Masa lalu kelam Ariel Anastasia sebagai Sugar Baby sudah ia tinggalkan sejak lama. Ariel menikah dengan Wawan, lelaki yang dianggapnya baik namun berubah menjadi suami kasar yang gemar mabuk-mabukan.
Di tengah kebutuhan ekonomi yang semakin menghimpit, Wawan tak membantu malah makin gemar mabuk-mabukkan. Ariel yang membutuhkan uang untuk biaya hidup dan berobat anaknya memutuskan kembali ke dunia kelam masa lalunya.
Ariel bertemu Om Bobby, lelaki impoten yang hanya bisa terpuaskan jika dengan Ariel seorang. Bagaimana jika Ariel merasa nyaman bersama Om Bobby? Apakah Ariel akan berhasil menyembuhkan Om Bobby?
***
Bantu support Author dengan baca sejak awal sampai habis ya, jangan nunggu tamat ya 🥰🥰
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Mizzly, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Si Joni
Ariel menatap rumah yang sudah seminggu ia tinggal pergi. Rasanya rindu sekali dengan rumah tersebut. Tempat semua dimulai, benih-benih cinta yang akhirnya kini menemukan tempat berlabuh.
"Aku kangen rumah ini, Om," gumam Ariel.
"Sama aku tidak kangen?" tanya Om Bobby seraya mengeluarkan barang-barang milik Ariel dan Galang dari bagasi. Ada juga makanan yang sengaja Ibu dan Bapak Ariel bawakan, termasuk ungkep ayam kampung buatan Ibu yang sangat Galang suka karena kaya akan rempah.
"Kangen dong. Aku taruh Galang di kamar dulu ya, Om!" Ariel menggendong Galang dan membawanya ke kamar. Tak ada perubahan dalam kamar Ariel, tetap tertata rapi. Galang masih tertidur pulas, sesekali anak itu tersenyum karena mimpi bahagia. Ariel jadi ikut tersenyum melihat anaknya yang bahagia tak sedih seperti seminggu kemarin karena terus merindukan Om Bobby.
Ariel kembali ke depan dan membantu Om Bobby mengangkat barang-barang miliknya. "Om mau makan apa? Pasti Om lapar sehabis menyetir jauh."
"Apa ya? Apa aja deh yang penting masakan kamu. Seminggu makan makanan di luar rasanya bosan. Kangen masakan kamu," jawab Om Bobby dengan jujur.
"Masa sih? Kayaknya masakan aku biasa aja deh. Memangnya enak ya?" Sehabis menaruh barangnya di kamar, Ariel pergi ke dapur dan memasak menu sederhana untuk Om Bobby.
"Aku suka masakan rumahan. Lebih bersih dan rasanya khas. Dulu, Mamaku suka memasak dan aku suka sekali dengan masakannya. Saat Mama bercerai dengan Papa, Mama sudah tak ada waktu untuk memasak. Kami biasa beli di luar. Saat kamu datang ke rumah ini, aku kembali merasakan masakan rumahan yang aku suka." Tanpa sadar Om Bobby menceritakan kisah masa lalunya dengan lancar, tak seperti dulu yang suka menyembunyikan semuanya.
"Wah, kalau begitu aku semakin semangat deh masak untuk Om." Ariel menghidangkan masakan buatannya, nasi goreng campur, sesuai stok makanan yang tersedia di lemari es. Ariel juga membuatkan teh kayu manis kesukaan Om Bobby.
"Kamu tidak makan?" tanya Om Bobby yang melihat Ariel hanya duduk menemaninya makan.
"Tidak. Aku kenyang. Aku temani Om saja. Kalau Om tak mau aku temani, aku akan mandi saja," jawab Ariel.
"Jangan!"
"Jangan? Jangan aku temani, Om?" tanya Ariel dengan polosnya.
"Maksud aku ... jangan kemana-mana. Kamu duduk saja dan jangan mandi sendirian. Kita ... mandi bareng, mau?" Wajah Om Bobby memerah saat mengatakannya pada Ariel.
"Mau dong, mau banget. Yaudah aku tunggu Om sampai selesai." Ariel menatap Om Bobby yang makan sambil menahan malunya. "Om menggemaskan sekali!"
"Menggemaskan? Memangnya aku Galang," cibir Om Bobby sambil mengulum senyumnya.
Om Bobby menikmati makan malamnya sampai habis tak tersisa. Seminggu tanpa Ariel dan Galang hidupnya terasa hampa. Kini, makan nasi goreng pun rasanya nikmat sekali.
Sehabis makan, Om Bobby mengajak Ariel ke kamarnya. Sesuai janji, hari ini Ariel akan mandi bareng Om kesayangannya tersebut, Ariel tak sabar sekali. Om Bobby mengunci pintu kamarnya agar kalau Galang terbangun tidak tiba-tiba masuk dan melihat pemandangan yang belum seharusya dia lihat.
Ariel sudah berdiri di bawah shower. Air dingin mengguyur Ariel yang masih berpakaian lengkap sambil tersenyum menggoda. Om Bobby berjalan mendekat sambil tersenyum, Ariel memang sangat jago menggoda, pantas Om Sam tak mau melepaskannya begitu saja.
Om Bobby kini sudah berdiri di depan Ariel. Pakaiannya mulai basah dan menempel di kulitnya, memperlihatkan otot kekarnya yang menggoda iman. Jari telunjuk Ariel membelai wajah tampan Om Bobby dan menelusurinya sampai turun ke bagian dadanya.
Om Bobby balas membelai wajah Ariel dengan tangan kekarnya. Ia mendekatkan dirinya dan mengusap bibir seksi Ariel dengan ibu jarinya sebelum menggantinya dengan bibirnya yang menggoda.
Om Bobby memang berbeda, jika biasanya lelaki yang Ariel layani selalu mencumbunya dengan kasar, Om Bobby tidak. Ia mencium Ariel dengan lembut, sangat lembut sampai Ariel merasa dirinya sangat diinginkan.
Debaran jantung Ariel begitu kencang. Ariel seperti merasa kalau ini adalah ciumannya yang pertama. Begitu lembut sampai membuatnya melayang. Ariel membalas ciuman Om Bobby. Keduanya saling membalas. Ariel kini mengerti kenapa Om Bobby tak mau ia cium, karena ciumannya begitu memabukkan. Membangkitkan hasrat Ariel yang meminta lebih.
Tangan Ariel mulai tak sabar. Ia mau lebih. Ia mau Om Bobby. Dengan lihai, Ariel membuka satu persatu kancing baju Om Bobby dan melihat pemandangan indah yang selama ini ia suka. Bulu dada yang terlihat seksi dan menggoda.
"Seksi sekali sih, Om!" puji Ariel seraya menelusuri dada Om Bobby dengan telunjuknya.
Om Bobby tersenyum malu. "Kamu selalu memujiku, aku tak seseksi itu."
"Om yang paling seksi di mataku." Ariel mengalungkan lengannya di leher Om Bobby lalu kembali mencium Om Bobby. Hasrat lelaki Om Bobby mulai tersulut, satu per satu kancing baju Ariel dibuka oleh Om Bobby.
Om Bobby mulai menggoda Ariel. Menelusuri lekuk tubuh seksi Ariel. Mengirimkan aliran listrik yang mampu membuat Ariel meremang. Setiap sentuhan meninggalkan efek ketagihan yang membuat Ariel tak rela tangan besar dan kuat itu berhenti menyentuhnya.
"Aku bantu ya, Om," kata Ariel. Tangannya mulai memancing bagian inti milik Om Bobby. "Aku mau Si Joni berdiri tegak lagi!"
Om Bobby tertawa mendengar nama yang Ariel berikan pada adik kecilnya. "Joni? Kamu tuh benar-benar ya!"
Ariel yang mulai terbakar gairah mengacuhkan ucapan Om Bobby. Ia memajukan dirinya, sambil berjinjit ia kembali mencium Om Bobby. Tangan Ariel memeriksa Joni yang masuk tertunduk lesu.
Tak patah semangat, Ariel melepaskan seluruh pakaiannya agar Om Bobby semakin terbakar hasrat lelakinya. Mata Om Bobby membola melihat Ariel yang amat agresif. Permainan semakin panas. Ariel terus menggoda Om Bobby, memberinya sentuhan demi sentuhan agar Joni tersayang bisa terbangun dari tidur panjangnya.
Perlahan, tangan Ariel yang sedang memegang Joni merasakan sesuatu. Ya, Joni yang semula tidur pulas kini memberikan respon. Om Bobby sama terkejutnya dengan Ariel.
"Wah ... Joni mulai bereksi, Om!" kata Ariel dengan mata berbinar.
Om Bobby ikut tersenyum. "Akhirnya."
"Aku mau dong cicipin Joni milik Om yang besar itu," kata Ariel dengan nada menggoda.
"Boleh."
Sayangnya saat Om Bobby hendak mengarahkan Joni ke Ariel, Joni kembali lemas.
"Yahhhhh!" kata Ariel dan Om Bobby kompak.
"Maaf ya, Riel," kata Om Bobby sambil tertunduk lesu.
"Tak apa, Om." Ariel berusaha membesarkan hati Om Bobby. Ia tak mau Om Bobby patah semangat. "Nanti kita coba lagi. Terima kasih Om sudah mau berusaha. Om hebat. Bisa seperti ini saja dengan Om sudah membuatku bahagia. Terima kasih, Om!"
****
terima kasih ya kak 🥰🥰🥰🥰