NovelToon NovelToon
AVENGERS

AVENGERS

Status: sedang berlangsung
Genre:Anak Yatim Piatu
Popularitas:12k
Nilai: 5
Nama Author: Nona Jmn

Xander tubuh dengan dendam setelah kematian ibunya yang di sebabkan kelalain sang penguasa. Diam-diam ia bertekat untuk menuntut balas, sekaligus melindungi kaum bawah untuk di tindas. Di balik sikap tenangnya, Xander menjalani kehidupan ganda: menjadi penolong bagi mereka yang lemah, sekaligus menyusun langkah untuk menjatuhkan sang penguasa.

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Nona Jmn, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

Pahlawan dalam Bayangan

Adelwyn Academy, sekolah elit yang selalu dibanggakan kota itu, mendadak diliputi kabut kecurigaan dan bisik-bisik yang tak berujung. Selama ini, nama besar Pak Darmawan identik dengan kebijakan. Ia dikenal sebagai sosok ayah kedua bagi para murid, penyokong beasiswa, dan penyelamat banyak keluarga kurang mampu.

Namun pagi itu, halaman sekolah terasa berbeda. Tidak ada lagi aura hormat atau kebanggaan ketika nama kepala sekolah disebut. Yang terdengar hanyalah bisikan ketakutan dan tatapan saling curiga.

"Benarkah... Pak Dermawan melakukan semua itu?" bisik seorang siswi, wajahnya pucat pasi.

"Tidak mungkin... beliau orang baik, selalu membantu kita..." sahut yang lain, tapi suaranya lebih terdengar seperti hanya meyakinkan diri sendiri, bukan pada orang lain.

Guru-guru pun tak kalah terpukul. Mereka berdiri di koridor, wajahnya tegang, sebagian bahkan menolak percaya berita yang tersebar di televisi semalam. Sosok yang setiap rapat selalu bicara pendidikan, disiplin, dan moralitas... kini ditayangkan di layar kaca sebagai pemangsa kejam, pelaku kekerasan yang selama ini menutupi kebusukannya dengan senyum ramah.

Di ruang guru, suasana sunyi mencekam. Beberapa guru duduk dengan wajah lesu, sebagian menutup wajah dengan kedua tangan. "Kalau semua ini benar... kita sudah bekerja bertahun-tahun untuk seorang monster," ucap salah seorang guru dengan suara bergetar.

Sementara itu, para murid di kelas nyaris tak bisa fokus pada pelajaran. Nama "Pak Darmawan" bergema di tiap sudut sekolah, bukan lagi dengan rasa bangga, melainkan dengan rasa takut dan benci. Ada yang merasa karena dikhianati, ada yang hancur karena kehilangan sosok teladan yang selama ini mereka idolakan.

Adelwyn Academy—yang selama ini menjunjung tinggi kehormatan—terasa runtuh dari dalam. Kepercayaan hancur berantakan. Dan semua orang mulai sadar, topeng kebaikan bisa menutupi wajah paling gelap yang tak pernah mereka bayangkan.

•○•

Di balik kantin yang sepi, suara sepatu menghantam keras batang pohon tua terdengar berulang-ulang. Arkan, wajahnya memerah, napasnya memburu. Tangannya mengepal begitu kuat hingga buku-buku jarinya memutih.

“Brengsek!!” teriaknya, lalu kembali menendang batang pohon hingga daunnya berguncang jatuh ke tanah. “Selama ini kita hormat sama dia, kita percaya sama dia… ternyata cuma sampah busuk yang ngerusak hidup orang lain!”

Vano duduk di bangku panjang, diam saja. Kedua tangannya meremas lutut, tapi sorot matanya muram. Ia tahu kemarahan Arkan bukan sekadar marah—itu luka. Luka karena sosok yang mereka percaya ternyata pelaku keji.

Xander bersandar di dinding bata yang mengelupas, menatap sahabatnya tanpa berkata-kata. Ekspresinya datar, tapi dari sorot matanya jelas terlihat: ia pun sama muaknya. Hanya saja, berbeda dengan Arkan yang meledak-ledak, Xander lebih memilih menyimpan semuanya dalam diam.

“Gue sumpah, kalau bisa ketemu langsung sama dia… gue yang bakal nendangin mukanya sampai hancur!” Arkan menggeram, sekali lagi menghantam pohon. Getarannya sampai membuat beberapa burung beterbangan dari dahan.

Vano menghela napas panjang. “Ar… udah.” Suaranya pelan, nyaris tak terdengar. “Kemarahan lo nggak akan bikin Bu Citra balik lagi…”

“Tapi—” Arkan menoleh dengan mata berkaca-kaca. Rahangnya mengeras. “Lo tau nggak, Van?! Bu Citra itu kayak ibu kedua buat kita! Dan dia—dia ngelakuin hal SEKEJI itu!”

Hening sesaat. Suara dedaunan bergesek ditiup angin sore.

Xander akhirnya bersuara, tenang namun penuh tekanan. “Arkan.”

Arkan terdiam, menoleh.

“Kemarahan lo wajar. Tapi ingat… orang kayak Darmawan nggak cuma nyakitin Bu Citra. Dia udah lama menginjak-injak banyak orang. Dan orang kayak gitu…” Xander menatap tajam ke depan. “…nggak akan lolos dari hukum. Atau dari sesuatu yang lebih kejam daripada hukum.”

Kalimat terakhir itu membuat Arkan dan Vano saling pandang. Ada sesuatu di balik nada suara Xander—sesuatu yang lebih dingin daripada sekadar janji balas dendam.

Vano menyandarkan punggungnya ke kursi kayu yang mulai lapuk, pandangannya kosong menatap rerumputan. Ia mengembuskan napas panjang sebelum bersuara.

“Untung ada Avengers…” katanya lirih, hampir seperti gumaman. “Kalau bukan karena dia, orang kayak Darmawan mungkin masih duduk manis di kursinya. Dan sekarang? Dia kehilangan kehormatannya… bahkan kejantanannya.”

Arkan yang masih terengah karena menendang pohon tadi, berhenti sejenak. Matanya menyipit, suaranya penuh amarah tapi juga puas. “Itu pantas dia dapatkan! Kalau Avengers ada di depan gue sekarang… gue akan sujud. Serius. Dia udah bener-bener balas dendam buat Bu Citra.”

Ucapan itu membuat suasana mendadak sunyi. Angin sore berembus melewati sela-sela pepohonan, membawa aroma tanah lembap.

Vano mengangguk pelan. “Iya, Ar… dia ngelakuin apa yang hukum belum bisa. Biar gue bilang jahat, tapi… entah kenapa gue ngerasa lega.”

Arkan menatap kosong ke tanah, tapi sorot matanya masih menyala-nyala. “Dia bukan jahat, Van. Dia pahlawan. Kita semua harusnya berterima kasih.”

Di balik semua itu, Xander yang sedari tadi hanya berdiri bersandar pada dinding bata tua, akhirnya menundukkan kepala. Senyum tipis tersungging di wajahnya—sebuah senyum miring yang tak dilihat siapapun.

Senyum yang bukan sekadar lega.

Bukan sekadar puas.

Tapi senyum seseorang yang menyimpan rahasia besar.

1
kaylla salsabella
heleh.... kelamaan lo Xander dari kemarin udah tahu ehsan di perlakukan gak bener masih diam saja sekarang ehsan mungkin udah gak bernafas baru nonggol lagi😡😡😡
kaylla salsabella
kenapa Xander gak cepat " nolongin anak panti
kaylla salsabella
nah mirna ketahuan
azizan zizan
yahhhh.... akhirnya kebodohan telah melampaui segalanya juga...
azizan zizan
aparat bukanya boleh di percayai mereka ibarat pedang bermata dua... boleh aja menikam mu dari belakang...
azizan zizan
di ulang mengirim bukti itu terus tapi tak di kirim2..🙄🙄🙄🙄🥱🥱🥱🙄🙄
azizan zizan
tuh kan...bila kau terluka indititas mu bakal ketahuan... padahal sebelum berangkat bawa pistol segala macam eh malah mau tunjuk jahitan dulu itu bodoh namanya...
azizan zizan
terlalu banyak bacot padahal ada pistol hadehhh.. luka darah mu bakal tinggal jejak tolol...
azizan zizan
ibu ayam telor sebijik tapi riuhnya satu kampung apa dah... diam2 aja lah itu saksi sekaligus mangsa lohhh....
azizan zizan
kalau ini gayanya alur memang membosankan secara jujur aku cakap...
azizan zizan
tegang apa sih...cuma periksa data yang sudah di salin aja kok kepo amat gitu... bukannya secara live gitu kau menerobos data rahsia adehhhh...hanya periksa ulang data yang di salin itu pun ribut amat cehhh ini gaya nya mau jadi hero pooooooraaahhhh...
azizan zizan
🤣🤣🤣🤣..dark dragon(naga kegelapan) hah sepintar pintar mc gagal juga asyik2 kepala naga apa sih...
azizan zizan
sepatutnya si hakim itu sekalian di bunuh entah sudah berapa banyak yang ia makan suap..
kaylla salsabella
besok pasti seru💪💪💪
twocafenov
kopi sore buat author
Nona Jmn: Tapi author sukanta teh😃
total 1 replies
kaylla salsabella
lanjut Thor
Nona Jmn: Siap🫡
total 1 replies
kaylla salsabella
ealah bu mirna habis kamu bakal di tangan Xander
twocafenov
lanjut thor
Nona Jmn: 00:01 Kakak😁🔥
total 1 replies
kaylla salsabella
camera buat cari bukti "
Ayudya
Luna sebagai polisi masa sembarang aja main periksa itu kan melanggar etika
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!