NovelToon NovelToon
Istri Rahasia Dosen Killer

Istri Rahasia Dosen Killer

Status: sedang berlangsung
Genre:Dosen / Nikahmuda / Hamil di luar nikah / Nikah Kontrak
Popularitas:52.1k
Nilai: 5
Nama Author: Qwan in

bercerita tentang seorang gadis buruk rupa bernama Nadia, ia seorang mahasiswi semester 4 berusia 20 tahun yang terlibat cinta satu malam dengan dosennya sendiri bernama Jonathan adhitama yang merupakan kekasih dari sang sahabat, karna kejadian itu Nadia dan Jonathan pun terpaksa melakukan pernikahan rahasia di karenakan Nadia yang tengah berbadan dua, bagaimana kelanjutan hidup Nadia, apakah ia akan berbahagia dengan pernikahan rahasia itu atau justru hidupnya akan semakin menderita,,??? jangan lupa membaca 🥰

Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Qwan in, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri

16

Jonathan menatap tubuh tak bernyawa di depannya dengan sorot mata membeku. Perlahan ia berdiri, merapikan pakaian nya yang sedikit berantakan. Kemarahan membara dalam dirinya, namun ia memaksa dirinya untuk tetap berpikir jernih.

"Amankan mayatnya," perintahnya dingin pada anak buahnya.

"Periksa seluruh tubuhnya. Cari tahu bagaimana racun itu masuk, lewat suntikan, kapsul, atau sesuatu yang disembunyikan."

"Baik, Tuan," jawab salah satu anak buahnya, segera bergerak bersama tim lain.

Jonathan berjalan menjauh, mengeluarkan ponselnya dan menelepon seseorang. Butuh waktu beberapa detik sebelum panggilan tersambung.

"Siapkan ruangan bersih. Aku butuh analisis toksikologi secepatnya," katanya tanpa basa-basi.

Seseorang di ujung sana menjawab dengan cepat, lalu sambungan terputus.

Jonathan memasukkan ponselnya kembali ke saku, pikirannya berputar, menerka-nerka siapa yang sedang bermain-main dengan nya saat ini.

...

Malam semakin larut, kini mobil yang dikendarai Jonathan telah memasuki halaman rumah Nadia. Ia memasuki rumah, dan mendapati Alex tengah tertidur dalam posisi duduk di sofa ruang tamu.

Jonathan menutup pintu perlahan, berusaha tak membuat suara. Ia melangkah melewati ruang tamu, pandangannya tertuju pada Alex yang terlelap di sofa, masih dalam posisi siaga. Pistol tergenggam di tangan Alex, seolah ia bisa terjaga kapan saja saat bahaya mengancam.

Jonathan tersenyum tipis, sedikit rasa hormat untuk loyalitas anak buahnya itu. sebelum melangkah lebih dalam ke dalam rumah.

Suasana rumah itu begitu hening. Hanya suara detik jam di dinding yang terdengar samar, seolah mengingatkan Jonathan betapa setiap detik sekarang terasa berharga.

Ia berjalan menuju kamar Nadia. Sebelum membuka pintu, ia berhenti sejenak, menarik napas dalam-dalam.

Saat pintu berderit pelan, Jonathan mengintip ke dalam.

Nadia masih tertidur di ranjangnya. Wajahnya damai, berbalut sinar lembut dari lampu meja yang sengaja dibiarkan menyala redup. Selimut tersampir rapi di tubuh kurusnya, seakan dunia luar yang penuh ancaman belum sempat menyentuh ketenangan tidurnya.

Jonathan berdiri di ambang pintu, membiarkan dirinya mengamati sesaat. Ada rasa bersalah yang tersirat dalan hati nya saat ini, Nadia terjebak dalam situasi seperti ini adalah karena dirinya. Terlebih lagi gadis itu sedang mengandung, pasti sangat berat bagi nya berada dalam situasi seperti ini.

Perlahan ia menutup pintu kembali, memastikan Nadia tetap nyaman tanpa terganggu. Ia kembali ke ruang tamu, duduk di kursi yang berseberangan dengan Alex.

Beberapa menit berlalu.

Tiba-tiba, Alex menggeliat kecil, lalu membuka mata dengan waspada. Begitu menyadari Jonathan duduk di depannya, ia segera bangkit, menegakkan tubuh.

"Maaf, Tuan," ucap Alex cepat, merasa bersalah.

"Tidak apa-apa," jawab Jonathan, suaranya rendah tapi tegas.

"Kau butuh istirahat juga."

Alex menunduk, menahan kantuk yang masih menggelayuti matanya. Ia mengusap wajahnya pelan, berusaha mengusir rasa lelah yang menggerogoti tubuhnya.

"Tuan... bolehkah kita berbicara sebentar?" tanyanya dengan suara serius.

Jonathan yang tengah menatap kosong ke arah jendela, menoleh perlahan.

"Apa ini ada hubungannya dengan Sintia?" tanyanya, nadanya penuh rasa penasaran.

Alex mengangguk, ekspresinya menegaskan bahwa ini bukan hal sepele.

"Apa informasi yang kau dapatkan?" tanya Jonathan lebih lanjut, tubuhnya kini condong sedikit ke depan, siap mendengarkan.

Alex menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab,

"Wanita bernama Sintia itu... sudah meninggal dunia, Tuan. Ia mengakhiri hidupnya sekitar lima belas tahun lalu."

Mata Jonathan membelalak, wajahnya seketika menegang mendengar kabar itu. Seolah dunia berputar sedikit lebih lambat di sekelilingnya.

"Apa motifnya? Kenapa dia melakukan itu?" desak Jonathan, hatinya menolak untuk langsung mempercayai bahwa cinta pertamanya pergi dengan cara seburuk itu.

Alex menggeleng pelan.

"Motifnya tidak pernah diketahui. Warga sekitar tempat tinggalnya pun tidak tahu alasan pastinya."

Jonathan mengusap dagunya, pikirannya berputar keras.

"Bagaimana dengan keluarganya?"

"Saat itu, Sintia hanya tinggal bersama adik perempuannya," jelas Alex.

"Setelah kepergian Sintia, adiknya diadopsi oleh seseorang. Sejak saat itu, tidak ada lagi yang tahu ke mana adik nya itu pergi. Hilang begitu saja."

Jonathan diam. Ruangan itu terasa hening, hanya suara detik jam yang terdengar samar.

Rasa bersalah yang sudah lama ia kubur mulai merayap kembali ke permukaan. Kenangan tentang Sintia, senyumnya, suaranya, semua terasa begitu hidup kembali di benaknya.

Mengapa baru sekarang semua ini muncul? Siapa yang mengorek luka lama ini? Dan yang lebih penting... kenapa?

Jonathan mengepalkan tangannya di atas lututnya, mencoba mengendalikan emosi.

"Kita harus cari tahu keberadaan adiknya," ucap Jonathan, suaranya berat dan dalam.

Alex mengangguk cepat.

"Sedang saya usahakan, Tuan. Saya mengirim beberapa orang untuk menelusuri jejaknya."

Jonathan menatap lurus ke depan, matanya kini dipenuhi tekad baru.

"Percepat. Aku punya firasat, adik Sintia ini... entah bagaimana, dia terlibat dalam semua kekacauan ini."

Alex sedikit terkejut mendengar kesimpulan itu, tapi ia memilih diam. Ia tahu, Tuan nya jarang sekali salah dalam membaca situasi.

" Tuan. Bagaimana dengan Nona Dewi,? Apa tidak masalah jika membiarkan nya tinggal seorang diri,? Tanya Alex.

" Aku akan menyuruh nya tinggal bersama orang tuanya untuk sementara waktu,".

...

Pagi itu, Nadia terbangun oleh rasa mual yang menggelisahkan perutnya. Dengan tergesa, ia turun dari ranjang dan berlari kecil menuju kamar mandi.

Sesampainya di sana, ia membungkuk di atas wastafel, memuntahkan cairan bening yang meninggalkan rasa pahit di mulutnya.

Tanpa banyak berpikir, Nadia menyalakan keran, membasuh mulutnya dengan air dingin, berharap bisa mengusir rasa tidak nyaman yang masih mengendap.

"Ada apa?" tanya Jonathan, yang tiba-tiba sudah berdiri di belakangnya.

Nadia terkejut. Ia menoleh cepat, namun segera menormalkan kembali ekspresinya.

" Tidak ada. Hanya sedikit mual," jawabnya singkat.

"Sedang apa Bapak di sini? Bukankah seharusnya Bapak menjaga Dewi? Bahaya bisa saja mengincarnya kapan saja," tanya Nadia, menatap Jonathan dengan sorot tajam yang sulit ditebak.

Jonathan terdiam. Ia tidak tahu harus menjawab apa. Di satu sisi, Dewi adalah kekasihnya. Namun di sisi lain, Nadia... sedang mengandung darah dagingnya.

Konflik dalam hatinya membuatnya membisu lebih lama dari seharusnya.

Nadia menunduk, mengusap perutnya tanpa sadar. Ada kecemasan dalam gerak-geriknya, yang sayangnya, tak sepenuhnya luput dari perhatian Jonathan.

"Aku hanya ingin memastikan kau baik-baik saja," ucap Jonathan akhirnya, suaranya pelan, hampir seperti bisikan.

Nadia terkekeh getir.

"Terlambat, Bapak. Seharusnya Bapak memikirkan itu sebelum menghancurkan hidupku," katanya, lirih namun cukup menusuk.

Jonathan menatapnya dalam diam, menahan kata-kata yang seharusnya ia ucapkan, tapi tak pernah berani.

Di antara mereka, keheningan perlahan tumbuh, menggantung berat di udara kamar mandi yang dingin.

" Jika kau merasa kurang sehat, sebaiknya tidak usah menghadiri kuliah hari ini," ucap Jonathan kemudian.

" Aku baik baik saja. pak Nathan, tidak perlu menghawatirkan ku," jawab Nadia.

" Kalau begitu, biar Alex yang akan mengantarkan mu,"

" Tidak usah, aku bisa pergi naik angkot," jawab Nadia cepat dan tanpa menatapnya, namun itu membuat Jonathan geram.

Jonathan menarik lengan Nadia, hingga membuat tubuh kurusnya hampir menempel dengan tubuh pria itu.

" Jangan keras kepala Nadia!, nyawa mu bisa saja terancam, jika kau pergi seorang diri," ucap Jonathan dengan suara meninggi, matanya menatap tajam ke arah gadis yang berada di hadapannya.

1
Deliz Diaz Dla FM B
Lanjutannnnnnn
Bunda Dzi'3
sembuhhhhh jooo....smngtss demi kebahagiaan anak istri&klurgamu jooo
Bunda Dzi'3
astaghfirullah 😭 Bella kasian bngt hdupnya punya BPK bejatttt
Bunda Dzi'3
apa itu ayahnya Bella?
sutiasih kasih
sp kah pnguntit bella??
sutiasih kasih
semangat dunk jo.... jgnkm patahkn hati nadia... yg slm ini setia mnantimu...
Deliz Diaz Dla FM B
Lanjutannnnnnn
Bunda Dzi'3
yakin inimahh pasti Kevin balik lagi kerumahnya Gak akan tinggal di Apartemen lagi klu dirmhnga udh ada Bella+sebelahan lagi kamarnya...Bella pasti kuliah(lngsung kerja aja jdi sekretaris Kevin aja...
Samsiah Yuliana: lanjutkan lagi cerita Thor 🙏🏻🙏🏻🙏🏻
total 1 replies
Bunda Dzi'3
syukurlah Bella disaat kmu sperti ini mm Kevin udh sadar ga sombong N angkuh lagi ..nanti kmu sma Nadia jdi anak mantu yg di syang mertu Klian
Bunda Dzi'3
sebenernya aku tuh berharap nene'nya di selamatkan warga...sblm meninggal nene Ina nitipin Bella ke Kevin(Sruh menikahlah sma Kevin)pasti kan Bella mau ikut Kevin stelah permintaan terakhir Nene Ina sblm meninggal...Berharapnya sperti itu🙏🙏🙏
Bunda Dzi'3
Bella meskipun gda yg bisa gantiin Nene Ina...kmu jgn nyerahhh untuk hdup...ada sosok yg butuh kmu juga bell...Kevin udh ada rasa nyaman ..klu kmu putus asa ..nanti Kevin beneran bisa gila slalu gagal hdup bersama orang yg di cintainya
Bunda Dzi'3
Nene Ina dlm menghadapi maut aja ttp tersenyum..kasian bngt Bella hancur...

salut sma Thor pinter bngt. di buat kbakaran jdi Bella gda tempat tinggal lgi klu kebakran...
gda alasan Ntuk Bella bertahan di gubuknya...

Kevin pasti bwa Bella ke kota🥰
sutiasih kasih
ya Tuhan.... tragis khidupan bella...
smoga kelak Tuhan mmngganti brkali lipat bahagia untukmu bella... atas smua luka dan duka yg km rsakn slm ini...
Samsiah Yuliana
lanjut lagi cerita Thor,,, lanjut ceritanya Kevin sama Bella 🥰🙏🏻
Bunda Dzi'3
kevinnnnn....bhgiain Bella yaaa ....bukan hnya balas Budi tapi karna emang bnr2 nyaman&syang akhirnya Klian bisa hdup bhgia
sutiasih kasih
smoga kalian brjodoh....
Bunda Dzi'3
ada ABG lagi Puber...Kevin LBH tua brpaa tahun dari Bella thor?Nadia juga jaraknya Jauh ya sma Jonathan...
Ma Em
Semangat ga Jonathan bisa cepat pulih dari sakitnya dan sehat kembali , Bu Lidia sekarang sdh melihat bagaimana menantu yg selalu dia hina sekarang jadi menantu yg baik setia mau menerima Jonathan apa adanya karena cinta Nadia tulus pada Jonathan , coba kalau menantu yg dulu Lidia pilih sdh pasti tdk akan mau mengurusnya dan meninggalkan nya .
Bunda Dzi'3
kalau Nene Ina gda Umur mninggal mingkin Bella di ajak mm Lidya Ntuk pindah krmhnya ..kerja di kantor bareng Kevin ..ihh gemess cerita Kevin thor...laki2 yg lembut ga Arogan
Ma Em
Mungkin Bella adalah jodoh yg dikirim Allah untuk Kevin agar Kevin bisa move on dari Nadia ..
NovelToon
Novel sejumlah besar sedang menunggu Anda baca! Juga ada komik, buku audio, dan konten lain untuk dipilih~
Semua konten GRATIS! Klik di bawah untuk download!