Ketika di bangku SMA, Gaffi Anggasta Wiguna dan Bulan Noora selalu berjalan berdampingan layaknya sepasang kekasih yang penuh dengan keserasian. Di balik kedekatan yang mengatasnamakan pertemanan, tersembunyi rasa yang tak pernah terungkapkan. Bukan tak memiliki keberanian, melainkan Bulan Tengah mengejar seseorang. Anggasta memilih jalan sunyi, memendam dan mencoba tetap setia mendampingi sampai kebahagiaan itu benar-benar datang menghampiri perempuan yang sudah membuatnya jatuh hati. Barulah dirinya mundur pelan-pelan sambil mencoba untuk mengikhlaskan seseorang yang tak bisa dia genggam.
Lima tahun berlalu, takdir seakan sengaja mempertemukan mereka kembali. Masihkah cinta itu di hati Anggasta? Atau hanya bayang-bayang yang pernah tinggal dalam diam.
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon fieThaa, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
17. Diskusi
Anggasta menepati janjinya. Ketika pekerjaannya sudah selesai di jam yang masih belum terlalu malam, dia menghubungi Alma. Di sinilah mereka sekarang, di sebuah restoran untuk berdiskusi.
Belum apa-apa Alma sudah menghela napas kasar. Anggasta malah tersenyum dan mengusap puncak kepala Alma.
"Kamu tahu enggak apa cita-cita aku sekarang?" tanya Alma sembari memberikan iPad kepada Anggasta.
"Apa?" Lelaki itu menatap Alma dengan serius.
"Kalau udah nikah aku pengen jadi ibu rumah tangga full. Ongkang-ongkang kaki sambil nunggu transferan dari suami." Anggasta pun tertawa.
"Aku enggak mau mengurus perusahaan Opa, Gas." Kepalanya pun diletakkan di atas meja seperti siswa yang tak bersemangat belajar.
Lagi, Anggasta mengusap lembut puncak kepala Alma. Menatap Alma dengan penuh kehangatan.
"Sederhana sih, tapi enggak bakal bisa."
Alma berdecak kesal dan memukul lengan Anggasta dengan cukup kencang. Sontak tawa Anggasta pun pecah. Tangan itu kembali mengusap ujung kepala Alma dengan begitu lembut.
"Mau dimulai enggak diskusinya?" Alma pun mengangguk cepat.
Dua manusia itu sudah di mode serius. Di mana Alma mendengarkan dengan serius apa yang dijelaskan oleh Anggasta. Jika, dia memiliki pendapat lain dia pun tak akan segan untuk menyampaikannya. Sangat terlihat jika keduanya memang manusia cerdas. Tapi, sama-sama tak ingin dominan.
Ketika Alma mulai menyampaikan pendapatnya, Anggasta akan mendengarkan. Sama sekali tak mencela. Setelah penyampaian Alma selesai barulah Anggasta kembali membuka suara. Perdebatan kecil pasti terjadi di setiap diskusi. Di tengah keseriusan di antara keduanya, deheman seseorang membuat diskusi itu terhenti.
Mereka yang duduk bersebelahan tanpa adanya jarak mulai menoleh ke asal suara. Seorang lelaki memakai pakaian formal dengan tangan kanan dimasukkan ke dalam saku celana menatap mereka dengan sangat tajam.
"Ini yang kamu katakan sibuk?" sergah lelaki itu pada Alma.
Tangan Alma sudah mengepal cukup keras. Matanya tak segan untuk membalas tatapan tajam nan sinis. Layar iPad yang ada di atas meja dia tunjukkan tepat ke hadapan wajah lelaki tersebut.
"Alasan klasik. Bilang aja ingin ketemu sama mantan."
BRAK!!!
Bukan hanya Haidar yang terkejut, Anggasta pun terlonjak melihat Alma yang menggebrak meja. Dan kini tubuhnya sudah berdiri dengan mimik yang berbeda.
"Jika, enggak bisa membantu setidaknya enggak usah banyak mulut."
Tubuh Haidar menegang mendengar kalimat yang terlontar dari bibir Alma. Perempuan manja nan penurut itu kini seperti orang kesetanan.
Ada sisi lain yang tak banyak orang lain ketahui tentang Alma. Jika, sabarnya sudah berubah lelah dia pun akan menjelma menjadi seekor singa betina yang memiliki bisa mematikan.
"Silahkan ber-overthinking dan silahkan berspekulasi. Aku enggak ada waktu untuk memikirkan hal yang tidak penting."
Anggasta tersenyum tipis mendengar kata per kata yang keluar dari bibir Alma. Waktu banyak merubah seseorang, termasuk Alma Mahira.
"Kamu kan tahu, aku itu sibuk." Ternyata Haidar masih mampu membalas perkataan Alma.
"Seorang direktur Wiguna Grup yang lebih sibuk daripada kamu masih bisa menyempatkan waktunya untuk berdiskusi dengan aku." Alma mulai tak mau kalah.
"Ya karena dia sengaja ingin ketemu kamu." Anggasta berdecih karena kembali dia yang dijadikan kambing hitam oleh Haidar.
Padahal, bisa saja Anggasta membuka kartu Haidar sekarang juga. Namun, dia tidak ingin memperkeruh keadaan dan mencampuri urusan pribadi orang.
Bibir Alma terangkat sedikit ketika kembali Haidar menyudutkannya. Tangannya pun sudah mulai dilipat di depan dada.
"Berarti alasan kamu enggak pernah bisa menyempatkan waktu buat aku itu bukan karena sibuk. Melainkan emang enggak mau ketemu aku."
DAMN!!!
Haidar terjebak perkataannya sendiri sehingga dia mati kutu. Terlebih tatapan Alma sekarang sangat tajam melebihi elang.
"B-Bu-kqn begitu--"
"Jangan memutar keadaan dan menjadikan orang lain kambing hitam. Sehingga nantinya menimbulkan persepsi jika kamu adalah korban."
Sekalinya bisa menyembur pasti akan mengalahkan lawan tanpa perlawanan. Kembali Alma duduk di samping Anggasta. Pandangannya pun tak lagi tertuju pada Haidar.
"Kita lanjutkan lagi, Gas. Waktuku dan waktumu begitu berharga. Jangan sia-siakan demi hal yang tak berguna."
Jleb!
Sederhana, tapi sangat mematikan. Mulut pun terkunci rapat tak bisa mampu menimpali ucapan yang begitu menampar.
...**** BERSAMBUNG ****...
Udah double up ya ini. Masih enggak mau komen...
dari dulu selalu nahan buat ngehujat si bulan tapi sekarang jujur muak liat wanita oon yg mau aja diperbudak cinta sampe jadi nggak tau malu dan buta hadeh wanita jenisan bulan emang cocok ama laki-laki jenis Haidar sama2 rela jatuhin harga diri demi cinta kemaren sempet agak seneng liat karakternya pas lepasin Haidar sekarang jujur ilfil sudah dan nggak layak buat gagas terlalu berharga keluarga singa cuman dapet menantu sekelas si bulan
kalau cewe udah terluka
pilihan opa ngga ada yang meleset...
good job alma👍 gausah jadi manusia gaenakan nanti mereka yg seenak jidat kaya mamak nya si haidar
lagian tuh ya.... para karyawan gak punya otak kali ya , dimana dia bekerja bisa-bisanya merendahkan dan menggosip pimpinannya , pada udah bosan kerja kali ya .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍
lnjut trus Thor
semangat
psfshal diri ny sen d iri pun menyimpsn luka yg tsk bisa di gambar kan.
sya dukung gagas sma Alma..
saya pantau terus author nya
jiwa melindungi gagas mencuat 🤭
btw oppa cucu nya abis di siram sama Mak nya Haidar TUHH masa diem2 aje
jadi orang jangan terlalu baik Al.... sesekali beri mereka pelajaran , biar mereka bisa melek , bisa buka mata lebar-lebar dan bisa melihat siapa yang salah dan siapa pula yang benar .
lanjut terus kak semangat moga sehat slalu 😍😍😍