Tunangannya mengkhianatinya. Bukannya meratapinya, Dheandita atau yang kerap dipanggil Dhea memutuskan untuk membalas rasa sakit hatinya tersebut dengan menjadi ibu dari wanita yang telah merebut sang tunangan.
"Aku akan menggoda ayahmu dan menjadi ibu tiri mu. Lihat saja apa yang aku lakukan nanti padamu, Virya," ucap Dhea
Drake Adiwitama pria matang nan rupawan adalah ayah dari Virya. Dan Dhea akan membuat Drake menjadi suaminya.
Bagaimana cara Dhea menggoda sang pria matang. Akankah Drake tergoda dengan gadis muda yang usianya jauh dibawahnya itu?
Lalu, bagaimana tanggapan Virya dan Jayan melihat kedekatan Dhea dan Drake?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon IAS, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Menggoda 33
"Kamu istirahat di dalam aja, Dhea. Aku lihat kamu udah dari tadi berdiri, pasti kamu capek. Aku anterin ke dalam ya. Ke ruang kerjaku aja."
Drake memindai seluruh tempat acara yakni halaman rumahnya, merasa sudah menyapa sebagian besar tamu yang datang, ia pun membawa Dhea masuk ke dalam.
Drake merasa tidaklah tepat jika membiarkan Dhea duduk sendirian di ruang tamu ataupun di ruang keluarga. Drake juga merasa tidak lah pas jika membawa Dhea ke kamar.
Tempat yang terasa paling tepat adalah ruang kerjanya. Di sana juga ada sofa besar yang bisa digunakan untuk sekedar merebahkan tubuh.
"Istirahatlah di sini dulu ya, aku akan selesaikan menemui tamu sedikit lagi,"Drake mengusap lembut kepala Dhea dan juga melabuhkan kecupan di sana.
"Iya Om. Ternyata capek juga ya jadi tuan rumah,"sahut Dhea dengan senyumannya yang begitu lebar.
Drake membalas itu dengan senyuman. Dia kemudian keluar dari ruang kerjanya dan kembali ke halaman tempat dimana acara pernikahan Virya dan Jayan dilaksanakan.
Sedangkan Dhea, dia yang memang meras kelelahan, melepaskan sepatu hak yang sedari tadi melekat di kakinya. Ia juga memijit betisnya karena terasa pegal karena berdiri dan berjalan kesana kemari membatu Drake menyambut tamu.
"Ughh, aku beneran nggak cocok sama high heels. Dah deh paling nyaman ya sneakers atau flat shoes. Haaaah."
Brukk
Dhea menghempaskan tubuhnya ke sofa. Ia juga belt yang ada di pinggangnya agar rebahan menjadi lebih nyaman.
"Hmmmm aroma Om Drake,"ucapnya sambil menghirup udara di ruang kerja itu lekat-lekat.
Ruangan yang dua kali lebih besar dari kamar di rumahnya itu benar-benar minimalis. Warna di dominasi dengan coklat. Perabot yang ada di dalamnya juga berasal dari bahan kayu. Ada sebuah tanaman hias yang diletakkan di sana sehingga ruangan tersebut terasa alami dan segar.
Dhea memejamkan matanya sejenak. Ia merasa lelah karena memang sudah bangun dari pukul 02.00 pagi.
Selain membuat kue, dia juga merias dirinya di tempat Madam Ely sejak pukul 05.00. Alhasil sekarang pukul 13.00 Dhea benar-benar merasa lelah dan mengantuk.
Cekleeek
Tap tap tap
Dhea merasa ada orang yang masuk ke ruangan itu dan juga berjalan mendekatinya. Tapi matanya terasa berat untuk terbuka saat ini. Dia sungguh sangat mengantuk.
"Dhea, apa yang kamu lakuin di sini hah!"
Jeeeeng
Dhea terhenyak, dia seketika bangkit dari posisi tidurnya. Bisa dilihat mata kebencian dan amarah itu jelas sekali terpancar dari mata Virya.
Ya, Virya lah yang masuk ke dalam ruangan itu.
Sreeet
Auhh
Dhea mengaduh ketika Virya menarik tangannya.
"Apa yang kamu lakuin, Virya!" Kini Dhea pun berteriak di depan wajah wanita yang terlah sah menjadi istri dari mantan tunangannya.
"Aku? Kamu tanya apa yang aku lakuin? Aku mau ngusir kamu. Berani-beraninya kamu datang ke acara pernikahanku tanpa diundang dan berlagak kayak nyonya rumah. Senyum dan tawamu yang berdiri di samping papaku itu sangat menjijikan. Jadi, enyah kamu dari rumah ku sekarang juga!"
Virya sangat emosi. Amarah benar-benar memenuhi dirinya saat ini melihat Dhea. Terlebih pakaian yang dikenakan Dhea dan Drake seperti pakaian couple. Dia semakin tidak suka saja dan ingn merobek pakaian itu.
"Jangan habiskan tenagamu buat hal yang percuma, Vir. Sebaiknya kamu hati-hati. Kan kamu sedang hamil. Dan lagian, ngapain kamu ngurusin aku di sini? seharusnya kan kamu di sana, di tempat pesta. Sekarang hari pernikahan bahagiamu kan?"
Bukannya marah, Dhea menjawab dengan begitu tenang. Meski tidak bisa dipungkiri bahwa dia pun juga kesal karena Virya memperlakukannya dengan kasar. Bahan pergelangan tangannya terlihat sedikit merah karena digenggam dengan erat oleh wanita itu.
"Kau! Kau perusak kebahagiaan ku! Kau yang buat hari pernikahanku jadi nggak menyenangkan!" pekik Virya. Dia teryata tidak berhenti di situ dan masih berlanjut.
Hmpp!
Buahahahaha
Tawa Dhea lepas sudah. Dia bahkan sampai memegangi perutnya dan mengusap ujung matanya.
"Perusak kebahagiaan kamu bilang? Aku lho nggak ganggu acaramu sama Jayan. Dan seharusnya kamu itu ngaca, Vir. Itu ada kaca segede gaban. Coba kamu berdiri di sana. Lihat baik-baik dirimu itu. Siapa yang sebenarnya lebih pantes buat disebut perusak kebahagiaan."
Grtt
Virya menggertakkan gigi-giginya karena lagi-lagi marah dengan ucapan Dhea.
Slaaah
Tap
"Apa yang kamu lakukan dengan tamu Papa, Virya."
"P-paaapa?"
Degh!
Virya sangat terkejut. Tangannya yang melayang dan hendak diarahkannya ke pipi Dhea, ditangkap oleh Drake.
Kapan Papa masuk? begitulah yang ada di kepala Virya. Dia sama sekali tidak mendengar suara langkah kaki yang datang mendekat.
Drake menurunkan tangan Virya lalu merangkul pinggang Dhea dan membawa ke pelukannya.
Pemandangan itu membuat mata Virya membelalak. Dilihat sekilas saja dia bisa mengetahui bahwa hubungan Dhea dengan sang ayah, tidaklah biasa saja.
"K-kenapa Papa begini?" Pertanyaan Virya jelas merujuk tentang kedekatan Drake dan Dhea.
"Kenapa? Nggak kenapa-kenapa. Nggak ada yang salah kan? Nggak ada larangan juga buat Papa deket sama Dhea? Memangnya salah?"
Degh!
Mulut Virya terkunci rapat. Memang tidak ada salahnya Drake mau dekat dengan wanita manapun. Dia sebenarnya juga tidak bisa melarang. Akan tetapi rasanya dia sangat tidak suka.
Virya merasa bahwa Drake hanyalah untuk Intan--ibunya. Dia sama sekali tidak menginginkan ada wanita lain di sisi Drake.
"T-tapi Pa, Papa kan cinta banget sama Mama. S-selama ini Papa bahkan nggak pernah deket sama wanita manapun." Virya berusaha untuk tetap mempertahankan keyakinannya itu bahwa Drake hanyalah untuk ibunya.
"Iya, aku memang cinta banget sama Intan. Tapi waktu udah lama berlalu. Dan aku juga butuh seseorang yang aku cintai dan mencintaiku. Aku ini juga pria dewasa yang normal, Virya. Aku juga butuh menyalurkan hasrat kelelakianku. Kau paham kan?"
APA??
Mata Virya membulat sempurna mendengar semua yang diucapkan oleh Drake. Dia sungguh tidak menyangka bahwa Drake bicara demikian.
Sebenarnya bukan hanya Virya yang terkejut, tetapi Dhea juga. Dhea yang sedari tadi diam mendengar perdebatan ayah dan anak itu memang memilih diam meskipun dia ada di pelukan Drake.
Tapi wajah Dhea bersemu merah ketika Drake bicara soal hasrat kelelakian. Dia ingat saat ciuman panasnya dengan Drake waktu itu. Dhea bisa merasakan bahwa Drake sedikit menggebu-gebu.
"Sial, kok aku malah ngebayangin yang enggak-enggak sih." Dhea bicara dalam hati. Dhea juga semakin menenggelamkan wajahnya di dada Drake.
"Pa, Papa nggak serius kan sama dia?" ucap Virya sambil menujuk Dhea dengan jari telunjuk nya.
"Nggak, Papa serius sama Dhea. Kalau Dhea bersedia, Papa bahkan akan langsung melamarnya dan menikahinya."
APA?
YA?
TBC
Harusnya kamu malu lho Vir, ternyata selama ini kamu tinggal sama Drake yang bukan siapa2 kamu.
Makanya gak usah sombong gitu
untk jayan bingunglan kamu berharap tidak keluar dari rumah itu,,
dan sekarang kamu harus tau jika virya bukan anak kandung drake