Terlahir dari penjaja cinta satu malam membuat Eleanora Davidson menjadi sosok yang tidak mempercayai cinta.
Hidup karena pengasihan kakek Robert Birdie sesudah kematian misterius ibunya membuat Eleanora bertekad harus sukses demi misi menghukum ppembunuh ibunya dengan tangannya sendiri tapi dunianya seakan jungkir balik karena ONS yang menghasilkan benih-benih kehidupan dalam rahimnya sedangkan pria penanam benih ternyata anak penjahat yang selama ini dicarinya
Don't judge by the cover..
Jangan tertipu dengan sinopsis..
Let's check it out 😎
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Base Fams, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
LOST IN MISSION #31
Masihkah ada yang menunggu??😅
Eleanora, gadis itu terbiasa berpenampilan sederhana. Untuk kencan pertamanya pun demikian, dia memilih outfit casual, dengan memakai t-shirt berwarna pink, dipadukan cropped pant berwarna cream. Well, dia tidak mengaplikasikan wajahnya dengan powder, hanya menggunakan sun cream dan juga lipgloss berwarna pink agar bibirnya tidak kering.
Gadis itu segera menyematkan tas di bahunya, lalu menarik langkah untuk keluar dari kamar. Dan tepat di muka pintu, ia berhenti, tidak sengaja membalas tatapan William.
"Kau sudah siap rupanya, " lagi-lagi William meneliti penampilan Eleanora. Oh astaga. Pria itu begitu saja menerbitkan senyumannya "aku pikir kau akan membutuhkan waktu yang lama untuk bersiap. " Lanjutnya tanpa mengalihkan atensinya pada maha karya yang diciptakan Tuhan sangat indah.
"Em, itu tidak berlaku untukku, Will. Aku tidak perlu membutuhkan waktu lama hanya untuk berpenampilan yang aku suka. "
"Aku juga menyukainya, " celetuk William dengan suara pelan, namun dapat di dengar oleh Eleanora. Keduanya pun melempar pandang, dan saling berbalas senyuman.
"Come on, kita jalan sekarang. " William lantas berdiri seraya merapikan lagi pakaiannya.
"Sebentar, " Eleanora mengarah ke dapur, lalu mengambil buah pir yang berada di dalam kulkas. "Kau ingin pir, Will?" tanya Eleanora dengan memiringkan kepalanya untuk melihat pria itu.
William hanya mengangguk sambil tersenyum.
Gadis itu mengambil dua pir, dan memberikan satu kepada William. "Terimakasih, Elea."
Eleanora berjalan lebih dulu, di ikuti William dari belakang dengan jarak yang dekat. Kedua insan itupun keluar dari rumah. Eleanora mengunci pintu dan ia berbalik, melanjutkan langkahnya sambil menikmati buah pir. Begitu juga dengan William.
Sebuah mobil Chiron Hermes Edition, berdiri gagah di depan rumahnya. Eleanora sempat terpaku dengan mobil yang dibandrol dengan harga fantastis itu, USD3 jutaan atau Rp41,8 miliaran itu benar-benar mengagumkan. Puji dalam hatinya.
Tatapannya beralih kepada si pemilik mobil yang tidak kalah gagahnya. Pria itu sedang membuka pintu bagian penumpang untuknya. "Masuklah Elea, " ucap pria itu terdengar tulus.
Eleanora sempat tertegun sebentar, lalu ia mengangguk, dan memasuki mobil tersebut, ragu-ragu.
Segera, William menutup pintu, lalu pria itu berputar untuk mengambil tempatnya, di bagian belakang kemudi.
"Are you ready?" tanya William saat ia sudah memasang safety belt. Kedua tangan kekarnya berpegang pada stir, siap mengendalikan mobil sportnya yang tangguh, yang akan membawa mereka ke tempat tujuan mereka, Malvarrosa Beach.
Eleanora tertawa pelan. "Yeah, of course. Bawa mobilmu dengan kecepatan sedang, Will dan Berhati-hatilah. " Jawab gadis itu dengan perasaannya tidak menentu. Ini kali pertama ia berkencan dengan seorang pria atas kemauannya, meskipun sang pria mengajak dengan cara memaksa tapi entah kenapa ajakan itu tidak bisa di tolak. Seakan, dia juga menginginkan kencan ini bukan hanya William saja. Lantas bagaimana dengan perasaannya? jelas, ia sangat bahagia.
Mendapatkan jawaban dari Eleanora, William pun menyematkan kaca mata hitam merk di wajah tampannya sebelum ia menginjak pedal gas, dan pergerakan pria itu mencuri perhatian Eleanora. Manik hazel indahnya bergerak memperhatikan penampilan William yang casual. Meskipun hanya memakai outfit kemeja putih, yang dipadukan celana pendek berwana putih gading. William, ya penampilan pria itu terlihat mahal, menawan, dan Eleanora sampai dibuat tertegun.
Kini mobil yang di kendarai William melaju cepat melintasi jalan kota Valencia. Well, karena hujan tadi membuat jalanan nampak longgar, dan tidak terlalu ramai.
" Eum, Elea! " suara William yang mengudara berhasil mengalihkan Eleanora dari pandangannya dari arah sisi jalan.
"Ada apa Will? " Eleanora menoleh, dan tersenyum samar memandang William yang fokus pada kemudi.
William menoleh lagi. "Apakah kau suka makan, sea food? " William bertanya. Eleanora pun mengangguk memberi jawaban.
"Oke, sebelum kita ke pantai, bagaimana? kita makan terlebih dahulu. Di dekat Malvarrosa, ada restoran sea food dengan menu makanan yang sangat lezat. Ku rasa kau harus mencobanya. "
"Kau sudah lapar, Will? " Eleanora bertanya seraya menelisik wajah tampan William.
William pun mengangguk, cengengesan. Rasa lapar yang dirasakan pria itu, karena perasaan yang sedang bahagia.
"Ternyata sup krim yang kita makan tadi, tidak membuatku kenyang, Elea. " Keluh William yang sebenarnya bukan itu alasannya.
Eleanora kembali melepas tawanya. "Baiklah, ini demi kebaikan cacing di dalam perutmu yang sedang berteriak, aku lapar, aku lapar. " Respon Eleanora dengan suara yang dibuat kekanak-kanakan.
William tergelak, mendengar ocehan Eleanora yang menggemaskan itu. Lantas William berdeham untuk membuka suaranya lagi. " Lusa nanti aku akan terbang ke Dubai, Elea."
"Karena urusan pekerjaan?" tebak Eleanora asal. Sebab, ia belum sepenuhnya mengenal dengan sosok pria itu sebenarnya. Apa latar belakang pria itu, pekerjaannya. Ia tidak pernah mencari tau, bahkan beberapa hari tinggal satu atap dengannya, Eleanora tidak pernah bertanya langsung.
"Iya Elea! kau benar." singkat William namun terdengar berat. Beberapa hari ke depan, ia tidak bisa bertemu dengan gadis pujaannya. Gadis yang sudah mengambil alih separuh jiwanya.
"Bagaimana jika kau ikut denganku? " ajak William bersungguh-sungguh. "Aku berjanji akan mengajakmu ke tempat wisata yang ada di sana. Seperti, The Dubai Fountain, di sana kau bisa melihat air mancur terbesar di dunia dengan ketinggian 500 kaki. Lalu, Miracle Garden, sebuah taman bunga yang menampilkan lebih dari 50 juta bunga dan 250 juta tanaman. Big Red, bukit Pasir terbesar di Dubai."
Bujuk William, dengan harap Eleanora mau ikut pergi bersamanya.
Gadis berambut blonde itu menghembuskan napas panjang mendengar rentetan kalimat yang di ucapkan William. Eleanora menatap lagi ke arah pria itu, dan tertawa rendah. "Iming-iming mu sangat manarik, Will. Dan sejujurnya, pergi ke Dubai, masuk dalam daftar rencana perjalananku, tapi tidak untuk sekarang ini."
Rencana pertamaku , aku harus menemukan pelaku yang telah membunuh ibuku.
"Mungkin suatu saat nanti. Lagipula, aku juga tidak bisa meninggalkan pekerjaanku, dan melepaskan tanggungjawab ku begitu saja. Kecuali jika aku mengambil cuti ku. "
"Kau sangat luar biasa, Elea dan bertanggungjawab." puji William kepada gadis itu dengan menatapnya penuh kekaguman.
"Baiklah, tapi kau harus berjanji kepadaku. " Lagi, pria itu memandang wajah Eleonora dari samping.
Eleanora menukikkan kedua alisnya. "Janji? janji apa? "
"Saat kau pergi kesana, maksudku ke Dubai, jadikan aku tour guide mu."
Eleanora tertawa. "Oke! tapi tanpa bayaran. Bagaimana? kau setuju? "
William terkekeh. "Baiklah aku setuju, ini khusus untukmu, Elea." Kelakar William bersahaja membuat Eleanora tertawa.
.
.
.
.
Hayo kira-kira mereka di pantai ngapain?? 🤣
Mohon untuk like, dan tinggalkan jejak kalian ya all.. Yang belum rate, monggo rate ⭐5 terimakasih n Happy New Year 🎉🎊🎇
gw nunggu bomnya nih...
hebat tp Angela mau berbesar hati memaafkan dan menemui ibunya walau ibunya udh jahat
kmna pikiranmu saat lg asyik2 sama calon mertuamu sendiri
kok Fabio mau aja sama emak2..apa lebh pengalaman lbh aduhai kahh
Milih kok sama yg emak2..apa krn yg pengalaman lebih aduhai kah..wkwkw
pacar anaknya main embat kayak ga ada laki2 lain😱🤦♀️
Fabio mauu aja lagi..
anak angkatnya Robert yg sdh sangat dipercaya ternyata anak dr pmbunuh kekasihnya...
tp bukan salah William kann..semoga saja mereka mengerti walau Will pasti merasa bersalah