GADIS PEMILIK LESUNG PIPI

Ameera meminta kedua sahabatnya untuk pergi menjual bebrapa mahar yang di berikan oleh Rumi di hari pernikahannya. Sudah setengah jam berlalu mereka pergi meninggalkan Ameera di kampus, terpaksa Ameera harus tinggal karena Victor yang berjaga di pintu gerbang kampus menyulitkan Ameera untuk pergi meninggalkan kampus tanpa sepengetahuan Victor.

Dering ponsel Ameera berbunyi, ia bergegas menerima nya, ia cukup terkejut kala itu mendengar suara Faiz.

“Meer.. ini lo gak salah ngasih kita job.. kita bingung meer..” Ucap Faiz membuat anik Ameera.

“Kenapa? Apa itu perhiasan imitasi?” Tanya Ameera berbisik agar tidak ada semut yang mendengarnya.

“Bukaaann.. justru gue mau pingsan pas tau harga-harganya, ini cincin lo di hargai delapan puluh juta.. sementara kalung dan liontonnya seharga dua ratus juta, belum lagi gelangnya.. aduh gue gak bawa koper buat masukin duitnya..” Ucap Faiz dengan hebihnya. Ameera tercengang kala itu, ia terdiam membisu saat mengetahui berapa harga perhiasan yang terlihat sederhana itu.

“Jadi gimana dong?” Bingung Ameera..

“kalo menurut kita jual saja cincinya, karena cincinya lebih murah dari yang lainnya..” Kata Faiz mewakili Keyla.

“Sisah uangnya untuk apa?” Tanya Ameera bingung.

“Ya lo pakai untuk kebutuhan lo lah.. jangan bodoh deh, uang gak akan basi..” Kesal Faiz karena kepolosan Ameera.

“Hemm.. baiklah.. kalo begitu jual saja cincinya.. dan hati-hati ya membawa uangnya..” Ucap Ameera.

Ameera menghela nafasnya, ia sedikit takut menjual barang itu, namun ia lebih takut jika harus terus di kejar bebrapa orang dan menagihnya hutang.

Satu jam berlalu, Faiz dan Keyla telah Kembali, menggunakan mobile bangking milik Keyla, ia membantu menmbayarkan beberap sangkutan yang di lakukan oleh Yarra hingga semua selesai.

“Uang lo ada di gue, lo bisa pakai ATM gue kalo lo mau \=, disitu ada uang lo..” Kata Keyla dengan senyumnya.

“Lo pegang saja key.. gue hanya mint ajika gue butuh, lo bisa memberikannya..” kata Ameera.

“Suami lo apa ga memberi lo nafkah?” Tanya Faiz.

Ameera terdiam, ia mencoba menutupi keadaan rumah tangganya Bersama dengan Rumi, ia tidak ingin Faiz dan Keyla semakin terbebani dengan masalah yang tengah di hadapi oleh Ameera.

“Kasih kok, tapi gue mau save saja, lagi pula gue ga mau minta banyak sama Mas Rumi, gak enak lah.” Ucap Ameera beralasan.

“ Sudah tiga puluh menit lewat dari jam bias ague pulang, gue pamit ya? Dari pada Victor yang dating menghampiri kesini..” Ucap Ameera kala itu.

Ameera bernafas lega, kini satu persatu masalahnya selesai, namun ia terlalu cuek dan santai, ia tidak memikirkan efek panjang menjual cincin pernikahannya dengan Rumi.

Setibanya dirumah, Ameera menyantap makan siang pada pukul tiga sore, ia memilih tidak makan dengan kedua sahabatnya karena ia merasa sedikit Lelah hari itu dan kurang tidur. Ia makan seorang diri dengan lahapnya. Menyelesaikan makannya, ia bergegas menuju kamarnya dan ia terlelap di atas kasur milik Rumi.

Sore itu rumi pulang lebih awal, ia menuju kamarnya untuk mencari pakaian ganti.. Ia membuka kamarnya dan mendapati Ameera yang tengah terlelap dalam tidurnya kal itu. Tidak ada yang Rumi lakukan selain niat awalnya mengambil baju dan bergegas mandi. Secara tidak sengaja Rumi melihat ponsel Ameera yang menyalah, ternyata ia mendapat sebuah tagihan listrik dan air di kediaman utamanya dan toko roti milik alm ibunya.

Kita lihat saja, apa kamu bisa mengatasinya..- Batin Rumi menyungingkan bibirnya llau ia beranjak pergi.

*

“Victor.. Masuk..!!” Perintah Rumi pada Victor.

Rumi kini tengah duduk sambil mentap laptopnya, lalu ia menatap victor dan mempersilahkannya untuk duduk.

“Kamu sudah membaca agendaku?” Tanya Rumi.

“Sudah Pak, perjalanan bisnis ke Malaysia..” Ucap Victor yang juga bertugas sebagai asisten Rumi.

“Jadi, kamu tidak perlu ikut denganku, kamu harus mengawasi Ameera dan jangan biarkan dia pergi, apalagi bertemu dengan Argha, kamu harus extra ketat mengawasi Ameera, dan ingat.. aku akan di temani Risca selama lima hari. Tolong kamu atur sedemikian rupa, kamar hotel kami, tidak satu kamar namun dapat terkoneksi..” Pinta Rumi pada victor.

“Den.. apa Den Rumi yakin masih ingin Bersama Risca?” ucap Victor tanpa rasa ragu. Ia mengenal Rumi sejak Rumi duduk di bangku kelas 3 SMP banyak perubahan dari diri Rumi sejak perpisahan antara Ibu dan Ayahnya.

“Apa Maksudmu?!” Rumi mulai kesal kala itu.

“Apa Den Rumi tidak kasihan dengan Mbak Meera? Dia gadis yang baik dan lug----” Lagi-lagi ucapan Victor harus terhenti dengan cepat di sambar oleh Rumi.

“Jangan mengaturku, ingat ibumu sedang sakit..!” Ucap Rumi lalu ia meninggalkan Victor begitu saja di ruang kerjanya.

Victor terdiam, dia memang di latih militer oleh Pak Rudi sejak usianya muda, ia hidup memang hanya berdua saja dengan ibunya. Sikap Victor sebenarnya sangat tegas, dalam pekerjaannya ia memakai cara yang tegas sesuai dengan permintaan dari Pak Rudi.

Victor memang tidak bisa bersikap keras, tegas dan membantah Rumi karena satu dan lain hal yang hingga saat ini menjadi hutang budinya terhadap Rumi. Victor hanya mampu menghela nafasnya kasar kala itu, tidak mampu membantah apalagi menentang Rumi secara langsung.

Victor kemudian meminta anak buahnya untuk menjaga keamanan dan mengintai segala kegiatan Rumi selama berada di luar negeri.

Victor akhirnya memilih untuk beranjak pergi meninggalkan ruang kerja Rumi, disaat yang bersamaan Ameera keluar dari kamarnya dengan muka bantalnya.

“Victor.. aku melupakan laptopku di mobil.. boleh aku minta tolong ambilkan?” Tanya Ameera.

“Sejujurnya tubuhku lemas, dan sedikit pusing..” Ucap Ameera.

Nampaknya Ameera memang sedang tidak enak badan.. – Victor membatin.

“Baik Mbak, akan saya ambilkan segera.. oh iya, apa mbak mau makan sesuatu? Supaya tubuh mbak Meera terasa lebih segar..” Ucap Victor menawarkan.

“Ahh.. boleh, aku mau makan bakso.. bakso tanpa mie, tanpa kecap, hanya sambal saja dan kuahnya harus panas sekali ya, oh iya.. tambahkan perasan jeruk agar lebih segar..” Ucap Ameera dengan cukup lantang.

“Mbak Meera ini, sakit-sakit kok makannya Bakso.. saya fikir mau bubur ayam..” Kata Victor mencoba mendekatkan diri pada Ameera.

“Saya ingin yang segar, pedas dan asam..” Ucap Ameera dengan ramahnya.

“Baik mbak.. akan saya carikan, saya ambil laptop mbak Meera terlebih dahulu, ya?” Kata Victor bergegas pergi.

Ameera hendak Kembali ke kamar, namun ia melihat ruang kerja Rumi nampaknya sepi tak berpenghuni.. “Kemana dia? Hemm mungkin sedang bercinta dengan kekasihnya itu..” Ucap Ameera dengan spontan dan cuek.

Masa bodo menghadapi manusia seperti dia..

*

*

*

TERIMAKASIH ATAS DUKUNGAN KALIAN YA.. YEY TODAY UP DUA YAA, JANGAN LUPA LIKE KOMEN DAN GIFTNYA YAA HEHEH

SALAM CINTAKU,

MEI…😎