NovelToon NovelToon
Dibuang Sersan Dipinang CEO

Dibuang Sersan Dipinang CEO

Status: sedang berlangsung
Genre:CEO / Single Mom / Hamil di luar nikah / Konflik etika / Ayah Darurat
Popularitas:227.8k
Nilai: 5
Nama Author: mama reni

Aisyah yang mendampingi Ammar dari nol dan membantu ekonominya, malah wanita lain yang dia nikahi.

Aisyah yang enam tahun membantu Ammar sampai berpangkat dicampakkan saat calon mertuanya menginginkan menantu yang bergelar. Kecewa, karena Ammar tak membelanya justru menerima perjodohan itu, Aisyah memutuskan pergi ke kota lain.

Aisyah akhirnya diterima bekerja pada suatu perusahaan. Sebulan bekerja, dia baru tahu ternyata hamil anaknya Ammar.

CEO tempatnya bekerja menjadi simpatik dan penuh perhatian karena kasihan melihat dia hamil tanpa ada keluarga. Mereka menjadi dekat.

Beberapa waktu kemudian, tanpa sengaja Aisyah kembali bertemu dengan Ammar. Pria itu terkejut melihat wajah anaknya Aisyah yang begitu mirip dengannya.

Apa yang akan terjadi selanjutnya? Apakah Ammar akan mencari tahu siapa ayah dari anak Aisyah?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon mama reni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 34. Berbohong

Ammar berjalan menyusuri lorong rumah sakit menuju lobi. Tadi dia melihat istrinya yang sedang berbincang dengan seorang dokter pria di sana.

Saat sampai di lobi, Ammar tak melihat lagi Mia. Di sana hanya ada keluarga pasien. Dia lalu memandangi ke sekeliling, dan tak juga melihat keberadaan sang istri.

Ammar sekali lagi memandang ke sekeliling lobi, tapi tidak juga melihat Mia di mana pun. Dia berpikir mungkin Mia sudah pergi ke tempat lain atau sedang memeriksa pasien di ruangan lain. Ammar memutuskan untuk menunggu sejenak di lobi, berharap Mia akan muncul lagi.

Saat dia menunggu, Ammar tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia merasa bahwa Mia tampak sangat bahagia saat berbicara dengan dokter pria itu, dan itu membuat Ammar merasa sedikit cemburu.

Ammar menarik napas dalam-dalam dan mencoba untuk tidak memikirkan hal itu lagi. Dia harus percaya pada istrinya dan tidak membuat asumsi yang tidak perlu. Tapi, dia tidak bisa menyangkal bahwa dia merasa sedikit tidak nyaman dengan situasi ini. Dia lalu meraih ponselnya. Mencoba menghubungi Mia, bukankah resepsionis tadi mengatakan kalau Dokter Mia telah pulang.

Ammar menekan nomor istrinya. Tersambung. Dia menunggu beberapa waktu hingga akhirnya panggilannya di jawab.

"Ada apa?" tanya Mia di seberang sana. Sepertinya dia agak kesal saat mengangkat telepon.

"Kamu dimana?" tanya Ammar.

"Aku masih praktek. Kenapa?" Mia balik bertanya.

"Apa itu berarti kamu masih di rumah sakit dan di ruang praktikmu?" Lagi-lagi Ammar bertanya untuk memastikan.

Walau dia sudah mendengar dari resepsionis kalau Mia telah pulang, dan jam prakteknya telah selesai, dia ingin mendengar kebohongan itu langsung dari bibir sang istri. Dia akan langsung menuju ruang praktik, dan bertanya dengan dokter yang menggantikan Mia. Biar istrinya malu karena telah berbohong.

"Tentu saja. Emangnya ada apa? Apa kamu masih curiga denganku?" Mia bertanya dengan suara sedikit tinggi. Sepertinya tak suka dengan pertanyaan Ammar tadi.

"Apa aku salah bertanya dengan istriku sendiri?" Ammar balik bertanya dengan nada tak kalah tinggi.

"Sudahlah. Aku tak mau bertengkar. Aku masih banyak pasien. Melayani omonganmu tak ada gunanya!" seru Mia.

Mia lalu menutup sambungan telepon. Dia tampak sangat kesal. Saat ini, wanita itu sedang berkumpul dengan teman-teman sejawat lainnya di sebuah kafe yang mewah.

"Siapa?" tanya dokter Andi. Dia yang tadi dilihat Ammar bersama dengan sang istri.

"Suamiku ...," jawab Mia dengan malas.

"Kamu mau pulang?" Kembali Andi bertanya.

"Aku bosan di rumah. Nanti saja," jawab Mia.

Andi lalu mengajak Mia dan dua rekan lainnya ke tempat karoke. Mereka ingin menghabiskan malam di sana.

Ammar yang masih berada di rumah sakit berjalan menuju ruang praktik sang istri. Dia melihat perawat yang sedang membantu pasien di depan ruang praktik itu. Pria itu mendekatinya, ingin bertanya tentang istrinya.

Ammar mendekati perawat itu dan bertanya, "Mbak, apakah Dokter Mia sudah selesai praktek hari ini?" Perawat itu memandang Ammar dan menjawab, "Sudah, Pak. Dokter Mia sudah pulang sekitar satu jam yang lalu."

Ammar merasa terkejut dan sedikit marah. Dia baru saja berbicara dengan Mia melalui telepon, dan dia bersumpah bahwa Mia mengatakan masih berada di ruang praktik. "Apakah Anda yakin?" tanya Ammar lagi.

Perawat itu mengangguk. "Ya, Pak. Saya yakin. Dokter Mia sudah pulang dan meninggalkan rumah sakit sekitar jam enam sore."

Ammar merasa semakin marah dan penasaran. Mengapa Mia berbohong kepadanya? Apa yang sedang dia lakukan? Ammar memutuskan untuk mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia akan mencari jawaban atas pertanyaannya itu.

Setelah mengucapkan terima kasih, Ammar langsung berbalik. Dia ingin segera sampai rumah. Siapa tahu sang istri telah berada di kediaman mereka.

Sampai di rumah Ammar langsung masuk. Dia melangkah menuju kamar. Saat mau masuk dia mendengar suara yang tak asing baginya dari arah dapur. Pria itu lalu mengurungkan diri untuk masuk ke kamar. Dia berjalan menuju dapur.

"Ammar, kamu udah pulang, Nak?" tanya Mamanya. Ternyata dugaannya benar. Ada Mama Rida, ibu kandungnya sedang memasak.

"Sejak kapan Mama datang?" Bukannya menjawab pertanyaan sang ibu, dia balik bertanya.

"Baru saja, Nak. Mama ingin memasak sesuatu untuk kamu dan Mia," jawab Mama Rida dengan senyum. "Mia belum pulang, ya?" tanya Ammar, mencoba untuk tidak menunjukkan kekhawatirannya.

Mama Rida memandang Ammar dengan sedikit penasaran. "Belum, Nak. Apa kamu sudah mencoba menghubungi Mia?"

Ammar mengangguk. "Sudah, Mama. Tapi dia bilang masih praktek di rumah sakit."

Mama Rida tersenyum. "Oh, mungkin dia memang masih sibuk dengan pekerjaannya. Jangan khawatir, Nak. Mia pasti akan segera pulang."

Ammar mengangguk, tapi dia tidak bisa menghilangkan perasaan bahwa ada sesuatu yang tidak beres. Dia memutuskan untuk menunggu Mia pulang dan mencari tahu apa yang sebenarnya terjadi. Dia tak mengatakan apa pun tentang Mia dan rumah tangganya. Biarlah sang ibu yang menyaksikan sendiri nantinya.

Satu jam telah berlalu. Seluruh hidangan telah tersedia di meja makan. Mama Rida lalu berjalan menuju ruang keluarga tempat Ammar duduk saat ini. Mama memilih duduk di samping putranya itu. Dia melihat wajah anaknya yang kacau.

"Ammar, ada apa? Wajahmu keliatan sangat kusut," ucap Mama Rida.

Ammar tak menjawab pertanyaan sang mama. Pikirannya masih pada sang istri. Dia juga teringat senyum dan tawa Mia yang begitu lepasnya saat bersama rekan sejawatnya tadi.

"Ammar, apa yang kamu pikirkan?" tanya Mama Rida.

"Tak ada, Ma. Aku hanya kelelahan," jawab Ammar.

"Jam berapa istrimu pulang?" Lagi-lagi Mama bertanya. Dia sudah memasak yang banyak, semua itu untuk anak dan menantunya.

"Aku tak tau jam berapa tepatnya dia pulang setiap harinya," jawab Ammar.

Jawaban Ammar membuat Mama jadi heran. Dia lalu mendekati putranya itu. Dia melihat anaknya itu sedang ada banyak beban pikiran.

"Bagaimana mungkin kamu tak tahu jam berapa istrimu pulang?" Sekali lagi sang mama bertanya. Dia merasa anaknya lebih pendiam. Jika dia tak mengajukan pertanyaan, Ammar lebih memilih diam.

"Memang aku tak tau, Ma. Dia pulang saat aku telah tidur dan saat aku pergi kerja, dia masih tidur!" seru Ammar dengan suara yang agak tinggi.

Jawaban Ammar membuat mamanya terkejut. Bukan karena suara anaknya yang bernada tinggi, tapi juga dengan ucapannya tersebut. Dia tak menyangka jika keadaan rumah tangga anaknya begini.

1
Lydia
angkat saja di nyalaka speaker nya spy Alby bisa dengar
Lydia
Aisyah maafkan Alby lah... kan itu masa lalunya... skrg pikir ke masa depan.
Hafifah Hafifah
suamimu yg sering nyebut nama aisyah
Hafifah Hafifah
emangnya dulunya alby kenapa nih
darsih
ga usah d angkat Aisyah
Cindy
lanjut kak
Ma Em
Si biang kerok telepon dulu dia yg ninggali n Aisyah sekarang Aisyah sdh bahagia dgn suami yg sangat mencintainya malah diganggu , dasar pebinor .
Sumar Sutinah
jngan egois aisyah, masa lalu kmu jg g bener kmu udah d angkat ferajat y sm alby, ms alby aka nerima kmu, knp kmu hrus kcw, justru kmu harus bersukur alby mencintai kmu dn menjaga kmu dn anak kmu
Sunaryati
Angkat saja dan speaker yang keras tapi setelah Alby mengizinkan. Syukur Alby masih di rumah jadi nanti bisa mendengarkan provokasi Ammar pada Aisyah
Sunaryati
Kamu jangan egois Aisyah toh Alby sudah dapat karma, adiknya bunuh diri karena laki-laki yang menghamili tak bertanggungjawab. Jika Alby tak menikahimu bagaimana status Xavier, pikiran itu. Toh Alby sudah menebus kesalahannya.
Teh Euis Tea
angkat aj trs longspeker biar alby tau apa yg akan ammar omongkan
Sunaryati
Jujur saja pada Aisyah pasti Aisyah, tak akan meninggalkan kamu. Jangan sampai Ammar bisa ketemu Aisyah dan memprovokasi. Tapi tak ada untungnya bagi Ammar toh Aisyah sudah tak mau kembali pada Ammar apalagi Ammar sudah punya istri
ken darsihk
Saat nya berjuang bersama Aisyah Alby , tetap bersatu apa pun yng terjadi 😍😍
Rahma Inayah
angjt aja sya laouspekr knn mau nya apa tu lelaki pecundang dia yg mutusin tp dia jg yg blm ns move on.bilg nya pilh hdp masinh2 jgn ganggu tp nyata nya dia sendri yg mau merusak rumh tangga aisyah
🌷💚SITI.R💚🌷
apakah akan terjadi kesalahan pahalanya lg antara aisyah jg alby..smg si tdk dan alby bisa menguasai keadaan
🌷💚SITI.R💚🌷
aturan bilng jg aja alby biar aisyah ga kecewa dua kali
ken darsihk
Aisyah hanya terkejut setelah ini Aisyah akan ke mode awal lagi
Jadi tetap sabar Alby jngn terpancing dan jadi ikutan emosi , yang calm By semua nya akan baik baik saja
Oma Gavin
angkat dan di nyalain speaker nya biar alby denger itu ammar mau modus membongkar rahasia kelam alby untungnya kamu sdh diberitahu sama alby, jadi jgn marah santai saja saat jawab biar ammar makin sakit hati
Patrick Khan
amar mulai beraksi
Nar Sih
pasti aamar mau ksih tau rahasia alby
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!