Pendekar Tiga Dunia
Pagi adalah akhir dari sebuah malam yang kehadirannya ditandai kemunculan sinar keemasan. Sang surya hadir memancarkan sinarnya yang hangat, mengurai kabut-kabut dingin yang menutupi permukaan alam.
Demikian juga yang terjadi pada sebuah lembah di wilayah kekaisaran Wu. Lembah yang dikenal luas dengan nama Lembah Dewa, merupakan tempat berdirinya salah satu sekte aliran putih terbesar yaitu Sekte Lembah Dewa.
Sekte Lembah Dewa telah berdiri sejak lima ratus tahun yang lalu. Saat ini sekte tersebut memiliki luas setara kota kecil. Dengan murid berjumlah tiga ribu lebih, membuat suasana keheningan pagi perlahan berubah menjadi riuh dengan berbagai aktifitas.
Beberapa ratus siswa tampak sedang berlatih di Alun-alun Sekte didampingi para pengajar yang juga menjabat sebagai Tetua Sekte.
Tidak jauh dari alun-alun, berdiri bangunan dengan ukuran terbesar dan termegah dari ratusan bangunan lain yang ada di seluruh lembah. Bangunan tersebut adalah Aula Sekte yang merupakan tempat pertemuan bagi pengurus Sekte Lembah Dewa.
Di samping kiri aula tersebut terdapat sebuah rumah yang cukup megah walaupun dengan ukuran umumnya rumah biasa. Rumah itu merupakan kediaman Ketua Sekte sekaligus sebagai tempatnya untuk bermeditasi dan melakukan latihan tertutup.
Kurang lebih berjarak tiga ratus meter dari kediaman ketua sekte, terdapat sebuah jurang yang dalam. Lokasi jurang tersebut dihubungkan dengan jalan setapak dari Aula Sekte.
Jurang yang tidak terlihat dasarnya itu dikenal dengan nama Jurang Dewa. Di sisi yang berbeda dari Jurang Dewa terdapat tebing yang menjulang tinggi dengan bebatuan yang terjal. Tebing tersebut bernama Tebing Jurang Dewa.
Sementara itu di dalam salah satu ruangan di kediaman Ketua Sekte, tampak seorang lelaki sepuh yang sedang duduk bersila dalam meditasi yang telah dilakukannya sejak tiga hari yang lalu.
Lelaki yang seluruh rambutnya sudah memutih itu, mengenakan jubah kuning keemasan dengan Lingkaran berwarna hitam dengan gambar seekor naga berwarna putih di dalamnya.
Lelaki tersebut dikenal luas di dunia persilatan Kekaisaran Wu dengan nama Guo Jin. Guo Jin telah menjabat ketua Sekte Lembah Dewa selama lebih dari tiga puluh tahun.
Usia Guo Jin sebenarnya lebih dari seratus tahun. namun karena tenaga dalamnya yang tinggi, ia terlihat seperti lelaki berusia Enam puluhan tahun.
Guo Jin melakukan meditasi bukan karena sedang melakukan latihan tertutup, namun untuk menenangkan hatinya. Beberapa hari yang lalu dirinya mengalami kegelisahan yang tidak dia diketahui penyebabnya.
Dengan bermeditasi, Guo Jin berharap dapat menghilangkan kegelisahannya dan menemukan hal yang menjadi penyebabnya.
Namun hingga tengah hari pada hari ketiga ini, kegelisahannya belum juga sirna, bahkan semakin menjadi-jadi. Akhirnya Guo Jin pun memutuskan untuk mengakhiri meditasinya.
Saat dirinya keluar dari ruang meditasi untuk membersihkan diri, terdengar suara yang dikenalinya sebagai suara Ma Hua yang menjabat sebagai Tetua Tertinggi.
"Hormat kepada Ketua Sekte, mohon izin untuk bertemu dengan ketua." terdengar suara Ma Hua dari balik pintu depan.
Guo Jin mengibaskan tangannya, seketika itu pintu kediamannya pun terbuka. Tampak Ma Hua dan puluhan Tetua lain sedang berlutut di depan pintu sambil menangkupkan kedua tangannya di depan.
Wajah para tetua terlihat menyiratkan kepanikan yang tidak biasa, membuat Guo Jin mengerutkan dahinya. Kegelisahannya beberapa hari ini berubah menjadi firasat buruk.
"Ada apa Tetua Ma... Kenapa wajah kalian terlihat panik?" tanya Guo Jin saat dirinya telah berada di depan pintu rumahnya..
"Tetua ... di atas Tebing Jurang Dewa terjadi fenomena awan yang aneh, segumpal awan hitam yang disertai...."
JEDDAAAAARRR!!!!
Belum sempat Tetua Ma Hua menyelesaikan kalimatnya, tiba-tiba sebuah petir besar menggelegar dengan sangat keras, membuat semua penghuni Sekte Lembah Dewa terkejut bukan kepalang.
Ini adalah petir terbesar yang pernah mereka dengar selama puluhan tahun mereka hidup. Petir yang membuat jantung mereka seolah berhenti berdetak dalam sedetik.
Selang beberapa detik kemudian, terdengar suara gemuruh dari belakang bangunan seperti suara bebatuan yang bergerak. Seiring dengan suara gemuruh tersebut, Guo Jin merasakan sebuah pancaran energi yang kuat. Walau pancaran energi tersebut hanya terasa satu detik saja.
Hal ini membuat Guo Jin segera melesat dengan kecepatan penuhnya ke arah Jurang Dewa. Ilmu peringan Tubuh Guo Jin telah mencapai tahap yang tinggi, sehingga hanya dalam waktu sepuluh detik saja dirinya telah sampai di tepi Jurang Dewa yang berjarak tiga ratusan meter dari kediamannya.
Sementara itu, Tetua Ma Hua memerintahkan dua puluh orang Tetua lain untuk mengumpulkan seluruh murid di alun-alun Sekte untuk bersiaga dengan kemungkinan lain yang mungkin saja terjadi.
Setelah itu, bersama sembilan tetua lain, Tetua Ma Hua melesat kearah Jurang Dewa dengan kecepatan penuh untuk menyusul Ketua Sekte mereka .
Tak sampai satu menit, rombongan Tetua Ma Hua telah sampai di tepi Jurang Dewa dimana terlihat ketua sekte mereka sedang berdiri mematung.
Tetua Ma Hua dan lainnya tercengang dengan mata melebar melihat fenomena ganjil di hadapan mereka.
Sekumpulan awan hitam sebesar rumah, nampak sedang bergerak turun mendekati Tebing Jurang Dewa yang tingginya tiga puluhan meter.
Padahal Siang hari ini Cuaca sangat cerah, tak ada satu pun mendung kecuali awan hitam tersebut. Awan tersebut memancarkan petir-petir kecil yang berwarna keemasan dengan panjang percikkan satu hingga dua meter dari awan hitam tersebut.
Sementara itu Tebing Jurang Dewa mengalami longsor yang menyebabkan terkikisnya bagian tebing setebal tiga meter.
Hal yang membuat mereka terpana adalah batuan dan tanah yang longsor tersebut tidak jatuh ke dalam jurang, melainkan mengambang dan membentuk sebuah jembatan yang lebarnya sekitar dua meter.
Jembatan tersebut menghubungkan dataran yang mereka pijak dengan Tebing Jurang Dewa dengan panjangnya sekitar dua puluh meter.
Keganjilan lain yang terjadi adalah munculnya sebuah lubang kecil dengan diameter Lima Puluh centimeter pada dinding Tebing Jurang Dewa. Pada lubang itu terlihat semacam kabut putih yang sesekali memercikan petir petir kecil berwarna keemasan.
Fenomena ganjil ini, membuat para Tetua Sekte Lembah Dewa yang datang ke Jurang Lembah Dewa, dipenuhi oleh berbagai pertanyaan di benaknya. Namun tidak demikian dengan Ketua Sekte mereka.
Guo Jin menatap fenomena ganjil tersebut dengan senyum yang dihiasi sedikit kekhawatiran.
Senyumnya tercipta dari pengetahuan yang dibacanya dari Gulungan Hijau yang merupakan Gulungan Rahasia Sekte. Rahasia yang hanya di ketahui oleh mereka yang menjabat sebagai Ketua Sekte Lembah Dewa.
"Ternyata berita dari Gulungan Hijau itu benar adanya... Apakah aku berjodoh dengan Pusaka Dewa tersebut?, aku harus mengambil kesempatan ini. Tetapi jika aku tidak berjodoh, apakah aku akan mati tersambar petir itu dan jatuh ke Jurang Dewa?" Pikiran Guo Jin sedang bimbang seraya menatap Jembatan Kabut Petir yang membentang dihadapannya.
Setelah berpikir beberapa saat, akhirnya Guo Jin memutuskan akan mencobanya. Lalu perlahan ia mengerahkan tujuh puluh persen tenaga dan membuat perisai tenaga dalam untuk melindungi tubuhnya.
Aura tenaga dalam yang besar segera menyebar dalam radius beberapa meter dari tubuhnya. Hal ini membuat Tetua Ma Hua dan lainnya merasakan sesak pada nafas mereka.
*****
***Download NovelToon untuk nikmati pengalaman membaca lebih baik!***
Updated 305 Episodes
Comments
Yuda Suastika
mudah"an alur ceritanya tdk membosankan
2024-06-18
0
Derajat
Coba ngikuti Tor moga bagus ceritanya
2024-01-13
1
PHOENIX UNGU
masih penasaran ,knpa setiap novel pakaian nya selalu bergambar naga sama phonix ,kenapa GK ada gambar lain selain gambar tersebut semisal gambar Garuda, serigala,harimau, kucing , soalnya ratusan novel yang kubaca ,selalu pakaian nya bergambar naga sama phonix
2023-11-19
4