NovelToon NovelToon
Aku Sudah Memaafkan

Aku Sudah Memaafkan

Status: tamat
Genre:Cintapertama / Cintamanis / Hamil di luar nikah / Kehidupan di Sekolah/Kampus / Trauma masa lalu / Tamat
Popularitas:3.4M
Nilai: 5
Nama Author: yu aotian

"Aku emang cinta sama kamu. Tapi, maaf ... kamu enggak ada di rencana masa depanku."


Tanganku gemetar memegang alat tes kehamilan yang bergaris dua. Tak bisa kupercaya! Setelah tiga bulan hubunganku dengannya berakhir menyakitkan dengan goresan luka yang ia tinggalkan, aku malah mengandung darah dagingnya.

Saat itu juga, aku merasakan duniaku berotasi tidak normal. Aku terisak di sudut ruangan yang temaram. Menyalahkan diri sendiri atas semua yang terjadi. Namun, satu yang aku yakini, hidup itu ... bukan pelarian, melainkan harus dihadapi.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon yu aotian, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 12 : Aku dan Dia adalah Persamaan

Di kampus, aku dan kak Evan memilih merahasiakan status hubungan. Bisa dibilang Arai menjadi satu-satunya orang yang tahu kami berpacaran. Ini telah menjadi permintaanku sejak awal, karena aku tak ingin menjadi pusat perhatian orang-orang sebagai kekasih kak Evan. Meskipun beberapa orang terdekatnya mulai curiga karena kami sering jalan berduaan. Oleh sebab itu, aku selalu mengajak Arai jika hendak bertemu dengan kak Evan di lingkungan kampus, seperti ketika hendak makan siang bersama di kantin.

Kesibukan kak Evan sebagai mahasiswa akhir dan ketua BEM fakultas, menjadikannya tak bisa meluangkan waktu banyak untukku. Tidak apa-apa. Aku masih bisa memantaunya dari atas balkon. Ya, melihatnya duduk diam di bawah pohon masih menjadi kebiasaan favoritku hingga kini. Bersama Arai tentunya.

"Rai, kamu kan serumah sama kak Evan, boleh tahu lebih banyak tentang dia, gak?" Aku melayangkan pertanyaan itu pada Arai seraya memandang kak Evan dari kejauhan.

Sambil mengupas kulit kuaci dia berkata, "Rumahnya sangat besar. Ibarat kalo kita ngepelnya dari pagi sampainya ketemu pagi lagi. Aku aja sering tersesat kalo dipanggil ke kamarnya."

"Apa lagi?"

"Halaman parkiran mereka penuh dengan mobil dan motor mewah."

"Aku gak nyuruh kamu bahas kekayaan keluarganya. Maksud aku ... boleh enggak cerita sedikit aja tentang keadaan keluarga kak Evan?

"Keluarga abang Evan itu ...." Cukup lama Arai berpikir, sebelum akhirnya berkata, "Mereka semua jarang di rumah. Rumah sebesar itu lebih sering ditempati pembantu daripada majikannya sendiri."

"Oh, ya? Apa dia punya saudara?"

"Ya, anak sulung di keluarga itu sudah bekerja di perusahaan farmasi milik mereka sendiri."

"Berarti kak Evan anak kedua, ya? Sama dong kayak aku!"

"Tapi dia anak bungsu, kau kan anak tengah."

"Oh, gitu, ya. Pasti dia paling disayang di keluarganya, kayak adik aku," ucapku sambil tertunduk, "ternyata aku sama sekali belum tahu banyak tentang kak Evan," imbuhku.

"Kusarankan kau hindari bertanya langsung padanya tentang keluarganya. Bang Evan ndak suka disinggung soal keluarganya."

"Oh, ya? Kenapa?"

"Entahlah, orang kaya emang aneh-aneh. Kau ndak mau cari tahu tentang aku?" tanya Arai tiba-tiba.

"Apa yang perlu dicari tahu? Semua tentang kamu udah aku tahu. Kamu anak satu-satunya. Dari kecil kamu suka main di pantai buat ngejar sunset makanya kulitmu belang-belang. Kamu mengidolakan bung Hatta. Kamu pengen jadi dokter karena bapak kamu meninggal waktu kamu masih bayi."

"Seratus! Tapi ... masih ada satu hal yang belum kamu tahu dari aku!"

"Apa?"

Tiba-tiba terdengar suara teriakan kak Evan dari bawah sana. "Kalian masih mau di sana?" tanyanya.

Aku dan Arai lantas segera turun dari balkon untuk menghampirinya. Arai langsung naik di atas punggung kak Evan dan memberi tantangan padanya. Aku tertawa melihat kak Evan tampak kewalahan menggendongnya.

"Kenapa Lo semakin berat gini?"

"Bilang aja ndak kuat. Ndak usah malu!"

Inilah hal yang paling kusukai dari kak Evan. Keramahan dan kerendahan hatinya. Dia tak pernah menggembar-gemborkan statusnya sebagai anak konglomerat. Dia juga berbaur dengan siapapun tanpa pandang bulu. Bahkan selera makannya tak jauh berbeda dari kami.

Sekarang, kami sering jalan bertiga seperti ini. Jika ada Arai, aku menjadi lebih percaya diri, berada di samping kak Evan. Tidak seperti dulu yang hanya bisa mengekornya dari belakang.

***

Aku dan kak Evan menjalani masa-masa awal pacaran yang menggebu-gebu layaknya pasangan lainnya. Saling balas-balasan pesan sekadar menanyakan aktivitas, teleponan berjam-jam hingga ada yang lebih dulu tertidur dan mencuri waktu untuk berduaan di sela-sela padatnya kegiatan perkuliahan kami masing-masing.

Dia yang dulunya sulit kutemukan kecuali saat berada di bawah pohon, kini bisa datang menemuiku dengan cara yang tak disangka-sangka. Seperti saat ini, ketika mata kuliah telah berakhir dan satu per satu mahasiswa mulai meninggalkan kelas. Aku yang baru saja hendak meninggalkan kelas, tiba-tiba mendengar suara ketukan jendela. Saat menoleh ke bawah jendela, ternyata itu adalah kak Evan. Pria yang memakai jumpers hitam putih itu seakan tahu aku sering mengambil posisi duduk di pojok paling belakang.

Aku lantas menengok ke sekitarku. Ternyata hanya tinggal aku sendiri yang berada di kelas. Aku pun membuka kaca jendela yang menghalangi pandangan kami.

"Kak Evan, bukannya lagi mau adain observasi penelitian di Rumah Sakit?"

"Nih, baru aja pulang."

Dia lalu mengambil kedua tanganku dan menggenggam dengan lembut. "Kalo aku udah mulai nyusun skripsi, mungkin bakal semakin sibuk," ucapnya seolah memintaku memakluminya.

"Enggak papa kok. Aku juga udah mulai banyak tugas."

"Arai mana?" tanyanya sambil melihat keadaan kelas yang sudah kosong.

"Kayaknya dia udah duluan ke warnet ngerjain tugas. Aku juga mau ke sana!"

Pada saat itu juga, kak Evan langsung memanjat jendela dan meloncat masuk ke dalam kelasku. Aku terkesiap dibuatnya. Sambil tersenyum, dia mengambil modem dari saku jumpersnya.

"Jadikan aku warnetmu!" ucapnya sambil menunjukkan modem itu padaku.

Di saat yang bersamaan, terdengar suara banyak langkah kaki yang membuatku refleks memegang tangannya dan menuntunnya untuk duduk berjongkok. Ternyata, hanya orang-orang yang sedang lewat. Aku lantas bernapas lega sembari memejamkan mata sejenak. Posisi kami saat ini masih duduk melantai di pojok paling belakang ruangan dengan ditutupi banyaknya kursi mahasiswa.

Saat menengok ke samping, bola mata jernih kak Evan langsung memasuki netraku. Napas kami yang bertabrakan, menandakan betapa dekatnya wajah kami saat ini. Mendapat tatapan maut darinya tentu membuatku gugup, gemetar hingga buru-buru menunduk. Namun, jari telunjuk tangannya bergerak mengangkat daguku, seakan memaksa pandangan kami bersirobok.

"Sejak awal aku bertemu kamu, aku seperti melihat diriku yang dulu," ucapnya sambil membelai pipiku.

Aku menatapnya penuh tanya. Apa maksud dari perkataannya?

Dia lantas menyandarkan kepalanya di dinding seraya menekuk sebelah kaki dengan tangan yang bertumpu pada lututnya. Sementara aku langsung memeluk kedua lututku sembari mendengarkannya.

"Dulu, aku juga kayak kamu. Pendiam dan gak suka bergaul. Bahkan lebih suka menyendiri seperti anti sosial."

Aku terkejut. "Tapi sekarang kak Evan tidak seperti itu ..."

"Ya, itu karena aku maksain diri," ucapnya sambil melebarkan senyum.

"Maksain diri?"

Dia mengangkat sebelah alisnya, lalu berkata tanpa menghilangkan garis senyum di bibirnya. "Jika aku enggak berubah, akan ada orang yang senang dan semakin semena-mena. Makanya aku selalu maksain diri buat ngelakuin hal-hal yang enggak aku sukai. Saat berhadapan dengan banyak orang, Aku menebalkan mukaku. Mengokohkan hatiku. Dan melenyapkan segala prasangka negatif yang ada di pikiranku. Akhirnya aku terbiasa sampai sekarang."

"Jadi ... karena itukah kak Evan senang menyendiri di bawah pohon?"

Kak Evan mengangguk. "Karena hanya di tempat itu aku bisa menjadi diriku yang sebenarnya. Makanya, awal aku bertemu Arai, aku ngerasa iri karena dia bebas ngelakuin apa aja yang dia mau," ucapnya sambil tersenyum getir.

Aku tertegun. Jika Arai adalah antitesa dari diriku, maka kak Evan adalah persamaan. Dia memiliki karakter asli yang sama denganku. Karena itulah juga dia selalu bisa mengetahui apa yang kurasakan.

Pantas saja, dia tidak menghadiri ospek hanya karena merasa tak sepaham dengan rekan panitia lainnya dan memilih menjauh. Dia juga lebih dulu keluar dari aula gedung saat momen ramah tamah antara panitia dan maba. Seharusnya aku sudah bisa menebak saat melihat akun facebooknya. Orang-orang seperti kami pada umumnya tidak suka membagikan atau menceritakan kehidupan pribadinya. Selain itu, kami sama-sama iri pada Arai sebagai antitesa kami.

(Antitesa: kebalikan/pertentangan)

Kak Evan kemudian menangkup wajahku dengan lembut, sambil berkata, "Jangan paksakan diri kamu buat ngelakuin sesuatu yang enggak nyaman. Kecuali ... kamu mau jadi kayak aku."

.

.

.

Catatan author:

Introvert ini kata yang paling hits beberapa tahun belakang. Kalo jaman dulu, orang diam, pemalu, menyendiri, gak mau berkawan dianggap aneh. Kalo sekarang anak-anak genZ itu kayak merasa keren banget kalo punya sifat introvert.

tipe-tipe introvert itu banyak macam. Gak melulu orang yang gak bisa bergaul, pendiam atau gak nyaman jadi pusat perhatian. kadang-kadang, ada juga yang kelihatan supel, riang, tapi ternyata punya sisi introvert. Kayak si Evan ini dia jenis thinking introvert karena dia punya "me time" yang dia pakai untuk menyendiri. Biasanya, orang-orang jenis gini, lebih imajinatif. Kalo kayak Gritta, dia jenis sosial introvert yang lebih menghindari aktivitas ramai kayak ngumpul-ngumpul bareng teman.

Oke itu aja, kumur-kumur gua, jangan lupa like dan komeng

1
Ai Wiwi Widyawati
menurutku pola asuh mempengaruhi karakter, sesekali meminta pendapat pada anak membuat anak merasa dihargai dan bisa mengemukakan pendapatnya sehingga anak bisa lebih terbuka .
Taeyung V
seperti Reel kehidupan seseorang yg dituangkan kedlm sebuah novel.....
Taeyung V
novel terbaik sepanjang saya baca berbagai macam genre dan judul di NOVEL TOON....👍👍👍👍👍...
Fatma Juniansyah
cerita yang banyak pelajaran yang bisa kita ambil.satu yang pasti memaafkan itu sangat indah
Yu Ao: makasih, jangan lupa baca juga novelku yang lainnya
total 1 replies
widya widya
baca untuk kesekian kalinya. dan tetepp.. langsing baca marathon /Grin/
Ira Suryadi
Luar Biasa
Ira Suryadi
Sumpah nyesek bgttttt,,,😭😭😭😭
Ira Suryadi
Ya Allah Sumpah aku Gedeg bgtttt sama ibunya,,,😤😡
andini mutva
aku kemana aja baru nemu novel sebagus ini pas mau idul adha 2025...
widya widya: saya jg baru kak.. bagus.. sampai baca ulang
total 1 replies
Yashlaura
eh coba kalo lu yg di dalem lift gimana
enteng bener ngucapnya
Yashlaura
bener banget
banyak orang sekedar bikin konten buat dapetin income penghasilan gede
tp nilai kontennya ga mendidik dan justru malah bikin kesel "apa sih konten begini. anak kecil kok kontennya rumah tangga"
Yashlaura
akupun pernah merasakannya
setelah pacaran cukup lama dengan komukasi yg baik dan intens
tetiba dia putusin tanpa ada tanda janggal sebelumnya
sampe aku samperin dia ke kotanya dianter temen
dan jreng.jreng
dia sudah ada yg baru tanpa mau menjelaskan apapun

teruntuk kamu mantanku yg pergi dengan memberi luka
haiii, terimakasih luka yg kau beri
berkatmu aku banyak belajar dan berkatmu aku menemukan dia yang kini bersamaku di setiap hari ku dan ada di setiap doa ku yang rela berjuang demi segala mau dan senyumku
Yashlaura
i'm back again
baca ulang kisah gurita sambil nunggu mas nico update
setelah semalem namatin kisah aldrin yang sukses bikin mewek sampe sesek di akhir kisah nya
aisyah
Arai MH sengaja itu
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Makasi buat cerita bagusnyaaaa ... 👏👏👏🌹🌹🌹💙💙💙
Kak Yu tuh selalu olweis dapet banget feel nya ...
Baca ASM ini ... tau gak .. bantal sampe basah gegara Neng Gemoy sampe sesenggukan ... ya pas POV Ita, POV Evan, ngebayangin sakit nya Arai Junjun, sakitnya Nadin, termasuk begitu tau kebesaran hati Arai Sensen...
Xhixhi ... apalagi itu juga krn ditambah Neng Gemoy dasarnya gampang mewek ... udah deh ... aslik obral airmata ... 🤭
Semangat terus bikin cerita yg keren2 ya Kak Yu yaaaa ... ✊️💪🏻😊😍
Cuma ya itulah ... Neng Gemoy mah masuk golongan marathon ... 🤭
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
🙋‍♀️ Neng Gemoy selalu baca marathon karya2 kak Yu.. (termasuk baca karya othor2 yg lain)..
Tapi beneraaan .... (apalagi othor nya spt kak Yu) gak pernah skap skip loncat2 bacanya ... rugi beud kalo sampe gagal paham.
Jadi ... jangan samakan akuh dgn yg laiiiiinnnn ... 😔
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Met "buka puasa" Evan dan Ita ... 💙💙💙🌹🌹🌹🌹
Ita pasrah aja ya say, di banting kanan, banting kiri .... Evan udah kek banteng ngamuk .... 🤣🤣🤣
hajar bleeehh .... 🐃
Baidewei Van ... jangan lupa ucapin selamat tinggal buat kakak Bioreina dan mbak Shinzuita ... ngkali aja kemaren2 mereka pernah "berjasa" ngilangin sesuatu yg bikin puyeng atas bawah ... 🤣🤣🤣🤣
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
cakep banget nih ...
izin skrinsut, kak Yu ....
mamaciiiii ...
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
Neng Gemoy juga minta mahap, ye Vaaaannn ....
Tapi sebetulnya yg salah banget mah kak Yu ... yg kata2nya itu lhoh ... bikin image kamu kek nya jahara gada tandingan...

*biar kak Yu yg diomelin Evan ... 🤣🤣🤣🤣
⚘️💙⚘️ Neng Gemoy ⚘️💙⚘️
🤣🤣🤣🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!