 
                            Hubungan yang di kira akan langgeng dan bisa bertahan lama, namun ternyata malah muncul ganguan yang sangat sadis, terutama untuk Lea karena dia setiap saat melihat arwah seorang wanita.
Dean juga semakin misterius, padahal Lea mengira sudah sangat mengenal sifat sang suami.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon novita jungkook, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Bab 27. Kerumah dukun
"Aku tidak mau rumah sakit, kenapa kau malah belok di sini sih?!" Dean marah marah karena Kenzo kerumah sakit.
"Kau itu sedang sakit jadi ya ku bawa kesini lah." Kenzo juga menyahut keras.
"Lalu kau mau kemana kalau tidak di sini, Dean?" Alvaro juga ikut bingung.
"Ah sialan kalian, sudah ku katakan tadi ikut jalan ku saja!" sentak Dean emosi karena menahan rasa sakit yang sangat luar biasa.
"Kita pergi sekarang!" Kenzo segera memapah Dean lagi agar segera menuju tempat yang dia mau.
"Astaga perut mu besar sekali seperti itu!" Alvaro agak ngeri melihat perut Dean yang bengkak bahkan melebihi wanita hamil.
Dean yakin ini bukan sakit biasa sehingga dia begitu kekeh ingin ke rumah dukun yang sudah memberikan pemikat, jelas rumah sakit tidak akan sanggup mengobati Dean yang sakit seperti ini sehingga dia memang sangat yakin untuk segera pergi saja dari sini dan mencari dukung sakti itu agar bisa segera sembuh.
Alvaro yang sama sekali tidak paham menjadi begitu bingung dan bertanya-tanya di dalam hati apa yang sudah terjadi, ini perut Dean begitu besar dan terus saja pria itu merasakan sakit sehingga tidak mau diam walau sudah sempat di beri obat penenang oleh dokter yang ada di rumah sakit tadi.
Jelas Dean memang bukan sakit biasa sehingga dia butuh dukun untuk mengobati agar perut ini jangan sampai meledak, bila bengkak dan membesar seperti ini maka bisa saja nanti akan meledak bila di biarkan oleh mereka dan hanya di obati dengan cara medis di rumah sakit yang pasti tidak ada tahu soal hal gaib.
"Aaaaaghh sakiiiit, cepat lah kau bawa mobil ini." Dean kembali berteriak.
Kenzo ngebut meninggalkan rumah sakit dan menuju tempat yang tadi sempat dikatakan oleh Dean, di sana rumah dukun yang menurut Dean sangat paten sehingga bisa mengobati. sempat mengatakan pada Alisa dan gadis itu dengan sangat yakin bahwa dia bisa menang melawan dukun mana pun, jadi tidak masalah walau Dean akan segera menemui dukun itu.
"Ini jalan nya kok tanah kuning seperti ini?!" Kenzo berpura-pura panik.
"Kau yang benar saja mengajak kami di tempat seperti ini, An!" Alvaro juga melihat dari jendela mobil.
"Jangan banyak bacot kalian, aku sudah mau mati menahan rasa sakit ini." sentak Dean.
"Kau paling di santet, aku pernah melihat film seperti ini dan memang perut mereka membesar." Alvaro bukan menenangkan tapi justru membuat Dean semakin takut.
"Malah kau bilang pula seperti itu, gimana lah kau ini." Kenzo berakting dia sedang marah pada Alvaro karena teman nya itu berbicara sembarangan.
Alvaro memang tidak tahu kalau ini santet dan hanya menduga saja karena dia tidak di ajak bekerja sama oleh Alisa, gadis itu sengaja mengajak Kenzo saja bekerja sama sebab dia tahu Kenzo jatuh cinta pada dirinya sehingga sudah pasti akan menerima segala ajakan walau mengkhianati teman sendiri.
"Walah jalan nya jelek begini." keluh Kenzo agak ribet membawa mobil.
"Hati hati, Ken!" Alvaro panik dan memegangi tubuh Dean.
"Ini sudah pelan, emang dasar jalan nya saja yang sangat jelek sehingga terus terguncang seperti ini." Kenzo menjawab dengan suara yang di bikin panik.
"Yang mana rumah nya, Dean? ini hanya penuh hutan saja!" Alvaro bertanya pada Dean yang merintih kesakitan.
"Pokok nya terus berjalan saja karena hanya ada satu rumah, aaaaah tolong lah perut ku sakit sekali." Dean sampai pucat akibat menahan rasa sakit.
"Ngebut lah, Ken!" suruh Alvaro karena cemas Dean akan mati.
Padahal walau sesakit apapun Dean tidak akan pernah mati karena tujuan Alisa hanya ingin menyiksa pria ini, tidak sampai mati atau meninggal dunia karena dia ingin Dean terus merasakan sakit yang sangat panjang sampai nanti ajal datang menjemput dengan memakan waktu yang sangat lama hingga membuat hati Alisa menjadi begitu puas.
"Itu rumah nya apa bukan?" Kenzo yang melihat rumah segera bertanya.
"Cuma ada satu rumah, pasti itu rumahnya." Alvaro segera bersiap untuk turun dari mobil.
"Kalau Dean tidak sanggup berjalan maka kita gotong saja bersama." usul Kenzo segera keluar dari depan.
"Aaaaaaghhhh, jangan kau pegang bagian situ!" Dean berteriak keras karena mau di papah.
"Lah bagaimana jadi nya ini? Ya sudah kalau memang tidak kuat mari kita gendong saja dia." Alvaro memilih bagian kaki dan Kenzo bagian atas.
"Aaaaaaghh perut ku sakit, tolong buang rasa sakit ku." jerit Dean sangat nelangsa.
"Astaga, kenapa bisa sampai besar seperti ini." Kenzo memang kaget setelah melihat perut Dean.
Tadi dia tidak menyangka kalau perut dia akan sampai sebesar ini dan terlihat sangat mengerikan sampai kemeja itu saja sudah tidak sanggup untuk menahan besarnya perut, kancing kemeja sudah lepas semua dan Dean masih saja menjerit karena rasa sakit yang tidak terhingga pada bagian perut ini.
Dean yakin sekali bahwa ada sesuatu yang tidak beres di tubuh dia sehingga memilih untuk berobat menemui dukun yang sudah memberikan pemikat, tapi dalam hati Dean justru dia berpikir bahwa mungkin saja dia menderita sakit ini karena sudah bersetubuh dengan Julia yang meninggal dunia di dalam petir kaca.
"Mbah tolong teman saya!" Alvaro berteriak keras agar penghuni rumah keluar dari dalam.
Krieeeeeeet.
"Pintu nya terbuka sendiri, ini rumah pasti ada yang tidak beres dan kenapa kau malah ingin berobat di sini?!" Kenzo menunjukkan wajah takut.
"Kau yang benar saja, Dean?" Alvaro juga panik melihat pintu rumah yang terbuka sendiri.
"Jangan banyak omong, cepat bawa aku masuk ke dalam rumah." perintah Dean yang sudah sangat kesakitan.
Maka mereka berdua segera membawa Dean masuk ke dalam rumah agar nanti bisa di obati oleh dukun pemilik rumah angker ini, Alvaro memang ketakutan karena dia tidak pernah berhubungan dengan dukun yang seperti ini sehingga untuk masuk pun dia tidak memiliki nyali.
"Ini pasti rumah dukun yang di katakan oleh Alisa itu." batin Kenzo sambil memperhatikan sekitar.
"Mana dukun nya? kau malah mendatangi rumah kosong nanti." Alvaro menatap kesana kemari karena tidak menemukan dukun itu.
"Lihat di depan itu!" Kenzo menepuk pundak Alvaro agar fokus melihat depan.
Alvaro tersentak kaget karena di depan dia ada seorang dukun yang sudah menatap dengan penuh tatapan nyalang karena mereka membawa pasien yang sudah terkena santet parah, dukun tersebut segera bangkit untuk memeriksa keadaan perut Dean yang membusung besar, sampai urat biru dan merah tampak menonjol ngeri.
Selamat pagi menjelang siang besti.
eeee jeli juga ya mata Sadewa apa karna mantan iblis...
bener2 gila harta si Dean ini,LG sekaratpun msh mikirin harta🤦
si dean memang pantas di santet
Alisa udh ledakan aja perut sidean udh skit bgtu otak nya masih ja wanita bukan insaf
bnyk kesalahan Dean skrg lg nikmati hasil dia