Olivia Wijaya, anak kedua Adam Wijaya Utama pemilik perusahaan Garda Utama, karena kesalahpahaman dengan sang Ayah, membuat dirinya harus meninggalkan rumah dan kemewahan yang ia miliki.
Ia harus tetap melanjutkan hidup dengan bekerja di Perusahaan yang Kevin Sanjaya pimpin sebagai bos nya.
Bagaiman selanjutnya kisah Oliv dan Kevin.. ??
Hanya di Novel " My Perfect Boss "
Follow Me :
IG : author.ayuni
TT : author.ayuni
🌹🌹🌹
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Ayuni, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
BAB 16
Kediaman Sanjaya Wiguna
Udara malam di balkon kamar Kevin terasa dingin, namun pikirannya jauh lebih dingin dari itu. Terlihat lampu taman yang berkerlap-kerlip dari kejauhan tapi bagi Kevin, semua cahaya itu terasa hampa.
Ia menatap ipad di tangannya, surat perjanjian pengembalian saham Garda Utama sudah siap, tinggal ditandatangani olehnya, lalu keluarga Wijaya akan mendapatkan kembali apa yang seharusnya milik mereka.
" Liana.. Kamu itu membuat runyam, disaat aku akan mengembalikan saham Garda Utama, kamu malah datang ke Garda Utama menambah masalah disana.. Ck... Kamu selalu berlindung dibalik nama orangtuamu, yang membuat orangtuaku selalu luluh ... Arrgghhhhhhhh "
Ia memejamkan mata sekilas dan suara lembut Olivia siang tadi masih terngiang di kepalanya.
" Saya akan tetap bekerja disini, asalkan perusahaan Bapak mengembalikan saham anak perusahaan Garda Utama "
Olivia melakukannya karena keluarga. Karena cinta, tapi bukan untuknya.
Kevin menarik napas panjang, berusaha menenangkan detak jantungnya yang berantakan. Sebenarnya tanpa Olivia meminta pun Kevin sudah akan mengembalikan saham Garda Utama, karena memang ini bukan keinginan dan perintah Kevin, ini karena ambisi Liana.
Disisi lain ia pun tidak dapat memungkiri, ia cukup bahagia Olivia masih bertahan di perusahaannya, setidaknya bayang-bayang masa lalu yang buruk bisa ia perbaiki. Ia pun masih penasaran mengapa dulu tiba-tiba Olivia menghindar lalu pergi begitu saja meninggalkannya.
Dan kali ini, Kevin tidak siap kehilangan dia lagi.
“ Kenapa selalu begini… ” gumamnya pelan.
Angin malam menerpa wajahnya, seolah menjawab bisikan hatinya sendiri.
Ia menatap foto lama di ponselnya, foto yang ia ambil diam-diam lima tahun lalu, saat Olivia masih tertawa di taman sekolah, masih mengenakan pakaian putih abu.
" Aku cuma ingin kamu bahagia Liv, tapi denganku, tidak dengan yang lain, maafkan jika aku terlalu egois, aku masih merasakan rasa itu, rasa yang kamu simpan untukku ” ucap Kevin nyaris tak terdengar.
Pintu balkon kamar terbuka pelan.
" Mas Kevin.. Maaf di tunggu Bapak Mas di ruang tengah " ucap Mbok Jem, asisten rumah tangga nya.
" Oh ya, baik Mbok saya kebawah "
Mbok Jem hanya mengangguk lalu ia berjalan keluar kamar Kevin.
***
Di ruang tengah sudah ada kedua orangtua Kevin, Pak Sanjaya dan Bu Lusi juga satu wanita yang sudah sangat familiar bagi Kevin yaitu Liana.
" Sini Nak.. Kamu dari sepulang kerja di kamar terus loh " ucap Bu Lusi.
Kevin hanya tersenyum tipis. Lalu ia duduk tepat di depan kedua orangtuanya dan Liana.
" Ada perlu apa kamu kesini? " tanya Kevin sedikit ketus ke arah Liana.
" Kev, kok gitu sih nanya nya, ya kan biasanya juga Liana kesini tapi sekarang beda, Liana kesini membawa berita baik ya Pah, kayanya Mama sama Papa gak akan tahu kalo Liana gak kasih tahu, kamu ini jangan terlalu kaku Kev, prestasi besar di perusahaan kamu gak kasih tahu kita ya Pah " ucap Bu Lusi.
Kevin hanya menghela nafas dalam, ia sekilas melihat wajah Liana yang berbinar, entah apa yang sudah ia bicarakan kepada kedua orangtuanya.
“ Luar biasa, Liana, kamu hebat " ucap Pak Sanjaya sambil menepuk bahunya.
“ Kerjamu membuat perusahaan kita melonjak dua kali lipat hanya dalam waktu beberapa minggu, Kevin beruntung punya calon istri seperti kamu " susul Pak Sanjaya lagi.
Liana tersenyum sopan, menunduk hormat.
“ Terima kasih, Om. Saya hanya menjalankan tugas yang sudah Kevin percayakan " ucap Liana.
Ia menoleh ke Kevin, berharap tatapan penuh kebanggaan, yang ia dapat hanya senyum tipis yang hambar.
“ Ya.. Kamu memang sangat berdedikasi dalam berbohong dan bersilat lidah " ucap Kevin kepada Liana.
" Kev, apa maksud kamu berbicara seperti itu kepada Liana ?! " tanya Bu Lusi.
Ayahnya menatap Kevin tajam.
" Kamu harus belajar lebih banyak dari Liana, Kev. Perusahaan ini akan lebih kuat kalau kalian bekerja sama, bukan hanya sebagai tim, tapi sebagai keluarga ".
" Belajar untuk berbohong? " ucap Kevin lagi.
" Berbohong? Maksud kamu Liana berbohong apa? " tanya Pak Sanjaya.
" Ini bukan keinginan Kevin, Kevin tidak pernah memerintahkan siapapun untuk mengakuisisi anak perusahaan Garda Utama " jawab Kevin.
" Apa? Jadi sebenarnya apa yang terjadi di perusahaan Kev? "
Semua tertuju pada Liana, Liana menjadi salah tingkah. Ia tidak menyangka bisa-bisanya Kevin mempermalukan dirinya di depan calon kedua mertuanya. Biasanya Kevin akan selalu menuruti apa kata orang tuanya, tapi kali ini tidak.
" Silakan Ayah tanya sama Liana, wanita yang Ayah banggakan ini! " jawab Kevin, bangun dari duduknya, ia berjalan kembali menaiki anak tangga untuk menuju ruangan kerjanya.
" Kev.. " panggil Ayah.
" Kev .. " panggil Ibu.
Namun Kevin tidak menghiraukannya.
***
Tok.. Tok.. Tok..
" Kev.. Boleh Papa masuk? " tanya Pak Sanjaya dari balik pintu.
" Ya Pah " ucap Kevin yang masih fokus pada laptopnya.
Pak Sanjaya membuka pintu ruang kerja putra semata wayangnya, ia berjalan menghampiri Kevin, lalu duduk tepat di hadapannya.
Terdengar suara napas dalam dari Pak Sanjaya.
" Kev.. " ucapnya perlahan.
Kevin menghentikan aktifitasnya sehingga, pandang mata mereka bertemu.
" Papa mengerti perasaan kamu, Papa percaya jika ini memang bukan perintah kamu, ini semua karena gadis itu kan? " ucap Pak Sanjaya.
Kevin tercekat.
" Olivia? " tanya Pak Sanjaya lagi.
Kevin menunduk.
" Papa tahu Kev, dulu Mama mu pernah menemuinya " ucapnya lagi.
Ucapan Ayah nya membuat Kevin terhenyak.
" Mama pernah menemuinya ? Kapan Pah? " tanya Kevin antusias, mungkin ini adalah jawaban dari pertanyaan-pertanyaan nya beberapa tahun lalu.
" Saat kamu masih kuliah dan Olivia masih duduk di bangku SMA, Papa tidak begitu jelas apa yang Mama mu bicarakan kepada Olivia saat itu "
Jag
" Apa ini penyebabnya Oliv menjauhiku ? " batin Kevin.
" Olivia adalah putri dari Adam Wijaya kan ? Yang beritanya kemarin sempat viral itu "
Deg
Sejujurnya Kevin sudah tidak ingin mendengar berita apapun mengenai Olivia, sungguh ia tidak tertarik sama sekali, yang ada dipikirannya sekarang, bagaimana hubungannya dengan Olivia bisa kembali seperti dulu dan ia bisa menolak untuk menikah dengan Liana.
" Kev.. Cinta tidak boleh mencampuri urusan bisnis.. Ini suatu kelemahan.. Dan kelemahan seperti itu akan menghancurkan mu suatu saat nanti! " ucap Pak Sanjaya.
Kevin mendongakkan wajahnya.
" Kalau mencintai seseorang dianggap kelemahan, lalu untuk apa kekuasaan ini Pah? " tanya Kevin sedikit berkaca.
Pak Sanjaya menatap putra nya lekat-lekat.
" Untuk bertahan " jawabnya.
" Dunia bisnis tidak mengenal cinta, dia hanya mengenal siapa yang kuat dan siapa yang lemah dan Papa tidak ingin membuat anak Papa menjadi lemah hanya karena perempuan ! " ucap Pak Sanjaya lembut namun tegas.
Hening dalam ruangan.
Kevin merasa tidak ada dukungan untuk dirinya. Dadanya sedikit bergemuruh namun ia tahan.
" Papa banggakan sama Liana? " tanya Kevin.
" Ya jelas.. Dia yang menyelesaikan semua ini, Liana punya keberanian, yang seharusnya keberanian itu kamu yang punya " jawab Pak Sanjaya.
" Kevin tidak menolak Garda Utama karena bisnis Pah, tapi Kevin tahu apa artinya bagi Oliv dan keluarganya " balas Kevin.
" Dan kamu pikir, Oliv akan bisa melakukan hal yang sama untuk kamu? "
Kevin terdiam.
" Lupakan gadis itu Kev, dunia ini tidak akan menunggu seseorang yang berhenti karena cinta " Pak Sanjaya beranjak dari duduknya, ia menepuk bahu putra sekilas.
Pintu tertutup pelan, meninggalkan Kevin yang masih pada posisinya.
" Papa salah.. Cinta memang bisa jadi kelemahan, namun itu satu-satu nya alasan untuk tetap bertahan "
🌹🌹🌹
Jangan lupa dukung author dengan vote, like dan komennya ya ❤️
Jika Oliv berani keluar dr zona nyaman, kenapa kamu tidak??