NovelToon NovelToon
Dijual Paman, Dibeli Mafia Arogan

Dijual Paman, Dibeli Mafia Arogan

Status: sedang berlangsung
Genre:Pernikahan Kilat / Beda Usia / Roman-Angst Mafia / Dijodohkan Orang Tua
Popularitas:15.1k
Nilai: 5
Nama Author: Senja

Hidup Arabella hancur ketika pamannya tega menjualnya pada Edward Frederick, seorang mafia berkedok Ceo yang terkenal kejam, dingin, dan arogan, hanya demi melunasi hutang akibat kebangkrutan perusahaan.

Dengan kaki kanan yang cacat karena kecelakaan di masa lalu, Arabella tak punya banyak pilihan selain pasrah menerima perlakuan sang suami yang lebih mirip penjara ketimbang pelindung.

Perlahan, keduanya terseret dalam permainan hati, di mana benci dan cinta tipis perbedaannya.

Mampukah Arabella bertahan dalam pernikahan tanpa cinta ini? Ataukah justru dia yang akan meluluhkan hati seorang Edward Frederick yang sekeras batu?

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Senja, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Chapter 33

Edward mengira Julia kembali untuk melanjutkan perdebatan yang belum selesai. Ia mendesah, sudah bersiap menolak dengan dingin.

Namun ketika daun pintu terbuka, ternyata bukan Julia yang muncul.

“Paman, bisakah kita bicara sebentar?” suara itu milik Alex.

Bocah itu berdiri di ambang pintu dengan wajah tenang.

“Ada sesuatu yang ingin aku katakan sebelum aku kembali ke mansion Papa,” lanjutnya sambil melirik ke dalam untuk memastikan bahwa Ara tidak mendengar percakapan mereka.

“Mau secepat ini kembali?” tanyanya, menutup pintu perlahan dan memberi isyarat agar Alex mengikutinya ke ruang kerja di sisi barat mansion.

Begitu sampai, Edward duduk di kursi kulit hitam besar yang menjadi singgasananya.

Sementara Alex duduk di seberang, menyandarkan tubuhnya dengan sikap dewasa yang kontras dengan usianya yang akan menginjak tujug tahun.

“Paman tahu,” ucap Alex perlahan, “tujuanku datang kemari adalah untuk mencari ketenangan. Tapi ternyata, justru aku mendapatkan keributan. Aku butuh konsentrasi penuh, dan suasana rumah ini terlalu banyak konflik.”

Edward menghela napas, bibirnya melengkung membentuk senyuman tipis.

“Keributan tidak bisa dihindari, Alex. Apalagi jika sumbernya adalah wanita seperti Julia.”

Alex menunduk sebentar, lalu tersenyum kecil. “Aku setuju denganmu, Paman.”

Dalam hati, Edward sebenarnya kagum. Entah bagaimana Diego, pria yang terkenal kasar dan tempramental, bisa memiliki putra secerdas dan setenang ini.

Ada sesuatu dalam diri bocah itu yang membuat Edward diam-diam merasa iri. Mungkin bukan iri akan kecerdasannya, tapi pada cara Alex bisa menahan diri, membaca situasi dengan cepat, dan tetap logis bahkan di tengah kekacauan.

“Nah, sekarang katakan,” Edward bersandar di kursinya, melipat tangan di depan dada. “Apa yang ingin kau tunjukkan, bocah?”

Alex tak menjawab. Ia hanya menggeser iPad-nya ke depan meja.

Layar itu menyala, menampilkan serangkaian foto yang tersusun rapi.

“Paman lihat ini,” ucap Alex datar.

Edward memiringkan kepala, mengambil iPad itu, dan menatap layar dengan seksama. Dalam sekejap, rahangnya mengeras.

Foto-foto itu sangat jelas, dimana Julia sedang bersama seorang pria, di hotel mewah, dalam posisi yang tidak bisa disalahartikan. Tatapan mata mereka terlalu mesra untuk sekadar teman bisnis.

“Foto-foto ini kuambil dari akun seorang fotografer yang mencoba menjualnya secara anonim. Ia mengira bisa mendapat uang dengan mengancam seseorang di lingkaran bisnis keluarga kita. Tapi aku lebih cepat.” Alex berbicara lagi, suaranya tenang tapi tajam seperti pisau.

“Bocah kecil seperti kau bermain di dunia gelap seperti itu?”

Alex mengangkat bahu santai. “Aku tidak bermain, Paman. Aku hanya melindungi nama keluarga. Tante Julia sudah membuat suasana rumah ini kacau, dan aku tidak suka melihat tante Ara diremehkan.”

“Dan kau pikir aku belum tahu soal ini?” katanya datar. “Aku sudah tahu semuanya, bahkan sebelum kau menunjukkannya padaku.”

Alex sedikit terkejut, tapi tidak menyangkal. Ia hanya menatap balik dengan rasa ingin tahu.

“Jadi, Paman tidak berniat melakukan apa pun?”

“Bukan begitu. Aku hanya menunggu waktu yang tepat. Dalam dunia kita, Alex, satu langkah terburu-buru bisa mematikan seluruh strategi. Biarkan ular berpikir bahwa ia sedang aman, sampai aku sendiri yang memotong kepalanya,” ucap Edward.

Kata-kata itu membuat Alex tersenyum kecil. Awalnya, Edward itu bodoh karena jadi budak cinta Julia.

“Kau dan papa memang benar-benar bersaudara,” ujarnya. “Dingin, tapi mematikan.”

Edward menatap bocah itu cukup lama sebelum akhirnya ikut tersenyum samar.

“Dan kau… terlalu cepat dewasa untuk anak seumuranmu.”

“Aku tidak punya pilihan lain, Paman. Dunia yang kami tinggali tidak ramah pada orang yang lambat berpikir.”

Beberapa detik hening. Edward kemudian berdiri, lalu berjalan ke arah jendela besar dan menatap ke luar.

Salju mulai kembali turun di luar sana.

“Alex,” panggilnya pelan. “Kau tahu kenapa aku diam saja meski tahu Julia berkhianat?”

“Tidak,” jawab Alex menatapnya, menunggu jawaban.

“Karena aku tidak mau Ara tahu. Aku tidak mau dia berpikir bahwa rumah ini tempat penuh kebusukan.”

Alex menatap pamannya yang berdiri di balik bayangan lampu meja, dan untuk pertama kalinya ia melihat sisi manusia dalam diri Edward.

Sisi yang selama ini tersembunyi di balik dinginnya tatapan dan kerasnya nada bicara.

“Paman.”

“Apa?”

“Tante Ara beruntung.”

Edward tak menjawab. Ia hanya menatap jauh ke luar jendela, lalu berbalik.

“Kalau begitu, kapan kau pulang ke mansion?”

“Besok pagi. Aku ingin pamit langsung pada tante Ara.”

Edward mengangguk. “Baik. Tapi Alex, berhentilah menyelidiki hal-hal berbahaya sendirian. Dunia mafia tidak butuh anak yang terlalu pintar, tapi butuh anak yang tahu kapan harus berhenti,” ucapnya sembari menepuk bahu bocah itu.

“Kau salah, Paman. Dunia mafia justru butuh keduanya,” balas Alex tersenyum samar. “Kalau bisa jangan sampai jatuh cinta, karena cinta akan membuat kalian seperti orang bodoh!”

Edward tertawa, tawa yang jarang sekali terdengar darinya.

“Kau benar-benar darah Diego,” gumamnya. “Keras kepala dan brilian.”

Alex berdiri, merapikan ipad di tangannya.

“Kalau begitu, aku izin beristirahat. Dan terima kasih sudah mempercayaiku.”

Edward hanya mengangguk pelan. Saat pintu tertutup, keheningan kembali menyelimuti ruang kerja itu.

Ia menatap kembali foto-foto Julia di layar iPad, lalu menekan tombol delete dengan satu jari.

“Brengsek!” bisiknya “Beraninya kau mengkhianati kesetiaanku selama ini! Aku harus memastikannya sebelum mengambil keputusan.”

1
Eva Wahyuni
alex ini kayak peramal ya 😂..
si detektif kecil kayak Conan 😄😄😄..
Senja: hehe/Joyful/
total 1 replies
partini
jangan panggil dia anak kecil Tante
badannya aja yg pitik ga sama isi kepala nya,,
Senja: /Facepalm/
total 1 replies
Ariany Sudjana
Edward jujur saja kamu ga tahu kalau jalang yang kamu pelihara itu murahan 🤣🤭 kamu itu mafia, tapi bodoh, lebih wise Alex, padahal masih kecil . ara juga bodoh, kok ga jujur kalau kamu itu lagi terapi
Eka Uderayana: bener banget... Edward lelet banget dalam bertindak.... harus nya langsung buang Julia .. setelah itu fokus dengan Ara...Ara juga nggak terus terang sama Edward tentang terapi kaki nya
total 2 replies
partini
hemmm katanya udah tau,heleeh malu yahh kurang update wkwkwk
Rida Arinda
padahal emang gx tau ya Edward 😏😏😏
Leny Wijaya
Akhirnya Edward tau klo julia brkhianat padanya😄😄mampus tinggal di buang jauh2 aja
Leny Wijaya
Lanjut thor jangan biarkan julia merusak rumah tangga Ara dan Edward,Alex cepat bongkar semua kebusukan julia dgn laki laki lain biar Edward sadar akan dirinya yg memuja julia yg org gak baik dan biar secepatnya mencintai Ara sampai bucin kayak Diego😄😄🤭🤭
partini
aihhh kasih lah sedikit yg lebih extrim Lex biar seru gitu ,,,kenapa ku merasa di sana dan sini aura Alex dominan like Star kebanting ini Diego ga Edward Alex ga ada obat
Senja: 😭 nati versi dewasanya kek mana ya kecil aja udah begini
total 4 replies
tia
harus menunggu besok 🤣,,,pasti lebih seru
Senja: /Facepalm//Slight/
total 1 replies
partini
good story 👍👍👍👍👍
Senja: Trima kasih kakak🙏
total 1 replies
partini
aihhhh kamu mau apa Alex sama Jul Jul ,, mau apapun boleh lah
dari pada uncle mu yg 1/2 ons
aihhh mau ngapain merek apa Edward mau ngetes lolipop nya Sam Jul Jul
Senja: Bisa jadi🤣
total 1 replies
Ariany Sudjana
masak mafia sekelas Edward mau dibodohi sama Julia? malah lebih cerdas Alex 😄
Eka Uderayana: oke Thor 👍
total 7 replies
Mecca Delsa
Up yg banyak dong thor
Senja: siapppp🙏
total 1 replies
partini
pas sekali dua duanya datang ,,ayo Lex beraksi kamu pasti tau kan si Jul Jul wanita macam apa
Leny Wijaya
Thor jgn biarkan Edward kembali ma julia lagi kasian Ara nya 🤭takutnya hamil 😄😄😄
Leny Wijaya
dasar Edward tntng jul jul ttp aja manut, gmna nasib Ara klo edward kembali ma jul jul🤭moga aja gk bisa berdiri klo edward ma jul jul😃😃😃ttp ara yg bisa buat dia brdiri😃
Mecca Delsa
up lagi dong thor
Senja: siappp🙏
total 1 replies
Kinara Widya
lanjut
Senja: siapp🙏
total 1 replies
Leny Wijaya
Edward sama kyk Nicholas cm bisa brdiri pd snowy😃 skrg edward hnya bisa pd Ara ntar bucin 🤭moga cepat mp dan ara hamil biar lupakan jul jul si edward nya
Leny Wijaya
Akhirnya Edward dan Ara menyatu dlm prnikahan 🤣mp juga kan moga Edward bisa melupakan jul jul dan Ara cepat hamil ank edward
Senja: Wkwk juleee
total 1 replies
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!