggilan Dinda ke Siska tersambung.

[Din, nenek Layla minta pulang sekarang juga, pihak rumah sakit meminta biaya pengobatan.]

[Apa? Kok mendadak, Sis? Gue mana punya duit, gue cari pinjaman dulu deh.]

[Buruan! Nenek Layla kekeh mau keluar saat tahu biaya rumah sakit mahal.]

Dinda memutuskan panggilan dan terlihat gelisah.

"Ya ampun, gimana cara bayarnya?"

Dinda tampak sibuk menghubungi teman-temannya. Sedangkan Tristan hanya mengamati.

[Halo, Brian. Brian gue butuh banget duit sekarang, nenek gue di rumah sakit.]

Tut tut tuuuut.

Dinda kembali mencoba nomor yang lain.

[Dita, halo gue lagi butuh duit.]

Tuuuut!

Gadis itu hampir menangis, pintu lift terbuka dan dia segera keluar. Dinda menyadari jika dirinya datang bersama Tristan.

"Bos, aku harus menjenguk nenekku di dalam. Bisa beri aku waktu 15 menit?"

"Nenekmu di rawat di rumah sakit ini?"

Dinda mengangguk dengan wajah cemas.

"Maaf Bos, saya harus cari pinjaman jadi mohon beri saya waktu untuk menghubungi beberapa teman."

Dinda bergegas membawa kantung makanan yang di berikan Daren, gadis itu sibuk menelpon teman-temannya dan Tristan memutuskan untuk melihat apa yang terjadi.

Dinda berbelok dan masuk ke ruangan paling pojok.

"Nenek!"

"Dinda, nenek mau pulang. Ini sudah 5 hari. Biaya pengobatannya pasti tidak murah."

"Nenek, tenang saja. Jangan khawatirkan apapun. Yang penting sekarang nenek sehat."

"Nenek mau pulang."

Dinda meletakkan sekantong buah dan dua bungkus makanan.

"Nenek, beri aku waktu ya. Aku sudah mulai bekerja. Setidaknya tunggu sampai besok, jika keadaan nenek stabil, aku janji kita akan langsung pulang."

Tristan hanya mendengarkan dari luar.

"Nenek, bos aku juga dirawat di rumah sakit ini. Sekarang aku harus antar beliau ke kantor. Nenek tolong mengerti keadaan aku ya."

Nenek Layla pun mengangguk.

Siska memeriksa makanan yang dibawa oleh Dinda.

"Belanjaan lo banyak banget, Din."

"Makan aja, gue pergi ya. Titip Nenek."

"Oke."

Dinda keluar dan mendapati Tristan masih di sana.

"Bos."

"Sudah selesai?"

Dinda mengangguk.

Mereka pun berjalan kembali ke lift dan turun ke bawah.

"Biaya pengobatan nenek kamu itu memangnya berapa?"

Dinda tertegun.

"Lumayan, Pak. Untung saya sekarang dapat kerjaan."

Suara bel lift terdengar, mereka pun berjalan keluar bersama-sama. Tristan singgah untuk membayar biaya rumah sakit.

"Terimakasih." Setelah itu mereka cabut menggunakan mobil pribadi.

"Oh ya, saya belum ngasih kamu bonus ya."

"Hah?" Dinda terpaku.

"Iya, bonus. Bonus karena sudah menyelamatkan saya dari cewek-cewek genit itu." Tristan membuka dasbor mobil dan mengeluarkan uang senilai 3 juta.

"Ini buat kamu."

Dinda terkesiap.

"Pak, ini serius?"

Tristan mengangguk.

Dinda sangat senang sampai memeluk lengan bosnya.

"Ya ampun, semoga Pak Bos panjang umur, sehat selalu dan bahagia."

Tristan tersenyum.

"Ya Tuhan, ini cukup banget buat bayar biaya rumah sakit. Terimakasih banyak, Pak."

"Kamu sudah berterima kasih sebanyak dua kali."

"Ya nggak apa-apa, saya seneng banget. Terimakasih banyak."

Tristan fokus menyetir, dia melirik Dinda yang menyelimuti uangnya dengan sapu tangan dan menyimpannya baik-baik.

"Padahal saya belum satu bulan kerja, tapi udah dapat uang."

"Jika kamu setuju ikut ke Paris, saya akan kasih bonus dobel."

Dinda yang ceria seketika menatap sendu.

"Ke Paris?"

"Ya." Tristan masih sibuk menyetir.

"Apa ada urusan bisnis di sana?"

"Tentu saja, memangnya kamu kira bisa dapat bonus cuma-cuma?"

Dinda menatapnya serius.

"Kamu, ngapain lihatin saya kayak gitu?"

"Kalau boleh tahu, urusan bisnis yang Pak Tristan maksud, apa?"

"Petinggi dari grup Reevand sepertinya liburan ke Paris, semua pewaris keluarga Reevand ada di sana. Kita butuh kerja sama ini untuk melebarkan sayap di Batam. Kontrak bisa kita bicarakan di Paris."

"Oh."

Dinda menelan salivanya, gadis itu teringat dengan ucapan Daren mengenai Nana.

"Saya butuh bantuan kamu agar tidak terlalu menyedihkan di depan klien."

"Maksudnya, Pak?"

"Saya single, ini bukan hal yang memalukan tapi setidaknya jalan bareng kamu tak akan membuat klien kita terus menggoda saya."

Dinda mengangguk paham.

"Pak, mau saya daftarin biro jodoh."

Tristan berdecak.

"Selera saya tinggi, Din. Orangtua saya bahkan menjadwalkan banyak kencan buta selama saya di Singapura. Makanya saya lari ke sini."

"Bapak jangan lari terus, dong. Entar capek loh."

Tristan menganggap itu candaan.

"Saya tak suka di jodohkan, saya bisa cari sendiri perempuan yang saya anggap pantas."

"Memang kriteria Pak Bos kayak apa?"

Mereka tiba di sebuah gedung, Tristan menoleh menatap Dinda yang serius menatapnya.

"Entahlah, seseorang yang unik, sederhana tapi bikin kangen."

"Ya ampun, ambigu banget. Pantes jomblo ampe mengkal begini."

Tristan menjentik keningnya hingga gadis itu kesakitan.

"Pak Bos!"

"Kamu cerewet, bersyukurlah karena saya ngga merasa terganggu."

Tristan Bagaskara

1
Wina Yuliani
tristan lg dlm mode pms nih, galau kan din
Firdaicha Icha
lanjut 👍💪💪
Isma Isma
ohh si Dinda lucuu 🤣🤣
ma az ran
cerita ny keren
lnjut thor
Melisa Satya: terimakasih kak🥰❤️❤️
total 1 replies
Wina Yuliani
mantap dinda👍👍👍👍
kalau bos mu tak bisa melindungi ya sudah kamu pasang pagar sendiri aja ya
ma az ran
ternyata sambngan letisya toh autor
Melisa Satya: kok tahu kak? ini kisah Tristan Bagaskara, Letisya dan Nana hanya jadi cameo nya
total 1 replies
Wina Yuliani
hayoloh bos, anak orang marah tuh,
kejar dia, atau justru anda yg akan d tinggalkan lagi
Wina Yuliani
makin seru ceritanya👍👍👍,
bikin ketawa sendiri, makin rajin upnya ya thor,
Melisa Satya: sip terimakasih kak
total 1 replies
Wina Yuliani
tanpa bos cerita pun pasti bakal ketahuan bos, anda sendiri yg membiat org lain mengetahuinya
ma az ran
ketemu lg kk
Wina Yuliani
ceritanya seru,ringan, gk neko neko tp bikin ketawa ketiwi sendiri nih, keren 👍👍👍
Wina Yuliani
awal yg manis dan seru👍👍👍
🌸ALNA SELVIATA🌸
Di tunggu updatenya thor😍
Melisa Satya: Terimakasih 🥰🥰🥰
total 1 replies
kusnadi farah
Aku butuh lebih banyak kisah seru darimu, cepat update ya thor 🙏
Melisa Satya: terimakasih akan saya usahakan 🙏
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!