"5 milliar untuk rahimmu! Lahirkan seorang pewaris untukku! Setelah dia lahir, kau boleh pergi!"
Nayla bingung untuk mengambil keputusan secepat itu. Tetapi dia sangat membutuhkan uang untuk biaya operasi Ayahnya yang mengalami kecelakaan lalu lintas beberapa waktu lalu.
"Jika sampai satu tahun, aku tidak kunjung melahirkan. Apa kompensasinya?"
"Kau harus tetap mengembalikan uangku dengan menjadi budak wanitaku!"
Bagaimana reaksi Nayla? Akan kah dia tetap melanjutkan syarat pernikahan kontrak dengan CEO di tempat dia bekerja? Bagaimana nasib Keluarga Nayla Suherman selanjutnya? Akan kah tumbuh benih-benih cinta di dalam nya. Yuk kepoin cerita Nayla dan Mahendra Wijaya
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Najwa Camelia, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Vampir
Selamat membaca...
🍒
🍒
🍒
"Aww..!" ringis Nayla mengusap dahinya yang mencium dinding lift.
"Jadi gadis itu, harus bisa berjalan yang anggun!" ucap Mahen.
Bibir Nayla terhenti berucap saat merasakan punggungnya di sentuh seseorang dari belakang, wangi maskulin tubuh suaminya langsung menggelitik indra penciumannya. Reaksi tubuh Nayla sangat cepat dengan sentuhan lembut Mahen.
Spontan Nayla menolehkan wajah cantiknya.
Sepasang mata indah yang di atasnya ditumbuhi bulu-bulu lebat nan lentik itu membola sempurna.
"Haiss.. Dia yang mendorong aku! Dia pulak yang mengolok!" hardik Nayla. "Dasar om-om nggak jelas!" tambahnya lagi, membuang muka sambil mendesah sinis.
"Kau melanggarnya lagi, gadis ceroboh!"
Mahen menurunkan tatapan. Ia menatap istri kecilnya dalam diam. Memperhatikan ekspresi wajah kesal milik istrinya. 'Cuma kamu gadis yang berani marah sama aku! Bawelnya! Ngeyelnya! Konyolnya! Polosnya! Semua tentang kamu. Aku suka!' gumam Mahen dalam batinnya.
Pria tampan berbadan atletis itu merapatkan tubuhnya dan langsung meraih kedua tangan Nayla yang tengah mengusap keningnya.
Nayla mendongak. "Lepas!" bentaknya lengkap dengan pandangan sinis.
Mahen menggoyangkan kepalanya pelan. 'Sial! Kenapa dia malah terlihat seksi ketika marah.'
Mahen menyeringai. "Seksi!" Senyum iblisnya makin berkembang saat melihat indra penciuman Nayla yang berkembang kempis menahan deru napas kasar.
"Kenapa senyum-senyum? Nggak ada yang lucu!" gumamnya. Nayla berdecak kesal ketika melihat sudut bibir pria tampan yang berdiri di depannya terangkat membentuk senyuman smirk. Dengan cepat dialihkan pandangannya dari manik tajam milik Mahendra Wijaya yang memabukkan ke sembarang arah.
"Awas jatuh cinta padaku!" seru Mahen.
Nayla tersentak saat mendengar suara barusan. Tubuh Nayla langsung meremang. Ia terkekeh menggoyangkan kepala untuk mengatasi rasa kegugupannya.
"Jatuh cinta? Padamu?" cibir Nayla sambil menunjuk ke arah Mahen dengan jari telunjuk nya. "Ogah!" ucapnya lagi.
"Oh, yah?" Mahen langsung terbahak saat mendengar perkataan Nayla. Gadis yang sangat polos.
"Tentu!" balas Nayla. Sikap yang ditunjukkan Nayla membuat gairah Mahen naik. Semakin gemas melihat kekonyolan istri kecilnya.
Tapi sedetik kemudian Nayla terdiam. Bukan karena dia kehabisan kata-kata. Dia tersentak, detik ini juga ia merasakan sesuatu yang hangat dan lembut menabrak bibir nya.
Netra hitam milik Nayla beradu dengan mata Elang milik Mahen. Kedua anak manusia yang berbeda usia itu saling tatap. Nayla bergeming, membeku. Dua benda kenyal yang saling bertautan, sensasi hangat benar-benar Nayla rasakan di area bibirnya. Membuat bulu-bulu tipis di tubuhnya merinding disko. Pengalaman pertama bagi seseorang Nayla merasakan sensasi kekenyalan dan kenikma tan permen nyupi, yang biasanya hanya dia baca di novel online favoritnya. Kini, benar-benar nyata dirasakannya. Nayla menyukai rasa mint yang menyeruak dari napas Mahen.
Mahen memundurkan wajahnya setelah melepaskan tautan mereka. Ia memberikan jeda untuk sang gadis meraup oksigen. Diusapnya bibir merah muda milik Nayla yang ba sah, sambil berbisik pelan, "Lembut dan kenyal."
"Mmph!" iris hitam Nayla makin melebar. Memukul pelan dada bidang Mahen.
Mahen tertawa bahagia penuh kemenangan. Ia berhasil membuat ba sah bibir ranum yang sedari tadi menggodanya.
"Curang!"
"Gimana rasanya?" ledek Mahen. "Hukuman itu belum seberapa!"
"Kau!" pekik Nayla.
Iris hitam dengan bulu mata lentik yang tumbuh lebat di atasnya menampakkan kegelisahan kentara.
Pria bertubuh kekar itu menyengir, membuat Nayla mendesis pelan.
Bagai semua mimpi. Rasanya baru kemarin dia lulus sekolah menjadi murid SMA. Tapi malam ini dia bermesraan dengan pria yang telah menikahinya. Ia tersenyum sendiri saat memikirkan dirinya saat ini. Mulut Nayla terbuka sedang kelopak matanya tertutup rapat. Nayla hanya berharap kebahagiaan ini tak akan pernah berakhir. Walau saat ini, hubungan antara dia dengan CEO Wijaya Group hanya sebatas istri siri.
Chup!
Mahen mendaratkan kecupan di pipi Nayla. Ia memiringkan wajah lalu berbisik dengan nada serak, "Jika kau begitu! Aku pastikan malam ini mene lanjangimu! Si Jalu sudah tak bisa menahan diri bersemedi berkepanjangan!"
Merasakan kecupan singkat di pipi sebelah kiri. Spontan, Nayla membuka kedua matanya. Pipinya mulai terasa panas. Selalu saja Mahen memberikan kejutan pada Nayla.
Tepat di depan wajahnya, si pria putra tunggal dari keluarga Wijaya itu tengah tersenyum sambil memandang Nayla. Mahen terus mengusap bibir bagian bawahnya dengan jari telunjuk nya. Ia yakin se-yakin yakinnya, bahwa kejadian barusan adalah pengalaman pertama bagi gadis belia yang berdiri terpaku di depannya.
"Ap-apa.. Si Jalu siapa?" tanya Nayla tergagap.
Senyum devil Mahen tersungging di bibirnya. "Kenalan aja sendiri, nanti."
"Siapa dia?" Nayla bertanya makin penasaran.
Mahen memutar lututnya dan mengayunkan kaki keluar lift. Setelah pintu lift terbuka.
Nayla berubah agresif, merasa diabaikan oleh Mahen. Seketika Nayla mencengkram pinggang Mahen di kedua sisi. Lalu memukul-mukul punggungnya dan detik selanjutnya. Gadis itu memberikan gigitan pada lengan Mahen.
Mahen meringis. Ia langsung melirik lengan sebelah kirinya. Tanda merah yang membekas diikuti rasa panas terbakar.
Mahen terkekeh. Ia memindahkan pandangannya ke arah Nayla.
"Kamu serigala atau vampir?"
"Aku Nayla! Nayla Suherman! Bukan serigala atau vampir!" bentak Nayla dengan mata nyalang.
Mahen merapatkan tubuhnya pada tubuh ramping milik Nayla. Melingkarkan tangan sebelah kiri ke pinggang Nayla.
"Kita adu skill dan mekanik aja, yuk!" bisik Mahen serak.
"Gigit lagi nih!" ancam Nayla.
"Si Jalu?" goda Mahen.
Nayla menoleh. Menatap ke bola mata pria di sampingnya. "Eh, Jalu lagi!" Gadis itu mengerutkan dahi.
"Kau memang senang sekali menggodaku, istri kecilku," ucap Mahen, menarik tengkuk Nayla hingga bibirnya mendarat tepat di bibir merah jambu milik Nayla. Mahen ******* bibir atas Nayla lalu mengigit kemudian menariknya hingga mengeluarkan bunyi.
Nayla mencubit pinggang Mahen dan mengeram. "Kau yang vampir!" ucap Nayla sambil melotot. Ia menarik tubuhnya ketika Mahen melepaskan ciuman dengan gelak tawa di wajahnya.
"Sekarang masih setengah vampir! Setengah jam lagi, akan menjadi vampir seutuhnya," goda Mahen.
Nayla bergidik ngeri dan menelan saliva kasar. Ia menangkap alarm berbau horor, tapi membawa penyegaran.
Sesungguhnya Mahen merindukan sentuhan lembut dari seorang wanita. Bukan karena tidak ada wanita, bahkan status nya kini, yang menjadi suami sah dari artis ternama di negeri ini, Giska. Tapi dia enggan dan malas, jika bersentuhan dengan wanita itu. Baginya pantang menyentuh tulang sisa. Dia diam dan mengalah dari Giska, itu lebih baik. Menurut Mahen, karena suatu saat semuanya akan berakhir tepat pada waktunya.
Berbeda dengan istri kecilnya. Otak Mahen hanya terisi tentang gadis ingusan yang mampu memporak pondakan bangunan yang kokoh di hati nya. Pikirannya saat ini, hanya ingin merasakan bibir Nayla. Lagi dan lagi. Menariknya ke ruang tertutup berpenghuni dua nyawa. Dia dan istri kecilnya.
Gadis ingusan, yang konyol sedikit liar dan pembangkang. Tapi mampu membuat hasr4tnya bergejolak. Dia adalah Nayla Suherman.
💖💖💖💖💖