Terlahir dengan sekujur tubuh bertato seperti sisik ular. Seorang Anak dari sepasang pendekar terkenal di dunia persilatan. Yao Chan Mengemban takdir langit, yang menghantarkannya pada pertarungan hidup dan mati untuk mendamaikan Kekacauan di tiga dunia.
Kemunculan Pusaka-pusaka Iblis dari Dunia Moxian membuat Dunia Persilatan Kekaisaran Wu menjadi Kacau balau karena kemunculan tokoh aliran hitam dengan kekuatan yang menakjubkan yang didapat dari Pusaka Iblis tersebut. Bahkan Dua dunia lain, mengalami kekacauan serupa.
Mampukah Yao Chan menjalankan tugas langit itu? ataukah akan mengalami hal yang sama dengan pendahulunya yang tewas karena bertarung dengan Lawan mereka yang kuat?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Auraga, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
031: Kesedihan Yao Chan
Guo Jin dan lainnya segera memasuki lubang cahaya tersebut. Sesaat kemudian mereka mendapati berada disebuah lorong yang belum terlihat ujungnya.
Mereka pun akhirnya mengerahkan ilmu peringan tubuh mereka. Setelah setengah jam berlari, akhirnya mereka melihat sebuah lubang cahaya. Saat semakin dekat, mereka merasakan keanehan, yaitu merasakan tubuh ,mereka yang semakin berat.
Saat akhirnya mereka keluar dari lubang cahaya tersebut, nafas mereka tersengal-sengal, kecuali Guo Jin dan mereka yang ditingkat Pendekar Raja.
"Ketua...kita berada dimana? tubuhku sepertinya bertambah berat tiga kali lipat." Tetua Ma Hua tidak bisa lagi menahan rasa penasarannya.
"Kalian berada di Alam Kultiva Naga, gravitasi disini tiga kali lipat dari di dunia kalian." Sebuah suara dari belakang mengejutkan mereka. Zhu Long tampak berdiri diatas sebuah batu besar.
"Hormat kepada Leluhur."
Serentak semua orang memberi hormat kepada Zhu Long.
"Terimakasih kalian semua. Terimakasih telah mempertaruhkan nyawa demi sekte yang ku dirikan dahulu."
Zhu Long lalu mengajak mereka, untuk naik keatas bukit, dimana Yao Chan dan Yu Lian sedang berlatih.
Guo Jin dan Pendekar Raja tiba terlebih dahulu, sementara mereka yang berada ditingkat Pendekar Bergelar dan Pendekar Ahli merasa menjadi lebih lelah dari sebelumnya, sehingga mereka berjalan lebih lambat.
"Kakek..Ayah.."Yu Lian berteriak dan berlari sambil melompat ke arah Tetua Ma saat melihat Kakeknya datang.
Semua orang terkejut melihat gerakan yang ditunjukan oleh Yu Lian. Gaya gravitasi tiga kali lipat seolah tidak berpengaruh baginya. Padahal Yu Lian baru seminggu meninggalkan Sekte Lembah Dewa.
Tetua Ma Hua segera menangkap Yu Lian dan memeluknya dengan erat. Hatinya yang sedih cukup terobati dengan melihat Yu Lian baik-baik saja.
"Ayah.. " Yu Lian bergantian memeluk Yu Ma yang tersenyum sambil menggendong Yu Lian.
"Kakek Guru .. Ayah dan Ibuku kemana? kenapa tidak datang menjenguk aku.?" Tanya Yao Chan yang kebingungan setelah memperhatikan satu persatu anggota Sekte Lembah Dewa yang datang.
Guo Jin yang ditanya Yao Chan menjadi tersedak nafasnya sendiri, lalu menatap Zhu Long yang menggelengkan kepalanya. Zhu Long memang belum memberitahu Yao Chan tentang kematian ayahnya, Yao Zhi.
Guo Jin kemudian melihat kepada tetua sekte yang ada, semua orang mengangguk. Mereka memahami bahwa Guo Jin meminta persetujuan untuk menjelaskan hal yang sebenarnya.
Mereka memahami tentu saja sulit bagi seorang anak seusia Yao Chan menerima kabar kematian ayahnya. Namun inilah kehidupan seorang pendekar yang selalu dekat dengan maut di setiap harinya.
"Chan'er..." Guo Jin segera berjongkok untuk memeluk Yao Chan. Sesaat kemudian dipegangnya kedua bahu Yao Chan.
"Chan'er.. Kakek minta maaf, karena terlambat menolong Ayahmu. Ayahmu.. Ayahmu telah... tewas dengan cata terhormat nak".
Yao Chan terbelalak sesaat, mulutnya terbuka namun tak ada kata-kata yang terucapkan. Air mata mengalir perlahan membasahi pipinya. Kesedihan yang mendalam terlihat dari wajah dan matanya.
Tiba-tiba saja tekanan udara berubah seiring berubahnya bola mata Yao Chan. Semua orang terkejut saat menyadari tubuh Yao Chan mematung dengan tangan terkepal dan bola mata yang berubah Kuning keemasan. Aura tak biasa memancar dari tubuhnya.
"Jin'er cepat menjauh ... " Zhu Long segera memperingatkan Jin'er dan yang lainnya. Namun hal itu sedikit terlambat.
"Aayaaaaaaahhh!!! ....Aarrrrggggh" Yao Chan tiba-tiba berteriak sangat keras. Teriakan yang mengandung kesedihan yang dalam. Guo Jin terdorong beberapa meter kebelakang, Sementara anggota lainnya terpelanting puluhan meter terutama pendekar Ahli dan Bergelar.
Yu Ma yang masih menggendong Yu Lian juga terdorong belasan meter. Mereka yang berada di tingkat pendekar Raja, mampu bertahan lebih baik dari Lainnya.
Mata mereka melotot menyaksikan apa yang terjadi dengan Yao Chan yang kini tubuhnya telah berubah.
Tubuh Yao Chan dipenuhi oleh sisik berwarna kuning keemasan dan melepaskan aura tenaga dalam yang sangat kuat. Matanya terlihat menguning keemasan.
Semua orang selain Zhu Long segera melompat lebih jauh dari Yao Chan saat tiba-tiba telapak tangan Yao Chan memancarkan cahaya kuning keemasan.
Seiring dengan hal itu, tanah bergetar hebat seolah terjadi gempa bumi. Tubuh Yao Chan kini memancarkan aura keemasan.
Semua orang merasa bingung dengan apa yang terjadi pada Yao Chan. Mereka hanya dapat menduga Yao Chan kerasukan roh yang entah darimana datangnya.
Zhu Long yang berada beberapa meter dari Yao Chan berdiri, memahami apa yang terjadi dengan Yao Chan, hanya saja dia tak mengerti harus bersikap bagaimana.
Kebingungan mereka bertambah ketika tiba-tiba suasana yang sejuk di sore hari itu berubah menjadi gelap gulita.
Aura keemasan di tubuh Yao Chan mendadak sirna, perlahan kondisi Yao Chan kembali seperti semula. Mata Yao Chan perlahan mulai kembali normal. Tubuh Yao Chan akhirnya jatuh tergeletak tak sadarkan diri.
Setelah Yao Chan tergeletak, Situasi pun kembali Normal, Langit yang semula gelap kini kembali terang benderang.
Zhu Long segera menghampiri Yao Chan lalu mengangkat tubuhnya dan membawa ke rumah kayu.
"Leluhur .. apa yang sebenarnya terjadi dengan Chan'er?" tanya Guo Jin saat Zhu Long selesai memeriksa Yao Chan.
"Aku tahu namun tidak pasti, sepertinya karena kemarahan dan kesedihan Chan'er, membangkitkan kekuatan Sisik Zirah Naga." jawab Zhu Long sambil mengalirkan energi murni ke tubuh Yao Chan.
Yao Chan membuka matanya beberapa saat kemudian.
"Chan'er... duduklah nak" Guo Jin membantu Yao Chan untuk duduk. Dilepaskannya pedang pelangi di pinggangnya.
"Ayahmu menitipkan Pedangnya kepada Kakek untuk diberikan kepadamu. Terimalah dan simpanlah."
Yao Chan segera mengambil pedang Ayahnya dan memeluknya dengan erat.
"Kakek..siapa yang membunuh ayah dan ibuku? Suara Yao Chan terbata-bata namun ada kemarahan tersirat dalam nadanya.
"Ibumu masih hidup nak... satu bulan setelah dirimu memasuki alam ini, Ayah dan Ibumu berangkat ke Ibukota kekaisaran menemui Kakek mu. Saat hendak kembali ke Lembah Dewa, Ibumu tidak ikut karena Nenekmu sedang sakit." Guo Jin menjelaskan keberadaan ibunya.
Guo Jin melanjutkan penjelasannya, bahwa Lin Hua akan di kabari oleh Yu Ma tentang kematian Yao Zhi yang terbunuh saat berhadapan dengan Tujuh Hantu Lebah Neraka.
Guo Jin juga menjelaskan bahwa saat ini sekte Lembah Dewa telah dihancurkan oleh guru Tujuh Hantu Lembah Neraka. Hal ini karena Zhu Long telah membunuh salah satu dari Ketujuh muridnya tersebut.
Tangan Yao Chan Mengepal dengan keras. Marah dan dendam atas kematian Ayahnya membuatnya bertekad untuk menjadi lebih kuat lagi dan melindungi semua orang yang disayanginya.
Yu Ma mendekati Guo Jin dan Zhu Long karena Yu Lian mendesaknya untuk segera menemui Yao Chan yang duduk diantara keduanya. Wajah Yao Chan yang sedang merasa sangat marah dan geram terlihat oleh Yu Lian.
"Chan Gege..kenapa wajahmu seperti itu, kamu menahan pipis ya?" Tanya Yu Lian Polos.
****