Menjadi istri pengganti calon suami kakaknya yang meninggal dalam kecelakaan karena dirinya. Alena harus merasakan siksaan dari suaminya sebagai bentuk balas dendam.
Namun, apakah yang terjadi jika akhirnya kebenaran terungkap mengenai kecelakaan itu?
Season 2
Alea Prasetya adalah anak pertama dari Shaka dan Alena. Namun kepribadiannya yang introvert membuatnya dijauhi teman dan membuat orang tuanya menjodohkannya dengan anak rekan bisnis mereka. Bagaimana kisahnya?
COVER BY NOVELTOON
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Yenita wati, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Shaka yang Malang
Alena terbangun tepat saat adzan subuh berkumandang. Dia mengikat rambut panjangnya bermaksud pergi ke kamar mandi yang letaknya didapur. Saat membuka pintu, Alena terkejut melihat sosok pria tanpa baju tengah tertidur pulas di atas kursi kayu beralas selimut. Dia langsung memalingkan wajahnya. Dia tidak pernah melihat pria bertelanjang dada didepannya. Akan tetapi, ada rasa kasihan dibenak Alena saat melihat Shaka harus tidur ditempat yang tidak nyaman. Namun cepat-cepat dia tersadar dan pergi ke kamar mandi lalu mandi dan berwudhu.
Setelah selesai melaksanakan sholat, Alena langsung memasak di dapur. Menu pagi ini hanyalah nasi goreng telur ceplok. Masakannya begitu wangi dan mengundang selera. Shaka terbangun saat aroma masakan Alena menembus hidungnya. Dia berjalan mencari sumber aroma itu tanpa menyadari bahwa dia hanya memakai boxer pendek.
"Alena masakanmu wangi sekali, aku jadi lapar." ucap Shaka sambil berdiri di pintu dapur itu.
Alena langsung mematikan kompornya dan berbalik sambil menutip wajahnya.
Shaka heran melihat tindakan Alena. "Ada apa?" tanya Shaka.
"Mandi dan pakailah bajumu." ucap Alena tanpa menoleh.
"Tentu saja aku akan mandi dan memakai ba....." Shaka baru menyadari bahwa dia bertelanj*ng dada saat meraba tubuhnya sendiri. Shaka langsung bergegas ke kamarnya dan mengambil handuk dan membalutkan itu ke tubuhnya. Namum saat hendak masuk di baru meningat sesuatu.
"Alena, aku tidak membawa pakaian ganti satupun." ucap Shaka dengan wajah bingung karena tujuannya datang adalah untuk menjemput Alena, bukan tinggal disana.
Alena yang sedang meletakkan nasi goreng ke piring langsung terdiam dan berpikir sejenak. "Sepertinya aku ada beberapa kaos dan celana pendek pria hasil jahitanku disebelah. Aku akan mengambilnya untukmu." ucap Alena yang hendak melangkah pergi.
"Alena." Panggil Shaka.
"Ada apa? Kau mau mengucapkan terima kasih?" tanya Alena.
"Terima kasih, tapi kau melupakan sesuatu." jawab Shaka.
"Sesuatu apa?" Alena mengernyitkan dahinya.
"Sesuatu yang aku pakai tanpa pernah kau lihat." ucap Shaka.
"Hah? Apa itu?" Alena semakin penasaran.
Shaka datang mendekat dan membisikkan sesuatu pada Alena. "Bagaimana dengan celana dalamku?". Bisik Shaka.
Mata Alena membulat. Dia sedikit malu dengan bisikan Shaka itu. Dia memang istrinya, namun untuk hal itu di masih sangat malu untuk mendengarnya.
"Didesa ini ada kedai yang menjualnya. Aku akan menyuruh pengawalmu membelikannya." ucap Alena.
"Tidak, ku mohon Alena kau jangan menyuruh mereka. Itu terlalu memalukan." ucap Shaka dengan tatapan memohon.
Alena menghela nafas. Ini juga memalukan untukku Shaka. Apalagi tidak semua penduduk Desa tau perihal kedatanganmu malam tadi. Batin Alena.
"Ku mohon." ucap Shaka.
"Baiklah, tunggu disini. Apa ukurannya?" tanya Alena. Shaka kembali membisikkan sesuatu ke Alena. Alena mengangguk lalu pergi ke luar. Shaka memilih duduk di ruang tamu dan menunggu Alena.
Alena sudah sampai di kedai dengan mengendarai sepeda motornya yang dia beli dari hasil konveksinya. "Permisi Bu." ucap Alena kepada pemilik kedai itu uang bernama bu Sukma.
"Eh, ada Alena ada apa Nak?" tanya bu Sukma.
"Saya mau beli celana dalam untuk pria." ucap Alena setengah berbisik. Beruntung kedai masih sepi jadi tidak ada yang melihat apa yang akan dia beli.
"Hah? Untuk siapa?" tanya bu Sukma yang terkenal kepo dengan urusan orang.
"Buat Suami saya. Malam tadi dia datang." jawab Alena.
"Suami? Jadi kau punya suami? Mana dia?" tanya bu Sukma sambil melihat sekitar.
"Dia lagi dirumah Bu. Nanti siang Ibu juga akan tau. Dia ikut gotong royong di Desa ini." ucap Alena.
"Oh begitu. Ya sudah mari ikut Ibu." ucap bu Sukma sambil melangkah ke dalam. Dia pun mengambil beberapa bungkus celana dalam pria dengan ukuran yang berbeda. Alena memilih 2 bungkus celana dalam dengan ukuran yang dibisikkan Shaka tadi. Dia juga membeli 3 pasang sendal, sikat gigi dan sabun untuk Shaka karena yang dikamar mandi adalah sabun cair miliknya. Shaka juga tidak akan mau memakainya.
Setelah sampai di rumah, Alena menyerahkan peralatan itu kepada Shaka. Tak lupa dia mengambil beberapa pasang celana pendek dan kaos berukuran besar untuknya. Shaka membentangkan celana dalam itu. "Alena kenapa kau membeli ini. Aku tidak biasa memakai bahan yang seperti ini." ucap Shaka.
Terdengar sahutan dari dapur. "Ya sudah jangan dipakai, aku akan memberikannya pada Pak Ngatiran saja." sahut Alena.
"Apa? Tidak jangan. Dia akan besar kepala. Dan bagaimana bisa seorang Istri memberikan barang setabu ini ke pria lain yang belum beristri." ucap Shaka.
"Jadi apa sekarang kau masih mempermasalahkannya?" tanya Alena.
"Tidak." ucap Shaka pasrah. Dia beralih ke celana pendek berjenis kain jeans dan kaos lengan pendek. Shaka mengukurkan baju dan celana itu ke badannya. Ternyata pas. Namun dia mempermasahkan celana pendek itu. Dia tidak pernah memakai celana yang seperti itu. Kalau kaos tidak masalah. Tapi celana pendek? Dia akan tampak seperti pemuda Desa lainnya.
Shaka menghela nafas panjang. Tidak apalah aku menjalani hidup yang seperti ini. Asalkan Alena mau memaafkanku dan ikut pulang bersamaku. Gumam Shaka. Dia membawa pakaian dan pergi ke kamar mandi.
Setelah selesai mandi, Shaka keluar dengan menganakan kaos dan celana pendek tadi. Alena baru saja kembali mengantarkan sarapan untuk pengawal Shaka dari rumah sebelah. Dia tertegun melihat Shaka yang berambut basah dan acak-acakan sehabis keramas. Sungguh sangat tampan apalagi kaos itu memperlihatkan bentuk tubuhnya yang atletis. "Alena, dimana sisir?" tanya Shaka.
Alena terkesiap. "Eh, sebentar." ucap Alena.
Alena bergegas ke kamarnya dan mengambilkan sisir untuk Shaka. "Ini, nanti letakkan saja di kamarmu. Aku masih punya satu." ucap Alena.
Shaka mengangguk. Dia pun menyisir rambutnya dikamarnya. Setelah itu dia menyusul Alena di ruang makan untuk sarapan. Shaka begitu menikmati nasi goreng yang sangat lezat itu. Dia sampai menambah porsinya.
Setelah sarapan selesai, Alena meletakkan piring ke tempat cuci piring dan langsung mencucinya sedangkan Shaka masih duduk di kursi makan sambil meminum tehnya.
"Bagaimana kabar kak Nadia?" tanya Alena yang masih fokus mencuci piring.
"Buruk." ucap Shaka.
"Apa yang buruk?" Alena mematikan keran itu saat sudah selesai mencuci piringnya. Dia duduk disamping Shaka dengan raut wajah yang tampak khawatir.
"Katakan apa yang buruk?" tanya Alena lagi karena Shaka masih diam.
"Saat di Amerika, Leon menjulanya sebagai PSK dan setelah pulang kesini, dia di vonis mengidap kanker serviks." ucap Shaka.
Alena menutup mulutnya. Tidak disangka Nadia akan mengalami nasib setragis ini.
"Karena itu pulang lah Alena. Dia pasti membutuhkan maaf darimu." ucap Shaka.
"Apa kau kesini hanya karena itu?" tanya Alena.
"Tidak, bukan itu. Tujuanku kesini juga ingin mendapat maaf darimu. Aku tidak bisa menjalani hari-hariku tanpamu." ucap Shaka.
"Kenapa begitu? Bukankah kau membenciku selama ini." ucap Alena dengan suara parau.
"Saat itu aku hanya buta. Aku tidak bisa melihat mana yang benar dan salah. Sekarang aku baru sadar Alena. Bahwa aku sangat mencintaimu." ucap Shaka.
Alena terdiam. Dia tidak percaya dengan apa yang baru saja dia dengar. Apa? Shaka mencintaiku? Tidak, tidak aku tidak boleh percaya begitu saja. Ini pasti akal-akalannya agar aku mau kembali dan menemui kak Nadia. Batin Alena.
"Ayo bersiap. Sebentar lagi gotong royong akan dimulai." ucap Alena yang melangkah menuju ruang tamu.
Shaka menghela nafas panjang. Dia tau bahwa Alena berusaha mengalihkan pembicaraan penting tadi. Baiklah Alena aku akan melakukan apapun agar kau bisa mencintaiku dan memaafkanku. Batin Shaka. Mulai hari ini dia akan bertekad untuk melakukan yang terbaik agar Alena mau membuka pintu maafnya.