Queen Mafia'S Son, Wants Me

Beberapa saat yang lalu.

"Rich, sebelum pergi minumlah susu ini lebih dulu."

"Baik Ibu."

Richi selalu patuh, dia sama sekali tidak menolak dengan apa yang Beth berikan kepadanya.

Anak itu pun meminum susu yang diberikan oleh Beth dengan sekali teguk dan juga langsung habis.

Setelah selesai meminum susu, Beth membawa Richi pergi. Di dalam mobil ternyata Rodion yang tidak lain adalah Robert Sander sudah menunggu. Richi tidak tahu kemana dua orang itu akan pergi. Baginya hanya bisa menurut saja.

Dan setelah beberapa saat kemudian, Richi pun tidak tahu apa yang terjadi setelah itu.

"Dia sudah tidur?" tanya Rodion saat dia melihat melalui kaca spion. Dia melihat Richi yang sudah tenang dan juga matanya yang terpejam.

"Iya sudah, Rodion. Dia sudah sepenuhnya tidur,"jawab Beth. Beth memastikan hal tersebut dengan menggoyangkan tubuh Richi. Dan Richi sama sekali tidak memberi respon.

"Bagus, kita tinggal menurunkan dia saja di tempat yang sedikit berjarak dengan rumah anak itu. Jangan di letakkan tepat di depan rumah, karena akan menimbulkan kecurigaan,"ujar Rodion.

"Lalu soal kamera pengawas bagaimana. Rumah-rumah itu tidak mungkin tidak memiliki kamera pengawas bukan?"

Rodion terdiam sejenak, tapi tak lama kemudian dia tersenyum menyeringai. Tentu hal tersebut sudah dipikirkan olehnya. Dia hanya membutuhkan waktu beberapa menit saja untuk menurunkan Richi dan itu adalah waktu yang cukup untuk memanipulasi kamera pengawas. Rodion sudah menyuruh anak buahnya yang memang memiliki keahlian di bidang tersebut.

"Itu semua sudah aku urus, jadi kamu tidak perlu mengkhawatirkannya,"jawab Rodion.

Melihat pria itu begitu tenang, maka Beth pun percaya.

Rencana mereka adalah membuat sebuah panggung untuk Richi agar bisa mendekati Lev. Skenarionya adalah Richi yang tersesat dan tidak tahu ada di mana. Dimana dia nanti akan ditemukan oleh Lev. Sesama anak yang bukan dari pulau ini, Lev pasti akan berempati dengan Richi. Mulai dari situ rencana Rodion dan Beth untuk Lev akan dilakukan.

Mobil mereka pun sampai di tempat yang dituju. Dengan pergerakan yang cepat, Beth menurunkan tubuh Richi dan membiarkannya tergeletak di sisi jalan. Dia bahkan sama sekali tidak memiliki rasa kasihan barang sedikitpun menggunakan anak itu sebagai alat.

Brummmm

Rodion segera membawa pergi mobil itu dari sana. Keduanya saling melempar senyum ketika rencana pertama mereka berjalan dengan lancar.

Kembali ke saat ini.

Di dalam rumah Smith, pria itu membaringkan Richi di atas sofa. Ia juga memeriksa bocah itu sejenak dan kemudian menghembuskan nafasnya penuh dengan kelegaan.

"Anak ini tidak apa-apa kok. Dia cuman tidur. Lev, apa kau mengenalnya? Ekspresi wajahmu mengatakan demikian,"ucap Smith. Dia yakin mengatakan bahwa Richi hanya tidur karena memang begitu lah kelihatanya.

"Ya aku mengenalnya, Yah. Dia pernah berada di klinik yang sama dengan ku. Dan apa Ayah tahu, dia bahkan juga me~"

Hmpppp

Lev sangat terkejut saat tiba-tiba Smith membungkam mulutnya. Namun beberapa saat kemudian dia paham akan sesuatu hal.

Richi, anak itu datang bukan karena kebetulan melainkan memang direncanakan.

Lev berpikir demikian saat Smith menunjukkan sesuatu. Sebuah kalung yang yang melingkar di leher Richi. Kalung itu terlihat sangat biasa, sebuah emas putih dengan bandul huruf R yang mana mungkin merupakan inisial nama Richi. Namun hal itu ternyata tidak sesederhana itu.

Pada Bandul itu, terdapat sebuah benda asing yang dicurigai sebagai alat penyadap.

Smith menarik Lev menjauh dari Richi yang masih tertidur di sofa. Tepatnya Smith membawa Lev ke kamar.

"Apa yang kamu ketahui tentang anak itu, Lev. Coba katakan semuanya,"ucap Smith. Ada ketegangan yang terjadi. Saat ini Smith tidak tahu, untuk tujuan apa dan juga untuk siapa anak itu di kirim. Apakah untuk dirinya, atau untuk Lev, atau benar-benar tidak ada hubungannya dengan mereka berdua.

"Dia meninggalkan sebuah alamat email sebelum pergi dari klinik waktu itu. Kami sempat berbincang sejenak. Tapi saat dua orang dewasa yang katanya orang tua anak itu datang, Richi langsung menutup tirai di samping. Awalnya aku anggap itu biasa, tapi aku merasa ada yang janggal. Dan aku sempat berpikir kalau Lev korban human trafficking. Aku mencoba untuk mengiriminya pesan tapi belum juga dibalas, dan malah menemukannya dalam keadaan begini,"ucap Lev menceritakan tentang Richi.

Anak itu kemudian terdiam. Mungkin seharusnya pemikirannya untuk mencari tahu lebih dalam tentang Richi, sudah dia lakukan sejak saat itu.

Tapi tak ada guna menyesalinya. Dia bisa melakukan saat ini juga.

"Tapi sepertinya tidak semudah itu, Lev. Mengingat ada penyadap yang ditempatkan di sisinya, maka dia sedang dijadikan alat untuk sesuatu. Lev, apa ibumu punya musuh?"

Uhuk

Uhuk uhuk uhuk

"Lev, kau tak apa?"

Mendengar Smith bertanya demikian, membuat Lev secara tidak sadar tersedak oleh saliva nya sendiri. Tentu saja dia terkejut. Dan jika harus menjawab apakah ibunya punya musuh atau tidak, maka jawabannya adalah banyak.

Lev tahu bahwa Ibunya adalah seorang mafia yang mana musuhnya pasti menyebar di banyak tempat. Dan Richi, mungkin salah satu alat dari musuh yang dimiliki oleh Irina.

"Aku tidak apa, Yah. Ya mungkin bisa dibilang begitu. Sebagai pimpinan sebuah perusahaan, bukannya hal yang wajar jika memiliki pesaing bisnis. Ayah pasti pun sama." Lev menjawab dengan cepat. Dia membuat alasan yang masuk akal dan bisa diterima oleh Smith.

"Oh ya, kau benar soal itu. Baiklah, mari kita bicara hati-hati di depannya. Ah tidak, kita bisa langsung tanya saja tapi dengan cara yang mereka tidak akan bisa mendengarnya," sahut Smith. Dia memiliki sebuah ide untuk berkomunikasi dengan Richi tanpa diketahui orang yang meletakkan alat penyadap di tubuh anal itu.

TBC