NovelToon NovelToon
Dear Alvin

Dear Alvin

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu / Murid Genius / Keluarga / Bad Boy
Popularitas:1.5k
Nilai: 5
Nama Author: Fantastic World Story

"Heh, anak sialan! Pergi kamu dari

rumah ini. Keluar!! Gak sudi aku

nampungmu lagi!!" usir Bu Elanor.

membuat Alvin yang sedang melamun

segera terperanjat.

"Berhenti bicara yang tidak-tidak

Ela!!" hardik pak Rohman.

"Kamu pilih aku dan anak anak yang

keluar apa anak sialanmu ini yang keluar

pak!?" teriak Bu Elanor membuat pak Rohman terkejut.

Beliau tak pernah berfikir akan

dihadapkan pada situasi se rumit ini.

"Alvin yang akan keluar pak buk"

ucap Alvin.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Fantastic World Story, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

34 Siapa Gerangan

Karena terburu-buru Alvin dan Alex

pun berlari menuju ke aula, tanpa mereka

sadari, dari arah berlawanan juga tampak

seorang gadis yang juga berlari ke aula

pula.

Terjadilah tubrukan antara Alex dan

gadis tersebut, keduanya tampak

mengaduh, membuat Alvin berinisiatif

untuk membantu gadis tersebut, sebab

gadis itu langsung terjatuh, sementara

Alex hanya oleng sedikit, tapi gak ngaruh.

"Gpp" ucap gadis itu singkat menjawab

pertanyaan Alvin.

Alvin pun membantu gadis tersebut

untuk berdiri, masih dengan tatapan yang

serius, begitu pula Alex yang juga ikut terdiam menatap gadis manis

berkerudung di depannya itu.

"Maaf ya, aku gak lihat" ucap Alex.

"Iya gpp, aku juga gak lihat tadi" jawab

gadis tersebut menatap Alex, kemudian

Alvin. Lalu terdiam beberapa detik,

kemudian masuk ke dalam aula terlebih

dahulu sebelum mengatakan apapun.

"Ngerasa ada yang aneh gak Lex?"

tanya Alvin yang merasa dirinya aneh

melihat gadis barusan.

"Iya vin, udah lah kita pikir nanti aja,

masuk dulu yukk, dah telat nih" ajak Alex.

Keduanya pun mnasuk ke dalam aula

yang sudah berisi para peserta lomba.

"Baiklah, nama nama yang saya

panggil ini masuk kedalam 30 besar, nilai

tertinggi dalam menjawab soal ujian di babak kedua tadi. Bagi yang namanya

tidak di sebut, boleh dipersilahkan untuk

pulang" ujar panitia lomba.

Satu persatu nama nama yang masuk

dalam 30 besar yang disebutkan pun maju,

setidaknya 10 dari 15 siswa SMA SANG

JUARA yang tersisa, menyumbangkan

namanya dalam 30 besar, murid dengan

nilai tertinggi.

"Wah kamu masuk Lun, sayang banget

ya aku gak masuk huhu" ucap seorang

gadis menyemangati temannya.

Dan teman yang disebut Lun adalah

gadis yang tadi di tabrak oleh Alex, gadis

yang kini berjalan kedepan, di jajaran

Alvin dan Alex serta seluruh peserta

lomba dengan nilai tertinggi.

"Namanya Luna" gumam Alvin.

"Jadi buat kalian yang masuk dalam 30 besar, persiapkan diri kalian sebaik

mungkin, karena lomba terakhir diadakan

lusa. Jadi saya harap kalian

mempersiapkan diri dengan baik, oh ya

sedikit bocoran untuk lusa, Bahwa lomba

tidak hanya diadakan secara tertulis,

melainkan juga tanya jawab serta

presentasi" ujar seorang panitia lomba.

Seluruh siswa pun mulai

berhamburan keluar, setelah ditutupnya

lomba. Diluar aula, Alvin mencari gadis

yang ditabrak Alex, entah untuk apa.

Hanya saja pikirannya mulai kepikiran

tentang gadis itu.

"Duluan ya Alvin" pamit Arumi

seraya tersenyum sambil berlalu, saat

melihat Alvin masih celingukan

mencari Luna,

"Eh iya rum, gak bareng mobil

sekolah?" tanya Alvin sedikit berteriak sebab Arumi sudah menjauh.

"Bareng Daffa" ucap Arumi tanpa

suara, hanya dari gerakan bibir. Namun

bisa di pahami oleh Alvi.

Alvin pun hanya mengangguk,

namun kemudian dirinya dikejutkan oleh

kedatangan Alex yang merangkulnya dari

belakang, seraya mengajak segera naik

mobil sekolah.

Di dalam mobil, Alvin tampak

melamun, Alex menyadarinya, namun

lebih memilih mengabaikan, sebab dirinya

juga tengah berpikir.

Mengingat Luna, membuat Alex

menoleh ke Alvin, hal itu dilakukan

Alex berkali-kali. Membuat Alvin

menyadarinya, karena merasa risih

diperhatikan demikian.

"Apasih Lex!? Liatnya gitu banget"

keluh Alvin kesal.

"Sekarang aku tahu apa yang

mengganjal dengan gadis tadi vin" seru

Alex, seraya menarik kolong handuk

Alvin.

"Apa apaan kamu Lex!" tegur Alvin

mendapati Alex yang tengah mengambil

hasduk yang ia pakai secara paksa.

Tanpa menjawab, Alex pun segera

mengibaskan hasduk Alvin hingga

kembali ke bentuk awal sebelum dipakai,

artinya hanya sebuah kain merah putih

berbentuk segitiga.

Dengan tanpa permisi, Alex segera

memakaikan kain hasduk tersebut sebagai

kerudung di wajah Alvin, membuat Alvin semakin kesal dan memberontak,

namun Alex terus memaksa seraya

memegang kain handuk untuk di rekatkan di leher Alvin.

"Lihat-lihat! Wajahmu sangat mirip

dengan gadis tadi vin!" seru Alex dengan

semangat.

la pun segera memberikan ponselnya,

dengan mode kamera depan, Alvin bisa

melihat wajahnya sendiri. Ia perhatikan

dengan seksama.

Benar saja apa yang dikatakan Alex,

jika begini wajahnya sangat mirip dengan

gadis bernama Luna tadi.

"Kok bisa gini ya Lex' ucap Alvin

pelan sembari mengelus pipi kanan dan

pipi kirinya.

"Jangan-jangan jodoh vin! Orang

bilang kalau wajahnya mirip berati jodoh!"

ujar Alex dengan semangat.

"Jodoh gundulmu iku!" pekik Alvin seraya menoyor kepala Alex sembari

melepas kain hasduk yang masih menjadi

kerudung di kepalanya.

"Sakit tau vin" keluh Alex memegangi

kepalanya.

"Rasain" ucap Alvin.

Keduanya terus berbincang, tak peduli

dengan siswa yang lain, sebab kini bus

yang mereka naiki banyak yang kosong,

tak seperti saat berangkat tadi, mengingat

bahwa murid yang telah gugur di babak

awal tadi sudah di pulangkan.

Sesampainya di rumah, Alvin

melihat beberapa sak berisi rosok tengah

berjajar rapi didepan rumahnya. Masing-

masing sak diberi nama pemiliknya,

membuat Alvin tersenyum dan

langsung berganti pakaian, untuk lanjut

mengambil sampah.

Usai mengambil sampah, Bintang

kembali ke rumah setelah isya, dan para

pemilik sak sak berisi rosok yang

ditinggalkan di depan rumah tadi telah

menunggu.

"Maaf pak, Bu, saya tadi pulangnya

telat" ucap Alvin.

"Gpp le, kalau emang kamu repot di

sekolah, mulai besok saya setor rosoknya

jam segini aja ya" jawab salah seorang ibu-

ibu pemulung.

"Boleh kalau ibu mau seperti itu,

dari pada nunggu saya pulang sekolah ya.

Sepertinya mending setor rosoknya jam

segini aja ya, atau tetep kayak gini juga

gapapa, sore kesini, jika langsung ketemu

saya bisa langsung timbang, kalau gak

ketemu ya sampean balik kesini di jam

segini, rosoknya taruh sini aja, biar gak

bolak balik dibawa" ujar Alvin yang segera diangguki kepala oleh 3 pemulung

lainnya.

Proses penimbangan dan transaksi

rosok pun dimulai, tak butuh waktu lama,

sebab tinggal menimbang dan menghitung

uang yang akan Alvin bayarkan untuk

mereka.

Keesokan harinya Alvin sekolah

seperti biasa, hari ini pelajaran biasa,

sebab lomba babak terakhir masih

diadakan di esok harinya.

"Ming, menurutmu mungkin nggak,

kalau aku ini punya kembaran?" tanya

Alvin tiba-tiba, membuat Mingyu

sedikit terkejut dengan pertanyaan

Alvin.

"Entahlah, mungkin saja" jawab

Mingyu asal.

"Kenapa ada gadis yang mirip banget sama aku ya Ming?" tanya Alvin lagi.

"Jodoh kali!" Jawab Mingyu asal,

persis jawaban Alex.

"Tapi aku gak ada rasa sama gadis itu

Ming, tapi dia tuh mirip banget sama aku"

keluh Alvin membuat Mingyu heran.

Tidak biasanya Alvin

membicarakan hal random seperti ini,

untung saja pergantian guru yang

mengajar tak segera datang, membuat

keduanya bisa leluasa berbicara.

"Denger ya Alvin, aku gak tahu

semirip apa gadis yang kamu temui itu,

tapi jika memang mirip banget. Bisa saja

itu memang kembaran atau saudara kamu,

mengingat kamu sendiri belum bertemu

dengan orang tua kandungmu kan, kalau

kamu tidak menganggap gadis itu seperti itu

oh, ya mungkin kalian memang mirip.

Ada kan teori yang mengatakan bahwa di

dunia ini, setidaknya ada 7 orang dengan

wajah yang mirip" jelas Mingyu dengan

sabar, membuat Alvin hanya bisa

menganggukkan kepalanya.

Alvin terus memikirkan gadis

bernama Luna kemarin, entah mengapa

dirinya merasa sangat dekat dengan gadis

tersebut, tapi ia sendiri tak bisa menami

perasaan ala yang ia alami ini.

Alvin hanya merasa dekat dan

familiar dengan Luna, meski kemarin

adalah kali pertama mereka bertemu,

seingat Alvin.

Saat istirahat, Alex tampak merapat ke

kelas Alvin. Melihat Alvin asyik

melamun membuatnya heran.

"Lapo iku Ming?" tanya Alex pada

Mingyu yang duduk di sebelah Alex.

Mingyu hanya mengedikkan bahu.

"Masih mikirin Luna?" tanya Alex

yang berhasil membuat Alvin dan

Mingyu menoleh padanya.

1
ラマSkuy
thor nama karakter utamanya sebenernya siapa sih thor kok kadang namanya ganti ganti dari Alvin terus Bintang?
ラマSkuy: oh boleh di spill kah thor di PF mana? hehehe
total 3 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!