NovelToon NovelToon
My Sugar Baby

My Sugar Baby

Status: sedang berlangsung
Genre:Beda Usia / Tante
Popularitas:4.8k
Nilai: 5
Nama Author: Angie de Suaza

"Angelica, seorang wanita tegar berusia 40 tahun, berani dalam menghadapi kesulitan. Namun, ketika dia secara bertahap kehilangan motivasinya untuk berjuang, pertemuan tak terduga dengan seorang pria tampan mengubah nasibnya sepenuhnya.
Axel yang berusia 25 tahun masih muda tetapi sombong dan berkuasa, cintanya yang penuh gairah dan kebaikannya menghidupkan kembali Angelica.
Bisakah dia menyembuhkan bekas lukanya dan percaya pada cinta lagi?
Kisah dua sejoli yang bersemangat dan berjuang ini akan membuktikan bahwa usia tidak pernah menjadi penghalang dalam mengejar kebahagiaan."

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Angie de Suaza, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Episode 24

Meskipun jawaban dari Axel tidak membuat Angelica senang, ia tidak menunjukkan kekecewaan secara langsung, hanya saja ada sedikit rasa kecewa di matanya. Dalam hati, ia sebenarnya sangat ingin melihat peragaan busana dan deretan gaun cantik yang akan dikenakan para model.

Setelah berpamitan dengan Axel yang memberikan sejuta pesan, Angelica menikmati sarapannya di balkon kamar. Dari atas, ia melihat kolam renang indah di lantai dasar hotel. Karena cuaca sangat panas, ia memutuskan akan ke sana sejenak untuk menyegarkan diri.

Ia mengenakan pakaian renang terbaiknya, sandal, pareo, topi lebar, dan kacamata hitam. Dalam tasnya, ia masukkan ponsel baru, tabir surya, serta sebotol air dari lemari pendingin. Lalu ia pun turun untuk bersantai.

Di tepi kolam, ia berbaring di kursi malas dan mulai mengoleskan tabir surya. Merasa sulit menjangkau punggungnya, ia memanggil salah satu staf kolam.

— Maaf, boleh tolong bantu saya mengoleskan di bagian belakang?

— Tentu, dengan senang hati, Bu. — jawab petugas itu sopan.

Sementara itu, Axel yang baru saja terkena tumpahan kopi harus kembali ke kamar untuk berganti pakaian. Ia memilih jalan pintas melewati area kolam menuju parkiran, tempat sopirnya menunggu.

Dan saat itulah Axel melihat pemandangan yang membuat dadanya berdesir: Angelica, berbaring santai, sementara seorang pria muda sedang mengoleskan tabir surya di punggungnya.

"Siapa yang berani menyentuh wanitaku?" pikir Axel, geram. Ia segera melangkah cepat ke sisi Angelica, membuat si petugas kolam segera pergi karena suasana mulai tegang.

— Eh, kenapa kamu pergi begitu saja? Mana bagian bawah punggungku belum diratakan! — gumam Angelica kesal sambil membalikkan badan, lalu tersenyum lebar saat menyadari siapa yang berdiri di depannya. — Ternyata kamu, Baby! Tapi kamu menghalangi matahariku nih!

Ia menggoda Axel dengan santai, tak menyadari wajah kekasihnya yang kini tampak gelap oleh cemburu.

— Angelica, kamu pikir ini pantas? Di tempat umum, hanya memakai pakaian renang, dan membiarkan orang lain menyentuhmu seperti itu?

— Astaga, Axel... — Angelica menatapnya tak percaya. — Aku cuma minta bantuan petugas hotel. Aku bukan manusia karet yang bisa oles-oles punggung sendiri. Kenapa, kamu keberatan?

Tatapan mereka bersilang tajam, seperti dua petarung yang siap bertarung. Axel kehilangan kata-kata. Ia, si Axel Darko, tengah membuat adegan cemburu yang dramatis? Namun sebelum sempat menjawab, ponselnya berdering.

📱 “Axel, tolong!”

📱 “Apa lagi sih?”

📱 “Jangan teriak! Telingaku sensitif.”

📱 “Marisolio, aku lagi gak mood.”

📱 “Tolonglah, ini darurat! Cepat ke teater!”

Tanpa menunggu jawaban, Marisolio menutup panggilan. Axel menatap Angelica sekali lagi.

— Angelica, tolong kembali ke kamar. Nanti malam kita bicara.

— Axel, sayang... Aku datang ke sini karena kamu, tapi kamu bukan pemilikku. Aku sudah pernah membiarkan seseorang memperlakukanku sesuka hati dan aku berjanji tidak akan membiarkan itu terjadi lagi. Aku akan berenang, makan siang, dan menikmati hariku. Kalau kamu gak suka, bilang saja. Aku siap pulang ke Madrid. Deal?

Axel terdiam. Jawaban Angelica tak ia duga. Ia menarik napas dan mengangguk.

— Lakukan apa yang kamu mau. Tapi malam ini, kita harus bicara serius.

Lalu Axel bergegas menuju teater. Sementara itu, Angelica yang masih kesal memilih mendinginkan kepalanya dengan menyelam ke kolam. Ia tampak bahagia, seperti anak kecil yang bermain air. Ia sangat menyukai berenang, hal yang jarang bisa ia lakukan di Madrid karena keterbatasan biaya.

Setelah puas berenang, ia kembali ke kamar, mandi, dan mengenakan gaun putih yang ringan.

Ia lalu turun ke restoran hotel. Di sana, seorang pelayan menyapanya dengan ramah, meski dengan bahasa Italia.

— Buon pomeriggio, signora. Vi propongo il menu del ristorante.

Angelica mematung sejenak. “Waduh, aku bakal kelaparan nih kalau semua ngomong kayak gitu,” pikirnya.

— Jangan khawatir, Bu. Saya bisa bahasa Spanyol sedikit.

Ia pun tersenyum lega. Pelayan itu membantunya memilih menu. Ia menikmati pasta bolognese ditemani segelas anggur putih. Mungkin ini makan siang paling mewah yang pernah ia rasakan seumur hidup.

Setelah itu, ia berkeliling pusat perbelanjaan. Ia membeli jam tangan baru, melihat-lihat butik, hingga menerima selebaran tentang pameran kerajinan lokal. Di sana, ia membeli oleh-oleh untuk teman-temannya di Madrid, semua dengan kartu emas dari Axel.

Saat hendak kembali ke hotel, ponselnya berdering.

📱 “Si Mata Cantik, kamu di mana?”

📱 “Halo, Marisolio! Aku di mal, sebentar lagi balik ke kamar. Kenapa?”

📱 “Ke resepsionis sekarang juga. Darurat!”

Angelica pun segera bergegas ke lobi.

— Wah, cepat banget kamu datang! Yuk, aku aktifkan rencana cadangan. Kamu gak boleh nolak, nanti hatiku remuk, padahal aku gak punya. Eh, udah mulai keluar nih sisi gilaku. — Marisolio terus bicara seperti biasanya, sambil menarik Angelica naik ke mobil yang sudah menunggu.

— "Marisolio, kita mau ke mana?"

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!