Bagaimana rasanya menjalani pernikahan tanpa adanya cinta? Hana terpaksa menerima tawaran seseorang untuk menjadi istri dari anaknya karena hutang-hutang sang Ayah. Reputasinya sebagai model hancur karena Ibu dan adik tirinya.
Belum lagi ketidak perawanannya yang menjadi duri tajam yang terus menerus diungkit Kenaan Atharis, suami arogan yang selalu berlaku sesuka hatinya.
Disaat Hana berharap menikah adalah jalan lepas dari derita, Kenaan justru menganggapnya bak kertas kotor yang pantas dibuang.
Bagaimana akhir kisahnya?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mimah e Gibran, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 34 - Melysa bebas
"Ibu Melysa silahkan keluar! Anda bebas karena seseorang menjamin anda, saat ini beliau ada di depan menunggu," ujar polisi sambil membuka borgol gembok pintu jeruji besi.
Melysa berjalan pelan keluar ruangan yang dipenuhi jeruji besi bagian depan itu. Wajahnya sangat tegang karena bisa jadi orang yang dimaksud polisi itu adalah suami Hana. Pria arrogan yang memiliki kuasa dalam dunia bisnis di Jakarta. Katakanlah kalau Melysa sangat grogi sekaligus takut.
Namun, hal itu tak berlangsung lama ketika tebakannya salah besar. Sosok yang kini telah menunggu di meja kursi besuk adalah Arka, putra dari Albert.
Polisi mengantar Melysa sampai di hadapan Arka, "Beliau yang telah menjamin Anda!" jelas polisi sebelum pergi.
Melysa duduk di hadapan Arka tanpa berani memandang wajah Arka. Ia hanya bisa menunduk sambil memainkan jari-jarinya gugup menanti apa yang akan Arka katakan padanya.
"Tante tidak ingin mengucapkan sesuatu padaku? Makasih misalnya," sindir Arka.
Melysa masih terdiam, ia memang ingin segera bebas dari penjara yang telah menghancurkan hidupnya. Namun, bukan Arka yang ia harapkan datang sebagai penyelamat, melainkan Hana. Melysa masih berharap bisa mendapatkan ampunan dari putrinya meski itu kecil kemungkinan. Nyatanya, tangan jahatnya telah berhasil merenggut buah cinta Hana dengan suaminya meski itu diluar dugaan Melysa. Ia sama sekali tak berniat membuat Hana celaka, Ia hanya ingin menghabisi Mira karena kesal dengan wanita itu.
"Apa tujuanmu? Katakan!" seru Melysa dengan nada seperti biasa.
"Tante-tante, aku masih tidak menyangka kalau Tante masih begitu angkuh setelah hampir tiga bulan di penjara. Apa itu terlalu singkat? Menurut Tante, apa Hana akan berbesar hati datang dan menjamin Tante? Ck!" Arka berdecak sebal.
"Aku tidak pernah mengharapkan siapapun menolongku termasuk Hana. Jadi untuk apa kamu repot-repot melakukan ini?" kesal Melysa.
"Tante akan tahu nanti setelah kita keluar dari sini!" Arka menyeringai. Ia bahkan sudah menyiapkan pakaian ganti untuk Melysa.
Dengan terpaksa Melysa menurut, barangkali setelah keluar dari sini ia bisa menjalani hidup dengan mencoba keberuntungan lagi mendapatkan pengganti Albert.
Arka membawa Melysa bicara di sebuah Caffe. Salah satu caffe terkenal di sudut ibu kota yang mengusung konsep modern clasik.
Dulu, Arka sering kali membawa Hana kesini sekedar janji temu atau berkencan saat malam minggu.
Wanita paruh baya itu tampak kusut meski sudah berganti baju dan bebersih. Sebab selama ini Melysa menjalani hari buruknya di penjara yang terasa sangat lama. Belum lagi siksaan napi senior kerap kali membuat luka memar di tubuh-tubuhnya tanpa sepengetahuan polisi jaga.
"Bagaimana hidup Tante di penjara?" tanya Arka, ia bersedekap dada. Jika bukan karena Melysa adalah Mamanya Hana, Arka mungkin tak akan berbelas kasih pada Ibu sambungnya itu.
"Aku sangat menikmatinya," ujar Melysa singkat.
"Ck! Tante tidak perlu bersikap munafik," decak Arka sekali lagi.
Arka meraih sesuatu di saku jassnya lalu menyodorkan tepat di hadapan Melysa.
"Tulis berapa nominal yang Tante butuhkan agar menjauh dari kehidupan Papa selamanya," ujar Arka.
"Apa maksdmu?" Suara Melysa meninggi.
"Tante hanya perlu menulis berapa uang yang Tante butuhkan! Asalkan jangan pernah mendekati keluarga kami, itu sudah sangat menguntungkan bagiku," ulang Arka sekali lagi.
Ia sudah bertekad menjauhkan Sang Papa dari Melysa atau wanita manapun.
"Oke." Melysa menerima cek itu dengan batin tersenyum senang. Rencana demi rencana pun terangkai indah jika ia memiliki uang.
"Kamu tenang saja, aku tentu akan menjauh dari Albert sesuai permintaanmu! Tapi, bukan hanya uang ini sebagai syarat. Kamu juga harus bisa membujuk Hana untuk memaafkanku, baru aku akan benar-benar menghilang dari Albert."
"Aku tidak bisa membujuk Hana kalau Tante sendiri tak berniat untuk berubah! Hana, bukan tipe wanita pemaaf seperti ekspetasi Tante." Arka menjeda ucapannya.
"Di dunia ini, kerap kali orang dengan sengaja melakukan kesalahan. Tapi, diri selalu egois tanpa mau berminta maaf. Padahal minta maaf bukanlah hal yang sulit apalagi jika itu dilakukan oleh Tante ke Hana yang notabenenya anak sendiri."
"Hm, karena kesalahanku ke Hana sudah terlalu fatal jadi aku pikir lebih baik kita menjadi semakin asing. Namun, akhir-akhir ini aku selalu memikirkan masa tuaku. Bagaimana jika aku mati? Siapa yang akan mengurusku jika aku menjadi wanita tua penyakitan," Ujar Melysa dengan tatapan menerawang.
"Hidup dalam jeruji besi membuatku semakin sadar semua kesalahanku! Kamu tenang aja, aku cukup tahu diri untuk tidak muncul di hadapan Albert. Uang dari kamu, akan aku gunakan sebagai modal hidup sebaik-baiknya."
"Hm." Arka hanya berdehem.
Sementara di meja lain, Velys mendengar semua percakapan Arka dan Melysa dari awal. Ia bahkan merekam semua percakapan itu dan mengirimkannya ke nomor ponsel Hana yang baru. Beruntung, ia sempat meminta nomor Kakak tirinya itu pada sang Mama meski tak tahu akan Velys gunakan untuk apa.
Mendadak semua rencana harus pupus karena ancaman Mira yang memintanya untuk bersikap baik pada Hana.
"Aku harap dengan kakak memaafkan Mama kandung kakak, aku tak lagi berbagi kasih sayang Mama." Velys menggerutu kesal.
Saat Melysa pergi dan meja hadapan Arka kosong, Velys memanfaatkan itu untuk mendekati mantan kekasih kakaknya.
Meski sikap Velys sangat childish tapi ia tipe gadis yang menurut pada Mira. Membenci Hana pun semua berawal dari doktrin sang mama karena dulu Hana adalah kakak penyayang sementara Velys adalah adik yang manja. Sejak Mamanya sendiri, ia selalu membayangkan betapa asiknya punya saudara perempuan dan itu terwujud saat Sang Mama menikah dengan duda anak satu yang kini jadi Papanya.
***
"Ada apa?" tanya Kenaan saat melihat wajah gusar sang istri.
Hana yang sedang memegang ponsel pun hanya mendesah pelan saat mendapat pesan voice note dari Velys.
"Mama sudah bebas," ujar Hana tak bersemangat.
"Ya bagus kalau masa hukumannya sudah berakhir! Tapi kok..." Kenaan merasa aneh, bukannya baru beberapa bulan Melysa dipenjara? Kenapa cepat sekali bebas?
"Arka menjaminnya, dia hanya mengajukan syarat agar mama gak muncul lagi ganggu Papanya." Hana terdiam beberapa saat.
"Menurutmu aku harus bagaimana, Ken? Apa aku harus memaafkan Mama? Atau membiarkannya menjauh dan semakin asing?" Hana dilema. Di satu sisi, ia merasa Melysa sangat jahat karena meninggalkannya begitu saja. Tapi di sisi lain, Hana merasa mungkin tindakan mamanya berdasar alasan yang kuat. Hana tak tahu persis hubungan seperti apa yang tercipta antara Papa dan Mamanya. Bisa jadi dulu mereka berusaha terlihat baik-baik saja di hadapannya, sementara di belakang kemungkinan tak sebaik itu.
"Ya, kalau masalah itu kita lihat aja tindakan Mamamu," ujar Kenaan dingin. Terus terang, Kenaan masih kesal dengan kelakuan Mamanya Hana yang mendorong Mira, secara tidak langsung Melysa lah yang membuat Hana melakukan tindakan impulsif menyelamatkan Mira hingga kehilangan calon bayinya.
'Maafin aku Hana, tapi aku belum bisa terima! Akan lebih baik kalau sementara kalian menjadi orang asing.'
***
BETUL KATA LO, LO HRS JGA PRASAAN KENAAN, JGN SMPE KENAAN YG SDH MULAI JDI BAIK, KMBALI JDI IBLIS KEJAM.. DN INGAT JUGA SLALU PESAN MMA MARRY....
SI ALBERT DPT SIAL DGN SELINGKUH DN MNIKAHI MELYSA
TPI GK APA2 ANAK PRTAMA NYA KGUGURAN,, KRN HSIL PERZINAHAN, DMN BENIH ARMAN BRCAMPUR ALKOHOL, DN HANA JUGA PNGARUH OBAT PRANGSANG, YG MNA MNGKIN BSA PNGARUHI TUMBUH KMBANG BAYI.. SKRG SDH SAH SUAMI ISTRI, JDI BSA BUAT KMBALI DGN HALAL..