NovelToon NovelToon
Kamu Bukan Figuran

Kamu Bukan Figuran

Status: tamat
Genre:Teen / Romantis / Sudah Terbit / Cintapertama / Nikahmuda / Tamat
Popularitas:38.2M
Nilai: 4.9
Nama Author: ErKa

[Lanjutan dari novel "Aku hanya Figuran"]

Awalnya kupikir Kamu hanyalah gadis biasa-biasa saja. Namun mata polosmu mengalihkan semuanya. Aku tak bisa berpaling. Timbul ketertarikan untuk mengenalmu lebih dalam lagi. Hingga akhirnya Aku sadar, Aku telah jatuh sejatuh-jatuhnya pada pesonamu.

Hei Khansa Aulia, Yohan Alexander menyukaimu. Sadarkah Kau dengan hal itu? (Yohan Alexander)

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon ErKa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

[POV Alex] Ch 35 - Tanggapan Keluarga

Mama menatap Aaron dengan mata terbelalak, kemudian beralih menatapku. Tatapan tidak percaya sangat jelas terlihat pada raut wajahnya.

"Ah, mungkin karena terlalu lama koma pikiranmu jadi aneh seperti ini. Mungkin sebaiknya kami meninggalkanmu untuk istirahat..."

"Ma..." Aaron memegang tangan Mama. "Aku... tidak... berbohong... Kalau... tidak... percaya... tanyakan... saja... padanya..." Aaron kembali mengedikkan kepalanya ke arahku. Mama menatapku dan Aaron secara bergantian. Tatapan Aaron yang meyakinkan membuat Mama mempercayainya. Mama langsung menghadapku dan menatapku dengan tajam.

"Meskipun Mama tidak begitu mempercayainya, tapi Mama ingin mendengarnya dari mulutmu langsung Al. Apa benar yang dikatakan kakakmu? Kamu sudah menikah dan istrimu tengah hamil?!"

Aku menatap Mama dan Papa secara bergantian. Tatapan kedua orangtuaku tampak terfokus padaku. Bertanya-tanya sekaligus menuntut jawaban. Sepertinya sudah saatnya mereka mengetahui kebenarannya. Aku harap mereka mau menerima Khansa sebagai menantu mereka.

"Ya, Ma, Pa, semua yang diucapkan kakak benar. Aku sudah menikah dan istriku juga tengah hamil."

"Co-coba ulangi lagi Al... Ma-mama takut salah dengar..." Mata mama berfokus padaku. Sudah tampak genangan bening di matanya.

"Aku sudah menikah Ma. Dan istriku juga sedang hamil, sama seperti Diana..."

"Al!!" Mama menubrukku dan memelukku dengan erat. Aku merasakan tubuh beliau mulai gemetar. "Ka-kamu nggak bohong kan Al? Kamu benar-benar sudah menikah? Ka-kamu beneran sudah punya istri?" Mama menjauhkan tubuhnya dan merangkum wajahku dengan kedua tangannya. Tetesan bening mengalir di pipinya. Aku bingung membaca ekspresi Mama. Aku tidak bisa menebak, apakah Mama senang atau justru sedih mendengar kabar ini.

"Iya Ma. Aku tidak bohong. Dia ada di rumah Pondok Indah. Sedang menungguku pulang..."

"Huuuu..." Mama kembali memelukku sembari menangis. Mama memang sering menangis beberapa bulan ini. "Anak bodoh!! Ke-kenapa menikah nggak ngasih tau orangtua?! Dasar bodoh!! Bodoh!! Dari dulu otakmu ini bodoh!! Huuu..." Mama memukul-mukul dadaku. Aku hanya memeluknya sembari menatap papa dan kakakku. Meminta pendapat mereka atas reaksi Mama yang tak biasa.

Hampir sepuluh menitan aku membiarkan Mama memukulku sembari menangis. Ketika emosi beliau sudah tenang, aku mendudukkan beliau di sofa sembari mengusap airmatanya.

"Maaf ya Ma, kalau aku sudah bikin Mama dan Papa kecewa."

"Nggak... Nggak... Mama nggak kecewa... Mama yakin Papa juga nggak kecewa... Mama malah sangat terharu... Mama nggak menyangka akan mengalami hal ini..."

"Mama sudah putus asa. Mama pikir selamanya akan melihatmu sendiri. Kamu tidak pernah pacaran Al... Kamu tidak pernah dekat dengan wanita manapun... Mama dan Papa sangat khawatir dengan masa depanmu Al..."

"Mendengarmu sudah menikah membuat Mama lega... Seolah-olah beban di hati Mama telah terangkat semua..." Mama kembali terisak. Aku begitu terkejut dengan penjelasan Mama. Kupikir orangtuaku akan marah dan menolak Khansa, tapi kenyataannya justru sebaliknya. Mereka senang karena aku sudah menikah!!

"Kapan kalian menikah? Umur berapa kehamilannya? Seperti apa dia? Mama ingin melihat wajah wanita yang sudah berhasil menaklukan hati anak Mama..." Mama memegang tanganku, kemudian kembali berkata, "Al, apa kamu mencintainya? Apa kamu bahagia? Kamu tidak melakukan pernikahan ini dengan terpaksa kan?"

Aku tersenyum mendengar pertanyaan Mama. Aku balik menggenggam tangan Mama dan menciumnya, "Ma, aku sangat-sangat bahagia. Dia wanita yang sangat kucintai. Aku tidak melihat wanita lain karena aku sedang menunggunya. Percayalah Ma, anakmu ini sedang sangat bahagia."

"Huuuu... Ma-mama le-lega Al... Mama pikir kamu akan trauma sejak kejadian itu... Mama benar-benar lega Al... Seperti apa dia Al? Mama ingin mengenalnya..." Aku mengambil ponsel dan menunjukkan foto-foto Khansa yang memenuhi galeryku. Mama semakin menangis melihat foto Khansa full body yang menunjukkan perut buncitnya. Dia meraba wajah Khansa, seolah-olah ingin mencetak wajah itu diingatannya.

Aku menunjukkan puluhan foto. Mama tampak tertegun ketika melihat foto pernikahan kami. Beliau memperbesar foto Khansa, terutama di bagian perutnya.

"Kapan kalian menikah? Kenapa perutnya sudah besar?" Mama menatapku dengan bingung, menuntut sebuah jawaban. Aku menggaruk kepalaku yang tidak gatal. Entah mengapa perkataan Diana mulai terngiang-ngiang, "Bayangin reaksi Mama Papa ngeliat anak-anaknya buntingan anak orang sebelum menikah!"

"Eh, ehm... Ka-kami menikah bulan lalu..."

"Dan kehamilannya sekarang? Memasuki usia berapa? Kalau Mama lihat perutnya, harusnya usia kehamilannya lima sampai enam bulan..." Mama langsung menoleh padaku dengan cepat. Tatapannya tampak berapi-api. Tanpa diduga Mama langsung menjambak rambutku.

"Dasar kamu ya!! Kamu hamili anak orang?!"

"Auuww Ma... Sakit Ma... Sakit..."

"Kalian berdua benar-benar kur*ng aj*r ya!! Menghamili anak orang bersamaan! Rasakan ini!!" Mama semakin menjambak rambutku.

"Ma, ampun. Jangan ditarik Ma. Bisa botak rambutku..."

"Bodo amat!!"

"Ma... Kakak juga menghamili Diana. Kenapa Mama juga tidak menjambak rambutnya? Auuuww!! Beneran sakit Ma!"

"Kakakmu pengecualian. Tunggu dia sembuh. Mama akan beri dia pelajaran!! Dasar ya, punya anak laki dua orang nggak ada yang beres!! Rasakan ini!! Rasakan!!" Mama tidak berhenti menjambak sembari mengomel, "Pa, gimana anak-anakmu ini Pa?! Kenapa dua-duanya nggak ada yang beres?! Kapan Mama bisa ngunduh mantu dengan tenang?! Ya apa anakmu ini Pa?!"

"Tidak apa-apa Ma. Itu artinya, mereka pria sejati. Melakukan test drive dulu sebelum membeli." Papa menjawab santai. Mendengar ucapan Papa membuat Mama semakin murka. Kini gantian Papa yang dicubiti oleh Mama, dianggap tidak becus dalam mendidikku dan Aaron. Aku dan Aaron memperhatikan kejadian itu sembari tertawa-tawa.

Hati kecilku benar-benar lega. Aku pikir Mama akan marah besar dan menolak Khansa karena tidak sesuai dengan kriterianya. Ternyata tidak seperti itu. Mama tidak mempermasalahkan latar belakang keluarga Khansa. Asalkan wanita itu membuatku bahagia, maka Mama akan menerimanya dengan tangan terbuka. Fiuh, lega juga.

***

Hari-hari selanjutnya diisi dengan terapi. Koma selama beberapa bulan membuat sistem gerak dan otot-otot tubuh Aaron menjadi kaku, sehingga pria itu perlu melatih otot tubuhnya. Aaron mulai belajar menggerakkan otot tangan maupun kaki dengan cara melalui terapi berjalan. Dokter juga menyuruhnya untuk meregangkan otot-otot wajah.

Lambat laun sistem tubuh Aaron mulai kembali seperti semula. Nada bicaranya tidak lagi lambat dan terbata-bata. Dia sudah mulai bisa tertawa terbahak-bahak. Dia juga bisa berjalan, meskipun tertatih-tatih. Perlu beberapa hari atau minggu berikutnya untuk membuat tubuhnya kembali seperti sedia kala.

Aku ingin menemani perkembangan Aaron sampai sembuh total, namun Mama menyuruhku pulang ke Indonesia untuk menjaga Khansa. Ketika waktunya Aaron diperbolehkan pulang, Mama berjanji akan menghubungiku.

Mama maupun Papa tidak sabar untuk bertemu dengan Khansa. Namun karena masih terbentur oleh kegiatan menjaga Aaron sampai benar-benar pulih, mereka menahan diri untuk tidak melakukannya. Aku lega dan bahagia. Saatnya aku pulang ke Indonesia, untuk bertemu dengan kekasih, teman, sahabat dan ibu dari anakku. Khansaku, aku pulang.

***

Happy Reading 😚

1
Rima
bagus ceritanya
Siti Rohaniah
keren
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
ceritanya bagus banget❤️
DEBIKURNIANINGSIH PUTRI
part yang paling ku suka, sudah baca berkali kali tapi tetap aja candu🥰🤣🤣🤣🤣
Siti solikah
keren
Siti solikah
sedang enak enaknya ada yang ganggu
Siti solikah
semoga keduanya selalu bahagia
Siti solikah
aku suka novelnya sangat bagus,udah baca berkali kali tetap suka
Shee
astaghfirullah masih ja beneran pake 10 cincin ya Allah, dari yang baca terharu akhir bab ngakak😂😂😂😂😂
Shee
udah ke dua kali baca novel ini, setiap baca adegan ini q ketawa ngakak setiap jawaban alex tangan khansa polos mau di isi dengn 10 cincin. itu alex mau ngelamar apa mau jualan cincin😂😂😂😂
BukanOrang
akhirnya rasa penasaran ku terjawab,telur gulung.wkwk😭🤣
Wiwin Dc
itulah gunanya kata KOMUNIKASI, Lex. Pen ku toyor palamu.

anw, aku dari 2025 yah. kangen Alkha.
Dede Inda
ampun " gregettt
Renova Simanjuntak
jd,,khansa. g jdi punya anak 4??🤭nih
Renova Simanjuntak
yaaa,,elahhh..nge gantungggg lagiii🤔🤦‍♀
Nayy
10 jari di isi cincin semua thor wes koyo' rentenir 🤣🤣🤣
Zhynta Kurnia
novel nya bgus di baca berulang kali ga bosan bahkan membekas di otak..
tapi ada yg lucu..
pov nya tukang telur gulungg/Facepalm//Facepalm/..
ada² aja yg nulis novel ini..
ampe nasib telor gulung pun di tulis.
Niswa
aku meleleh bang🫠
Niswa
untuk kesekian kalinya baca lagi. Back again yuhuuu
Erni Marselina
Berkalikali mengulang membaca karyamu ini tor,tp ketika nyampe disini Pasti NGAKAK🤣
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!