NovelToon NovelToon
Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Terjebak Bersama Pewaris Millioner

Status: sedang berlangsung
Genre:Menjual Anak Perempuan untuk Melunasi Hutang / Pernikahan Kilat
Popularitas:4.4k
Nilai: 5
Nama Author: Marnii

Alleta, seorang gadis penurut yang kepolosannya dimanfaatkan oleh sang kakak dan ibu tirinya.

Di malam sunyi itu, sebuah pil tidur seketika mengubah kehidupannya 90 derajat.

Ia terpaksa harus dinikahi oleh seorang pria yang terjebak bersamanya, pria yang sama sekali tak pernah ada dalam tipe suami yang dia idamankan, karena tempramennya yang terkenal sangat buruk.

Namun, pria sekaligus suami yang selama ini selalu direndahkan oleh warga desa dan dicap sebagai warga termiskin di desa itu, ternyata adalah seseorang yang statusnya bahkan tak pantas untuk dibayangkan oleh mereka yang memiliki status sosial menengah ke bawah.

Alfarezi Rahartama, pria luar biasa yang hanya kekurangan izin untuk mengungkap identitas dirinya.

Bagaimanakah reaksi keluarga Alleta setelah tahu siapa sosok menantu yang mereka remehkan itu?

Dan lalu bagaimanakah reaksi Alleta sendiri apabila dia tahu bahwa pria yang menikahinya adalah tuan muda yang disegani?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Marnii, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Keluarga Baru

Pada akhirnya, meski harus memaki dalam hati, Alleta tetap menerima tawaran kerja tersebut karena tak ada pilihan lain, bahkan jika ia mencari di perusahaan lain pun belum tentu ia bisa diberikan kerjaan bahkan untuk petugas kebersihan sekalipun.

"Selamat bekerja, Nona. Semoga Anda betah." Alexandra tersenyum sembari mengulurkan tangan pada Alleta.

Alleta tersenyum canggung dan menerima jabatan tangan tersebut. "Terimakasih, Nona Alexandra, atas kemurahan hatinya." Lain di mulut lain di hati tentunya.

"Tak perlu merasa tak adil, Nona Alleta, posisi ini Anda dapatkan tentunya bukan tanpa alasan."

Alleta mengerutkan alisnya tak mengerti. "Maksud Anda?"

Alih-alih menjawab, Alexandra justru malah tersenyum dan pergi meninggalkan Alleta sambil berkata, "Nanti saya akan suruh orang untuk memberikan seragam serta mengajari aturan pekerjaannya."

Alleta terkulai lemah, ia bersandar di kursi sambil menatap langit-langit ruangan mewah itu.

"Aku bahkan tak tahu apakah ini anugerah ataukah justru sebuah petaka," gumamnya dengan mata sayu, lesu tak bersemangat.

Jika orang-orang di desanya tahu bahwa seorang sarjana sepertinya malah bekerja sebagai petugas kebersihan, maka mereka pasti akan meremehkannya.

Namun, jika menolak pekerjaan yang sudah ada di depan mata, maka dia mungkin tak akan bisa bertahan lama di kota ini dengan hanya memiliki persediaan uang yang amat sangat tipis.

Hanya bisa menerima nasib dan mengumpulkan uang sambil bertahan hidup, tidak tahu apakah ke depannya ia bisa mendapat pekerjaan yang lebih layak, membuat ayahnya bangga dan tak merasa menyesal telah mengeluarkan banyak uang untuk menyekolahkannya.

Saat masih bersandar malas di ruangan itu, tiba-tiba pintu kembali terbuka, dan pria sebelumnya datang lagi, kali ini dia tidak sendirian, dia datang bersama seorang pria paruh baya.

Alleta bergegas berdiri dan membungkuk hormat.

"Nona Alleta, dia adalah Pak Ferdy, kepala petugas kebersihan, dia akan mengajarimu beberapa aturan bagi pegawai baru di timnya."

"Halo, Pak, saya Alleta, pegawai baru petugas kebersihan."

"Ayo, ikut saya!" ajak Ferdy sambil berjalan keluar dari ruangan.

Alleta bergegas mengejar dari belakang dan membuntuti Ferdy dengan tergesa-gesa.

Ferdy mengantar Alleta ke sebuah ruangan yang terdapat lemari locker dengan banyak pintu.

"Mulai sekarang, ini locker milikmu," sambil menunjuk sebuah lemari dan membukanya, Ferdy meraih sebuah seragam kerja di sana dan ia berikan pada Alleta.

"Mulai sekarang kamu bisa bekerja hingga jam 5 sore, besok jangan sampai telat untuk absen di jam 7, kedisiplinan adalah yang nomor satu, jadi jika kamu telat, saya akan potong gaji."

Alleta mengangguk mengerti, tanpa menjawab sepatah kata pun.

"Kamu saya tugaskan di Staf Ruang Kantor, itu artinya kamu dan beberapa orang yang ada di kelompok tersebut, hanya akan membersihkan beberapa bagian kantor, yang nanti akan diberikan jadwal harian, jadi jika ada sedikit kesalahan saja dan para atasan melakukan komplen terhadap kinerjamu, maka kamu sendiri yang akan menanggungnya."

Alleta menelan ludah yang terasa begitu pahit, apakah tanggung jawab sebagai petugas kebersihan memang selalu seberat ini?

"Ingat, di sini petugas kebersihan diwajibkan untuk menutup mata dan telinga, apa kamu mengerti maksud ucapan saya?"

"Saya akan menutup semuanya dan berpura-pura tak terjadi apa pun meski saya melihat dan mendengar sesuatu dari para atasan." Alleta menjawab dengan cepat.

"Baiklah, kamu cukup pintar juga. kalau begitu ganti pakaianmu dan berkumpul di ruang petugas yang ada di sebelah ruangan ini." Ferdy pun melangkah pergi meninggalkan Alleta di sana.

"Aku ini seorang sarjana dengan lulusan terbaik," batin Alleta ketika Ferdy mengatakan dirinya cukup pintar.

****

"Tuan, mereka sudah mentransfer sejumlah uang, tetapi tidak cukup, mereka meminta sedikit keringanan agar diberi waktu untuk melunasi sisanya," ucap Alexandra memberi laporan.

"Tiga hari, lebih dari itu aku tak menerima alasan apa pun," jawab Esson tanpa menghentikan aktivitas kerjanya.

"Baik, Tuan." Alexa pun mundur beberapa langkah dari hadapan sang atasan.

Sementara di sisi lain, Alleta yang sudah mengganti pakaiannya dengan seragam, segera pergi menuju ruang petugas yang dimaksud oleh Pak Ferdy.

Ruangan tersebut cukup mematahkan ekspektasinya, ternyata ruangan petugas kebersihan tidak semenyeramkan dalam pikirannya, ruangan yang ada di depan matanya ini cukup besar dan bersih, juga ada beberapa pintu yang mungkin ada berupa ruangan lain di sana, bahkan juga ada sebuah kantin yang disediakan untuk mereka.

Ketika Alleta masuk, semua mata tertuju ke arahnya.

Beberapa orang berbisik-bisik mempertanyakan siapa dia? Alleta seketika merasa sedikit gugup ditatap seperti itu.

Di tengah kericuhan itu, tiba-tiba salah satu pintu terbuka, Pak Ferdy keluar dari ruangan tersebut.

"Baiklah, semuanya tolong perhatiannya sebentar," ucap Pak Ferdy sambil menepuk tangan beberapa kali agar semua orang diam dan memperhatikan apa yang akan dia ucapkan.

Mendengar Ferdy bicara, mereka seketika menghentikan semua aktivitas masing-masing.

"Hari ini kuperkenalkan pada kalian anggota baru kita. Namanya Alleta, dia kutempatkan di bagian staf Ruang Kantor. Jadi kalian yang merasa satu bagian dengannya, tolong bantu arahkan dia dengan baik agar tidak terjadi kesalahan, jika ada kesalahan di hari pertamanya kerja, semua yang ada di bagian tersebut akan menanggungnya bersama. Kalian mengerti?"

"Mengerti, Pak!" semuanya menjawab tanpa mengeluh ataupun protes, para bawahan di sana tidak ada yang berani kurang ajar pada Pak Ferdy, beliau cukup disegani di sana karena sikapnya yang tegas tanpa banyak menghakimi.

"Alleta, silahkan kamu ke bagian Ruang Kantor, mereka akan mengajarimu beberapa hal dasar dalam bekerja," ucap Pak Ferdy dan Alleta mengangguk sambil mengucapkan, "Terimakasih."

Ketika Alleta berjalan, semua orang tampak membantu mengarahkannya dan menunjuk ke sebuah pintu yang bertuliskan Staf Ruang Kantor.

Akhirnya Alleta tau, beberapa pintu yang terdapat di sana adalah ruangan untuk beberapa bagian sesuai kelompoknya, di sanalah tempat mereka berdiskusi mengenai kinerja mereka, dan melalui penjelasan seniornya, para atasan akan memberi sebuah bintang untuk pelayanan tersebut, siapa pun yang mendapat paling banyak bintang di suatu kelompok, maka mereka berhak mendapatkan kenaikan gaji selama periode bintang tidak berkurang atau ditikung oleh bintang dari kelompok lain.

"Di sini, terbagi beberapa bagian staf. Ada Staf Area Publik, Staf Toilet dan Kamar Mandi, Staf Dapur dan Pantry, Staf Area Luar Ruangan, Staf Gudang, serta Staf Ruang Kantor milik kita," ucap sang senior yang usianya sedikit lebih tua darinya.

"Jadi dari beberapa bagian staf, staf mana yang selalu mendapat bintang paling banyak?" tanya Alleta penasaran.

"Staf Toilet dan Gudang tentunya."

"Apakah kinerja mereka memang sebaik itu?" tanya Alleta dengan alis terangkat.

Senior yang bernama Vio itu menggelengkan kepala, beberapa orang yang di sana juga ikut berwajah masam.

"Mereka tidak membuktikannya dengan kinerja, tetapi dengan tubuh mereka sendiri," jawabnya, dan Alleta tak mengerti.

"Mereka menawarkan jasa pemuas nafsu untuk ditukar dengan sebuah bintang," jawab Vio seolah tahu isi pertanyaan di kepala Alleta.

"Hah?" Alleta tiba-tiba melongo, dan beberapa orang tertawa pelan melihatnya, setiap karyawan baru yang mengetahui itu, mereka pasti akan bereaksi seperti Alleta ketika mendengar bagian tersebut.

"Seperti yang kita tau bahwa area di sana adalah tempat strategis untuk melakukan hal-hal yang tak senonoh."

"Apakah sebuah bintang sepenting itu?" tanyanya lagi

"Sangat penting!" jawab mereka serentak.

Alleta lagi-lagi terdiam menunggu penjelasan.

"Jika bintang yang didapat mencapai angka 20, maka gaji mereka akan naik sebanyak dua digit," tutur Kak Vio sambil mengangkat dua jarinya.

"D-dua digit?" Alleta mengulanginya terbata dengan wajah terkejut, bahkan untuk petugas kebersihan pun bisa memiliki gaji sebanyak itu?

"Apakah staf ini pernah memiliki 20 bintang itu?" tanya Alleta penasaran.

Mereka semua menggelengkan kepala dan lalu tersenyum penuh arti pada Alleta, merasa ada yang tak beres, Alleta reflek menutup dadanya dengan kedua tangan.

"Kalian tak mungkin menyuruhku untuk melakukan hal seperti itu juga, 'kan?"

Melihat reaksinya, tawa mereka semua pun lepas.

"Kami hanya bercanda, kita tidak akan pernah melakukan kecurangan seperti itu," ujar salah satu dari mereka sambil menepuk pelan bahu Alleta.

Alleta akhirnya tersenyum lega dan ikut tertawa.

Melihat tawa mereka semua, Alleta akhirnya menyadari bahwa sepertinya bekerja sebagai petugas kebersihan juga tidak akan menjadi hal yang buruk, bisa satu bagian dengan orang-orang ramah dan hangat seperti mereka, adalah kekayaan yang sesungguhnya.

Hari-harinya akan terasa lebih hidup dan menyenangkan.

1
Rahma As
Wkwk, Alvarez terbuat dari tanah merah keknya ya 🤣
Nona S
Emang dasar si Tuan Alfarez ini 🤭
Rahma As
Best banget ceritanya thor
Marnii: Terimakasih ya sudah memberikan dukungan, lope banyak² buat kamu 🤭
total 1 replies
Rahma As
Wkwk... Birahi dong 🤣
Rahma As
Permainan Alfarez pun dimulai🤭
Rahma As
Hei, itu Alfarez mantan suamimu Alleta
Rahma As
Dapet karma dah lu 🤭
Rahma As
Tempat di mana ada banyak orang, pasti selalu ada aja yang nyeleneh. miris
Rahma As
Bukan mempermainkan orang, itu karena dendam sama lu aja Alleta 🤣
Rahma As
Ah, kenapa gak mati ajalah kau nenek sihir/Angry/
Rahma As
Hah? Lc?
Rahma As
Ini Ibu tirinya baik apa jahat thor?
Rahma As
Nah kan, jangan sampe lu nyesel nanti setelah tau siapa Alfarez itu
Rahma As
Sibuk bener lu Alleta minta cerai /Frown/
Rahma As
Halah, bukan tipeku, tapi ujung² pasti kecintaan juga nanti kau Alfarez 🤣
Marnii
Hai Guys, buat kalian yang baru baca karyaku, kita perkenalan singkat dulu ya. Ini adalah karya ke-7 yang kutulis dengan tanganku langsung dan tentunya atas izin yang Maha Esa.
Saya Author Marnii, suka Durian dan Mangga, serta suka menulis tentunya. Buat kalian yang sudah bersedia mampir dan memberikan dukungan, semoga sehat selalu, diperlancar rezekinya.
Kapan-kapan aku sapa lagi ya, udah terlalu panjang soalnya /Scowl/
Nona S
Baru sempat komen thor. Keasikan baca sampai lupa ngasih semangat. Semangat ya Thor, aku tunggu lanjutan ceritanya
Marnii: Wah, terimakasih sudah menyemangati dan selalu setia menunggu update ceritanya ya. Lope sekebon.
total 1 replies
lailatus Shoimah
ok
Marnii: Terimakasih telah berkomentar 😊
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!