NovelToon NovelToon
Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Menjadi Sekretaris Bos Mafia

Status: sedang berlangsung
Genre:Mafia / Mengubah Takdir
Popularitas:2k
Nilai: 5
Nama Author: Rizky Handayani Sr.

Xera Abilene Johnson gadis cantik yang hidup nya di mulai dari bawah, karena kakak angkat nya menguasai semua harta orang tua nya.
Namun di perjalanan yang menyedihkan ini, Xera bertemu dengan seorang pria dingin yaitu Lucane Jacque Smith yang sejak awal dia
menyukai Xera.
Apakah mereka bisa bersatu?? Dan jika Xera mengetahui latar belakang Lucane akan kah Xera menerima nya atau malah menjadi bagian dari Lucane??

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Rizky Handayani Sr., isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Bab 33

Malam di mansion pribadi lucane. Ruang kerja Lucane sunyi, hanya suara jam berdetak. Xera duduk di kursi, menatap layar laptop penuh angka. Wajahnya letih tapi penuh tekad.

Lucane yang baru pulang itu pun mencari keberadaan istri nya yang ternyata sedang berusaha keras belajar bisnis.

Lucane masuk membawa dua gelas kopi. Dia mendekat, meletakkan satu gelas di hadapan Xera.

“Kau harus istirahat.” Ucap Lucane

Xera menggeleng.

“Aku ingin bantu. Aku tidak mau terus kau lindungi sendirian.” jawab Xera

Lucane duduk di sampingnya. Dia menatap layar laptop, lalu menoleh ke Xera.

“Kalau kau terjun ke sini, kau tidak bisa setengah hati, Xera. Kau akan lihat hal-hal yang lebih kotor dari yang pernah kau bayangkan.” Lanjut Lucane

Xera menghembuskan napas panjang. Matanya berkaca-kaca, tapi tidak beranjak mundur.

“Aku sudah kehilangan segalanya sekali. Aku tidak mau kehilanganmu. Aku akan belajar.” jawab Xera

Lucane menatapnya lama. Perlahan dia menyentuh pipi Xera.

“Kau bahkan tidak sadar betapa kau membuatku semakin kuat.” Ucap Lucane

Xera tersenyum kecil.

“Ajari aku cara bertahan di dunia ini. Ajari aku menjadi nyonya Smith.” jawab Xera lagi

Lucane menghela napas panjang. Dia mendekat, menarik Xera ke pangkuannya. Tangannya melingkari pinggang Xera erat.

“Aku akan ajari kau tapi hanya kalau kau berjanji satu hal.” Ucap Lucane

“Apa?” tanya Xera

“Jangan biarkan dirimu berubah menjadi monster sepertiku.” Ucap Lucane sendu

Xera menatapnya dengan mata berkaca. Dia mengangguk pelan.

“Aku hanya ingin jadi monster kalau itu demi melindungi kita.” jawab Xera

Lucane terdiam, lalu tersenyum tipis. Dia mencium Xera pelan, lama.

“Kalau begitu kita mulai perang ini. Bersama-sama.” Ucap Lucane parau

Xera tersenyum, menatapnya penuh rasa cinta.

“Bersama-sama.” jawab Xera

Beberapa jam kemudian, Lucane berdiri menghadap jendela besar, memegang gelas wine. Xera berdiri di belakangnya.

“Aku sudah menangkap Alexi.” Ucap nya tiba tiba

Xera mendekat sedikit terkejut.

"Alexi, kamu sudah menangkap nya?" Tanya Xera

"Benar, dia ada di markas saat ini. Jika kamu mau kita bisa melihat nya besok" ucap Lucane dingin

Xera sedikit sedih, namun dia mengerti kenapa suami nya bertindak lebih cepat untuk menghancurkan Alexi.

"B..baiklah" jawab Xera sendu

Lalu lucane membalikkan tubuh nya menghadap ke Xera, dengan lembut dia pun mengusap kepala istri nya itu

"Kau bebas melakukan apa pun kepada nya, jika kau ingin dia hidup aku akan melakukan nya sayang" ucap Lucane lembut.

Xera pun masuk kedalam pelukan Suami nya saat ini hanya itu yang bikin dia tenang.

* * * *

Keesokan hari nya, sesuai dengan yang lucane katakan dia membawa Xera ke Markas.

markas BlackWings yang sunyi. Hanya langkah sepatu hak tinggi Xera yang terdengar mendekat di lorong beton. Max dan Domanic  menahan napas melihatnya lewat. Wajah Xera terlihat pucat, tapi matanya penuh nyala marah.

Lucane berdiri di depan pintu interogasi. Ketika Xera sampai di hadapannya, dia menatap sang suami.

“Buka pintunya, Lucane.” Ucap Xera Dingin

Lucane menatapnya tajam, seolah menimbang. Akhirnya dia mengangguk pada Max Dan Domanic .

Pintu baja terbuka. Bau darah dan antiseptik langsung menyeruak.

Alexi terikat di kursi. Wajahnya lebam, bibir pecah, darah kering menempel di dagu. Matanya menatap Xera penuh rasa malu sekaligus takut.

Xera melangkah perlahan ke tengah ruangan. Kakinya sedikit gemetar, tapi ia tetap menatap Alexi lurus-lurus.

“Kau kenapa harus sejauh ini, Lex?” Tanya Xera tanpa basa basi

Alexi meneteskan air mata. Suaranya serak, penuh luka.

“Aku kakakmu, Xera Aku hanya mau hak kita. Harta orang tua kita Aku juga berhak” teriak Alexi Mencari pengakuan

Xera mendongak, air matanya jatuh. Suaranya mulai meninggi.

“Harta?! Kau hancurkan hidupku hidup mama dan papa karena harta? Kau ambil semuanya. Rumah kita kenangan kita, orang tua kita, bahkan kau buat aku kehilangan rasa percaya pada keluarga!” ucap Xera

Alexi menangis terisak.

“Aku tidak punya apa-apa selain itu, Xera Kau tidak mengerti Aku aku hanya ingin diakui…”

Xera mendekat, menatap Alexi hanya sejengkal. Suaranya rendah, bergetar marah.

“Aku hanya butuh satu hal, Lex seorang kakak. Kau dengan tega nya menyingkirkan orang tua yang sudah membesarkan mu dengan cinta” suara Xera bergetar

Alexi menunduk, dia sadar ulah nya lah orang tua nya meninggal. Namun sesaat Alexi tertawa

"HAHAHAHA, Apa kau tahu Xera mama dan papa Sekarang sudah bahagia, aku hanya melanjutkan tugas mereka" ucap nya tanpa rasa bersalah

"KAU SIALAN ALEXI!!!jangan sebut orang tua ku mama dan papa dengan mulut kotor mu" teriak Xera bergetar

Alexi terisak, berusaha melepaskan diri. Tapi tali di tangannya terlalu kuat.

“Aku… aku minta maaf Xera jangan biarkan dia bunuh aku”

Xera menggeleng. Air mata jatuh semakin deras.

“Aku sudah mati waktu itu, Lex. Kau hanya membunuhku sekali lagi hari ini.”

Lucane melangkah mendekat. Suaranya rendah, sangat tenang.

“Kau mau aku habisi dia sekarang atau kau mau dia tetap hidup?”

Xera terdiam lama. Matanya merah. Nafasnya pendek. Lucane memegang bahunya, memberinya kekuatan.

“Ini keputusanmu, Xera. Dia kakakmu tapi dia juga pengkhianat dia membunuh orang tua mu Xera.”

Xera menunduk, bahunya bergetar. Beberapa detik kemudian dia mendongak lagi, tatapannya sedingin es.

“Aku tidak mau dia mati terlalu cepat Lucane” ucap Xera tegas

Alexi terisak lega. Tapi Xera melanjutkan dengan suara dingin

“Buat dia hilang, Lucane. Buat dia hidup seperti diri nya yang dulu, buat dia sangat menderita hingga dia sendiri ingin mati, tidak punya nama, tidak punya rumah, tidak punya apa-apa. Biarkan dia tahu bagaimana rasanya menjadi tidak berarti.”

Lucane tersenyum tipis, penuh kebanggaan. Dia menoleh pada Max.

“Siapkan paspor palsu. Buang dia ke tempat paling kumuh di dunia. Pastikan dia tidak bisa kembali dan permudah jalan nya menuju neraka” ucap Lucane

Max yang mendengar itu pun langsung mengangguk setuju.

Alexi meraung, berusaha meraih Xera.

“Xera… Xera… aku mohon aku kakakmu!”

Xera menatap Alexi, air mata berlinang.

“Kau dulu kakakku. Tapi sejak hari itu kau bukan siapa-siapa lagi.” ucap Xera

Lucane menarik Xera ke pelukannya, menutupi wajahnya yang penuh air mata.

“Kau lebih kuat dari siapa pun yang pernah kukenal.” ucap Lucane tenang

Xera terisak dalam dada Lucane. Tangannya mencengkeram baju suaminya erat.

“Aku hanya ingin semua ini berakhir…”

Lucane mencium keningnya. Suaranya rendah, penuh janji.

“Aku akan pastikan tidak ada yang menyentuhmu lagi. Tidak pernah.” jawab Lucane

'Xera terlalu baik untuk mu Alexi, setelah apa yang kau lakukan dia membiarkan mu tetap hidup' batin Lucane

Lampu ruang interogasi mati perlahan. Hanya suara tangisan Alexi yang masih terdengar, memantul di dinding beton dingin sebelum akhirnya semua menjadi sunyi.

1
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!