Semenjak sekolah malam diberlakukan, satu per satu orang hilang secara misterius. Semua orang mengira kalau menghilangnya para murid itu karena kuntilanak penghuni pohon beringin belakang sekolah.
Zara sendiri sebagai anak indigo, tahu kalau menghilangnya murid-murid itu bukan karena hantu.
Lalu siapa yang benar? Rumor itu atau Zara?
Karya ini diterbitkan atas izin NovelToon Desau, isi konten hanyalah pandangan pribadi pembuatnya, tidak mewakili NovelToon sendiri
Chapter 25 - Menemui Adi Prayudha
"Bukan, Luk. Mayat itu pemuda berusia 20 tahun." Romy menjawab pelan.
Lukman mendengus lega saat mendengarnya. Itu artinya masih ada kesempatan untuk mengharapkan Max masih hidup.
Pembicaraan berakhir di sana. Lukman segera membonceng Zara menuju rumah Adi Prayudha.
Kali ini mereka menempuh perjalanan cukup jauh. Mereka menghabiskan waktu setengah jam di perjalanan.
Setibanya di tempat tujuan, Lukman menghentikan motornya. Dia dan Zara terpaku melihat rumah besar yang kemungkinan besar milik Adi Prayudha.
"Kalau dia memang orang yang membunuh Ita, maka dia benar-benar monster! Lihatlah rumahnya. Jelas si Adi itu bahagia di atas penderitaan Ita," gerutu Lukman sinis.
"Lo jangan asal menyimpulkan," sahut Zara sembari turun dari motor. Ia lalu memencet bel yang ada.
Tak lama seorang satpam datang dan menanyakan tujuan kedatangan Zara.
"Kami ada keperlua--"
"Kami keponakannya Adi Prayudha, Pak! Kebetulan ada kegiatan sekolah di sini. Jadi mau sekalian mampir ke rumah paman Adi." Lukman memotong ucapan Zara. Memberikan alasan asal yang membuat gadis itu melotot. Namun di sisi lain, alasan tersebut berhasil membuat si satpam membukakan pintu pagar dan mempersilahkan masuk.
Lukman dan Zara disuruh menunggu di ruang tamu. Keduanya kini duduk bersebelahan.
"Lo ternyata jago ngibul ya," bisik Zara.
"Kalau nggak gitu, kita pasti langsung di usir..." Lukman balas berbisik.
Tak lama, seorang lelaki paruh baya muncul. Dia tidak lain adalah Adi Prayudha. Adi tampak kebingungan saat melihat Lukman dan Zara.
"Kalian siapa?! Kalian bukan keponakanku!" timpal Adi.
"Memang bukan, Pak. Tapi kalau kami tidak bilang begitu, kemungkinan anda tidak akan mau menemui kami," sahut Lukman.
"Apa maksud kalian?! Kalian mau apa?" balas Adi.
"Kami--"
"Kami dari kepolisian. Kami ingin menanyakan terkait kasus menghilangnya Juwita Kumala. Dia mantan pacarmu kan?" lagi-lagi Lukman memotong perkataan Zara. Mata gadis itu terbelalak saat mendengar Lukman mengaku-ngaku sebagai polisi.
"Lo gila ya?!" bisik Zara ke telinga Lukman. Namun lelaki itu tidak menanggapi dan tetap berlagak seperti seorang polisi.
Wajah Adi terlihat memucat saat mendengar nama Juwita disebut.
"Bukankah aku sudah memberikan kesaksian dulu? Lagi pula, aku kira kasusnya sudah lama ditutup," ujar Adi sembari duduk ke sofa. Ia memanggil pembantunya untuk membuatkan minuman.
"Memang begitu, Pak. Tapi baru-baru ini kami mendapatkan surat wasiat ayahnya Juwita. Dia meminta kami mengusut kembali kasus ini," kata Lukman tenang.
Sementara itu, Zara terpaku menatap Lukman. Dia kagum melihat akting Lukman yang sangat realistis.
"Begitu kah?" ucap Adi dengan mata yang meliar ke segala arah.
"Kami hanya ingin meminta anda menjelaskan kesaksiannya secara mendetail. Katakan saja hal sekecil mungkin. Itu pasti akan berarti untuk melakukan pencarian Juwita," pungkas Lukman.
Adi tiba-tiba memasang ekspresi sedih. Dia berucap, "Jujur saja, ini sangat berat bagiku. Kalian pikir mudah bagiku melupakan Juwita? Aku sangat menderita saat menjalani tahun-tahun tanpanya. Sampai istriku datang dan membuatku perlahan melupakannya. Tapi kalian datang, dan mengungkit luka lama itu."
"Maaf, Pak... Ini semua sudah tugas kami..." ungkap Lukman.
"Baiklah kalau begitu." Adi mengangguk. Dia segera memberikan kesaksiannya. Adi memberitahu kalau terakhir kali dirinya bersama Juwita membawa gadis itu makan siang. Setelah itu, Adi mengaku langsung mengantarkan Juwita pulang ke rumah.
Zara dan Lukman mendengarkan dengan seksama. Terutama Lukman yang tampak serius sekali.
🙏🙏🙏
Kata² hari ini untuk Author..
"Manusia memang tidak bisa sempurna. Tapi, bukan berarti jadi alasan untuk enggan berusaha.
Kekuatan tidak datang dari kemampuan fisikal, tetapi ia datang dari semangat yang tidak pernah mengalah.
Jangan biarkan satu kegagalan membuatmu terpuruk dan merasa seluruh yang kamu lakukan tidak berarti. Lihatlah bahwa telah banyak keberhasilan yang telah kau raih dan rintangan yang telah kau lewati".
Menurut saya ceritanya sangat menarik, jangan terlalu merendahkan diri Thor.
Kehilangan orang² tercinta adalah hal yang menyedihkan dan membuat hati sangat terpukul.
Akan tetapi tidak ada jalan yang lebih baik selain mengikhlaskan mereka. Apabila kamu mengikhlaskan maka mereka akan lebih tenang di alamnya. Sesungguhnya kita semua hanyalah milik Allah dan hanya pada Allah lah kita akan kembali serta berpulang.
Tinggal tugas menguak siapa sebenarnya Zara...❎
Untung tersangkanya cuman satu, kalau banyak bisa² mati konyol...🤒🤕😭