Rachel, mendapatkan kiriman undangan kekasihnya dengan wanita lain. Saat ingin meminta penjelasan, sang kekasih malah sedang berselingkuh. Patah hati, dia memilih pergi ke klub malam. Namun seorang pria yang dia kenal, adalah mantan kekasih wanita lain itu datang padanya. Memberinya tawaran yang mengejutkan.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Irawan Hadi Mm, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB. 32
Rachel masih mematung di tempatnya. Dia masih mencoba mencerna, mentelaah apa yang baru saja terjadi. Apa yang baru saja di katakan oleh Fabian.
"Terakhir di kamar ini, pindah ke kamarnya. Dan kami tidak akan pernah berpisah? apa dia sudah mulai menyukaiku?" gumam Rachel.
Rachel masih mencoba memikirkan semua itu. Tapi kemudian dia menggelengkan kepalanya sendiri dengan cepat. Mengusir semua ilusi yang tiba-tiba muncul di kepalanya itu.
"Ah tidak mungkin, aku saja yang pacaran empat tahun susah sekali melupakan Ravi. Apalagi dia yang pacaran dengan Hani selama 10 tahun. Mustahil kan dia cepat sekali melupakan Hani. Bahkan di kamar itu, penuh dengan foto Hani. Ayolah Rachel, sadar... jangan sampai kamu menyerahkan hatimu dan akhirnya kamu kecewa" kata Rachel yang berusaha mengingatkan dirinya agar tidak mudah jatuh cinta pada Sagara. Takutnya dia nanti dia akan kecewa, karena mungkin Sagara hanya merasakan perasaan kesal sesaat pada Hani.
Rachel mengepalkan tangannya, menyemangati dirinya sendiri. Membuat dirinya berpikir secara realistis.
"Ayo Rachel, jangan terlalu baper. Kamu pasti bisa!"
Sementara itu, di ruang kerja Sagara, dia sudah mengganti semua foto Hani yang ada di sana dengan foto Rachel. Para pelayan sedang menatanya dengan sangat rapi. Tidak menyisakan satu pun foto atau lukisan Hani.
"Lalu foto yang lama ini, harus kami apakan tuan?" tanya pelayan pria yang membawa sebuah troli dengan puluhan foto Hani yang masih lengkap dengan bingkainya.
Sagara menoleh sekilas ke arah troli itu.
"Bakar saja!" jawab Sagara singkat, padat dan sadar sepenuhnya.
"Baik tuan" jawab pelayan itu yang langsung pergi meninggalkan ruangan kerja Sagara itu.
Sagara memandangi lagi semua foto Rachel yang dia dapatkan dengan memotret sendiri, juga mengambil sendiri dari galeri ponsel Rachel, secara diam-diam. Puluhan foto Rachel itu sudah memenuhi seluruh ruangan kerja Sagara. Foto pernikahan mereka juga di pajang paling besar di dinding persis di depan meja kerja Sagara. Lucu sekali, foto keduanya dengan background berwarna merah.
Sagara terdiam, kalau di pikir sepertinya mereka memang harus mengadakan sebuah resepsi pernikahan yang mewah, supaya semua orang tahu kalau Sagara dan Rachel sudah menikah.
Mereka juga seperti harus melakukan sesi foto pernikahan, untuk menggantikan foto berbackground merah itu. Sagara menghubungi seseorang yang bisa melakukan semua itu. Setelah itu Sagara memandang lagi ke arah foto mereka berdua yang kala itu mengenakan baju biasa saat pergi ke kantor urusan agama untuk menikah.
Sagara tersenyum kecil, dia ingat bagaimana saat itu tujuannya memang hanya mengajak Rachel menjadi partnernya untuk menunjukkan pada mantan kekasihnya kalau dia baik-baik saja. Sebuah pernikahan yang rencananya memang hanya pernikahan kontrak saja.
Tak pernah Sagara menyangka, kalau Rachel akan benar-benar menjadi partner hidupnya untuk selamanya. Rachel telah berhasil membuat Sagara melupakan Hani, menggantikan tempat Hani sepenuhnya.
Di kamarnya, Rachel sedang mendesign dengan ponselnya. Ketika tiba-tiba ponselnya berdering. Itu adalah panggilan dari ayahnya. Rachel buru-buru menerima panggilan itu.
"Halo ayah"
[Halo nak, apa ayah menggangu mu?] tanya Hery Adiwijaya.
Pertanyaan macam apa itu sebenarnya. Mana ada seorang ayah menghubungi anaknya, itu disebut mengganggu. Itu disebut kasih sayang.
"Tidak ayah, kenapa bilang begitu. Bagaimana kabar ayah?" tanya Rachel sangat senang ayahnya menghubunginya.
[Ayah sudah sangat sehat nak, sebenarnya begini. Atasan ayah, dia bilang siang ini mau datang ke rumah, dia mau menjenguk ayah dan katanya dia mau berkenalan dengan nak Sagara. Rachel, kalau kamu tidak sibuk, bisakah siang ini datang ke rumah bersama nak Sagara. Ibu Amel sudah masak banyak]" tanya Hery Adiwijaya.
Rachel terdiam. Dia tidak tahu bisa mengajak Sagara atau tidak. Tapi dia tidak enak pada ayahnya, ayahnya pasti sangat berharap mereka bisa datang karena bosnya akan ke rumah dan meminta bertemu Sagara.
[Rachel, kalau memang tidak bisa...]
"Iya ayah, aku akan mengajak mas Sagara ke rumah nanti siang. Ayah jangan khawatir, mas Sagara sepertinya tidak sibuk" jawab Rachel yang tidak ingin ayahnya cemas.
[Syukurlah kalau begitu, ayah tunggu ya nak. Sampai jumpa nanti siang]
"Sampai jumpa ayah" sahut Rachel.
Panggilan telepon berakhir.
"Hais, kenapa aku begitu yakin mas Sagara akan mau pergi ke rumah ayah. Tapi ayah sangat berharap, coba saja bicara padanya" kata Rachel yang berpikir untuk bicara pada Sagara.
Rachel turun perlahan dari tempat tidur, sudah lebih baik sepertinya. Rachel pun keluar dari kamarnya dan menuju ke ruang kerja Sagara. Karena tadi, Sagara bilang kalau membutuhkan apapun, Rachel bisa mencarinya di ruang kerjanya. Makanya sekarang dia menuju ke tempat itu.
***
Bersambung...