Story Of Naura

Naura tersenyum membaca Balasan pesan dari Riri. Dari isi pesannya terlihat kalau Riri sangat senang karena Naura akan datang ke tempatnya, Riri juga bilang akan menemani Naura pulang kerumah Ibu nya.

Kau selalu menjadi sahabat terbaik ku Ri. Batin Naura.

Naura keluar dari kamar nya hanya dengan membawa tas kecil yang disandang nya. Senyum yang sedari tadi terpancar di wajah cantik Naura mendadak menghilang saat

lagi lagi melihat pemandangan yang mengusik hatinya, dimana terlihat Jenny sedang duduk di pangkuan Sean dengan tubuh yang nyaris te******.

"Saya pergi Tuan, nyonya." ucap Naura kepada sepasang kekasih yang selalu memperlihatkan kemesraan nya tersebut.

Kenapa dia tetap begitu tenang meski melihat aku mencumbu Jenny. Apa Dia memang sama sekali tidak peduli padaku. Aku berharap kau sedikit saja terlihat cemburu Na. Apa kau sama sekali tidak mempunyai perasaan yang sama sepertiku. Kau terlihat sangat bahagia akan pergi dari sini Na. Gumam Sean dalam hati Namun tetap mencumbu Jenny dihadapan Naura, Sean ingin melihat reaksi Naura melihat dia mencumbu Jenny.

Jenny tersenyum bangga karena Sean sama sekali tidak menghiraukan Naura.

"Aku masih pemilik hati Sean, kau tidak akan bisa mengalahkan aku." batin Jenny menyeringai melihat Naura.

Naura yang merasa di abaikan segera pergi dari hadapan Sepasang kekasih yang sedang bercumbu tersebut. Terlalu sakit jika terus melihat keintiman mereka.

Bahkan kau sedikitpun tidak menganggab aku ada tuan. Apa kau tidak bisa sedikit saja menjaga perasaanku. gumam Naura tersenyum sedih menanggapi sikap Sean.

*****

45 menit kemudian Naura sudah berada di apartment Riri. Riri terlahir dari keluarga yang cukup kaya jadi tidak heran kalau ia mampu untuk tinggal di kawasan apartment elit di kota J.

"Ra.. aku bisa meminta papa melunasi hutang hutangmu pada Sean. Maafkan aku karna tidak ada disaat kau butuh" ucap Riri menggenggam tangan Naura.

Riri menangis setelah mendengar secara langsung semua cerita Naura.

"Ri.. aku tidak apa apa. Kau seperti tidak mengenalku saja." jawab Naura memberikan senyum terbaiknya.

"Itulah yang aku tidak suka darimu Ra, kau selalu begitu. Terlalu tegar dan kuat sampai membuat orang lain tidak berani mendekatimu. Namun aku sahabatmu Ra, aku sangat mengerti apa yang kau rasakan. tolong jangan berusaha tegar dihadapan ku, aku tau kau terluka, aku tau kau kecewa, aku tau sakit yang kau rasakan Ra. Aku sahabatmu, kita sedari kecil bersama. Apa sedikit saja kau tidak mau membagi beban mu padaku. ucap Riri menangis memutar tubuh nya membelakangi Naura.

Naura bangkit dan berpindah duduk dihadapan Riri. Terdiam melihat Riri menangis dengan menutup wajahnya dengan kedua tangan nya. Naura memeluk Riri.

"Maafkan aku Ri..." ucap Naura

"Kumohon berhentilah bersikap tegar dihadapanku Ra, kau menyakiti ku dengan sikapmu" ucap Riri membalas pelukan Naura.

Naura melepaskan tangis yang sedari tadi ditahan nya. Menangis dipelukan Riri sahabat terbaik nya.

"Aku hancur Ri, aku merasa hidupku sangat hancur berantakan. Aku sangat bingung bagaimana caranya menghadapi ibu dan Erika. Aku sangat sangat merindukan mereka. Aku juga sangat merindukan ayah. Aku sangat takut untuk menemui mereka. Aku bahkan sangat takut kalau disana ayah merasa kecewa melihatku. Aku harus bagaimana Ri aku sangat takut." ucap Naura panjang disela isak tangisnya.

"Ra, kau sama sekali tidak salah. Aku pun akan mengambil langkah yang sama jika hal ini terjadi padaku. Kau harus percaya padaku bahwa om Budi di atas sana pasti sangat bangga memiliki Putri seperti dirimu." jawab Riri

"Ayah, apa benar ayah tidak marah pada kakak. Maafkan kakak yah, kakak Sangat sangat merindukan ayah." gumam Naura dalam hati