Kabut Asmara

Farhan hanya bisa pasrah dan tertunduk saat Halisa memaksanya untuk datang keacara ulang tahun Loli yang digelar hari ini. ancaman dan tuntutan membut Farhan sendiri tidak bisa lepas dari Halisa, tentubia sangat menyesal. ia terus saja memikirkan Alistie meskipun tangannya sendiri serang di genggam oleh Halisa.

"Kenapa dia disini?" ucap Halisa dengan wajah memanas.

Farhan yang mendengar hal itu pun melirik kearah dimana Halisa sedang menatap tajam kearah tersebut.

"Alistie..."

Gadis cantik yang mengenakan dress merah tampa lengan itupun berjalan dengan begitu elegan dihadapan Halisa dan Farhan.

"Al, kamu... kamu disini?" tanya Farhan tanpa mengedip, seolah sedang terpesona melihat kecantikan Alistie.

Alistie terlihat apatis, ia memiringkan senyumnya tanpa menggubris ucapan Farhan kemudian langsung memasuki rumah besar tersebut yang tidak lain kediaman Andre.

Halisa curiga, saat melihat Alistie yang disambut dengan begitu manis oleh Andre. bahkan mereka terlihat sangat dekat sampai berani berpelukan didepan para tamu undangan.

"Murahan!" umpat Halisa.

"Siapa?" sahut Farhan santai.

"Mantan kamu! peluk-pelukan sama Andre, sok akrab banget dia." gerutu Halisa mengepalkan tangannya kesal.

Tentu saja Farhan tidak kalah kesal, ia benar-benar tidak terima melihat Alistie bersentuhan dengan pria lain dihadapannya. Namun apa daya? Farhan tidak bisa berbuat apapun karna Halisa menyimpan semua bukti perselingkuhannya, dan mengancam akan mbeberkan hal itu jika Farhan berani meninggalkannya.

Semua sudah berkumpul disebuah ruangan luas, beberapa badut dan penghibur lainnya sedang melakukan pekerjaannya dengan begitu apik. Alistie dan Andre sama sekali tidak bisa dipisahkan, keduanya terus saja saling menggandeng satu sama lain. hingga sukses membuat semua orang berpikir jika mereka benar-benar pasangan.

"Jadi itu mantan kamu yang diambil Halisa." bisik Andre menggoda didaun telinga Alistie.

Alistie menelan salivanya, ia merasa dirinya terus saja diperhatikan oleh semua orang karna Andre terus menempel padanya. "Ndre jaga sikap kamu! semua orang lagi liatin kita." gerutu Alistie dengan suara terendah.

"Gapapa, biar semua orang tau kalo kamu cuma milik aku." sahut Andre spontan, kemudian dengan sengaja memeluk Alistie dari belakang dan menempelkan dagunya diatas bahu Alistie, "Kayanya aku harus berterima kasih sama Halisa, karna dia udah rebut Farhan dari kamu."

Alistie merona, ia benar-benar malu terus diperhatikan oleh semua tamu undangan. tak tahan gadis itupun mencubit perut Andre hingga membuat Andre merasakan geli sekaligus nyeri. "Jangan sembarangan, aku tau kamu lagi goda aku! tapi gk disini."

"Aw... yaudah kita mulai acaranya sekarang. biar semua ini cepet selesai, abis itu aku mau langsung nerkam kamu." ucap Andre hingga membuat mata Alistie langsung membulat.

Semakin hari sikap Andre memang semakin berani, tapi entah kenapa Alistie malah semakin menyukainya. Pria jangkung itupun melangkah mendekati Loli dan menggendongnya.

"Papaa..."

"Waktunya tiup lilin, biar bisa cepet-ceept buka hadiah." ucap Andre.

Loli mengangguk kegirangan, keduanya langsung mendekati meja yang terdapat kue ulang tahun berukuran raksasa diatasnya. Semua orang sudah berkumpul mengelilingi Andre dan Loli, mereka semua mulai bernyanyi untuk gadis kecil tersebut sambil bertepuk tangan dengan begitu gembira. kebahagian terlihat diwajah Loli, ia tersenyum penuh kemenangan saat sang Papa dan Alistie menyiapkan semua ini untuknya.

"Papa, boleh aku tiup lilin sama, Mamah?" tanya Loli polos.

Andre melirik kearah Halisa dingin, kemudian mengangguk menatap dua bola mata indah sang buah hati. "Boleh,"

Halisa mendekat, ia berdiri disamping Loli penuh kebanggaan.

Loli melebarkan senyumnya, ia langsung melirik kearah Alistie, "Tante Al..."

Alistie melirik kearah Loli dan tersenyum kikuk, "Iyah?"

"Boleh aku panggil Tante Al, Mama?"

Semua orang terkejut, Halisa bahkan sapai membulatkan matanya seolah tidak percaya.

"A... aku?"

Loli mengangguk, meskipun Alistie ragu. akhirnya ia mendekati Loli kemudian berkata, "Bo... boleh."

"Hore... aku mau tiup lilin sama Mama Alistie." pekik Loli kegirangan.

Halisa marah, kecewa, ia merasa benar-benar sedang dipermalukan. tak hentinya ia mengutuk Alistie didalam batinnya, "Cewe sia*lan, dasar jal*ang."

Alistie, Andre, dan Loli pun meniup lilin itu bersama dan diakhiri oleh suara riuh tepuk tangan dari para tamu undangan.

"Selamat ulang Tahun, Loli. panjang umur sehat selalu." ucap Alistie kemudian mengecup pucuk kepala gadis itu.

Potongan demi potongan kue mereka semua bagikan, Halisa menatap tajam Alistie dengan jengkel ia mendekati mereka kemudian langsung menepis tangan Alistie saat ia akan menyuapi Loli.

"Loli gak boleh makan yang manis-manis, dia punya riwayat sakit gigi." tegas Halisa arogant.

Andre yang melihat hal itupun langsung mendekati mereka, kemudian berkata. "Tenang ajah, calon Mama Loli udah ngerti semuanya. kue ini rendah gula, aku sama Alistie sendiri yang pesen."

Deg... Halisa terkejut, "Calon Mama?"

"Aku sama Alistie, kita udah sepakat buat nikah dalam waktu dekat." sahut Andre santai, kemudian melirik kearsh Farhan yang tidak kalah terkejut.

"Oh, jadi dia. orang ini yang udah renggut kesucian kamu!" pekik Farhan penuh amarah.

"Kalo iya kenapa?" sejenak Alistie tersenyum tipis kemudian memeluk Andre, "Dia baik, bertanggung jawab, dan pastinya gak hoby selingkuh kaya kamu."

Wajah Farhan memanas, ia mengeratkan gigi dengan tangan yang mengepal seolah sedang menahan emosi yang sudah tak terbendung.