"Saingan? Lawanku Janda aja, aku udah MENANG!"
.
.
.
Gladys, merutuk habis kekasihnya yang ketahuan sedang berselingkuh di sebuah kamar hotel dengan seorang Janda beranak tiga.
Hati wanita mana yang tak sakit, terlebih ia sudah menerima pria itu sepaket dengan putrinya yang selama dua tahun ini selalau berusaha agar bisa diterima dengan baik sebagai ibu sambung.
.
.
.
"Dasar DUDA gak tahu diri. Lihat saja, akan ku pastikan penggantimu adalah BERONDONG TAJIR"
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon nenengsusanti, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Part #18
🍂🍂🍂🍂🍂🍂🍂
"Oke, Lunas ya," ucap Kai yang langsung menaruh kembali ponselnya itu ke dalam saku celana.
Sedangkan Erica hanya mengangguk pelan sambil tersenyum kecil, " Bener ya, Lunas?" tanyanya memastikan.
"Pasti dong, Mbak. Aman lah." Kai menjawab dengan kedua alis naik turun.
"Terus?" Erica yang masih melipat tangan di depan dada kembali melayangkan pertanyaan.
"Terus apa?".
"Ya terus kamu mau apa lagi? Motorku udah kamu antar 'kan? sudah kembali sehat walafiat, sudah lunas juga," kata Erica dengan banyak penjelasan.
"Mau minta minum!"
Entah ini sudah yang keberapa kalinya Erica menghela napas saat berhadapan dengan Kai selama dua hari ini. Karna afa saja maunya pemuda itu yang kadang di luar prediksinya.
"Hem, boleh. Silahkan duduk."
"Disini? kenapa gak di dalam? dingin loh, angin malam itu gak baik buat kesehatan," ujar Kai sambil senyum senyum tak jelas.
Erica hanya bisa menggeleng kan kepalanya, ia masuk lebih dulu lalu di ikuti oleh Kai dari belakang menuju ruang tamu.
"Aku ambil minum dulu, kamu bisa tunggu di sini."
"Air Es ya, Mbak," pinta Kai sedikit meninggikan nada bicaranya karna Erica sudah melengos masuk kedalam rumah.
Kai duduk di sofa panjang, ada banyak foto keluarga menghiasi dinding ruangan tersebut dan ada beberapa pajangan berukuran kecil hingga sedang di dalam lemari kaca yang berdiri kokoh di bagian sudut.
"Kai--, sudah lama?"
Suara wanita paruh baya berhasil mengalihkan pandangan mata Kai, ia tersenyum lalu bangun dari duduk, " Barusan banget datang, Mah. Habis anter motor Mbak Er yang sudah sehat walafiat," Jawab pemuda itu setelah mencium takzim punggung tangan Mama Erica yang duduk di atas kursi roda.
"Alhamdulillah jika sudah sehat. Terima kasih ya sudah banyak membantu dan itu pasti sangat merepotkan Nak Kai," ujar Mama.
"Enggak, Kok, Mah."
Kai di persilahkan duduk lagi setelah Erica datang membawa nampan yang terdapat secangkir teh manis panas, saking panasnya sampai terlihat jelas kepulan asap yang menguap di udara.
"Ya sudah, Mama masuk dulu ya. Kalian bisa mengobrol."
"Siap, Mah," sahut Kai antusias.
Mama terkekeh kecil, melihat Kai tentu saja seperti sedang berhadapan dengan anak bungsunya.
Mama menolak saat Erica ingin mengantar sampai dalam, ia tetap meminta anak tengahnya itu tetap di ruang tamu menemani Kai. Dan Erica hanya bisa pasrah menuruti, padahal itu akan jadi alasan nantinya.
"Ayo di minum, tadi katanya mau minta minum kan? habis itu bisa langsung pulang," ucap Erica tanpa basa basi.
"Gimana mau di minum, Airnya panas gitu. Ya gak pulang pulang dong jadinya," sahut Kai.
Erica mengernyit kan dahi, tatapan matanya tertuju pada cangkir di atas meja kaca, kemudian lagi dan lagi ia menghela napas.
"Aku tadi udah minta Air Es loh, Mbak. Eh, dibawainnya mah teh panas pake banget," ujarnya sambil tertawa kecil, "Jangan bilang kalau--," Lanjutnya lagi dengan pandangan penuh arti.
"Kalau apa?" tanya Erica.
"Kalau sebenarnya Mbak mau aku lama lama kan disini. iya kan? iya kan? iya dong," jawabnya yang selalu menyebalkan di telinga Erica.
Erica duduk lemas bersandar di punggung sofa, Kepalanya mendadak sakit seperti tertimpa bebatuan besar, niat hati ingin memberi pelajaran ternyata ia sendiri yang terjebak dalam permainan.
.
.
.
Dasar bocah ingusan!!!!
Tetep semangat 💪💪💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰
akhirnya melipir ke sini setelah di paijo ndak muncul2.
kangen dengan rayuan luar biasanya 👏👏👏
Tetap semangat 💪💪💪💪 dan sehat selalu Mak Othorrrr 🥰🥰🥰🥰🥰🥰🥰